YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

I. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

PENDAHULUAN. Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

I. PENDAHULUAN. merupakan penyebab peningkatan mortalitas pasien jantung (Maggioni, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

HIPERTENSI OLEH : ANITA AMIR C RIZKI AMALIAH RIFAI C PEMBIMBING : Dr. SRI ASRIYANI, Sp. Rad

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

OBAT ANTI HIPERTENSI

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pula kelompok lanjut usia (lansia) di masyarakat (Sudiarto, 2007). Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saliva memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai proteksi, pengaturan reseptor

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

I. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs,

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kardiovaskuler dan kanker. Di pusat-pusat pelayanan neurologi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

perkembangan penyakit DM perlu untuk diperhatikan agar komplikasi yang menyertai dapat dicegah dengan cara mengelola dan memantau perkembangan DM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

Transkripsi:

MONITORING EFEKTIVITAS TERAPI DAN EFEK-EFEK TIDAK DIINGINKAN DARI PENGGUNAAN DIURETIK DAN KOMBINASINYA PADA PASIEN HIPERTENSI POLIKLINIK KHUSUS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh YUANITA ARDI 0811012065 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i iii iv v viii ix BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 4 1.4 Manfaat Penelitian 4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1 Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) 5 2.1.1 Definisi Asuhan Kefarmasian 5 2.1.2 Unsur Utama Asuhan Kefarmasian 5 2.1.2.1 Berkaitan Dengan Obat 5 2.1.2.2 Pelayanan Langsung 6 2.1.2.3 Hasil Terapi yang Pasti 6

2.1.2.4 Mutu Kehidupan 6 2.1.2.5 Tanggung Jawab 7 2.1.2.6 Masalah yang Berkaitan dengan Obat / Drug Related Problem 7 2.1.3 Manfaat Asuhan Kefarmasian 10 2.2 Efek Obat yang Tidak Diinginkan / Reaksi Obat Merugikan 10 2.2.1 Definisi Reaksi Obat Merugikan 10 2.2.2 Penggolongan Reaksi Obat Merugikan 10 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Obat Merugikan 12 2.2.4 Identifikasi Reaksi Obat Merugikan 13 2.2.5 Pencegahan Reaksi Obat Merugikan 15 2.3 Hipertensi 15 2.3.1 Definisi Hipertensi 15 2.3.2 Epidemiologi Hipertensi 16 2.3.3 Klasifikasi Hipertensi 17 2.3.4 Etiologi Hipertensi 18 2.3.5 Patofisiologi Hipertensi 19 2.3.6 Komplikasi Hipertensi 22 2.3.7 Gejala Hipertensi 22 2.3.8 Diagnosis Hipertensi 23 2.3.8.1 Pengukuran Tekanan Darah 24

2.3.8.2 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi 26 2.3.9 Penatalaksanaan 27 2.3.9.1 Terapi Non-Farmakologis 27 2.3.9.2 Terapi Farmakologis 28 2.3.9.2.1 Diuretik 30 2.3.9.2.2 ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor) 31 2.3.9.2.3 ARB ( Angiotensin Receptor Blocker) 32 2.3.9.2.4 CCB (Calcium Channel Blocker) 33 2.3.9.2.5 Penghambat Adrenergik 33 BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN 35 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 35 3.2 Metodologi Penelitian 35 3.3 Sumber Data 35 3.4 Penetapan Kriteria Penderita 36 3.5 Penetapan Kriteria Obat 36 3.6 Penetapan Kriteria Sampel 36 3.7 Prosedur Penelitian 37 3.8 Definisi Operasional 39 3.9 Analisis Data 39 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 40 4.1 Hasil 40 4.1.1 Hasil Pengolahan Tekanan Darah (Sistole & Diastole) dan Denyut Jantung Pasien Selama Monitoring 40

4.1.2 Data Keluhan yang Dirasakan Pasien Selama Monitoring 41 4.1.3 Data Umum 42 4.2 Pembahasan 45 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 52 5.1 Kesimpulan 52 5.2 Saran 52 RUJUKAN 53 LAMPIRAN 59 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah 21 2. Penatalaksanaan hipertensi dengan komplikasi penyakit lain 29 3. Skema Kerja Monitoring Efektivitas Pengobatan dan Efek- Efek Tidak Diinginkan dari Terapi Hipertensi Menggunakan Diuretik dan Kombinasinya Pada Pasien Poliklinik Khusus RSUP Dr. M. Djamil Padang 60 4. Grafik Tekanan Darah Sistole Pasien Selama Monitoring 69 5. Grafik Tekanan Darah Diastole Pasien Selama Monitoring 69 6. Grafik Denyut Jantung Pasien Selama Monitoring 70

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju. Diperkirakan akan terjadi sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini (Armilawati et al, 2007). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yaitu 31,7 persen dari total penduduk dewasa (Hartono, 2011). Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena biasanya terjadi asimptomatik. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan, apabila hipertensi tidak diketahui dan tidak ditangani dengan benar dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke, atau gagal ginjal. Untuk itu, pengobatan dan pemeriksaan tekanan darah secara teratur mempunyai arti penting dalam perawatan hipertensi (Onzenoort, 2010).

Terapi penderita hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas dengan mengontrol tekanan darah pada level normal dan mengendalikan setiap faktor risiko kardiovaskular melalui perubahan gaya hidup dan menggunakan obat-obatan antihipertensi (Price, 2005; Anonim, 2006 1 ). Tiazid merupakan diuretik yang menjadi salah satu obat pada pasien hipertensi tanpa komplikasi, baik tunggal maupun dikombinasikan dengan antihipertensi lainnya. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi normal (Martin, 2009). Diuretik menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit dan air, karena dapat meningkatkan eksresi ion-ion tertentu, terutama natrium, kalium, klorida, dan bersamaan dengan ini akan meningkatkan ekresi air. Efek samping yang pernah dilaporkan diantaranya hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia, hiperkalsemia, dan hiperurisemia (Mutschler, 1991; Anderson, et al., 2002; Kasper, et al., 2005; Martin, 2009). Gangguan keseimbangan elektrolit dapat menyebabkan berbagai gejala seperti haus, lemas, nyeri otot, kram otot, sakit kepala, pusing, mual, muntah, hilang nafsu makan, aritmia, kebingungan, gangguan kesadaran, gemetar, dan kejang. Pada penggunaan diuretik tiazid efek hipokalemia yang ditimbulkan dapat menyebabkan aritmia pada pemakaian jangka panjang dan bila jumlahnya melebihi kadar puncak plasma (Anderson, et al., 2002). Selain itu, penggunaan diuretik yang berlebihan pada pengobatan hipertensi dapat menyebabkan pasien

jatuh dengan tiba-tiba karena hipotensi, serta menyebabkan trombosis karena peningkatan konsentrasi trombosit dan eritrosit (Lullman, et al., 2000). Agar penatalaksanaan pasien berlangsung secara optimal, efektif, dan efisien, maka perlu dilakukan monitoring dan pemantauan terapi obat. Pada pasien rawat jalan, pemantauan ini jarang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pasien hanya didampingi oleh keluarga saja, yang belum tentu mengerti dan paham dengan pengobatan yang dilaksanakan. Selain itu, pengobatan penyakit hipertensi biasanya memerlukan kombinasi obat-obatan dengan waktu penggunaan yang relatif lama. Dalam keadaan ini, efek samping obat akan sangat mungkin terjadi sehingga perlu penanganan yang tepat (Anonim, 2006 2 ). Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas terapi dan keluhankeluhan yang dialami pasien rawat jalan dalam penanganan hipertensi menggunakan diuretik (HCT) dan antihipertensi lain yang dikombinasikan. 1.2 Perumusan Masalah penelitian ini : Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan 1. Apakah HCT dan antihipertensi lain yang digunakan efektif dalam mengontrol tekanan darah pasien? 2. Sejauh mana pengaruh HCT dan obat antihipertensi lainnya serta lama penggunaan obat terhadap tekanan darah dan denyut jantung pasien?

3. Apa keluhan-keluhan yang dirasakan pasien yang diasosiasikan sebagai efek-efek tidak diinginkan akibat penggunan HCT yang dikombinasikan dengan antihipertensi lain? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk melihat efektivitas terapi dari penggunaan HCT dan antihipertensi lain pada pengobatan pasien hipertensi rawat jalan. 2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan HCT dan antihipertensi lain serta lama penggunaannya terhadap tekanan darah dan denyut jantung pasien. 3. Untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan pasien yang diasosiasikan sebagai efek-efek tidak diinginkan akibat penggunan HCT yang dikombinasikan dengan antihipertensi lain. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi pasien yang dijadikan sampel, proses penelitian ini dapat membantu meningkatkan efektivitas pengobatan yang sedang dijalaninya dengan pemantauan yang dilakukan oleh peneliti.

2. Hasil penelitian nantinya dapat menambah informasi yang berguna tentang pengobatan hipertensi rawat jalan. 3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman lapangan tentang penatalaksanaan pasien hipertensi menggunakan diuretik.