RANCANG BANGUN PEMIJAHAN IKAN LAUT DI KERAMBA JARING APUNG BULAT UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI TELUR *)



dokumen-dokumen yang mirip
PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

PERBEDAAN PERBANDINGAN JANTAN DAN BETINA. Sarwono *), Taufan Haryono**), dan M. Imron ***) Abstrak

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) - Bagian 2: Produksi induk

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 4: Produksi benih

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) kelas benih sebar

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

Relation between broodstock number and spawning frequency and egg production of humpback grouper (Cromileptes altivelis) ABSTRAK

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

PEMELIHARAAN LARVA BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii) METODE INTENSIF

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk

MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

Pematangan Gonad di kolam tanah

PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH (Holothuria scabra)

HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

EFISIENSI PENGGUNAAN PLANKTON UNTUK PEMBENIHAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan

III. BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

KE DUA (F-2) DALAM MENUNJANG TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN KERAPU

UJI RESISTENSI TERHADAP VIRUS VNN PADA BEBERAPA SPESIES IKAN EKONOMIS Test of VNN Virus Resistance In Several Economic Fish Species

MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR

PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii, Lacepede) DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA YANG DIPELIHARA DI KERAMBA JARING APUNG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan 5.2 Lokasi

METODOLOGI PENELITIAN

Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 3: Benih

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Materi Penelitian

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

PERFORMA PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAWAL LAUT, Trachinotus blocii (LACEPEDE) PADA PENGGELONDONGAN DALAM HAPA DI TAMBAK


METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional

MODUL: PENEBARAN NENER

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

III. METODE PENELITIAN

USE OF OVAPRIM WITH DIFFERENT DOSES ON SPERM QUALITY AND SPAWNING OF SIGNAL BARB (Labeobarbus festivus, Heckel 1843) By:

Transkripsi:

RANCANG BANGUN PEMIJAHAN IKAN LAUT DI KERAMBA JARING APUNG BULAT UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI TELUR *) Oleh: Nono Hartanto**) Dikurahman **) Salsal Purba ***) DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI BUDIDAYA LAUT BATAM 2010 *) Disampaikan pada Seminar Indonesia Aquaculture pada tanggal 4-6 Oktober 2010 di Lampung **) Perekayasa pada Balai Budidaya Laut Batam **) Calon Perekayasa pada Balai Budidaya Laut Batam

RANCANG BANGUN PEMIJAHAN IKAN LAUT DI KERAMBA JARING APUNG BULAT UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI TELUR Oleh: Nono Hartanto, Dikurahman dan Salsal Purba Abstract The conventional spawning using a tank on the land has some weaknesses such as poor quality and less quantity of marine water, need high construction cost, water pump and blower exploitation and some difficulties of management, there are cleaning of tank, Serious injury, lost of fish scales, long duration of the direct air contact are stressing factors on the transportation from the sea to the land. It could be a factor of spawning failure or death of broodstock. By spawning on the sea, the physical and environments stress factors could be decreased. Mariculture Development Centre of Batam has designed the marine finfishes spawning on the sea using by rounded floating net cages. The floater has 6 m diameter and made from polyethylene pipe. The net cages with 2 inches mess size, deep 3 m and diameter is similar with the floater. Trapping egg made by screen net 400 microns which is put on side by side the net cages. The instrument of egg harvest is similar with the mini trawl which has total length 3 m and in the mouth side has 3X1 m dimensions and 30 cm in diameter on back part. There are two spawning methods: natural spawning without hormone induce and natural spawning with hormone induce. On the natural spawning without hormone induce, mature broadstock are cultured in the cage using broadstock management protocol. Screen net trapping egg put inside of the net. Setting up during spawning season after the full moon for sea bass,and silver pompano. On the natural spawning with hormone, we have to check the gonads maturity of fish first, induce it with hormone and then put it on in the net cages. The two species have cultured in the different cages starting on February 2010. A hundred of sea bass with 3-8 kg and 200 silver pompano with 1,2-2,0 kg. Start on April seabass has been successfully spawning naturally with average fertility rate and hatching rate are 95% each cycle and silver pompano has been spawning naturally with hormone induce with average fertility rate is 40-95% and hatching rate is 5-80% Key word : Spawning design, Rounded floating net cages, Sea bass, and Silver pompano

I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pengembangan usaha perikanan budidayaa terus diupayakan dalam rangka meningkatkan kontribusinya bagi pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dilakukan guna peningkatan devisa negara, peningkatan pendapatan pembudidaya ikan, penyediaan lapangan kerja dan pelestarian lingkungan. Selanjutnya untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen perikanan terbesar didunia pada tahun 2015, sektor perikanan budidaya menjadi tulang punggungnya mengingat hasil penangkapan yang mengalami penurunan. Kegiatan perikanan budidaya dapat berkembang apabila penyediaan benih tercukupi dengan berkualitas yang baik dan murah, manajemen budidaya yang tepat, penentuan lokasi yang sesuai, penyediaan pakan yang berkualitas baik dan murah, aplikasi teknologi yang sesuai, serta dukungan permodalan yang cukup. Benih memegang peran yang sangat besar dalam mendukung keberhasilan usaha budidaya. Diantara beberapa faktor yang menjadi penyebab kegagalan dalam usaha budidaya ikan adalah: pertumbuhan ikan lambat dan angka kelulushidupannya rendah akibat penggunaan benih yang tidak berkualitas. Selain dari pada itu harga benih juga yang masih relatif mahal, sehingga memperbesar ongkos produksi. Dengan demikian selain kualitas dan harga menjadi faktor penting dalam percepatan pembangunan perikanan budidaya. Balai Budidaya Laut Batam sebagai institusi penghasil teknologi dan penyedia benih berupaya untuk memproduksi benih berkualitas baik dengan harga murah. Untuk mencapai hal tersebut diawali dengan perbaikan manajemen pemeliharaan induk dan teknik pemijahan. Alternatif pemeliharaan induk dilaut mempunyai keuntungan secara teknis dan ekonomi. Secara teknis dapat mengurangi stress pada ikan karena kondisi kimia dan fisika air sesuai dengan kehidupan ikan. Stres akibat penanganan dapat juga diminimalisir. Adanya luka, sisik lepas, lamanya kontak dengan udara langsung merupakan factor pemicu stress pada saat pengangkutan ikan dari laut menunju bak pemijahan di darat. Adanya stress menyebabkan kegagalan dalam pemijahan bahkan kematian induk (Rottmann, R.W, Shiremen.J.V. dan Chapman, F.A. 1991). Secara ekonomi biaya pembuatan wadah pemeliharaan induk lebih murah, tidak memerlukan pembiayaan listrik karena penggunaan pompa air dan blower serta perawatan lebih mudah dan murah karena hanya melakukan penggantian jaring secara rutin. Keberhasilan pemijahan ikan di laut telah dilakukan di Taman Nasional Lombok terhadap species Kerapu Bebek (Cromileptis altivelis), Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus) dan Kerapu Lumpur (Epinephelus coioides) (Sudaryanto, T. Meyer and P.J. Mous, 2004). Sedangkan di Philipina, terhadap ikan Bandeng (Chanos-chanos), Kakap Putih (Lates carcarifer), Kakap Merah (Lutjanus johnii), Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) dan Kerapu Lumpur (Epinephelus coioides) (Tenedero, R.A. 2002).

Mengingat beberapa keuntungan yang diperoleh dan keberhasilan dari pemijahan ikan di laut, maka Balai Budidaya Laut Batam, mencoba untuk menerapkan teknik ini dengan dan berhasil memijahkan ikan kakap putih (Lates calcarifer), Kakap Merah (Lutjanus johnii), (Lutjanus argentimaculatus), dan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) (Hartanto,N. dan Agung.D, 2008). Namun keberhasilan tersebut masih perlu dilanjutkan mengingat masih terdapat kelemahan seperti: ukurannya kecil sehingga jumlah induk yang dipijahkan terbatas dan jumlah telur yang dihasilkan sedikit, susah dalam pemanenan telur serta usia keramba yang singkat. 2. Tujuan Tujuan perekayasaan ini adalah untuk memperoleh keramba pemijahan yang murah, tahan lama, mudah dalam perawatan dan pengoperasionalannya, ramah lingkungan dengan tetap memperhatikan mutu telur yang dihasilkan. 3. Tempat dan waktu Kegiatan dilakukan di Balai Budidaya Laut Batam. Tahap desain dan pembuatan pada bulan September 2009 dan tahap pengujian mulai bulan Januari sampai dengan Agustus 2010. II. BAHAN DAN METODE 2.1. Tahap desain dan kontruksi 2.1.1. Bahan Bahan keramba hendaknya mempunyai kriteria untuk memperoleh keramba yang kuat dan usia penggunaan lama. Adanya isu ramah lingkungan sehingga perlu mencari bahan tidak berkarat dan tidak merusak hutan. Selain itu bahan harus lentur sehingga tahan benturan, tekanan arus/gelombang dan mudah dibentuk dalam pembuatannya. Bahan juga mdah diperoleh di Indonesia. Berdasarkan kriteria tersebut diatas maka bahan yang paling sesuai adalah pipa polyethylene (PE). 2.1.2. Bentuk dan dimensi Bentuk yang diinginkan adalah bulat. Bentuk ini untuk menghindari adanya sudut yang tajam sehingga diharapkan tidak mengganggu proses pemijahan karena biasanya pemijahan awali dengan percumbuan yang ditandai berenang bersama mengelilingi tempat pemijahan. Ukuran diameter keramba 6 m dan tinggi jaring 4 m. Ukuran ini tidak terlalu besar sehingga masih mudah dalam pengelolaan, seperti ganti jaring, mengingat pekerjaan tersebut tidak dibantu dengan alat mekanis. Kedalaman bagian jaring yang terendam di air 3 m. Jadi total volume keramba 85 m3 sehingga dapat memelihara induk dengan jumlah yang cukup banyak. Hal ini penting terutama bagi ikan yang mempunyai fekonditas rendah.

6 m Gambar 1. Bentuk keramba tampak dari atas 6 m 4 m Gambar 2. Bentuk keramba tampak dari samping 2.1.3. Komponen Keramba ini berfungsi sebagai tempat pematangan gonad dan sekaligus pemijahan sehingga harus memiliki komponen yang menunjang aktifitas tersebut. Beberapa komponen yang harus dimiliki oleh keramba ini dengan fungsinya masingmasing, adalah: keramba apung sebagai tempat menempelnya jaring, jaring sebagai tempat pemeliharaan ikan, pemberat jaring sebagai peregang jaring agar membentang sesuai bentuknya, screen nett perangkap telur untuk menghalangi telur setelah ikan memijah, bingkai panen telur sebagai tempat menempel dan merentangkan screen panen telur, titian tengah sebagai tempat menempelnya sentral panen telur, pengamatan dan aktifitas panen telur, serta screen net panen telur sebagai alat untuk mengumpulkan telur.

Sentral panen telur Titian panen telur Pipa keramba Bingkai panen telur Jaring Tali pemberat Pemberat Gambar 3. Keramba dan komponennya Gambar 4. Desain akhir keramba 2.1.4. Pembuatan Setelah desain selesai dilakukan pengerjaan keramba yang dilakukan oleh PT. Gold Star, Bandung. Tempat pengerjaan di BBL Batam.

Gambar 5. Pembuatan keramba 2.2. Tahap pengujian 2.2.1. Bahan dan alat - Induk ikan kakap putih (Lates calcarifer), dan bawal bintang (Trachinotus blochii) - Pakan induk (ikan segar, pellet, cumi-cumi) - Suplement pakan (vitamin E, C, multivitamin, enrichement, minyak ikan, minyak cumi) - Hormon LH-RHa, Puberogen dan HCG - Obat-obatan - Anestesi - Jaring ukuran mata jaring 2 inchi dengan dimensi diameter 6 m dan tinggi 4 m - Perangkap telur berupa screen nett mess size 0,5 mm diameter 6 m dan tinggi 3 m - Kantong panen telur - Serok telur - Serok induk - Ember - Bak penampung telur - Timbangan - Selang dan batu aerasi - Mini blower - Kanula 2.2.2. Metode Seleksi induk Kegiatan penyeleksian dilakukan untuk mendapatkan induk jantan dan betina yang telah matang gonad. Seleksi induk dilakukan dengan striping dan kanulasi. Induk dikatakan matang gonad bila diameter telur telah mencapai > 400 µm dan telah menjadi butiran bulat yang memisah. Sedangkan induk jantan telah mempunyai sperma yang kental dan berwarna putih susu. Induk ditempatkan dalam satu jaring bulat diameter 6 meter. dengan mess size 2,0 inchi. Selanjutnya dilakukan kegiatan pematangan gonad melalui manajemen pakan yang baik sampai ikan memijah atau siap memijah. Selama pemeliharaan dilakukan penggantian jaring 1 kali sebulan dan pengobatan apabila ada ikan yang sakit.

Gambar 6. Seleksi induk Pematangan gonad Induk yang terseleksi sebanyak 100 ekor ikan kakap putih, berat 2-7 kg dan 150 ekor ikan bawal bintang berat 1,5 3 kg dengan perbandingan jantan dengan betina 1:1 dimasukan kedalam keramba untuk dilanjutkan pada kegiatan pematangan gonad melalui manajemen pakan yang baik sampai ikan memijah atau siap memijah. Adapun jenis, dosis dan jadwal pemberian pakan dan suplemen, dapat dilihat pada table 1. Pemijahan Ada dua cara pemijahan yang dilakukan yaitu pemijahan secara alami tanpa menggunakan hormone dan pemijahan alami dengan rangsang hormonal. Pemijahan alami tanpa penyuntikan hormone ikan dipelihara dengan program pematangan gonad sampai ikan memijah dengan sendirinya. Pada saat musim pemijahan yaitu setelah bulan purnama screen nett mess size 0,5 mm ukuran diameter 6 m dan tinggi 4 m di pasang pada bagian dalam sekeliling jaring pemeliharaan (bagian bawah dibiarkan). Lakukan pengecekan di malam hari., Tabel 1: Jadwal Pemberian Pakan NO HARI PAKAN DOSIS 1 Senin Ikan+Pellet+Vit E 40 mg/kg BW 2 Selasa Ikan +Pellet 3 Rabu Ikan+Pellet+Vit C 10 mg/kg BW 4 Kamis Ikan+Pellet 5 Jum at Ikan+Pellet+MV 10 mg/kg BW 6 Sabtu atau setiap hari satu Cumi+Pellet 2-4 % BW minggu sebelum memijah 7 Minggu Ikan/Cumi/Udang 2-4 % BW

Pada pemijahan alami dengan rangsang hormonal, terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap sebagian induk untuk mendapatkan induk yang benar-benar matang gonad. Induk yang matang gonad disuntik dengan hormone, kemudian dimasukan kembali ke dalam keramba yang telah dilapisi screen nett. Lakukan pengecekan pemijahan pada malam hari. Panen telur Apabila ikan sudah memijah maka telur segera di panen untuk menghindari dimangsa ikan kecil. Panen dilakukan dengan memutar alat panen telur beberapa kali putaran. Telur yang mengumpul pada bagian ujung alat panen diambil dan masukan kedalam ember. Telur dibersihkan dari kotoran atau organisme laut dengan menyaring dengan saringan dengan mess sizi 2 mm kemudian masukan ke dalam bak penampung telur. Gunakan aerasi untuk menjamin supley oksigen. Pada pagi hari telur di bawa ke hatchery untuk ditetaskan. Pengamatan Gambar 7. Panen telur Parameter yang diamati dari perekayasaan ini adalah kualitas air yang meliputi suhu, salinitas, kecerahan, kecepatan arus, DO dan ph. Sedangkan parameter teknis yang diamati adalah : frekuensi pemijahan, jumlah telur, angka pembuahan, angka penetasan, diameter telur dan performa benih yang dihasilkan pada masing-masing species ikan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bulan Maret 2010 telah diseleksi induk ikan sebanyak 100 ekor ikan kakap putih dan 150 ekor ikan bawal bintang. Induk ikan hasil seleksi yang telah matang gonad dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Data induk yang telah matang gonad No Spesies Berat (kg) Jantan Betina Jumlah 1 Lates calcarifer 2 7 50 50 100 2 Trachinotus blochii 1,5 3 75 75 150 Mulai dari bulan Mei sampai September 2010, telah berhasil memijah ikan kakap putih secara alami. Sedangkan ikan bawal bintang belum memijah secara alami sehingga pada bulan Agustus dirangsang secara hormonal dengan hormone HCG+Puberogen dan terjadi pemijahan. Pemijahan berlangsung pada pukul 20.00 10.00 WIB. Data pemijahan pada keramba jaring apung dapat dilihat pada tabel 3 dan 4. Tabel 3. Hasil pemijahan induk ikan kakap putih di keramba jaring apung bulat Parameter BULAN Mei Juni Juli Agst Sept Jumlah telur (juta butir) 4 6 6 15 4 Angka pembuahan (%) 85 90 95 95 90 Angka penetasan (%) 90 90 95 95 90 Diameter telur (µ) 750-800 750-800 750-800 750-800 750-800 Performa benih (% cacat) 1 1 1 1 - Tabel 4. Hasil pemijahan induk ikan bawal bintang di keramba jaring apung bulat Parameter BULAN Mei Juni Juli Agst Sept Jumlah telur (juta butir) - - - 2 - Angka pembuahan (%) - - - 75 - Angka penetasan (%) - - - 80 - Diameter telur (µ) - - - 850 - Performa benih (% cacat) - - - 1 - Ikan Kakap Putih (Lates calcalifer) dan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) telah berhasil dipijahkan di keramba jaring apung bulat. Ikan kakap putih memijah secara alami dengan angka pembuahan 85-95 %, angka penetasan 90-95 % dan diameter telur 750-800 mikron. Sedangkan pemijahan ikan bawal bintang masih menggunakan rangsang hormonal. Diperoleh angka pembuahan 75 %, angka penetasan 80 % dan diameter telur 850 mikron. Walaupun kami belum menghitung secara detail analisa usahanya namun dari beberapa keunggulan pemijahan ikan dilaut (Tabel 5) keberhasilan pemijahan ikan di laut, dapat menekan biaya operasional pemeliharaan induk sehingga harga benih dapat ditekan.

Tabel 5. Beberapa kelebihan dan kekurangan pemeliharaan dan pemijahan ikan di laut Parameter Bak Keramba Teknis Kondisi air berfluktuatif karena tidak ada keseimbangan antara proses pemeliharaan dengan jumlah air yang masuk sehingga kualitas dan kuantitas air tidak sebaik di laut Secara ekonomis Adanya luka, sisik lepas, lamanya kontak dengan udara langsung merupakan factor pemicu stress pada saat pengangkutan ikan dari laut menunju bak pemijahan di darat. Adanya stress menyebabkan kegagalan dalam pemijahan bahkan kematian induk (Rottmann, R.W, Shiremen.J.V. dan Chapman, F.A. 1991). Panen telur mudah karena ditampung pada bak panen telur dibiarkan dan pagi baru dipindahkan ke bak inkubasi Memerlukan biaya yang besar untuk konstruksi Mengurangi stress ikan karena kondisi kimia dan fisika air sesuai dengan kehidupan ikan. Stres akibat penanganan dapat di minimalisir Panen telur susah karena harus diserok dan dilakukan panen segera setelah proses pemijahan selesai Design keramba dapat dibuat lebih dalam sehingga ikan lebih leluasa bercumbu dalam masa parade cinta. Biaya pembuatan murah Memerlukan eksploitasi pompa air dan blower, Perawatan bak lebih mahal dan susah karena harus ada pengecatan, dan pembersihan secara rutin Tidak memerlukan pembiayaan listrik Perawatan lebih mudah dan murah karena hanya melakukan penggantian jaring secara rutin Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, salinitas, kecerahan, kecepatan arus, DO dan ph. Hasil pengukuran masih sesuai dengan syarat kehidupan ikan laut. Khusus untuk mengatasi arus yang kuat kelompok induk ikan ini ditempatkan pada bagian tengah kompleks keramba, sehingga tidak menerima hempasan gelombang dan arus secara langsung.

Tabel 6. Hasil Pengamatan Kualitas Air Pemeliharaan NO PARAMETER SATUAN NILAI 1 Suhu 0 C 29,4 29,8 2 Salinitas ppt 31 32 3 DO ppm 5,8 6,8 4 ph 8 8,2 5 Kecerahan m 4 4,5 5 Kecepatan arus cm/dt 20-30 IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Ikan Kakap Putih (Lates calcalifer) dan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) telah berhasil dipijahkan di keramba jaring apung bulat. Pemijahan kakap putih secara alami dengan angka pembuahan 85-95 % dan angka penetasan 90-95 %. Pemijahan ikan bawal bintang masih menggunakan rangsang hormonal. Angka pembuahan 75 % dan angka penetasan 80 %. Pemijahan dilaut dapat menekan biaya operasional pemeliharaan induk sehingga harga benih dapat ditekan. 4.2. Saran Perlu melanjutkan pemijahan terhadap spesies ikan lain dengan teknik pemijahan tanpa injeksi hormon dan pengamatan terhadap mutu telur dilihat dari kontaminasi bibit penyakit (bakteri, parasit, jamur dan virus)

DAFTAR PUSTAKA Hartanto, N. dan Agung. D. 2008. Pemijahan Ikan Ikonomis Penting di Keramba Jaring Apung.Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Balai Budidaya Laut Batam Rottmann, R.W, Shiremen.J.V. and Chapman, F.A. 1991. Capturing, Handling, Transporting, Injecting and Holding Brood Fish for Induced Spawning. SRAC Publication No.422. Sudaryanto, T. Meyer and P.J.Mous. 2004. Reproduction naturelle de trois espèces de mérous dans des cages flottantes d une installation pilote de production de géneteurs à Komodo, Flores, en Indonésie. Ressources marines et commercialisation- Bulletin de la CPS no 12 Juillet 2004. Tenedero, R.A. 2002. Broodstock cage design and contruction. Lecture Note in Training Course on Marine Fish Hatchery. Seafdec Aquaculture Department. 19 p.