PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI.

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 072/PUU-II/2004

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BABAK PENYISIHAN JAWABAN SOAL WAJIB

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI. NOMOR: 5 /Kpts/KPU /2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Pengawasan dalam..., Ade Nugroho Wicaksono, FHUI, 2009

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

Pendidikan Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

RENCANA PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TAHUN 2017 NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN UNIT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. pusat atau disebut pemerintah dan sistem pemerintahan daerah. Dalam praktik

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

PASANGAN CALON TUNGGAL DALAM PILKADA, PERLUKAH DIATUR DALAM PERPPU? Oleh: Zaqiu Rahman *

BAB III Pastikan proses penetapan calon terpilih berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara sesuai tingkatannya

2013, No.41 2 Mengingat haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perw

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2017, No Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum tentang Perubahan atas Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA

QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN PARTAI POLITIK LOKAL

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

Urgensi Pemimpin Daerah Yang Bersih Guna Mewujudkan Good Governance Oleh: Achmadudin Rajab *

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Calon Independen dan Pilkada

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - pada Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Papua, dan Papua Barat;

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang dipilih oleh anggota Dewan

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan rakyat sebagai subjek bukan objek pembangunan, sehingga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara lebih Luber (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah Provinsi,

PANDUAN TEKNIS PENDAFTARAN PEMANTAU PEMILU. 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

Peraturan...

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas OLEH: RANI WILLI ASTUTI BP. 06193114 JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS 2011

ABSTRAK RANI WILLI ASTUTI, 06 193 114, Perilaku Memilih Masyarakat Kota Padang Pada Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Barat tahun 2010, dibimbing oleh Pembimbing I Drs. Wahyu Pramono, Msi dan Pembimbing II Andri Rusta, S.IP, M.PP, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang 2011, 105 hal, 6 buku, 7 skripsi, 3 artikel internet, 3 undang-undang. Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu sarana untuk penyaluran aspirasi rakyat terhadap pemerintahan dengan diadakannya pemilu. Masyarakat diberi kesempatan untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka di lembaga legislatif dan yang akan memimpin mereka sebagai presiden di lembaga eksekutif lima tahun kedepan, disini juga termasuk para pejabat lokal atau kepala daerah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku memilih dengan menggunakan 2 variabel mahzab psikologi yaitu orientasi kandidat dan identifikasi kepartaian. Penelitian ini melihat hubungan perilaku memilih masyarakat Kota Padang pada pemilihan kepala daerah Sumatera Barat tahun 2010 dengan orientasi kandidat dan identifikasi kepartaian. Konsep yang digunakan adalah perilaku memilih, orientasi kandidat, dan identifikasi kepartaian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dangan tipe penelitian penjelasan (explanatory research). Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuisioner, sedangkan analisa menggunakan program SPSS 15.00 dengan analisis data Coeffisient Contingensy. Berdasarkan data yang didapat dilapangan diketahui bahwa hubungan antara perilaku memilih dengan orientasi kandidat adalah lemah, dan hubungan antara perilaku memilih masyarakat dengan identifikasi kepartaian juga lemah. Kata kunci: Perilaku Memilih Masyarakat, Orientasi Kandidat, Identifikasi Kepartaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara demokratis, dimana di dalam suatu negara yang demokratis tersebut terdapat kedaulatan rakyat yang diwujudkan dengan melaksanakan pemilihan umum (pemilu). Pemilu merupakan suatu ajang bagi rakyat untuk menyalurkan pendapat mereka tentang siapa calon pemimpin yang akan mereka pilih untuk mengayomi kehidupan negara ini beberapa tahun ke depan. Dalam pemilu masyarakat dapat bebas menyalurkan pendapat mereka tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu sarana untuk penyaluran aspirasi rakyat terhadap pemerintahan dengan diadakannya pemilu. Masyarakat diberi kesempatan untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka di lembaga legislatif dan yang akan memimpin mereka sebagai presiden di lembaga eksekutif lima tahun kedepan, disini juga termasuk para pejabat lokal atau kepala daerah. Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada

Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari pemilu. Di tengah masyarakat, istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali. Pemilihan umum kepala daerah (pilkada), sekarang disebut Pemilu kada yang dilaksanakan pada tingkat lokal memberi kasempatan pada masyarakat suatu daerah untuk menyalurkan aspirasi mereka dan berpartisipasi dalam melaksanakan pemerintahan lokal dengan memilih pemimpin yang sesuai dengan keinginan masyarakat daerah tersebut. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah, atau seringkali disebut pilkada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dimaksud adalah: Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi, Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, Walikota dan wakil walikota untuk kota. Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini, pilkada (pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah) belum dimasukkan dalam rezim pemilihan umum (pemilu). Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005. Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum

(Panwaslu) Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota. Perubahan Pilkada menjadi Pemilu Kada terjadi pada tahun 2010. Pelaksanaan Pemilu Kada akan berbeda dengan Pilkada tahun 2005 lalu, perbedaan tersebut mengacu kepada undangundang No. 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua undang-undang No. 32 tahun 2004 yang memberi ruang terhadap calon perorangan (Independen) dalam pencalonan kepala daerah. Pilkada 2005 masih mengacu pada UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana calon Kepala Daerah hanya berasal dari kalangan partai politik saja, sedangkan Pemilu Kada pencalonan bisa dari perorangan.

BAB VII Penutup A. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan terhadap perilaku memilih masyarakat kota Padang pada pemilu kepala daerah Sumatera Barat pada tahun 2010, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan orientasi kandidat dan identifikasi kepartaian memiliki hubungan terhadap perilaku memilih masyarakat. Berdasarkan analisis data didapatkan bahwa variabel orientasi kandidat mempunyai hubungan yang lemah dengan perilaku memilih masyarakat kota Padang pada Pemilu kepala daerah Sumatera Barat tahun 2010. Pada umumnya responden cukup mengenal pasangan kandidat yang mengikuti pemilihan. Masyarakat mengenal kandidat berdasrkan visi misi, kepoppuleran kandidat. Tetapi masyarakat hanya mengetahui pasangan yang meraka pilih saja dan juga kepercayaan dari masyarakat terhadap pelaksanaan visi misi yang mereka janjikan masih belum maksimal, kebanyakan responden tidak percaya terhadap janji politik kandidat tersebut. Variabel kedua yaitu identifikasi kepartaian mempunya hubungan kategori lemah dengan perilaku memilih masyarakat kota padang pada pemilu kepala daerah sumatera barat tahun 2010. Pada umumnya responden mengetahui partai yang mengusung kandidat tersebut, karena kebanyakan responden tidak memilih partai yang mereka pilih pada pemilu legislative tahun 2009. Disamping itu masyarakat juga tidak terlalu percaya dengan pelaksanaan visi dan misi yang dijanjikan oleh partai tersebut.

B. Saran Berdasarkan kesimpulan terhadap perilaku memilih masyarakat kota Padang pada pemilu kepala daerah Sumatera Barat tahun 2010, maka perlu dilakukan lagi penelitian lebih lanjut mengenai perilaku memilih masyarakat Kota Padang pada pemilu kapela daerah Sumatera Barat tahun 2010, tidak hanya sebatas orientasi kandidat dan identifikasi kepartaian