OPTIMASI TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL MENGGUNAKAN CAMPURAN MINYAK KELAPA SAWIT DAN MINYAK JARAK DENGAN TEKNIK ULTRASONIK PADA FREKUENSI 28 khz

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

TRANSESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN CONTINOUS MICROWAVE BIODIESEL REACTOR

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F

BAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal Januari 2009 ini Pertamina semakin memperluas jaringan SPBU yang

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

PENGARUH RASIO REAKTAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN METIL ESTER DARI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD)

LAMPIRAN A DATA BAHAN BAKU

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

OPTIMASI PERBANDINGAN MOL METANOL/MINYAK SAWIT DAN VOLUME PELARUT PADA PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN PETROLEUM BENZIN

PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN MEMANFAATKAN GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE) PADA PROSES TRANSESTERIFIKASI SECARA KONTINUE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

KARAKTERISTIK BIODIESEL DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL KONSENTRASI RENDAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN BIODIESEL. Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu Tanggal : 27 Oktober 2010

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA MELALUI PROSES TRANS-ESTERIFIKASI. Pardi Satriananda ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

OPTIMASI KONDISI PROSES KONVERSI BIODIESEL DARI PALM FATTY ACID DISTILATE MENGGUNAKAN KATALIS H-ZEOLIT

METANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL (TAHUN KE II)

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Indonesia telah menjadi pengimpor minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO)

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

PEMBUATAN BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan berbagai negara di dunia pada saat ini. Beberapa tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Reaksi Transesterifikasi Multitahap-Temperatur tak Seragam untuk Pengurangan Kadar Gliserol Terikat

4 Pembahasan Degumming

BAB III METODE PENELITIAN

Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Jelantah Dengan Menggunakan Metil Asetat Sebagai Pensuplai Gugus Metil. Oleh : Riswan Akbar ( )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Katalis H 3 PO 4 secara Batch dengan Menggunakan Gelombang Mikro (Microwave)

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia sedang menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak. bumi sebagai salah satu tulang punggung produksi energi semakin

REKAYASA MINYAK JARAK PAGAR SEBAGAI BIODIESEL DENGAN KATALIS BASA GOLONGAN ALKALI TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dibagi menjadi: biofuel (5%), panas bumi (5%), biomasa nuklir, tenaga air dan tenaga angin (5%), batu bara cair (2%)

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl

Sunardi 1, Kholifatu Rosyidah 1 dan Toto Betty Octaviana 1

c. Kenaikan suhu akan meningkatkan konversi reaksi. Untuk reaksi transesterifikasi dengan RD. Untuk percobaan dengan bahan baku minyak sawit yang

KARAKTERISASI SIFAT FISIS BIODISEL SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF ABSTRAK

UJICOBA PERALATAN PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI SISTEM UAP PADA IKM I N T I S A R I

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BIODIESEL TANPA KATALIS DENGAN AIR DAN METHANOL SUBKRITIS

PENGUJIAN KINERJA KOMPOR TEKAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF MINYAK KAPUK (Ceiba petandra)

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI ALPUKAT (Persea gratissima) DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI

SEPARASI FRAKSI KAYA VITAMIN E DARI BIODIESEL CRUDE PALM OIL (CPO) MENGGUNAKAN DESTILASI MOLEKULER. Hendrix Yulis Setyawan (F )

PRODUKSI BIODIESEL MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK CURAH DENGAN METODE DISTILASI REAKTIF BERDASARKAN RATIO UMPAN

PEMBUATAN BIODIESEL DARI BIJI ALPUKAT DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 3 (Desember 2010)

Transkripsi:

OPTIMASI TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL MENGGUNAKAN CAMPURAN MINYAK KELAPA SAWIT DAN MINYAK JARAK DENGAN TEKNIK ULTRASONIK PADA FREKUENSI 28 khz * Berkah Fajar TK 1,a, Ben Wahyudi H 1,b, Widayat 2,c 1) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro JL. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239 a berkahfajar@undip.ac.id, b benwahyudi24@gmail.com, c yayat_99@yahoo.com Abastrak Harga CPO dunia tidak stabil, oleh karena itu mempengaruhi pasokan bahan baku untuk memproduksi biodiesel. Untuk mengatasi kekurangan bahan baku, perlu untuk menggunakan beberapa bahan baku, dalam hal ini adalah CPO dan Jatropha. Tujuan penelitian ini adalah optimasi produksi biodiesel menggunakan multi-feedstock (CPO dan Jatropha) berbantuan ultrasonik. Optimasi adalah untuk menemukan hasil paling tinggi dan waktu produksi paling cepat. Eksperimental dilakukan dengan menggunakan bath-ultrasonic pada 40 khz. Rasio CPO dan Jatropha adalah 1: 1, 3: 1, 4: 1, rasio metanol dan minyak adalah 5: 1, 6: 1, 7: 1 dan waktu reaksi adalah 50, 60, 70 menit. KOH digunakan sebagai katalis. Optimasi menggunakan Response Surface Methodology [3,4]. Titik optimum adalah pada frekuensi 28 khz diperoleh pada campuran CPO Jatropha 3: 1, rasio molar metanol-minyak 6: 1 dan waktu reaksinya 60 menit. Kata Kunci: Optimasi, biodiesel, response surface methodology (RSM) 1. PENDAHULUAN Pencemaran lingkungan dan pasokan dari bahan bakar fosil yang semakin berkurang adalah faktor utama untuk mencari sumber energi alternatif. Pada saat ini, 86% dari konsumsi energi dunia dan hampir 100% dari energi yang dibutuhkan di sektor transportasi dipenuhi oleh bahan bakar fosil [1]. Ketersediaan bahan bakar minyak yang semakin menipis menyebabkan makin banyaknya penelitian dan pengembangan sumber energi sebagai substitusi bahan bakar minyak khususnya dari sumber energi yang terbarukan, seperti biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati sehingga ramah lingkungan dan tidak beracun [2]. Namun, ketersediaan dari bahan baku seperti minyak kelapa sawit merupakan kendala utama dalam memproduksi biodiesel secara masal. Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku berbasis pangan yang dapat mengancam produksi biodiesel, maka dari itu peralihan bahan baku dari berbasis pangan ke non-pangan merupakan cara efektif dalam pembuatan biodiesel secara massal [3]. Pada prinsipnya, proses pembuatan biodiesel sangat sederhana. Biodiesel dihasilkan melalui proses yang disebut reaksi esterifikasi asam lemak bebas atau reaksi transesterifikasi trigliserida dengan alkohol dengan bantuan katalis dan dari reaksi ini akan menghasilkan metil ester / etil ester asam lemak (biodiesel sebagai produk utama) dan gliserol (sebagai produk samping) [4]. Pembuatan biodiesel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik ultrasonik karena pada penelitian-penelitian sebelumnya, teknik ultrasonik mampu menghasilkan yield yang tinggi. Teknik ultrasonik juga dapat mengurangi waktu reaksi, jumlah pelarut dan menghasilkan efisiensi ekstraksi yang lebih tinggi dengan dampak lingkungan lebih rendah dari cara konvensional. Penggunaan gelombang ultrasonik meningkatkan kecepatan reaksi dan meningkatkan kuantitas produk akhir [5]. Parameter-parameter dalam pembuatan biodiesel yang divariasikan adalah perbandingan minyak kelapa sawit dan minyak jarak, suhu, dan perbandingan mol

antara campuran minyak kelapa sawit dan minyak jarak dengan methanol untuk mendapatkan yield yang optimum. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan volume minyak, perbandingan molar antara metanol dengan volume minyak, dan waktu pada kondisi optimum untuk mendapatkan yield biodiesel tertinggi pada frekuensi 28 khz. Penelitian ini juga menentukan nilai kalor, visikositas dan density biodiesel yang dihasilkan. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bahan dan Peralatan Minyak yang digunakan dalam penelitian ini adalh CPO dan minyak Jarak. Sedangkan metanol yang digunakahn adalah metanol dengan grade 99%. KOH digunakan sebagai katalisator. Transesterfikasi itu dilakukan di sebuah Generator ultrasonik. Generator ultrasonik dapat ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Ultrasonic Generator Generator ultrasonik digunakan untuk melakukan reaksi transesterifikasi, dapat dilihat pada gambar 1. Frekuensi diatur pada 28 khz. Minyak jarak dicampur dengan CPO dalam rasio volume 1: 1, 3: 1 dan 4: 1. Kemudian, campuran minyak dicampur dengan metanol pada rasio mol 5: 1, 6: 1 dan 7: 1. Campuran minyak dan metanol kemudian dituangkan ke dalam Erlenmeyer 200ml. Kemudian, campuran ditempatkan pada generator ultrasonik seperti dapat dilihat pada gambar 2. waktu transesterifikasi adalah 50,60 dan 70 menit. Gambar 2. Transesterifikasi proses pada ultrasonic generator 2.2 Rancangan Percobaan Variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam penelitian ini terbagi dua yaitu variabel kendali (tetap) dan variabel berubah. Variabel tetap dalam penelitian ini yaitu frekuensi gelombang ultrasonik pada 28 khz, kadar (gram) katalis 1% berat minyak, suhu 45 C, volume total minyak 200mL. Sedangkan variabel berubah yaitu rasio volume minyak sawit : jarak (1:1, 3:1, 4:1), perbandingan mol metanol : minyak (5:1, 6:1, 7:1), dan waktu reaksi (50, 60, 70) menit. Rancangan penelitian akan diolah dengan Central Composite Design (CCD) dimana konversi akan menjadi output (y) dan variabel yang ditetapkan di awal sebagai variabel terikat (x). Optimasi berdasarkan RSM akan digunakan untuk menentukan kondisi proses optimal dari transesterifikasi dengan gelombang ultrasonik. Rancangan percobaan dengan menggunakan software STATISTICA 6.0 dengan 3 variabel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rancangan Penelitian Central Composite Design 3 Variabel Run X 1 X 2 X 3 Y 1-1 -1-1 Y 1 2-1 -1 1 Y 2 3-1 1-1 Y 3 4-1 1 1 Y 4

5 1-1 -1 Y 5 6 1-1 1 Y 6 7 1 1-1 Y 7 8 1 1 1 Y 8 9 0 0 0 Y 9 10-1.76 0 0 Y 10 11 1.76 0 0 Y 11 12 0-1.76 0 Y 12 13 0 1.76 0 Y 13 14 0 0-1.76 Y 14 15 0 0 1.76 Y 15 16 0 0 0 Y 16 5 0,884 3,56 10453,0 6 0,885 3,45 10831,2 7 0,879 2,90 10913,9 8 0,869 2,91 10435,9 9 0,879 3,42 10990,5 10 0,913 6,81 10971,4 11 0,880 2,74 10542,2 12 0,886 3,56 10336,9 13 0,881 3,34 9259,9 14 0,884 3,52 10423,4 15 0,883 3,42 10100,7 16 0,886 3,49 9442,3 Keterangan : X 1 = pengkodean untuk variabel rasio minyak X 2 = pengkodean untuk variabel rasio minyak dan metanol X 3 = pengkodean untuk variabel perbandingan waktu Y = konversi reaksi (Yield) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Produk Biodiesel Setelah melakukan pengujian dengan reaksi transesterifikasi dengan teknik ultrasonik pada frekuensi 28 khz, dilakukan pengujian sifat fisik dari produk biodiesel. Pengujian sifat fisik yang dilakukan adalah pengujian densitas, viskositas, dan nilai kalor, sesuai dengan alat yang tersedia di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Diponegoro. Sifat-sifat fisik dari produk biodiesel dapat dilihat pada Tabel 2. RUN Tabel 2. Karakteristik produk biodiesel yang dihasilkan Densitas (gr/cm 3 ) Viskositas (mm 2 /s) Nilai Kalor (cal/gr) 1 0,890 3,85 11080,6 2 0,880 5,45 10093,3 3 0,896 4,38 10620,0 3.2 Optimasi Proses Respon hasil percobaan adalah konversi (Y) untuk setiap eksperimen. Hasil pengolahan data disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil percobaan dengan Central Composite Design RUN X 1 X 2 X 3 Y (%) 1-1 -1-1 88,95 2-1 -1 1 99,42 3-1 1-1 99,29 4-1 1 1 100,44 5 1-1 -1 97,92 6 1-1 1 99,01 7 1 1-1 102,23 8 1 1 1 101,07 9 0 0 0 105,30 10-1,76 0 0 97,68 11 1,76 0 0 98,77 12 0-1,76 0 91,95 13 0 1,76 0 103,59 14 0 0-1,76 100,53 15 0 0 1,76 95,05 16 0 0 0 105,16 4 0,889 4,06 10337,9

Selanjutnya untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh, dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan persamaan model matematis. Dalam Percobaan ini jumlah variabel bebas ada 3, sehingga persamaan polynomialnya menjadi : Yu = β o + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 12 X 1 X 2 + β 13 X 1 X 3 + β 23 X 2 X 3 + β 11 X 2 1+ β 22 X 2 2+ β 33 X 2 3 (1) Sehingga persamaannya menjadi: Yu = 105,2482 + 1,9753 X 1 4,3839 X 1 2 + 5,3796 X 2 4,6778 X 2 2 + 0,2670 X 3 4,6658 X 3 2 1,2439 X 1 X 2 2,9251 X 1 X 3 2,8927 X 2 X 3 (2) Dari persamaan tersebut bisa dilihat bahwa koefisien X 3 bertanda positif dan memiliki nilai yang paling besar dan berpengaruh, hal ini berarti semakin besar campuran minyak, perbandingan metanolminyak, dan waktu reaksi, dapat meningkatkan konversi akan menggeser kesetimbangan reaksi ke kanan sehingga produk biodiesel yang dihasilkan akan semakin banyak. ANOVA dapat menentukan variabel yang berpengaruh dan tidak berpengaruh untuk mendapatkan yield dengan membandingkan harga F (ratio of mean square) dan harga P (probability). Harga F yang lebih besar daripada harga P berarti variabel berpengaruh. Dan untuk harga P yang kurang dari 0,05, maka variabel sangat berpengaruh dalam mendapatkan yield. Analisa varian yang didapat dari software STATISTICA 6.0 dapat dilihat pada Tabel 4. X 1 X 2 X 1 X 3 X 2 X 3 Error Total SS 3,0947 1 3,094 0,3923 0,5541 17,1126 1 17,112 2,1695 0,1911 16,7354 1 16,735 2,1217 0,1954 47,3263 6 7,887 286,8659 15 R 2 0,83502 Dari Tabel 4 ANOVA (analisys of variance) dapat dilihat bahwa variabel rasio massa minyak sawit dan minyak jarak, perbandingan mol metanol terhadap campuran minyak minyak, interaksi campuran minyak sawit dan jarak dengan waktu, dan interaksi metanol dengan waktu, mempunyai harga F lebih besar dari harga P, sehingga merupakan variabel yang berpengaruh. Sedangkan lamanya waktu reaksi, interaksi campuran minyak sawit dan jarak dengan waktu, memiliki harga F lebih kecil dari harga P. 3.3 Analisa Profile Contour dan Surface Plot Gambar 2 a) dan b) menunjukkan surface plot 3D dan contour plot 2D interaksi antara campuran minyak (X 1 ) dan perbandingan metanol minyak (X 2 ) terhadap yield biodiesel. Pada interaksi ini, waktu reaksi (X 3 ) ditetapkan pada waktu 60 menit Tabel 4. Analisa Varian (ANOVA) Efek SS df MS F P X 1 13,8730 1 13,873 1,7588 0,2330 X 1 2 50,1514 1 50,151 6,3581 0,0451 X 2 102,8993 1 102,899 13,0455 0,0112 X 2 2 57,1018 1 57,101 7,2393 0,0360 X 3 0,2534 1 0,253 0,0321 0,8636 X 3 2 56,8076 1 56,807 7,2020 0,0363 (a)

(a) (b) Gambar 3. Interaksi campuran minyak (X 1 ) dan perbandingan metanol minyak (X 2 ) dengan waktu reaksi (X 3 ) = 60 menit, (a) Countor plot 2D ; (b) Surface plot 3D Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa kenaikan signifikan terjadi pada perubahan perbandingan metanol-minyak. Jika membuat campuran minyak pada nilai tengah 0 yaitu 3:1 (volume minyak kelapa sawit lebih banyak dibanding minyak jarak pagar) dan perbandingan mol metanol-minyak dibuat semakin meningkat, maka perubahan kenaikan yield yang didapat akan sangat signifikan. Sedangkan jika dibuat perbandingan mol metanol-minyak pada nilai tengah 1:1 dan campuran minyak dibuat semakin meningkat, maka perubahan kenaikan yield yang didapat tidak terlalu signfikan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi pada plot 2D dan 3D. Warna hijau tua menunjukkan yield paling rendah sedangkan warna merah tua menunjukkan yield paling tinggi. Gambar 4 a) dan b) menunjukkan surface plot 3D dan contour plot 2D interaksi antara campuran minyak (X 1 ) dan waktu reaksi (X 3 ) terhadap yield biodiesel. Pada interaksi ini, perbandingan metanol-minyak (X 2 ) diterapkan pada nilai tengah 0. (b) Gambar 4. Interaksi campuran minyak (X 1 ) dan waktu reaksi (X 3 ) dengan perbandingan metanol-minyak(x 2 ) = 6:1, (a) Countor plot 2D ; (b) Surface plot 3D Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa kenaikan signifikan terjadi pada perubahan campuran minyak. Jika membuat campuran minyak pada nilai tengah 0 yaitu 3:1 (volume minyak kelapa sawit lebih banyak dibanding minyak jarak pagar) dan waktu reaksi dibuat semakin meningkat, maka perubahan kenaikan yield yang didapat tidak terlalu signifikan. Sedangkan jika dibuat waktu reaksi pada nilai tengah 0 yaitu 60 menit dan campuran minyak dibuat semakin meningkat, maka perubahan kenaikan yield yang didapat akan signfikan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi pada plot 2D dan 3D. Warna hijau tua menunjukkan yield paling rendah

sedangkan warna merah tua menunjukkan yield paling tinggi Gambar 5 a) dan b) menunjukkan surface plot 3D dan contour plot 2D interaksi antara campuran minyak (X 1 ) dan waktu reaksi (X 3 ) terhadap yield biodiesel. Pada interaksi ini, campuran minyak (X 1 ) diterapkan pada 2,75:1. (a) (b) Gambar 4. Interaksi perbandingan metanol-minyak (X 2 ) dan waktu reaksi (X 3 ) dengan campuran minyak (X 1 ) = 2,75:1, (a) Countor plot 2D ; (b) Surface plot 3D Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa kenaikan signifikan terjadi pada perubahan perbandingan mol metanol-minyak. Jika membuat perbandingan mol metanol-minyak pada nilai tengah yaitu 6:1 dan waktu reaksi dibuat semakin meningkat, maka perubahan kenaikan yield yang didapat tidak terlalu signifikan. Sedangkan jika dibuat waktu reaksi pada nilai tengah yaitu 60 menit dan campuran minyak dibuat semakin meningkat, maka perubahan kenaikan yield yang didapat akan signfikan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi pada plot 2D dan 3D. Warna hijau tua menunjukkan yield paling rendah sedangkan warna merah tua menunjukkan yield paling tinggi. 4. KESIMPULAN Berdsarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Yield maksimal yang didapatkan pada penelitian adalah 105,30% dengan perbandingan minyak kelapa sawit : minyak jarak adalah 150mL : 50 ml, molar metanol : campuran minyak adalah 6 : 1 atau volume metanol 52,5 ml, dan waktu reaksi adalah 60 menit. 2) Nilai densitas, viskositas, dan kalor pada yield maksimal masing-masing adalah 0,879 gr/ml, 3,42 mm 2 /detik, dan 10971,4 cal/gr. DAFTAR PUSTAKA [1] Leng Chew, Thiam, Bhatia, Subhash. 2008. Catalytic processes toward the production of biofuels in a palm oil and oil palm biomass-based biorefinery, Bioresource Technology, Malaysia. [2] Atabani, A.E., Silitonga, A.S., Ong, H.C., et al. 2012. Non-edible vegetable oils: A Critical Evaluation Of Oil Extraction, Fatty Acid Compositions, Biodiesel Production, Characteristics, Engine Performance and Emissions Production. Journal of Renewable and Sustainable Energy Reviews [3] Gupta, Ram B., Demirbas, Ayhan. 2010. Gasoline, Diesel and Ethanol Biofuels from Grasses and Plants. Cambridge University Press : USA. [4] Bode, H., 2002. Bahan Bakar Alternatif Biodiesel (Bagian I. Pengenalan). Universitas Sumatra Utara. [5] Bulent, A., Abdullah, M., Fereidouni, M. 2011. Soybeans Processing for Biodiesel Production. University of Missouri : USA.