BAB 11 LANDASAN TEORI. memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan. 1

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. memperlancar lalu lintas pembayaran (Dendawijaya 2004:15) atau kredit macet. Dalam rangka menjaga agar bank-bank tersebut lebih

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB I PENDAHULUAN. (surplus dana) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit dana) serta

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan Bank Umum Syariah yang lahir melalui proses spin off. Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dari modal yang dimiliki (Sartono, 2001:119). Oleh karena itu, perlu diupayakan agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

Transkripsi:

BAB 11 LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan Bank Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, dimana informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan. 1 Penilaian kinerja keuangan bank dapat dinilai dengan pendekatan rasio keuangan dari semua laporan keuangan yang dilaporkan di masa depan. Kinerja merupakan sesuatu yang berhubugan dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan tersebut dapat dipahami agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan 2. Kinerja keuangan perusahaan sangat bermanfaat bagi pihak stakholders seperti investor, kreditor, analisis, konsultan keuangan, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai penilaian aspek 1 Nurul Amalina A. Ibrahim, Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (PERSERO), (Makassar, Skripsi, 2013, hlm. 15). 2 Diana Puspitasari, Analisi Pengaruh CAR,NPL,PDN,NIM,BOPO,LDR, dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA (Studi kasus Bank Devisa di Indonesia periode 2003-2007) (Semarang : Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro, 2009, hlm. 18). 51

52 dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peran bank sebagi lembaga intermediasi. Bank sebagai lembaga keuangan yang berorintasi pada profit pengukuran kinerja keuangan perbankan yang paling tepat adalah dengan mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba atau profit dari berbagai kegiatan yang dilakukan sebagaimana umumnya tujuan perusahaan adalah untuk mencapai nilai yang tinggi, dimana untuk mencapai nilai tersebut perusahaan harus dapat secara efisien dan mengelolah berbagai kegiatannya. Ukuran dapat diukur dengan rasio Return on Assets (ROA) dari rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan. ROA dipilih sebagai indikator pengukuran kinerja keuangan perbankan karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva. ROA (Return on Assets) merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total aset, ROA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aktiva. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat kuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan asset.

53 B. Ukuran Kinerja Ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif, yaitu: 3 1. ukuran Kriteria Tunggal ukuran kriteria tunggal (Single Criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Kelemahan apabila kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerjanya yaitu orang akan cenderung memusatkan usahanya pada kriteria. pada usaha tersebut sehingga akibatnya kriteria lain diabaikan yang kemungkinan memiliki arti yang sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan. 2. Ukuran kriteria beragam Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran untuk menilai kriteria manajer, kriteria ini mencari berbagai aspek kinerja manajemen, sehingga manajer dapat diukur kinerjanya dari berbagai kriteria. Tujuan penggunaan beragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya berbagai kinerja. 3. Ukuran kriteria gabungan Ukuran kriteria gabungan (Composite criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, untuk memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dan menghitungkan rata-ratanya sebagai ukuran yang menyeluruh kinerja manajer. Kriteria gabungan ini dilakukan karena perusahaan menyadari bahwa beberapa tujuan lebih penting dibanding 3 Munawir, Analisis Laporan Keuangan,(Yogyakarta:Liberty,2001),hlm.62.

54 dengan tujuan yang lain, sehingga beberapa perusahaan memberikan bobot angka tertentu pada beragam kriteria untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer. Sebagai lembaga keuangan yang menganut dasar falsafah kepercayaan, sehingga harus mampu mengelolah seluruh aspek usahanya agar dapat menunjukkan kinerja yang dikatagorikan sehat dan dapat terus menjaganya. C. Tujuan Pengukuran Kinerja keuangan Bank Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan: a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keungan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal, dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan atau tahun sebelumnya. b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua jenis aset yang dimiliki bank dalam meghasilkan profit. c. Untuk meningkatkan peran bank sebagai lembaga intermediasi anatara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihakpihak yang memerlukan dana. D. Laporan Keuangan Laporan keuangn merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersngkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen

55 untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. 4 Laporan keuangan disusun dari proses dan prosedur akuntansi sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan bank menunjukan kondisi bank secara keseuruhan. Laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank sesunggunya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama periode tertentu. Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu laporan keuangan bank bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Selain itu laporan keuangan bank bertujaun untuk mengambil keputusan. Akan tetapi perlu disadari pula bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan bank, karena secara umum laporan keuangan hanya menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan. Walaupun demikian, dalam beberapa hal bank perlu menyediakan informasi nonkeuangan yang mempunyai pengaruh keuangan dimasa depan 5. 4 Zaki Baridwan, Intermediate Accounting,(Yogyakarta: BPFF UGM,2004),hlm,17. 5 Tim Penyususn Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia., Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia.(jakarta:Bank Indonesia,2008),hlm.3.

56 Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama, yaitu Neraca dan Laporan Laba-Rugi. Maka dapat disimpulan bahwa laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang bersangkutan, dan merupakan suatu produk akhir dari proses kegiatan-kegiatan akuntansi dalam suatu usaha serta dapat dijadikan sebagai bahan penguji dalam pengerjaan menganalisis pembukuan dan menilai posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu, karena berisi semua informasi tentang keadaan keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai sumber informasi, Laporan keuangan juga sebagai pertanggung jawaban dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya. E. Jenis Laporan Keuangan Jenis-jenis laporan keunagan, antara lain 6 : 1. Laporan neraca (posisi keuangan) Laporan posisi keuangan Adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi, tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup 6 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)No. 1 (Revisi 2009 : 1-6).

57 dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga laporan posisi keuangan sering disebut balance sheet adalah suatu gambaran dari laporan keuangan bank yang mengemukakan perbandingan yang seimbang antara harta benda milik atau kekayaan bank dengan semua kewajiban, utang dan modalnya. 7 2. Laporan Laba-Rugi Adalah laporan keuangan yang memberikan infomasi mengenai kemampuanm (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu. 3. Perubahan Modal Adalah laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan moodal perusahaan. Laporan yang menunjukan perubahan equitas bank dan menggambarkan peningkatan atau aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode pelaporan. 8 7 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2000),hlm,186. 8 M. Romly Fuad dan M. Rustam D.M, Akuntansi Perbankan Petunjuk Praktis Operasional Bank,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005),hlm.19

58 F. Tujuan Laporan Keuangan Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah sebagai berikut : 9 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenisjenis aktiva yang dimiliki. 2. Memberika informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang. 3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenisjenis modal bank pada waktu tertentu. 4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut. 5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan. G. Rasio Keuangan Bank Secara umum rasio keuangan merupakan penyederhanaan dari informasi laporan keuangan bank. Agar laporan keuangan dapat dibaca sehingga menjadi berarti maka harus dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis rasio dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja dan 9 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta:PT.Grafindo Persada,2004), hlm 240.

59 kondisi keuangan perusahaan dengan menggunakan data neraca dan laporan laba rugi. Dengan demikia analisis rasio keuangan berguna untuk menentukan kesehatan atau kinerja keuangan perusahaan baik pada saat sekarang maupun dimasa mendatang sehingga sebagai alat untuk menilai posisi keuangan perusahaan dalam suatau periode tertentu. 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Berdasarkan Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 3/30/DPNP ada dua rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai aspek permodalan yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio) dan Aktiva Tetap terhadap Modal. Rasio yang sering digunakan adalah CAR atau rasio modal terhadap ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) yang didapatkan dengan membandingkan antara modal dengan ATMR. Capital Adequcy Ratio (CAR), adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan moadal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyerahan surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana dana dari sumber dari luar bank 10. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. 11 10 Lukman Dendawijaya, Op.cit. hlm.121. 11 Harmono, Manajemen Keuangan (berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis), (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011) hlm. 116.

60 2. Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat ukur untuk mengukur tingkat efisien usaha dan profitabilitas yang diperoleh bank yang bersangkutan. 12 Salah satu tujuan utama suatu bank pada umumnya adalah untuk medapatkan keuntungan. Untuk mengukur kinerja suatu bank salah satu caranya adalah dengan mengukur kemampuan suatu bank untuk memperoleh keuntungan (profit). Dalam penelitian ini aspek Earning menggunakan Rasio Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Sering digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional semakin rendah BOPO berarti semakin efesien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnaya, dengan adanya efiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. 13 Rasio ini dijadikan variabel yang mempengaruhi ROA karena berkaitan dengan adannya teori menyatakan bahwa jika biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva, berarti semakin efesien aktiva bank dalam menghasilkan keuntungan. 12 Theresia Debby, Pengaruh NPL, LDR, CAR, NIM dan GCG terhadap ROA (studi pada Bank yang terdaftar periode 2004-2012). Semarang : Skripsi, Universitas Diponegoro, 2013), halm : 42-43. 13 Veithzal Rivai dan Arfiyan Arifin, Islamic Banking: sebuah teori,konsep dan aplikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2010).hlm. 866

61 3. Financial to Deposit Ratio (FDR) Financial to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Jika rasio tersebut semakin tinggi maka memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Berkurangnya tingkat likuiditas dapat memberikan dampak terhadap naiknya profitabilitas. Dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu keseimbangan antara dana yang dihimpun dengan dana yang disalurkan sehingga tidak terjadi dana yang menganggur (idle fund) dan dana yang digunakan harus produktif. Manajemen likuiditas merupakan hal yang sangat penting dalam operasional bank karena sebagian dana yang dikelola bank bersumber dari dana pihak ketiga atau masyarakat yang menititipkan dalam bentuk rekening giro, tabungan, deposito dan simpanan lain yang harus dibayar pada saat jatuh tempo. Selain itu bank juga harus dapat menggunakan dana tersebut dengan mengalokasikannya dalam berbagai bentuk investasi untuk memperoleh laba guna membayar biaya dana tersebut dan biaya operasional. Financial to Deposit Ratio (FDR) merupakan indikator kemampuan bank untuk mengimbangi kewajiban untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan pembiayaan. Apabila dari banyak pembiayaan yang diberikan tidak diimbangi dengan jumlah dana yang terkumpul menyebabkan likuiditas dari bank berkurang. Jadi FDR memberikan

62 pengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas. 14 Untuk dapat memperoleh FDR yang optimum bank harus menjaga NPF, peningkatan FDR dapat berarti penyaluran dana ke pembiayaan semakin besar, sehingga laba akan meningkat. Peningkatan laba tersebu t menngakibatkan kinerja bank yang diukur dengan ROA semakin tinggi. 14 veithzal Rivai, Op.cit.hlm.389 394.