SIDa.F.48. Pengembangan Klaster Pariwisata Bono, Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Badan Pengkajian Penerapan Teknologi 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU

KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

Pengembangan Klaster Industri Pariwisata & Pangan di Kabupaten Gunung Kidul

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012

C 6 - Koridor 5 Tinjauan Tata Ruang Untuk Pengembangan Ekowisata Kabupaten Bangli BAKOSURTANAL 2012

BAB III PENYAJIAN DATA

L.16 Revitalisasi Tradisi Lisan Sunda dan Pemanfaatannya untuk Pengembangan Industri Pariwisata dan Industri Kreatif di Jawa Barat

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2012

SIDa.F.8 Pengolahan Limbah Kotoran Ternak Menjadi Biogas Sebagai Salah Satu Upaya Mewujudkan Lingkungan Hijau Di Desa Cikundul, Kota Sukabumi

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

Pengembangan Sumberdaya Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat di Lombok Barat

MODEL PENCEGAHAN TRAFFICKING MELALUI PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI DAERAH ASAL TENAGA KERJA WANITA (TKW) BERBASIS POTENSI LOKAL

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

RISET PENGEMBANGAN PARIWISATA: PENILAIAN POTENSI ALAM DAN BUDAYA PULAUFLORES SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA

Kementerian Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL 2012

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

SIDa F 24. Dr. Ir. Suhendar I Sachoemar, MSi Ir. Nenie Yustiningsih, MSc Wisnu Sujatmiko, APi, MS Dra. Jeni Hariyanti Drs. Dedy Roesmajadi, MM

Penerapan Pengukur Temperatur Air untuk Pemijah Ikan di Kabupaten Tulang Bawang Lampung. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia SIDa.I.

U. 22. Peneliti: Siti Maimunah, S.Si., M.SE., M.A. Fredrikson Hamonangan, ST. Romi Sujatmiko, ST. Buni Lukito Hadi F, SH. Lidya Chotimah, SH.

logo lembaga N 61 INVENTARISASI POTENSI DAN SEBARAN JENIS NIPAH DI PAPUA Ir. Relawan Kuswandi, M.Sc BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN 2012

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

Studi Perancangan Kapal Penumpang Untuk Pelayanan. Transportasi Laut Antar Pulau Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI 2012

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan-Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

Y_5_ Presentasi_ Evaluasi _Kinerja PKPP

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MASYARAKAT DI LOMBOK BARAT

PENGEMBANGAN MODEL & DESTINASI WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI KEBUN RAYA EKA KARYA BALI

PENELITIAN PEMILIHAN MODA ANGKUTAN BATUBARA ANTARA ANGKUTAN SUNGAI DAN TRUK DI PULAU KALIMANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal seputar penelitian yang

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Menurut Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang kepariwisataan, pengembangan dan

Dalam tesis ini, penulis memandang bahwa masuknya pariwisata ke Atauro tidak bisa dilepaskan dengan hadirnya para penggerak yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2012

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN)

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

(FOSS) UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI MP3EI DI KORIDOR EKONOMI YOGYAKARTA

Ayo!!!Kita Wujudkan Cilacap Menjadi Daerah Pariwisata yang Menakjubkan

X.117 ANALISIS PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN UTAMA DALAM PROGRAM MP3EI DI KORIDOR SULAWESI

Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang

[ Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi] 2012

[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ] 2012

BAPPEDA PROVINSI RIAU

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan dalam pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi

BABI PENDAHULUAN. wisata alam yang sebagian besar dimiliki oleh negara-negara berkembang

PENGEMBANGAN MODA ALTERNATIF ANGKUTAN WISATA DI BALI DAN LOMBOK

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

Pembangunan Pariwisata di PPK yang didalamnya berisi beberapa strategi, meliputi:

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang STUDI KELAYAKAN POTENSI WISATA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KABUPATEN BELITUNG

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI LOMBOK BARAT

STRATEGI PENGELOLAAN POTENSI MARITIM UNTUK MENINGKATKAN USAHA PERIKANAN DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR DALAM RANGKA PERTAHANAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Pengembangan teknologi pembangkit biogas dari bahan tumbuhan di Jambi

Paparan Walikota Bengkulu

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

N60 Potensi Nyamplung (Calophyllum spp) untuk Pengembangan Energi Alternatif Pedesaan di Papua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

Kajian Pengembangan Produksi Pati Sagu Skala UKM dalam Mendukung Penyediaan Pati Sagu dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan di Jayapura Papua

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA BATAM BATAM, 8 DESEMBER 2011

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

kode kegiatan I.231 SCREW PRESS PENGOLAH BUAH PADA UKM DI KABUPATEN SUBANG IMPLEMENTASI HalomoanP. Ir. Siregar

[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi lokal wilayah tersebut. Pembangunan wilayah dapat

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BADAN LITBANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2012

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan

DIFUSI MODEL PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI SENTRA JERUK SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Namun kawasan wisata alam ini masih belum memaksimal potensi

LAPORAN PENDAMPINGAN RZWP3K PROVINSI RIAU 2018

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. V, maka penulis menarik kesimpulan dan merumuskan beberapa saran atau

Transkripsi:

SIDa.F.48 Pengembangan Klaster Pariwisata Bono, Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau Drs. Irawan Santoso, M.Sc Badan Pengkajian Penerapan Teknologi 2012

LATAR BELAKANG Sektor Pariwisata di kabupaten Pelalawan akhir-akhir ini mulai mendapat perhatian dunia, dengan adanya pemanfaatan gelombang BONO (Tidal Bore) oleh peselancar manca negara. BONO merupakan gelombang besar yang timbul akibat bertemunya masa air laut dengan masa air sungai saat pasang naik, dan terjadi karena morfologi muara sungai yang dangkal dan terdapat pulau di bagian tengah dekat muara. Tidal Bore untuk berselancar (surfing) terdapat di beberapa tempat di belahan dunia ini seperti di China, Brazil, Malaysia, Australia dll., akan tetapi BONO mempunyai kelebihan yaitu durasi ombaknya merupakan ombak terpanjang dan terlama Kegiatan wisata adalah kegiatan komplek yang saling terkait, oleh karena itu dalam melakukan pengembangan pariwisata harus bersifat integral, multi sektor, dan melibatkan multi pihak. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan klaster. Jackson dan Murphy (2002) berpendapat bahwa penerapan konsep cluster untuk industri pariwisata sangat tepat mengingat bahwa produk dengan basis lokal, mempromosikan aksi bersama antar-perusahaan yang saling terkait, yang mengarah pada pembentukan aglomerasi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN Hampir seluruh elemen pemetaan klaster pariwisata BONO mempunyai masalah, meliputi: Bahan Baku: Wisata air sungai Bono untuk surfing masih tebatas untuk wisatawan asing penggemar surfing yang tergabung dalam organisasi surfing Ripcurl. Lokasi belum dikelola optimal baik standar lokal maupun internasional Abrasi ancam keberadaan Bono Kurangnya monev terhadap pembangunan di sekitar Teluk Meranti Produksi: Belum ada operator wisata lokal Wisata pantai Ogis belum dikelola Belum ada pusat promosi kerajinan Pemasaran: Promosi masih terbatas Belum ada badan pengelola khusus pengembangan ekowisata Bono Infrastruktur: Infrastruktur jalan menuju lokasi masih buruk Utilitas air bersih belum tersedia Listrik terbatas Fasilitas kesehatan belum memadai Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan: Pendampingan pengembangan klaster pariwisata BONO Fokus Kegiatan: Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau Desain Penelitian: Tahapan pengembangan klaster industri pariwisata Tahapan Metode Pelaksanaan Kegiatan: Bono a) Inisiasi dan Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Pelalawan b) Eksplorasi/ Analisis (Identifikasi potensi pengembangan klaster industri pariwisata Bono dan mengevaluasi kinerja perekonomian daerah) c) Perumusan Strategi dan Implikasi Kebijakan (Pemetaan klaster industri pariwisata dan Analisis lingkungan klaster industri pariwisata Bono) Perkembangan dan Hasil Kegiatan Pada kegiatan tahun pertama hanya bisa dilakukan tahap a) dan b) sedangkan tahap c) belum dapat terlaksana seluruhnya Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

SINERGI KOORDINASI Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan: Kegiatan ini merupakan kegiatan pendampingan pengembangan klaster industri Pariwisata untuk Pemerintahan Kabupaten Pelalawan Nama lembaga yang diajak koordinasi a) Bappeda Kabupaten Pelalawan, b) Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan, dan c) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Strategi pelaksanaan koordinasi Kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Pelalawan dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Pengkajian, Penerapan Dan Pemasyarakatan Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Daerah Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau Tahun 2011 Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) Pengembangan Klaster Industri Pariwisata Bono Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan Pendampingan pengembangan industri pariwisata BONO dengan pendekatan klaster Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan Roadmap Program Pengembangan Klaster Industri Pariwisata BONO 2012-2015 Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan Bappeda Kabupaten Pelalawan Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan Kementerian Parekraf Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan Kajian ini dapat menjadi masukan bagi MasterPlan pengembangan kawasan Wisata Bono yang sedang disusun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan Perluasan lokus kegiatan, tidak hanya kawasan Bono tetapi untuk seluruh kawasan pariwisata yang berada di Kabupaten Pelalawan Strategi Pengembangan ke depan Koordinasi lebih dalam dengan Bapeda, Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan, dan Kementerian Parekraf untuk kelanjutan pendampingan klaster pariwisata di Kabupaten Pelalawan sangat diperlukan Optimalisasi kinerja Kelompok Kerja pengembangan klaster industri Pariwisata BONO Tahapan Pengembangan ke depan Pengembangan industri pariwisata Bono dengan menggunakan pendekatan klaster dapat dijadikan contoh bagi pengembangan industri pariwisata secara menyeluruh bagi lokasi pariwisata lainnya Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6

FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

TERIMA KASIH Drs. Irawan Santoso, M.Sc Warseno, SH Suripto, S.ST, MT Ir. Darmawan. L. Cahya, MPA Nur Anis Hadiati, ST