PENGARUH JUMLAH DAUN DAN JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MELON (Cucumis melo L.)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH MACAM DOSIS PUPUK FOSPAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS KACANG HIJAU ( Vigna Radiata L. )

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI ( Oryza sativa L. ) PADA BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

*)

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

PENGARUH BEBERAPA JENIS URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

Jurnal Viabel Pertanian Vol. 11 No.1 Mei 2017 p-issn: e-issn: Blitar,

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK URIN KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

PRODUKSI TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescent L.) DI TANAH ULTISOL MENGGUNAKAN BOKASHI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DAN NPK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

SKRIPSI PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PEMBERIAN EVAGROW PADA PAKCOY (BRASSICA CHINENSIS) SECARA VERTIKULTUR PARALON

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

DINAMIKA KEGUGURAN BUNGA DAN BUAH DENGAN STATUS N JARINGAN DAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH CPPU PADA TANAMAN LOMBOK (Capsicum annuum L.

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Jurnal Cendekia Vol 13 No 1 Jan 2015 ISSN:

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH KERITING (Capsicumannum L.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON SECARA ORGANIK DENGAN PEMANGKASAN PUCUK DAN PEMBERIAN BOKASHI

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu Pemupukan dan Macam Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merrill)

TATA CARA PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

MENENTUKAN KONSENTRASI MOLIBDENUM TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL LIMA VARIETAS MELON (Cucumis melo L.) PADA TIGA KETINGGIAN TEMPAT

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

Transkripsi:

PENGARUH JUMLAH DAUN DAN JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MELON (Cucumis melo L.) ABSTRACT THE EFFECT OF NUMBER OF LEAVES AND THE TYPE OF MANURE ON THE GROWTH AND YIELD OF MELON (Cucumis melo L.) Johan Ifantri ¹) dan Ardiyanto ²*) ¹ ²) Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta *) Email : ir.ardiyanto@yahoo.com This research to determine the ideal number of leaves and the type of manure best and optimum dosage in order to obtain growth and yield maximum of melon. This research was conducted in the village agricultural land Dagen, Moyudan subdistrict, Sleman, Yogyakarta. The timing of the research starting in April-June 215. The type of soil used in this study is ground grumosol. This research used Randomized Completely Block Design (RCBD), which consists of three factors. The first factor is the number of leaves that consist of three levels of 2, 25 and 3 pieces of leaf. The second factor is the type of manure which consists of two levels, namely goat manure and duck manure. The third factor is the dose of manure which is composed of four levels, 5, 1 and 15 grams. Data were analyzed by analysis of variance at 5% significance level and to know the real difference between treatments using Duncan's multiple range test at 5% significance level. The results showed that the use of goat manure at a dose of 1 grams per plant and number of leaves as many as 3 strands was given the best results for the growth and yield of melon. Keywords : Melon, Number of Leaves, The Type of Manure, Dose of Manure INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah daun yang ideal dan jenis pupuk kandang yang paling baik serta dosisnya yang optimum agar mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman melon yang maksimal. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Desa Dagen, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan April Juni 215. Jenis tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah gramosol. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap kelompok ( RALK ) yang terdiri dari 3 faktor. Faktor pertama adalah jumlah daun yang terdiri dari 3 aras yaitu 2, 25 dan 3 helai daun. Faktor kedua adalah jenis pupuk kandang yang terdiri dari 2 aras yaitu pupuk kandang kambing dan pupuk kandang itik. Faktor ketiga adalah dosis pupuk kandang yang terdiri dari 4 aras yaitu, 5, 1 dan 15 gram. Data dianalisis dengan analisis keragaman pada taraf nyata 5% dan untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan menggunakan uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang kambing dengan dosis 1 gram per tanaman dan jumlah daun sebanyak 3 helai memberikan hasil terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman melon. Kata kunci : Melon, Jumlah Daun, Jenis Pupuk Kandang, Dosis Pupuk Kandang

PENDAHULUAN Buah melon memiliki nilai komersil yang tinggi di Indonesia dengan kisaran pasar yang luas dan beragam, mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern, restoran dan hotel. Dengan rasa yang manis dan segar melon dapat dikonsumsi secara langsung ataupun diolah menjadi minuman dan makanan lain. Buah melon banyak digemari oleh masyarakat karena buahnya yang manis dan mengandung banyak air sehingga menyegarkan apabila dimakan. Tanaman melon ini juga memiliki arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi masyarakat khususnya dalam meningkatkan pendapatan petani, sebagai perbaikan gizi masyarakat dan perluasan kesempatan kerja (Kristianingsih, 21). Kandungan vitamin C pada melon akan mencegah terjadinya sariawan dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit. Buah melon mengandung banyak zat gizi yang cukup beragam sehingga tidak mengherankan apabila melon merupakan sumber gizi yang sangat baik (Prajnanta, 23). Usahatani buah-buahan cukup memiliki prospek yang baik. Dimana tingkat konsumsi buah-buahan dimasyarakat per kapita setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan adanya pertambahan jumlah penduduk, peningkatan taraf penghasilan, kesadaran masyarakat akan gizi, serta perkembangan sektor industri dan pariwisata. Dalam usaha budidaya melon, salah satu faktor penting penunjang terbentuknya buah secara sempurna adalah daun. Daun memiliki peran yang sangat besar dalam menghasilkan buah yang maksimal. Kondisi daun yang baik akan menghasilkan buah yang baik dan begitu juga sebaliknya. Daun-daun yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, lebih bersifat parasit bagi tanaman secara keseluruhan karena tidak melakukan proses fotosintesis tetapi tetap mendapatkan fotosintat (hasil fotosintesis) dari daun-daun di bagian terluar yang terkena sinar matahari langsung. Oleh karena itu, banyak tanaman yang secara keseluruhan tumbuh dengan lebat, daunnya rimbun dengan warna daun yang hijau pekat, tetapi besar buahnya tidak maksimal atau kurang besar. Fotosintat yang terbentuk hanya dialokasikan untuk pertumbuhan tanaman, khususnya ke bagian tanaman yang bersifat parasit tersebut, dan pada akhirnya hanya sangat sedikit jumlah fotosintat yang dialokasikan oleh tanaman untuk pertumbuhan buah. Selain daun, pemupukan juga memegang peranan yang penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada umumnya budidaya melon dalam pemupukannya menggunakan pupuk anorganik, akan tetapi pemberian pupuk anorganik secara terus-menerus dapat merusak tanah. Hal ini dapat menyebabkan produktifitas dan

kesuburan tanah berkurang. Selain itu penggunaan pupuk anorganik (NPK) yang terlalu banyak dapat membuat biaya produksi menjadi tinggi. Untuk mengatasi hal ini pupuk kandang memegang peranan penting dalam peningkatan produksi hasil pertanian. Pupuk kandang adalah pupuk yang dihasilkan dari kotoran hewan, seperti kotoran kambing dan itik. Ketersedian kedua jenis pupuk kandang tersebut sangat banyak di jumpai ditengah-tengah masyarakat sebagai limbah ternak yang dihasilkan dari usaha rumah tangga tetapi belum banyak dicobakan secara spesifik sebagai pupuk organik dalam budidaya tanaman. Komposisi hara pada masing-masing kotoran hewan berbeda, tergantung pada jumlah dan jenis makanannya. Secara umum, kandungan hara makro dalam kotoran hewan lebih rendah daripada pupuk kimia tetapi mengandung hara mikro yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah daun dan jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon serta dosis optimum pupuk kandang yang dapat memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman melon terbaik. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Desa Dagen, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan April-Juni 215. Jenis tanah yang digunakan adalah tanah gramosol. Peralatan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, sabit, ember, rafia, sprayer elektrik, alat tulis, oven, timbangan digital, leaf area meter, meteran dan alat lain yang digunakan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan penanaman melon. Bahan-bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah benih melon verietas melindo, pupuk kandang itik, pupuk kandang kambing, pupuk kimia, mulsa dan bahan lain yang digunakan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan penanaman melon. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap Kelompok( RALK ) terdiri dari tiga faktor yaitu : faktor pertama adalah jenis pupuk kandang yang terdiri dari dua aras yaitu pupuk kandang kambing dan pupuk kandang itik. Faktor kedua adalah jumlah daun yang terdiri dari tiga aras yaitu 2, 25, dan 3 helai. Faktor ketiga adalah dosis pupuk kandang yang terdiri dari empat aras yaitu : atau tanpa pupuk, 5, 1, dan 15 gram. Dari ketiga faktor tersebut diperoleh 2 x 3 x 4 = 24 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sebagai blok, sehingga diperoleh 72 petak perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari 6 tanaman sehingga diperlukan 432 tanaman melon.

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Data yang dianalisis meliputi parameter pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, hijau daun, indeks luas daun, berat khas daun, berat buah dan diameter buah. A. Tinggi Tanaman Hasil analisis varians menunjukkan tidak ada interaksi antar perlakuan, tetapi ada pengaruh nyata antar perlakuan jumlah daun terhadap tinggi tanaman, sedangkan jenis pupuk dan dosis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Rerata tinggi tanaman disajikan dalam Tabel 1. disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh Jumlah Daun, Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Tinggi Tanaman. Perlakuan Pupuk Kandang Jumlah Daun (helai) 2 25 3 Dosis Pupuk Kandang (g/tan) 5 1 15 Waktu Pengamatan (HST) 7 14 21 28 35 42 14,2 a 14,2 a 14,4 q 13,78 r 14,54 p 14,7 x 14,28 x 14,24 x 13,89 x 23,44 a 23,41 a 23,19 q 23,25 q 23,83 p 23,7 x 23,74 x 23,46 x 23,43 x 69,47 a 68,23 a 66,72 r 67,95 q 71,87 p 65,93 x 72,11 x 68,94 x 68,43 x 135,16 a 135,65 a 134,15 p 134,13 p 134,93 p 132,31 x 136,85 x 134,4 x 134,6 x 188,15 a 185,5 a 175,69 r 192,92 p 191,18 q 183,89 x 186,85 x 189,72 x 185,93 x Interaksi - - - - - - 196,79 a 196,53 a 175,69 r 26,26 q 28,1 p 194,35 x 197,43 x 197,78 x 197,7 x Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama baik pada kolom maupun baris menunjukkan tidak ada beda nyata antar perlakuan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada jenjang nyata 5%. Tanda ( - ) : Tidak ada interaksi Rerata tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 1 yang menunjukkan bahwa pada umur 7 HST terjadi beda nyata antar perlakuan dimana jumlah daun 3 helai memberikan rerata tertinggi. Pada umur 14 HST jumlah daun 2 dan 25 tidak ada beda nyata, tetapi kedua perlakuan tersebut beda nyata dengan jumlah daun 3 helai dimana jumlah daun tersebut memberikan rerata tertinggi. Pada umur 21 HST terjadi beda nyata antar ketiga perlakuan jumlah daun, dimana jumlah daun 3 helai memberikan rerata tertinggi. Pada pertengahan fase pertumbuhan atau pada usia 28 HST tidak terjadi beda nyata antar

ketiga perlakuan jumlah daun, akan tetapi pada fase terakhir pertumbuhan atau pada umur 35 dan 42 HST terjadi beda nyata antar perlakuan dimana jumlah daun 3 helai memberikan rerata tinggi tanaman tertinggi. B. Diameter Batang Hasil analisis varians menunjukkan ada interaksi antar perlakuan jumlah daun, jenis dan dosis pupuk kandang terhadap diameter batang, tetapi tidak ada beda nyata antara ketiga perlakuan tersebut. Hasil uji interaksi antar perlakuan disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Interaksi Antar Perlakuan Kombinasi Rerata Kombinasi Rerata K2L2D2 K1L1D3 K1L3D2 K2L3D1 K2L1D1 K1L3D1 K1L2D1 K2L3D3 K2L1D K1L2D3 K1L2D2 K2L1D2 1,29 a 1,29 ab 1,28 ab 1,267 abc 1,267 abc 1,267 abc 1,267 abc 1,263 abcd 1,263 abcd 1,263 abcd 1,26 abcd 1,257 abcd K2L2D K1L3D3 K2L2D3 K1L2D K1L1D2 K1L1D K2L3D2 K2L2D1 K2L3D K1L3D K2L1D3 K1L1D1 1,25 abcd 1,25 abcd 1,243 abcd 1,243 abcd 1,243 abcd 1,243 abcd 1,233 abcd 1,233 abcd 1,227 bcd 1,227 bcd 1,22 bc 1,27 c Berdasarkan hasil uji interaksi pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk kandang itik dengan jumlah daun sebanyak 25 helai diikuti dosis yang digunakan sebanyak 1 gram per tanaman memberikan rerata diameter tertinggi, sedangkan kombinasi perlakuan pupuk kandang kambing dengan jumlah daun sebanyak 2 helai diikuti dosis yang digunakan sebanyak 5 gram per tanaman memberikan rerata diameter terendah.

C. Hijau Daun Hasil analisis varians menunjukkan tidak ada interaksi antar perlakuan, tetapi ada pengaruh nyata antar perlakuan jumlah daun terhadap hijau daun, sedangkan jenis pupuk dan dosis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap kehijauan daun. Rerata hijau daun disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh Jumlah Daun, Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Hijau Daun. Perlakuan Pupuk Kandang Jumlah Daun (helai) 2 25 3 Dosis Pupuk Kandang (g/tan) 5 1 15 Waktu Pengamatan (HST) 7 14 21 28 35 42 5844,75 a 681,68 a 5667,9 q 5874,13 q 6348,41 p 5976,7 xy 6735,9 x 5842,7 xy 5297,55 y 18781,91 a 18482,74 a 18382,41 q 18129,22 q 19385,35 p 16252,28 y 19273,91 x 19569,76 x 19433,36 x 79139,42 a 81428,34 a 7869,4 q 83378,67 p 78782,58 q 7237,2 y 85134,41 x 8359,99 xy 8571,11 xy 141315,49 a 142632,95 a 134618,66 q 145332,44 p 145971,56 p 136635,4 x 14494,79 x 138296,9 x 14824,59 x 259825,16 a 236663,24 a 236934,36 r 257263,26 p 25534,98 q 231224,38 x 25199,19 x 246648,49 x 261194,75 x 316599,45 a 293617,46 a 245953,83 r 31196,25 q 359175,28 p 284975,1 x 38373,42 x 36152,53 x 32932,87 x Interaksi - - - - - - Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama baik pada kolom maupun baris menunjukkan tidak ada beda nyata antar perlakuan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada jenjang nyata 5%. Tanda ( - ) : Tidak ada interaksi Tabel 3 menunjukkan bahwa pada awal pertumbuhan yaitu pada umur 7 dan 14 HST tidak terjadi beda nyata antara jumlah daun 2 dan 25 helai, tetapi kedua perlakuan tersebut beda nyata dengan jumlah daun 3 helai dimana pada jumlah daun 3 helai memberikan rerata hijau daun tertinggi. Pada umur 21 HST tidak ada beda nyata antara perlakuan jumlah daun 2 dan 3 helai, tetapi kedua perlakuan tersebut berbeda nyata dengan perlakuan jumlah daun 25 dimana pada jumlah daun 25 helai memberikan rerata hijau daun tertinggi. Pada umur 28 HST tidak ada beda nyata antara perlakuan jumlah daun 25 dan 3 helai, tetapi kedua perlakuan tersebut berbeda nyata dengan perlakuan jumlah daun 2 helai dimana pada jumlah daun 2 helai memberikan rerata terendah. Pada umur 35 HST terjadi beda nyata antara ketiga perlakuan dimana perlakuan jumlah daun 25 helai memberikan rerata hijau daun tertinggi. Pada akhir fase pertumbuhan yaitu

pada umur 42 HST juga terjadi beda nyata antara ketiga perlakuan, tetapi rerata tertinggi diberikan oleh perlakuan jumlah daun 3 helai. D. Indeks Luas Daun Hasil analisis varians menunjukkan tidak ada interaksi antar perlakuan, tetapi ada pengaruh nyata antar perlakuan jumlah daun terhadap indeks luas daun, sedangkan jenis pupuk dan dosis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap indeks luas daun. Rerata indeks luas daun disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Pengaruh Jumlah Daun, Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Indeks Luas Daun. Perlakuan Pupuk Kandang Jumlah Daun (helai) 2 25 3 Dosis Pupuk Kandang (g/tan) 5 1 15 Waktu Pengamatan (HST) 7 14 21 28 35 42,54 a,56 a,54 q,56 p,56 p,56 xy,6 x,55 xy,51 y,247 a,237 a,235 q,236 q,256 p,226 y,241 xy,25 xy,252 x,749 a,731 a,726 q,75 p,745 p,719 x,786 x,735 x,721 x 1,346 a 1,332 a 1,33 r 1,37 p 1,343 q 1,291 x 1,362 x 1,349 x 1,354 x 2,111 a 2,35 a 1,939 r 2,152 p 2,127 q 2,6 x 2,12 x 2,87 x 2,77 x Interaksi - - - - - - 2,496 a 2,427 a 1,939 r 2,511 q 2,934 p 2,386 x 2,57 x 2,483 x 2,469 x Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama baik pada kolom maupun baris menunjukkan tidak ada beda nyata antar perlakuan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada jenjang nyata 5%. Tanda ( - ) : Tidak ada interaksi Tabel 4 menunjukkan pada umur 7 HST perlakuan jumlah daun 25 dan 3 helai tidak ada beda nyata, tetapi kedua perlakuan tersebut berbeda nyata dengan jumlah daun 2 helai yang memberikan rerata terendah. Pada umur 14 HST perlakuan jumlah daun 2 dan 25 helai tidak ada beda nyata, tetapi kedua perlakuan tersebut berbeda nyata dengan jumlah daun 3 helai yang memberikan rerata tertinggi. Pada umur 21 HST tidak terjadi beda nyata antara jumlah daun 25 dan 3 helai, tetapi kedua perlakuan tersebut berbeda nyata dengan jumlah daun 2 helai yang memberikan rerata terendah. Pada umur 28 dan 35 HST terjadi beda nyata antar ketiga perlakuan jumlah daun, dimana jumlah daun 25

helai memberikan rerata tertinggi. Pada fase terakhir pertumbuhan yaitu pada umur 42 HST juga terjadi beda nyata antar ketiga perlakuan jumlah daun, tetapi rerata tertinggi diberikan oleh perlakuan jumlah daun 3 helai. E. Berat Khas Daun Hasil analisis varians menunjukkan tidak ada interaksi antar perlakuan dan tidak ada pengaruh nyata antar perlakuan terhadap berat daun khas. Rerata berat daun khas disajikan dalam Tabel 4a dan 4b. Tabel 4a. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jumlah Daun Terhadap Berat Daun Khas Jumlah Daun Jenis Pupuk Kandang (helai) Rerata 2 25 3,688,65,644,725,633,72,77 p,642 r,673 q Rerata,661 a,687 a Tabel 4b. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Berat Daun Khas Dosis Pupuk Kandang (g/tan) 5 1 15,649,592,679,722 Jenis Pupuk Kandang,622,699,79,716 Rerata,661 a,687 a Rerata,635 x,646 x,694 x,719 x Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama baik pada kolom maupun baris menunjukkan tidak ada beda nyata antar perlakuan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada jenjang nyata 5%. Tanda ( - ) : Tidak ada interaksi F. Berat Buah Hasil analisis varians menunjukkan tidak ada interaksi antar perlakuan, tetapi ada pengaruh nyata antar perlakuan jenis dan dosis pupuk kandang terhadap berat buah, sedangkan perlakuan jumlah daun tidak berpengaruh nyata terhadap berat buah. Rerata berat buah disajikan pada Tabel 5a dan 5b.

Tabel 5a. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jumlah Daun Terhadap Berat Buah Jumlah Daun Jenis Pupuk Kandang (helai) Rerata 2 25 3 1412,67 1438,8 1433,17 137,5 1327,8 135,58 136,8 r 1382,58 q 1391,87 p Rerata 1427,97 a 1328,39 b Tabel 5b. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Berat Buah Dosis Pupuk Kandang (g/tan) 5 1 15 1358 1438,22 146,89 1454,78 Jenis Pupuk Kandang 1243,89 1356,11 1359,11 1354,44 Rerata 1427,97 a 1328,39 b Rerata 13,94 y 1397,17 xy 141, xy 144,61 x Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama baik pada kolom maupun baris menunjukkan tidak ada beda nyata antar perlakuan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada jenjang nyata 5%. Tanda ( - ) : Tidak ada interaksi Berdasarkan Tabel 5a dapat dilihat bahwa terjadi beda nyata antar perlakuan jenis pupuk kandang, dimana pada perlakuan jenis pupuk kandang kambing memberikan rerata berat buah lebih tinggi daripada jenis pupuk kandang itik. Tabel 5b menunjukkan ada beda nyata antar perlakuan dosis pupuk kandang. Pada dosis gram memberikan rerata terendah. Pada dosis 5 gram rerata berat buah meningkat lebih tinggi daripada sebelumnya. Pada dosis 1 gram memberikan rerata berat buah tertinggi. Pada dosis 15 gram rerata berat buah menurun, tetapi masih lebih tinggi daripada dosis 5 gram. Berdasarkan hasil analisis varians didapat hubungan dosis pupuk kandang dan berat buah yang bersifat kuadratik dengan persamaan Y = 839,879 + 2,45X -,148X² dan koefisien determinasi (R²) =,63416.

Berat Buah (gram) 2 18 16 14 12 1 8 6 4 2 5 1 15 Dosis Pupuk Kandang (gram) Y = 839,879+2,45X-,148X² R² =,63416 Y est. Y obs. Gambar 1. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Terhadap Berat Buah Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa pemberian pupuk kandang dengan dosis optimum yaitu sebesar 825,3 gram per tanaman mampu menghasilkan berat buah yang maksimum sebesar 185,548 gram. G. Diameter Buah Hasil analisis varians menunjukkan tidak ada interaksi antar perlakuan, tetapi ada pengaruh nyata antar perlakuan dosis pupuk kandang terhadap diameter buah, sedangkan perlakuan jenis pupuk kandang dan jumlah daun tidak berpengaruh nyata terhadap diameter buah. Rerata diameter buah disajikan dalam Tabel 6a dan 6b. Tabel 6a. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jumlah Daun Terhadap Diameter Buah Jumlah Daun Jenis Pupuk Kandang (helai) 2 14,2 14,4 25 14,37 14,23 3 14,11 14,18 Rerata 14,23 a 14,15 a Rerata 14,19 q 14,3 p 14,15 q

Diameter Buah (cm) Tabel 6b. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Diameter Buah Dosis Pupuk Kandang (g/tan) 5 1 15 13,87 14,33 14,39 14,32 Jenis Pupuk Kandang 13,66 14,35 14,33 14,25 Rerata 14,23 a 14,15 a Rerata 13,77 y 14,34 x 14,36 x 14,29 x Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama baik pada kolom maupun baris menunjukkan tidak ada beda nyata antar perlakuan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada jenjang nyata 5%. Tanda ( - ) : Tidak ada interaksi Tabel 6b menunjukkan bahwa ada beda nyata antar perlakuan dosis pupuk kandang. Dosis gram berbeda nyata dengan dosis 5, 1 dan 15 gram, sedangkan dosis 5, 1 dan 15 gram tidak ada beda nyata. Dosis gram memberikan rerata terendah, sedangkan rerata tertinggi diberikan oleh perlakuan dosis pupuk kandang 1 gram. Berdasarkan hasil analisis varians didapat hubungan dosis pupuk kandang dan diameter buah yang bersifat kuadratik dengan persamaan garis Y = 8,89 +,25X,15X² dan koefisien determinasi (R²) =,61. 2 18 16 14 12 1 8 6 4 2 5 1 15 Dosis Pupuk Kandang (gram) Y = 8,89+,25X-,15X² R² =,61 Y est. Y obs. Gambar 2. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Terhadap Diameter Buah Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa pemberian pupuk kandang dengan dosis optimum yaitu sebesar 814,527 gram per tanaman mampu menghasilkan diameter buah yang maksimum sebesar 19,24 cm.

PEMBAHASAN Penggunan pupuk kandang kambing memberikan nilai rerata tertinggi, sedangkan pupuk kandang itik terendah. Penelitian pada parameter ini sesuai dengan penelitian Mega, dkk. (212) yang menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang kambing berpengaruh nyata pada berat buah segar cabe rawit. Jika dilihat dari hasil uji laboratorium BPTP Yogyakarta pupuk kandang itik mempunyai kandungan unsur hara makro lebih tinggi daripada pupuk kambing. Pupuk kandang kambing mempunyai kandungan N (1,2%), P₂O₅ (,97%), K₂O (1,73%) sedangkan pupuk kandang itik mempunyai kandungan N (1,16%), P₂O₅ (1,2), K₂O (1,89%). Berdasarkan hasil uji laboratorium tersebut seharusnya penggunaan pupuk itik lebih baik daripada kambing, tetapi data dilapangan menunjukkan sebaliknya. Hal ini dikarenakan pupuk kandang kambing memiliki C/N rasio yang rendah, sedangkan pupuk kandang itik memiliki C/N rasio yang tinggi sehingga belum siap untuk diserap oleh tanaman. C/N rasio yang rendah memungkinkan tanaman untuk dapat menyerapnya dengan mudah. Berdasarkan hasil pengamatan parameter pertumbuhan, tidak terjadi beda nyata antara pupuk kandang kambing dan pupuk kandang itik, akan tetapi dari hasil pengamatan komponen hasil berat buah terjadi beda nyata. Hasil pengamatan parameter pertumbuhan yang tidak beda nyata tersebut seharusnya menghasilkan berat buah yang juga tidak berbeda nyata. Hal ini diduga karena tidak samanya letak buah yang dihasilkan. Perbedaan letak buah tersebut karena faktor dari luar yaitu hama tikus. Pada umumnya buah yang dipelihara berada pada ruas daun 9-12, tetapi karena serangan hama tikus buah yang dipelihara tumbuh pada kisaran ruas daun 15-17 sehingga semakin keatas buah tumbuh maka semakin kecil berat buahnya. Ini sejalan dengan pernyataan Suharno (26), bahwa serangan hama akan berpengaruh terhadap hasil dimana yang serangannya tinggi akan menurunkan hasil baik secara kuantitas maupun kualitas. Tinggi tanaman atau panjang batang tertinggi dapat ditunjukkan oleh perlakuan jumlah daun sebanyak 3 helai dan tinggi terendah pada perlakuan jumlah daun sebanyak 2 helai. Hal ini dikarenakan daun tumbuh di setiap ruas batang tanaman, dimana semakin tinggi tanaman maka jumlah daunnya pun semakin banyak. Daun yang lebih hijau memiliki kandungan klorofil yang tinggi dan permukaan daun yang lebih luas mengandung klorofil yang lebih banyak. Indeks luas daun adalah perbandingan antara luas daun terhadap luas permukaan lahan yang menjadi tempat tumbuh suatu tanaman, semakin banyak jumlah daunnya maka semakin besar indeks luas daunnya.

Berat buah tertinggi pada tanaman ditunjukkan oleh perlakuan dosis pupuk kandang sebanyak 1 gram dan berat buah terendah pada perlakuan dosis pupuk kandang sebanyak gram atau tanpa pupuk kandang. Hal ini dikarenakan pupuk kandang kaya akan unsur hara mikro yang tidak terdapat pada pupuk kimia sehingga dapat menambah kandungan unsur hara dalam tanah yang dapat berpengaruh positif terhadap hasil tanaman. Perbedaan hasil data lapangan dengan data estimasi berdasarkan analisis regresi logistik dikarenakan posisi buah yang dipanen tidak pada tempat yang seharusnya yaitu buah yang tumbuh di antara ruas 15-17, dimana seharusnya buah terbaik tumbuh pada ruas 9-12. Hal ini terjadi karena adanya hama tikus yang menyerang saat buah masih muda sehingga dengan terpaksa mengambil hasil buah pada ruas yang lebih tinggi untuk diteliti. Diameter buah tertinggi pada tanaman ditunjukkan oleh perlakuan dosis pupuk kandang sebanyak 1 gram dan diameter buah terendah pada perlakuan dosis pupuk kandang sebanyak gram atau tanpa pupuk kandang. Perbedaan hasil data lapangan dengan data estimasi berdasarkan analisis regresi logistik juga dikarenakan adanya serangan hama tikus saat penelitian berlangsung. Menurut Musnamar (24), dosis pupuk kandang untuk tanaman sayuran di Indonesia sekitar 1-2 ton/ha. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebesar 825,3 dan 814,527 gram per tanaman atau setara dengan 23 ton/ha. Dosis ini masih lebih kecil bila dibandingkan dengan pendapat Nurtika dan Sumarna (21) yang menyatakan kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman mentimun 3 ton/ha dan Intan (21) kebutuhan pupuk kandang 25 ton/ha. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada ruang lingkup penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemeliharaan tanaman melon dengan jumlah daun sebanyak 3 helai mampu memberikan pertumbuhan dan hasil yang terbaik. 2. Pupuk kandang kambing memberikan bobot buah tertinggi dibandingkan pupuk kandang itik. 3. Penggunaan pupuk kandang dosis 1 g/tanaman mampu memberikan hasil yang terbaik pada tanaman melon. 4. Dosis pupuk kandang yang optimum untuk hasil yang maksimal adalah 825,3 g/tanaman atau setara 23 ton/ha.

5. Tidak terjadi interaksi antara perlakuan jumlah daun, jenis dan dosis pupuk kandang terhadap semua parameter yang diamati, kecuali pada pengamatan diameter batang. DAFTAR PUSTAKA Intan. 21. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar Swadaya, Jakarta. Kristianingsih, I.D. 21. Produksi benih melon (cucumis melo l) unggul di Multi Global Agrindo (mga), Karangpan dan Karanganyar. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Musnamar, Effi Ismawati. 24. Pupuk Organik. Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta. 72 hal Prajnanta, F. 23. Melon: Pemeliharaan Secara Intensif, kiat sukses beragribisnis. Swadaya, Jakarta. Penebar Suharno. 26. Kajian Pertumbuhan dan Produksi Pada 8 Varietas Kedelai (Glycine max Merril Di Lahan Sawah Tadah Hujan. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 2 (1). Hlm. 69 & 71 L.) Nurtika dan Sumarna. 21. Dosis Pupuk Kandang Untuk Tanaman Semusim. CV. Argo Media Pustaka. Depok Estate. Simelex Mega Silvia, Noor Suginan.M, dan Erhaka Ermayn M. 212. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabe Rawit (Capsicum Frutescent L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Pada Tanah Ultisol. Fakultas Pertanian UNLAM. Banjarbaru. 19 (3) : 149-153