BAB II DASAR TEORI. Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses pengubahan parameter dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI. dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang diterapkan.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB II DASAR TEORI. ( ) {, isyarat masukan; dan. =, dengan adalah frekuensi isyarat pembawa. Gambar 2.1. On-Off Shift Keying (OOK).

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

Sistem Telekomunikasi

Praktikum Sistem Komunikasi

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

KATA PENGANTAR. Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan maupun kepada semua pembaca.

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Perancangan Modulator dan Demodulator pada DPSK

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB II TINJAUAN TEORITIS

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

TEKNIK MODULASI DIGITAL LINEAR

BAB II DASAR TEORI. 2.1Amplitude Modulation and Demodulation

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

PENGKONDISI SINYAL OLEH : AHMAD AMINUDIN

BAB II NOISE. Dalam sistem komunikasi, keberhasilan penyampaian informasi dari pengirim

Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop

Elektronika. Pertemuan 8

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN)

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

Penguat Oprasional FE UDINUS

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL PENGUJIAN ALAT DAN ANALISISNYA

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Amplitude Modulation. SISTEM KOMUNIKASI Semester Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom

BAB III METODE PENELITIAN

Amplitude Shift Keying

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Modulasi Digital: PSK dan ASK

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Receiver [1]

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

Teknik Telekomunikasi

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

BABV INSTRUMEN PENGUAT

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

PEMASANGAN PANEL RANGKAIAN OP AMP 1

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

Kelebihan pada sinyal sistem digital Signal digital memiliki kelebihan dibanding signal analog; yang meliputi :

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TEKNIK MODULASI DIGITAL MENGGUNAKAN BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK)

LEMBAR PENGOLAHAN DATA PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA 2016 OP-AMP DAN FILTER AKTIF. Nama : Asisten : Kelompok : I.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Modulasi ada dua macam, yaitu modulasi

BAB II LANDASAN TEORI

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 ET 3200

BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

BAB II TINJAUAN TEORITIS

SIMULASI ESTIMASI FREKUENSI UNTUK QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION MENGGUNAKAN DUA SAMPEL TERDEKAT

Komunikasi Data. Bab 5. Data Encoding. Bab 5. Data Encoding 1/46

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI.1 Konsep Dasar Modulasi Digital Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses pengubahan parameter dari gelombang pembawa (amplitudo, frekuensi dan fasa) oleh sinyal informasi. Modulasi merupakan proses memfasilitasi transmisi informasi melalui suatu media, contohnya seperti media kabel, udara, dan serat optik. Transmisi digital mampu menghasilkan kembali sinyal digital dan memiliki kemampuan meminimalisir gangguan noise, dan kegunaan dari teknik encoding adalah mampu menyiapkan debugging dan menjalankan fungsi koreksi. Namun pada sinyal digital sering terjadi distorsi yang disebabkan karena komponen frekuensi tingginya yang mudah teratenuasi untuk transmisi jarak jauh. Pada transmisi digital ada tiga macam konsep dasar dari modulasi yaitu : 1. Amplitude Shift Keying (ASK). Frekuensi Shift Keying (FSK) 3. Phase Shift Keying (PSK) Pada teknik modulasi ASK, data digital yang ditumpangkan dengan cara mengubah-ubah amplitudo gelombang sinyal pembawa. Pada modulasi FSK merupakan salah satu bentuk modulasi digital yang sederhana yaitu Dalam FSK dua gelombang pembawa sinusoida dengan amplitudo yang sama tetapi frekuensinya yang berbeda. Sedangkan dalam modulasi PSK berbentuk digital dan perbedaanya adalah phasa keluaran PSK jumlahnya terbatas. 6

7 Dalam perkembangannya, PSK mengalami perkembangan yaitu seperti Binary Phase Shift Keying (BPSK) dan Quadrature Phase Shift Keying (QPSK). Dalam proyek tugas akhir ini menggunakan proses demodulasi QPSK..1.1 Modulasi PSK Pada Proses modulasi PSK dapat dilihat sebagai kasus khusus dari Phase modulation. Pada modulasi PSK bentuk sinyalnya berupa sinyal digital. Modulasi PSK ditunjukkan pada gambar.1 : Pada Gambar.1 sinyal pembawa merupakan sinyal sinusoidal dengan frekuensi dan amplitudo tetap, sinyal modulasi adalah informasi biner. Jika informasi adalah low (0), sinyal pembawa tetap dalam fasanya. Jika informasi input adalah tinggi (1), sinyal pembawa membalik fasa sebesar 180 0. Pasangan gelombang sin yang hanya berbeda fasanya pada pergeseran 180 0 disebut sinyal antipodal. Tipe Phase Shift Keying ini disebut binary PSK (BPSK). 0 1 0 1 1 Sinyal informasi Sinyal pembawa Sinyal PSK Phase: 0= 1= Gambar.1 modulasi PSK

8 Pada gambar diatas jika dalam frekuensi 14 Hz (frekuensi low), merepresentasikan space atau 0,dan untuk frekuensi 975 Hz (frekuensi high) merepresentasikan mark 1 atau. Hubungan sinyal digital dan sinyal PSK pada gambar diatas adalah berbeda fasa sebesar 180 0 Gambar. Diagram Konstelasi BPSK Pada BPSK, skema modulasi dikarakterisasi oleh fakta bahwa informasi dibawa oleh sinyal transmisi yang terdapat dalam fasanya..1. Sistem QPSK Pada transmisi digital dengan menggunakan teknik modulasi QPSK, yaitu mengirimkan 1 dari 4 sinyal yang mungkin selama interval waktu tertentu dimana setiap sinyal unik sama dengan (pasangan bit) 00, 01, 11, 10. Sinyal termodulasi QPSK dapat didefinisikan dalam bentuk persamaan : (.1) Pada QPSK sinyal yang ditumpangkan pada sinyal pembawa, mempunyai empat kemungkinan dari setiap pasangan bitnya

9 Gambar.3 Diagram Konstelasi QPSK Untuk diagram konstelasi diatas, pada setiap titiknya itu berbeda sudut fasanya sebesar 90 0, Atau bisa dilihat dari persamaan dibawah ini. Persamaan untuk Gambar.3 diagram konstelasi : Ac cos ( f c t + /4) symbol 11 (.) Ac cos ( f c t + 3 /4) symbol 01 (.3) Ac cos ( f c t - 3 /4) symbol 00 (.4) Ac cos ( f c t - /4) symbol 10 (.5) Dalam QPSK, fasa dari sinyal pembawa membawa satu dari empat harga seperti 0 0, 90 0, 180 0, dan 70 0 Setiap harga fasa yang mungkin berkorespondensi dengan pasangan bit yang unik disebut dibit. Sebagai contoh, kita dapat memilih set harga fasa untuk merepresentasikan set gray coded dibit : 00,01,11,10. Bentuk sinyal modulasi QPSK ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

10 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 Sinyal informasi Sinyal carrier Sinyal QPSK Phase : 00 11 01 10 Gambar.4 modulasi QPSK Set fasa pada PSK dan QPSK yang disebutkan di atas hanya satu pilihan yang mungkin. Kemungkinan Phase Shift lain dari sinyal PSK dan QPSK ditunjukkan pada Tabel.1: Sistem Informasi Fasa (derajat) Learned #1 # PSK 0 0 180 45 1 180 0 5 00 0 180 45 QPSK 11 180 0 5 01 90 70 135 10 70 90 315 Tabel.1 Perbedaan Sudut Phase Gambar.5 menunjukan Sistem komunikasi PSK/QPSK. Modulator memodulasi sinyal pembawa dengan informasi input dan memproduksi siyal termodulasi PSK

11 atau QPSK. Sinyal termodulasi ditransmisikan melewati medium seperti udara, kabel, fiberoptik, ke input demodulator. Demodulator menerima sinyal transmisi kemudian merekonstruksi data informasi originalnya. Sinyal informasi Modulator Media transmisi Demodulator Sinyal carrier Sinyal termodulasi Sinyal informasi Gambar.5 Blok diagram Sistem PSK/QPSK Keterangan gambar : Pada modulator terjadi proses pencampuran antara sinyal informasi dan sinyal pembawa sehingga menjadi sinyal termodulasi. Dan sinyal inilah yang ditransmisikan sebagai input pada demodulator. Proses yang terjadi pada demodulator adalah proses pengembalian kembali menjadi sinyal awal atau sinyal informasi. Hal ini dilakukan oleh demodulator dengan memisahkan sinyal informasi dengan sinyal pembawa.. Filter Filter banyak digunakan dalam Sistem komunikasi, didesain untuk melewatkan pita frekuensi tertentu yang mengatenuasi semua sinyal di luar pita frekuensi tersebut. Filter biasanya diklasifikasikan berdasarkan pada jarak pemfilteran. Berdasarkan jarak pemfilteran terdapat empat tipe filter yaitu : 1. Low Pass Filter

1. High pass Filter 3. Band Pass Filter 4. Band Reject Filter Karena dalam tugas akhir ini menggunakan low pass filter, maka dalam bab ini hanya sebagian saja yang dijelaskan. Yaitu hanya mencakup low pass filter...1 Low Pass Filter V 0 pass band Stop band fc frekuensi Gambar.6 Low Pass Filter Low pass filter merupakan sirkuit yang memiliki tegangan output yang konstan dari DC ke frekuensi cut off fc. Selama frekuensi meningkat di fc, tegangan output akan menurun (melemah). Gambar.6 Low Pass Filter merupakan plot dari magnitude tegangan output dari low pass filter versus frekuensi. Garis solid adalah plot untuk filter ideal low pass, sementara garis putus-putus mengindikasikan kurva untuk praktikal filter low pass. Sirkuit pada Gambar.7 Plot Low Pass Filter biasa digunakan filter low pass aktif. Pemfilteran ini dibuat dengan jaringan RC, dan op-amp digunakan untuk penguatan amplifier. Resistor Rf sama dengan R dan termasuk offset DC. Kapasitor di DC, kapasitif reaktansi tak terhingga dan path resistansi DC ke ground untuk kedua terminal input mungkin sama.

13 Differensial antara pin dan pin 3 pada dasarnya 0V. oleh karena itu, tegangan melewati persamaan kapasitor C tegangan output Vo.karena sirkuit ini merupakan tegangan pengikut (follower) Ei dibagi atas R dan C. persamaan tegangan kapasitor Vo adalah : (.6) Dimana merupakan frekuensi dari Ei dalam radian per detik ( = f) dan j sama dengan ditulis dalam persamaan (-1). untuk memperoleh loop tertutup tegangan gain Acl, kita mempunyai : (.7) R4 1k input R3 1k OPAMP5 + U output C 1uF Gambar.7 Plot Low Pass filter Roll Off -0dB/dekade Slope=-0 db/dekade 1.0 0.707 0.1 0.01 0.1 c c 10 c (b) Plot Respon frekuensi dari sirkuit 100 c Gambar.8 Respon frekuensi Filter -0dB/decade

14.. Filter Butterworth Banyak aplikasi low pass filter itu dibutuhkan untuk penguatan loop tertutup agar mendekati 1 seperti band pass. Filter butterworth merupakan setelan yang sangat bagus untuk tipe aplikasi ini. Filter butterworth sering disebut maximally filter atau filter flat-flat, Filter butterworth. Gambar.9 menunjukan ideal (garis solid) dan praktikal (garis putus-putus) respon-respon frekuensi dari filter butterworth. Seperti roll-off menjadi stepper, mendekati filter ideal lebih dekat. Dua filter aktif mungkin berpasangan untuk memberikan roll off pada -40 db/decade. Ini mungkin desain yang bukan ekonomikal, karena ini mungkin membutuhkan dua buah op am. Ini menunjukkan bagaimana suatu op-amp bisa digunakan untuk membangun filter butterworth dengan satu loop op-amp untuk memberikan -40 db/decade rol-off. Kemudian filer -40 db/decade turun dengan - 0dB/decade filter untuk memproduksi filter -60 db/decade. Filter butterworth tidak didesain untuk menyimpan sudut phasa konstan pada frekuensi cut off. Basic filter low pass filter dari -0 db/decade mempunyai sudut phasa 45 0 pada c, -40 db/decade filter butterworth mempunyai sudut phasa 90 0 c, dan -60dB/decade filter mempunyai sudut phasa 135 0 c. Sekarang filter butterworth mempunyai roll off stepper yang menunjukan -0 db/ decade.

15 0.707 point 0 db 1.0-3dB 0.707 0.01 Pass band -60dB/dekade -0dB/dekade -40dB/dekade 0.1 c c 10 c Gambar.9 Respon frekuensi LPF Butterworth.3 Osilator Osilator merupakan piranti elektronik ysng menghasilkan keluaran berupa isyarat tegangan. Bentuk isyarat tegangan terhadap waktu ada bermacam-macam, yaitu bentuk sinus oida, persegi, segitiga, gigi gergaji atau denyut. osilator berbeda dengan penguat, oleh karena penguat memerlukan isyarat masukan untuk menghasilkan isyarat keluaran. Pada osilator tidak ada isyarat masukan, hanya ada isyarat keluaran saja, yang frekuensi dan amplitude dapat dikendalikan. Seringkali suatu penguat secara tidak sengaja menghasilkan keluaran tanpa masukan dengan frekuensi yang nilainya tidak dapat dikendalikan. Dalam hal ini penguat dikatakan berosilasi. Osilator digunakan secara luas sebagai sumber isyarat untuk menguji suatu rangkaian elektronik. Osilator seperti ini disebut pembangkit isyarat, atau pembangkit fungsi jika isyarat keluarannya dapat mempunyai berbagai bentuk. Pada dasarnya ada tiga macam osilator, yaitu osilator RC, osilator LC, dan osilator relaksasi. Osilator RC dan LC menghasilkan isyarat berbentuk sinusoida

16 sedangkan osilator relaksasi menghasilkan isyarat persegi, segitiga, gigi gergaji atau pulsa. Osilator RC menggunakan hambatan R dan kapasitansi C untuk mengatur frekuensi. Isyarat yang dihasilkan dapat diusahakan agar berbentuk inusoida. Osilator ini menggunakan balikan positif yang bersifat reaktif, sehingga kondisi osilasi, yaitu ( )=1 hanya berlaku untuk satu nilai frekuensi, yang berakibat isyarat keluaran berbentuk sinusoida..4 Balanced Modulator Balance modulator terdiri dari dua modulator amplitude standar yang tersusun dalam konfigurasi balance yang berfungsi untuk mensuppress gelombang carrier, sebagaimana dilihat pada blok diagram di bawah ini. Kita mengasumsikan bahwa merupakan modulator yang identik, kecuali untuk reversal dari modulasi gelombang menggunakan input dari salah satunya. Maka output dari kedua modulator bisa diekspresikan sebagai berikut : 1 ( ) = [1+ ( )] cos (.8) dan 1 ( ) = [ ( )] cos (.9) pengurangan ( dan ) 1 ( ) kita mendapatkan : ( ) = ( ) ( ) = cos( ) ( ) (.10) Maka output dari balance modulator menghasilkan produk dari gelombang modulasi dan carrier.

17 Balanced modulator pada rangkaian berfungsi sebagai saklar pembalik fasa (phase reversing switch) yang tergantung pada kondisi pulsa masukan, maka frekuensi pembawa akan diubah sesuai dengan kondisi-kondisi tersebut dalam bentuk fasa keluaran, baik itu sefasa maupun berbeda 180 0 dengan osilator referensi. Balanced modulator mempunyai dua masukan, yaitu sebuah masukan untuk frekuensi pembawa yang dihasilkan oleh osilator referensi dan yang lainnya berupa masukan data biner (sinyal digital). Gambar di bawah memperlihatkan cara kerja rangkaian dari ring modulator yang merupakan balanced modulator. Referensi input carrier T1 T Output modulasi input carrier T1 A T output carrier B T1 T input carrier output carrier C Gambar.10 Ring modulator

18 Untuk mendapatkan balanced modulator sebagaimana mestinya tegangan input digital harus lebih besar dari tegangan puncak dari tegangan pembawa (voltage carrier). Hal ini untuk memastikan masukan digital dapat mengontrol D 1 -D dalam kondisi on atau off. Gambar.14 b. menunjukkan bahwa bila masukan biner berlogika 1 (tegangan positif), diode D 1 dan D mendapat forward bias sehingga diode dalam keadaan on, sementara diode D 3 dan D 4 mendapat reverse bias, sehingga dalam kondisi off. Pada gambar.14 b. di atas terlihat tegangan pembawa (voltage carrier) melalui T 1 sefasa dengan tegangan pembawa yang melalui T 1 sehingga sinyal keluaran adalah sefasa dengan osilator referensi. Jika masukan biner berlogika 0, maka diode D 1 dan D mengalami reverse bias (off) sementara diode D 3 dan D 4 mendapat forward bias (on), sehingga mengakibatkan tegangan pembawa melalui transformator T 1 akan berbeda fasa 180 0 dari osilator referensi seperti terlihat pada gambar.14 c..5 Operational Amplifier (Op Amp) Op amp adalah penguat diferensial dengan dua masukan dan satu keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang amat tinggi, yaitu dalam orde 10 5. Dengan penguatan yang amat tinggi ini, penguatan operasional dengan rangkaian balikan lebih banyak digunakan daripada dalam lingkat terbuka. Op amp dibuat dalam rangkaian terpadu atau IC (Integrated circuit), dimana dalam satu potong kristal silikon dengan ruas kurang dari 1mm terkandung rangkaian penguat lengkap terdiri dari banyak transistor, dioda, resistor, danm kadang-kadang kapasitor.

19 Sifat-sifat ideal Op amp Op amp biasanya digambarkan dengan lambang seperti dibawah ini : Inverting +Vcc Non inverting -Vcc V 0 Gambar.11 Lambang Op Amp Tampak adnya dua masukan, yaitu masukan membalik (inverting) dan masukan tak membalik (non inverting). Masukan membalik diberi tanda negatif, sedangkan masukan tak mebalik diberi tanda positif. Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik, maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran berlawanan fasa atau sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik maka isyaratkeluaran akan sefasa atau mempunyai tanda yang sama dengan isyarat masukan. Beberapa sifat ideal op amp adalah sebagai nerikut : 1. Penguat lingkar terbuka tak berhingga atau A V,lB =. Hambatan keluaran lingkar terbuka adalah 0, atau R 0,lB = 0 3. Hambatan masukan lingkar terbuka adalah 0, atau R 0,lB = 4. Lebar pita tak terhingga, atau f=f -f 1 = 5. Nisbah penolakan modus bersama (CMRR) =

0.6 Peluang Kesalahan QPSK Secara umum dalam sistem transmisi tidak dapat dihindarkan adanya derau. Dengan adanya hal ini akan mengganggu transmisi sinyal sehingga dapat mengakibatkan kesalahan penerimaan. Hal yang demikian itu, sudah pasti terjadi juga pada sinyal QPSK. Untuk mengetahui pengaruh derau terhadap sinyal QPSK, maka berikut ini akan dibahas mengenai peluang kesalahan (error probability) deteksi sinyal QPSK akibat adanya derau. Diagram ruang (space diagram) sinyal QPSK seperti ditunjukan pada Gambar.5.4 vektor satuan untuk sistem koordinat ini adalah : u ( t ) Ts 1 = cos c t (.11) u ( t ) Ts = sin c t (.1) dengan Ts = Tb (Tb : durasi bit) U1(t) r r1 U1(t) r3 r4 Gambar.13 Diagram Ruang Sinyal QPSK

1 Pada sistem komunikasi, biasanya derau diasumsikan sebagai derau putih aditif dengan distribusi gaussian (Additive White Gaussian Noise). Di sini, derau putih aditif gaussian yang menyertainya dapat dinyatakan sebagai berikut : n (t) = n 1 u 1 (t) + n u (t) (.13) dengan n1 dan n adalah komponen-komponen derau yang saling bebas dan ortogonal serta merupakan variabel acak gaussian dengan variansi /. Pada kasus ini akan lebih mudah untuk menghitung peluang deteksi benar Pc dari pada peluang kesalahan Pe. Sehingga dari teori peluang dapat dihitung peluang kesalahan Pe dari Pc dengan hubungan berikut : Pe = 1 - Pc (.14) Dari gambar.5.4, terlihat bahwa jika ditransmisikan S 1, maka deteksi akan benar selama derau tidak memindahkan r 1 keluar dari kuadran pertama. Pada keadaan demikian itu disyaratkan bahwa besar n 1 dan n harus berada pada selang antara - PsTb sampai tak terhingga. Karena jarak antara sinyal yang ditransmisikan d = PsTb. maka peluang deteksi benar Pc jika yang ditransmisikan S 1 dapat dihitung sebagai berikut : d P( c S1) = P n1 >, n d > = d / e n1 / η πη dn 1 d / e n / η πη dn (.15)

P ( c S 1 ) 1 = e πη d / n 1 / η dn 1 = 1 1 erfc d 4η Dengan demikian peluang kesalahan Pe jika yang ditransmisikan S 1 adalah : Pe = 1 Pc (.16) 1 1 d Pe = 1 erfc( ) (.17) 4η Karena setiap sinyal yang ditransmisikan baik itu S 1, S, S 3 maupun S 4 serupa dan sama (equally likelly) maka peluang kesalahan pun akan sama. Selain itu juga untuk menyatakan kinerja ini sering digunakan bit error rate (BER). Pada dasarnya pemakaian peluang kesalahan atau BER dapat dipertukarkan, meskipun sebenarnya ada sedikit perbedaan arti antara keduanya. Peluang kesalahan lebih cenderung merupakan ukuran kemungkinan secara teoritis (matematis) mengenai harapan terjadinya kesalahan untuk satu sistem, sedangkan BER pada dasarnya merupakan ukuran secara empiris (historis) mengenai record kesalahan sistem yang aktual. Sebagai contoh, jika sistem mempunyai peluang kesalahan 10-6, ini berarti secara matematis (teoritis) diharapkan ini terjadi kesalahan satu bit dari setiap 10 6 bit yang ditransmisikan, jika sistem mempunyai BER 10-6, ini berarti secara empiris (historis) pada waktu yang telah berlalu secara nyata sistem ini mempunyai kesalahan satu bit untuk setiap 10 6 bit yang ditransmisikan.

3 Pada dasarnya peluang kesalahan merupakan fungsi dari carrier to noise ratio (C/N) pada penerima. Perbandingan kinerja beberapa sistem modulasi digital untuk BER = 10-6 dapat dilihat pada tabel.. Tabel. Perbandingan Kinerja Sistem Modulasi Digital untuk BER = 10-6 Teknik modulasi C/N (db) E b /N o (db) BPSK 13,6 10,6 QPSK 13,6 10,6 8 QAM 13,6 10,6 8 PSK 18,8 14 16 PSK 4,3 18,3 16 QAM 0,5 14,5 3 QAM 4,4 17,4 64 QAM 6,6 18,8