Eksistensi KORPRI Dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Sejalan Dengan Amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Oleh : Failasufah, S.Pd Perkenalan pertama saya dengan KORPRI adalah ketika saya mulai bisa membaca. Saya masih ingat, dulu sewaktu masih kecil saya sering melihat bapak dan ibu saya memakai baju batik warna biru bergambar pohon beringin dan bertuliskan KORPRI Abdi Negara. Seiring berjalannya waktu, saya mengetahui bahwa KORPRI adalah singkatan dari Korps Pegawai Republik Indonesia, suatu organisasi untuk menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesia demi meningkatkan perjuangan, pengabdian, serta kesetiaan kepada cita-cita perjuangan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bersifat demokratis, mandiri, bebas, aktif, profesional, netral, produktif dan bertanggung jawab. Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) dibentuk pada tanggal 29 November 1971 bertolak dari latar belakang pemikiran bahwa dengan pegawai yang terkotak-kotak dalam berbagai kelompok ideologi tidak mungkin dapat menjalankan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. Visi KORPRI adalah terwujudnya organisasi KORPRI yang kuat, netral dan demokratis untuk membangun jiwa korps (korsa) pegawai Republik Indonesia dan mensejahterakan anggota dan keluarganya. Adapun misi KORPRI adalah : 1. Mewujudkan organisasi KORPRI yang kuat, berwibawa dan mencakup seluruh tingkat kepengurusan 2. Membangun solidaritas dan soliditas pegawai Republik Indonesia sebagai perekat dan alat pemersatu bangsa dan Negara 1
3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4. Membangun pegawai Republik Indonesia yang bertaqwa, professional, disiplin, bebas kolusi, korupsi dan nepotisme, dan mampu melaksanakan tugas-tugas kepemerintahan yang baik 5. Mewujudkan KORPRI yang netral dan bebas dari pengaruh politik Sedangkan fungsi KORPRI adalah : 1. Sebagai satu-satunya wadah berhimpunnya seluruh anggota 2. Membina dan meningkatkan jiwa korps (korsa) 3. Sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan Negara 4. Sebagai wadah untuk peningkatan kesejahteraan dan memberikan penghargaan bagi anggota 5. Sebagai pengayom, pelindung dan pemberi bantuan hukum bagi anggota 6. Meningkatkan harkat dan martabat anggota 7. Meningkatkan ketaqwaan, kejujuran, keadilan, disiplin dan profesionalisme 8. Mewujudkan kepemerintahan yang baik Visi, misi dan fungsi KORPRI seperti yang kita baca di atas sebenarnya sudah ideal sekali. Kalau dulu tagline atau motto KORPRI adalah Abdi Negara, maka sejak era reformasi, motto itu berubah menjadi Pelayan Masyarakat. Saya sangat setuju bahwa sesungguhnya para pegawai negeri sipil atau seluruh aparatur negara adalah pelayan masyarakat. Di era reformasi seperti sekarang ini, birokrasi sebagai komponen utama dalam mengelola pemerintahan negara harus secara terus menerus mampu meningkatkan kualitas pengabdian dan kinerja terbaiknya kepada masyarakat, bangsa dan negara. KORPRI yang kedudukan dan kegiatannya tidak terpisahkan dari kedinasan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jalannya roda pemerintahan dituntut untuk terus dapat meningkatkan 2
profesionalismenya, meningkatkan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat, yang tentu saja tetap dalam koridor memelihara dan mempertahankan netralitasnya sebagai aparatur pemerintahan. Semangat KORPRI adalah mengemban amanah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Jiwa KORPRI adalah jiwa pengabdian tanpa membeda-bedakan asal-usul, agama, etnis dan budaya. Apabila hal ini mampu dilaksanakan dengan baik dan dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab, maka persatuan dan kesatuan NKRI akan menjadi semakin kokoh. Pemerintah telah bertekad untuk bisa mewujudkan world class bureaucracy atau birokrasi pemerintahan berkelas dunia pada tahun 2025 mendatang. Untuk itu, reformasi birokrasi harus terus berlanjut di seluruh instansi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Dalam hal ini, KORPRI diharapkan siap dan mampu berkontribusi secara maksimal dalam mendorong upaya pemerintah untuk dapat mewujudkan world class bureaucracy tersebut. Terkait dengan hal tersebut, diperlukan ASN (Aparatur Sipil Negara istilah pengganti PNS dan PPPK di UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara) yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dengan diberlakukannya UU No. 5/2014 kelembagaan KORPRI ke depan harus lebih baik dan tetap eksis. Hal itu bisa dilakukan dengan cara dilakukan penguatan kelembagaan di jajaran unit provinsi dan kabupaten. Karena dengan penguatan kelembagaan, maka KORPRI akan semakin memahami tupoksinya sebagai lembaga yang bertugas memberikan pelayanan prima kepada anggota masyarakat. Upaya penguatan kembali (reempowering) ini dapat dilakukan melalui: 3
1. Konsolidasi internal yang berupa penataan kembali organisasi, di antaranya dengan melengkapi organ-organ KORPRI, menata mekanisme dan hubungan kerja internal dan eksternal, penataan sarana dan prasarana serta penguatan kelembagaan kesekretariatan. Sekretariat Korpri harus representatif dan dikelola dengan baik dimana ini akan menjadi awal yang baik bagi berjalannya organisasi. 2. Aktualisasi pemahaman keberadaan KORPRI melalui forum-forum diskusi, seminar dan pertemuan rutin anggota. 3. Membangun kerja sama dengan berbagai pihak seperti pimpinan wilayah, dengan dunia usaha, perbankan untuk simpan pinjam, dan dengan unit kerja lain seperti lembaga-lembaga organisasi profesi untuk kemajuan KORPRI, serta membangun komunikasi terbuka antara anggota dengan pengurus, juga antara KORPRI dengan pimpinan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Program perumahan murah untuk anggota KORPRI sebagaimana dulu dilakukan, alangkah baiknya digulirkan kembali, bekerja sama dengan para pengembang dan kalangan dunia perbankan. 4. Meningkatkan upaya pemberdayaan anggota. Kegiatan pemberdayaan ini di antaranya adalah pembinaan pemberdayaan profesi yakni melakukan pelatihan kursus keterampilan dan profesi, pemagangan dan studi banding. Juga program pelatihan usaha bagi anggota KORPRI yang akan memasuki masa purna tugas. 5. Melakukan pembinaan sosial politik, pendampingan dan pemberian bantuan hukum manakala ada anggota yang tersangkut masalah hukum, serta melakukan pembinaan kehidupan beragama. Tujuan utama adanya UU ASN adalah meningkatnya independensi dan netralitas, kompetensi, kinerja, integritas, kesejahteraan, kualitas pelayanan publik, serta meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas. Atas dasar itulah, maka ada beberapa perubahan secara prinsip yang harus dipahami oleh aparatur utamanya pengurus KORPRI. 4
Ada beberapa ketentuan umum yang prinsip, yaitu adanya status pegawai yang berubah menjadi ASN yang terdiri dari dua jenis yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) yang bekerja di instansi pemerintah. Sesuai Pasal 1 butir 3 dan Pasal 7 UU ASN, dijelaskan PNS adalah pegawai tetap dan memiliki NIP secara nasional serta menduduki jabatan pemerintah. Mereka memperoleh hak gaji, tunjangan, fasilitas, cuti, jaminan pensiun, jaminan hari tua, perlindungan dan pengembangan potensi. Sesuai Pasal 1 butir 4 dan Pasal 7 UU ASN dijelaskan PPPK adalah pegawai yang diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dan ketentuan UU untuk melaksanakan tugas pemerintahan. Mereka memperoleh hak gaji, tunjangan, fasilitas, cuti, perlindungan dan pengembangan potensi. Pada prinsipnya PNS dan PPPK memiliki hak yang sama. Yang membedakan hanya PPPK tidak dapat pensiun dan masa kerjanya selama 1 tahun tapi dapat diperpanjang lagi. Selain itu, di dalam UU ASN juga dijelaskan tentang kedudukan yang sama antara PNS dan PPPK. Kedua memiliki kedudukan sebagai unsur aparatur Negara, melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan, serta harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan dan partai politik. Sementara fungsi dan perannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. Terkait penetapan jabatan juga dibagi menjadi empat, yakni jabatan administrasi, jabatan fungsional, jabatan pimpinan tinggi, dan jabatan ASN tertentu. Sedangkan untuk manajemen PNS dilakukan dengan diawali dari rekruitmen, pengembangan pegawai, promosi, kesejahteraan, manajemen kinerja, disiplin dan etika, serta yang terakhir pensiun. Sementara untuk manajemen PPPK diawali dari pengadaan, penilaian kinerja, disiplin, dan hak. 5
Sementara terkait keberadaan KORPRI, dengan diberlakukannya UU ASN, nama KORPRI akan berubah menjadi Korps Profesi Pegawai ASN. Dalam kedudukannya sebagai wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI untuk menyalurkan aspirasinya. Tujuan yang diharapkan mampu menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN serta menwujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Selain itu, Korps Profesi Pegawai ASN mempunyai fungsi : 1. Pembinaan dan pengembangan profesi ASN. 2. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi terhadap dugaan pelanggaran hukum 3. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik terhadap pelanggaran kode etik 4. Menyelenggarakan usaha peningkatan kesejahteraan anggota. Dengan demikian, terkait penerapan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), KORPRI atau Korps Profesi Pegawai ASN tetap eksis dan dibutuhkan. Referensi : 1. Sambutan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada acara Seminar Redefinisi dan Reposisi Kedudukan dan Peran KORPRI dalam Era Reformasi Birokrasi, Jakarta 7 Desember 2011 2. http://www.jatimprov.go.id/site/dukung-implementasi-uu-52014-korprilakukan-penguatan-kelembagaan/ 3. http://dpnkorpri.com/organisasi 4. http://www.kabar-priangan.com/news/detail/2211 6