BAB I PENDAHULUAN. Kanada merupakan salah satu negara multikultur yang memiliki lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika Multikulturalisme Kanada ( ). Kesimpulan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

PERANAN UNESCO TERHADAP PENGKLAIMAN BUDAYA TIDAK BERWUJUD DAN PENERAPAN HUKUMNYA DI INDONESIA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penulis gunakan dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

DEKLARASI PRINSIP-PRINSIP TENTANG TOLERANSI DIUMUMKAN DAN DITANDATANGANI OLEH NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNESCO PADA 16 NOVEMBER 1995

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

BAB I PENDAHULUAN. jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini. Kesimpulan ini

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. sudah disusun secara matang dan terperinci. (

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON PSYCHOTROPIC SUBSTANCES 1971 (KONVENSI PSIKOTROPIKA 1971)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Identitas pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dan dipakai oleh para

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

KAJIAN PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME AGAMA DI NTT A. LATAR BELAKANG

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012. Hilangnya Rasa Nasionalisme Remaja Berimbas Kehancuran Bangsa

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. juga multikultural, dimana dalam kehidupan tersebut terdapat berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sosiokultural yang beragam dan geografis yang luas. Berikut adalah

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Igneus Alganih, 2014 Konflik Poso (Kajian Historis Tahun )

industrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog

BAB I PENDAHULUAN. antara Negara Penerima dengan United Nations High Commissioner for

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA. Implementasi Sila Ketiga. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

dapat menghadapi satu sama lain secara fisik, legal, kultural, dan psikologis. Maka dari itu, pendidikan dengan adanya keragaman budaya memberikan keu

BAB I PENDAHULUAN. yakni Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari.

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kanada merupakan salah satu negara multikultur yang memiliki lebih dari 200 kelompok etnis hidup bersama, dan lebih dari 40 kebudayaan terwakili di dalam media etnis di Kanada, bahkan imigrasi pun menyumbang lebih dari 50 persen pertumbuhan penduduk. Banyaknya ras dan etnis yang terdapat di Kanada mengharuskan pemerintah negara ini untuk dapat mengakomodasi rakyatnya agar tercipta suatu keadaan masyarakat yang saling menghargai dan menghormati. Salah satu kebijakan yang pada saat itu dikeluarkan adalah kebijakan mengenai multikulturalisme yang kemudian disahkan oleh pemerintah federal pada tahun 1971 (Statistics Canada, 1983: 60-61). Kanada menjadi pionir sebagai negara pertama yang memperkenalkan dan menerapkan kebijakan multikulturalisme pada tahun 1971 pada komunitas internasional (Stein et al., 2007:1-2). Dengan melakukan hal itu, Kanada menegaskan dan menegakkan nilai dan harkat martabat warga negaranya, tanpa pandang bulu latar belakang bahasa, asal-muasal kesukuan, kedaerahan, maupun ikatan keagamaan mereka. Dalam kurun waktu 70-an, paham multikulturalisme yang berkembang di Kanada ini kemudian berlanjut di Amerika Serikat, Australia, dan Inggris.

Multikultural merupakan konsep yang menggambarkan usaha untuk memahami berbagai kelompok budaya, kelompok ras dan apresiasi dari kebudayaan yang berbeda-beda dalam pergaulan yang acapkali mengakibatkan ketegangan dan konflik antaretnis (Liliweri, 2009:114). Keragaman etnis dan budaya, seperti yang telah diungkapkan Liliweri, biasanya rentan akan terjadinya konflik, tetapi tidak demikian halnya dengan Kanada yang menjadikan multikulturalisme sebagai sebuah kebijakan pemerintah yang formal, dan kebijakan multikulturalisme ini diklaim sebagai keberhasilan terbesar pemerintah (Reitz et. al., 2009:1). Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa-apa saja indikator yang menyatakan bahwa kebijakan multikulturalisme merupakan keberhasilan terbesar pemerintah, karena jika memang kebijakan multikultralisme ini merupakan keberhasilan terbesar pemerintah, lantas mengapa terdapat gesekan masyarakat, terutama antara Inggris dan Perancis yang merupakan dua etnis terbesar di Kanada (Reitz et. al., 2009:129). Dalam mengakomodasi kehidupan masyarakat yang beraneka ragam, pemerintah kemudian mengadopsi konsep mosaik budaya. Konsep ini menggambarkan keanekaragaman kelompok etnis yang hidup berdampingan di Kanada dimana masyarakat dapat menyesuaikan diri diantara perbedaan etnis-budaya dan masing-masing keunikan dari budaya yang berbeda ini memberikan kontribusi ke Kanada. Konsep mosaik budaya ini kemudian dijadikan sebagai kontrol sosial masyarakat Kanada (Cameron, 2004:49-50).

Kebijakan multikulturalisme Kanada ini kemudian diikuti dengan pembentukan lembaga-lembaga multikultural seperti yang terjadi pada tahun 1973 yaitu pembentukan The Canadian Consultative Council on Multiculturalism yang kemudian berganti nama menjadi The Canadian Multiculturalism Council, selain itu kebijakan multikulturalisme juga mengalami modifikasi menjadi the charter of rights and freedoms pada tahun 1982, diikuti juga dengan pembentukan House of Commons Committe pada tahun 1985, bahkan hingga ditetapkannya tanggal 27 Juni 2002 sebagai Hari Multikulturalisme Kanada. Dan pada tingkat internasional, Kanada menerima Konvensi tentang Perlindungan dan Promosi Keanekaragaman Ekspresi Budaya dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization pada 23 November 2005. Namun, upaya yang dilakukan pemerintah Kanada dalam mengatur multikulturalisme ini tidak serta merta luput dari reaksi masyarakat Kanada bahkan juga mengundang reaksi dari dunia internasional untuk menolak multikulturalisme. Hal inilah yang kemudian membuat penulis ingin mengkaji lebih jauh mengenai multikulturalisme dan bagaimana pemerintah Kanada mengatasi berbagai reaksi yang muncul dari masyarakat. Kehidupan masyarakat yang heterogen merupakan sebuah ciri khas tersendiri bagi negara Kanada. Berbagai etnis dan ras dari berbagai negara datang dan tinggal di negara ini. Banyaknya etnis dengan berbagai latar belakang budaya berbeda yang tinggal di negara ini membuat hubungan antaretnis di lingkungan masyarakatnya juga turut berubah. Hubungan yang

terjalin dari interaksi sosial antaretnis ini nantinya akan menggambarkan apakah keberagaman etnis dengan berbagai budaya yang berbeda yang ada di Kanada akan terus membawa kesatuan atau bahkan nantinya akan membawa perpecahan bagi negara ini. Hal-hal yang telah disampaikan oleh penulis diatas kemudian dijadikan dasar oleh penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai multikulturalisme dalam kehidupan masyarakat Kanada. Dengan demikian penulis memilih untuk mengangkat judul: Dinamika Multikulturalisme Kanada (1968-2006). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pokok-pokok pikiran diatas, terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan pokoknya adalah Bagaimana dinamika kehidupan masyarakat multikultural di Kanada pada tahun 1968-2006? Sementara untuk membatasi kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa pertanyaan sekaligus sebagai rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu: 1. Bagaimana latar belakang Multikulturalisme di Kanada? 2. Bagaimana tanggapan masyarakat dunia barat terhadap multikulturalisme di Kanada? 3. Bagaimana perkembangan multikulturalisme di Kanada dalam kurun waktu 1968-2006? 4. Bagaimana dampak multikulturalisme di Kanada bagi dunia barat?

1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi latar belakang terciptanya Multikulturalisme di Kanada. 2. Mengidentifikasi tanggapan masyarakat dunia barat terhadap multikulturalisme di Kanada. 3. Memperoleh gambaran tentang perkembangan multikulturalisme di Kanada dalam kurun waktu 1968-2006. 4. Mengidentifikasi dampak multikulturalisme di Kanada bagi dunia barat. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Menjadi sumber bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai multikulturalisme bagi lembaga UPI pada umumnya dan khususnya untuk Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, nilai-nilai yang terkandung dalam multikulturalisme dapat dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya agar membentuk kepribadian setiap mahasiswa hingga lebih dapat memahami realita sosial yang ada di masyarakat. 2. Memperkaya penulisan mengenai sejarah Amerika pada umumnya dan khususnya multikulturalisme di Kanada di Jurusan Pendidikan Sejarah. 3. Mengajarkan tentang toleransi dan menghargai perbedaan diantara golongan masyarakat, baik di Indonesia maupun di Kanada.

1.5. Penjelasan Judul 1. Dinamika Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinamika diartikan sebagai gerak (Depdiknas, 2007:265). Gerak yang dimaksud dalam penulisan ini adalah gerak masyarakat secara terus-menerus yang pada akhirnya menimbulkan perubahan di kehidupan masyarakat Kanada. 2. Multikulturalisme Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut. A. Rifai Harahap (2007), mengutip M. Atho Muzhar menyebutkan bahwa multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut. Multikulturalisme mulai dijadikan kebijakan resmi di negara berbahasa- Inggris (English-speaking countries), yang dimulai di Kanada pada tahun 1971 (http://id.wikipedia.org/wiki/multikulturalisme).

3. Kanada Kanada yang merupakan salah satu Negara dengan jumlah kultur penduduk yang paling banyak ini lahir dari pertemuan antara penduduk asli dan penduduk yang berasal dari dua bangsa Eropa, yaitu Prancis dan Inggris. Kanada terus tumbuh seiring dengan terus mengalirnya gelombang imigran dari semua belahan dunia untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Kanada menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan kebijakan multikulturalisme pada tahun 1971. 4. Tahun 1968-2006 Tahun 1968 merupakan awal masa pemerintahan yang dipegang oleh Perdana Menteri Pierre Elliot Trudeau. Pemerintahan Trudeau dipilih sebagai batas awal tahun kajian karena pada masa inilah kebijakan mengenai multikulturalisme disahkan oleh pemerintah federal Kanada. Sedangkan tahun 2006 merupakan akhir masa pemerintahan yang dipegang oleh Paul Martin. Pemerintahan Paul Martin dipilih sebagai batas akhir tahun kajian karena pada masa inilah pemerintah Kanada menetapkan Hari Multikulturalisme Kanada, bahkan Kanada menerima Konvensi tentang Perlindungan dan Promosi Keanekaragaman Ekspresi Budaya dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.

1.6. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan karya ilmiah yang akan dilakukan oleh penulis sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2011 adalah: Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan mengenai bagaimana kehidupan masyarakat multikultural di Kanada dari tahun 1968-2006. Untuk memperinci dan membatasi permasalahan agar tidak melebar maka dicantumkan rumusan dan batasan masalah sehingga dapat dikaji secara khusus dalam penulisan ini. Pada akhir dari bab ini akan dimuat tentang metode dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis, juga sistematika penulisan yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan karya ilmiah ini. Bab II Tinjauan Pustaka. Dalam bab ini dipaparkan mengenai sumber-sumber buku dan sumber lainnya yang digunakan sebagai referensi yang dianggap relevan. Dijelaskan pula tentang beberapa kajian dan penelitian terdahulu mengenai multikulturalisme di Kanada. Bab III Metodologi Penelitian. Dalam bab ini diuraikan mengenai serangkaian kegiatan serta cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber yang relevan dengan permasalahan yang sedang dikaji oleh penulis. Adapun metode yang digunakan adalah metode historis dan teknik yang digunakan adalah studi literatur. Bab IV Masyarakat Multikultural Di Kanada. Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan mengenai dinamika kehidupan masyarakat

multikultural di Kanada pada tahun 1968-2006 dimulai dari latar belakang terciptanya multikulturalisme serta perkembangannya di Kanada, tanggapan masyarakat internasional, dan dampaknya bagi masyarakat internasional. Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana masyarakat Kanada dapat hidup berdampingan ditengah kultur yang beraneka ragam. Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini merupakan bab terakhir dari rangkaian penulisan karya ilmiah yang berisi tentang kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam batasan masalah serta saran yang dapat digunakan bagi para pembaca agar lebih baik dalam penulisan selanjutnya.