BAB I KONSEP DASAR. Combustio atau luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang. tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi/radiasi elektromagnetik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I KONSEP DASAR. trauma panas, elektrik, kimia dan radiasi (Smith, 1998).

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB II KONSEP DASAR. disebabakan oleh kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi ( Moenandjat, 2001).

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana saja baik dirumah, tempat kerja, maupun dijalan atau ditempattempat

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Bab 9 Masalah-masalah Bedah yang sering dijumpai Luka Bakar

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Luka

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia

4. Fase Luka Bakar 1) Fase Awal/Akut/shock, keadaan yang ditimbulkan berupa : a. Cedera Inhalasi Mekanisme trauma dibagi 3

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

BAB I KONSEP DASAR A.

BAB I PENDAHULUAN. atau benda-benda panas lainnya ke tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Luka bakar

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

b) Luka bakar derajat II

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

KEDARURATAN LINGKUNGAN

BAB I KONSEP DASAR. osteoporosis yang menyebabkan fraktur-fraktur yang patologis (Enggram. memasukkan paku, screw, pen kedalam tempat fraktur untuk

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A. DEFINISI Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusakatau hilang. Ketika luka tim

PATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

BAB I KONSEP DASAR. kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi membrane

BAB III ANALISA KASUS

PERAWAT KLINIK I KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI SETUJUI KEMAMPUAN KLINIS N O ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

Luka dan Proses Penyembuhannya

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab luka bakar selain karena

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

Pusat Hiperked dan KK

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASIDOSIS RESPIRATORI

BAB I KONSEP DASAR. insulin (Engram, 1999:532). Ulkus adalah kehilangan jaringan kulit yang


KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS

BAB I KONSEP DASAR. cedera (Sjamsuhidajat, 1997). Trauma abdomen terbagi menjadi jenis : Trauma

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

dr Yuda Handaya SpB,FInaCS,FMAS

BAB I KONSEP DASAR A.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. H DENGAN COMBUSTIO DI BANGSAL ANGGREK BRSUD SUKOHARJO

PERAN PRESSURE GARMENT DALAM PENCEGAHAN JARINGAN PARUT HIPERTROFIK PASCA LUKA BAKAR

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. 50% dari jumlah korban sengatan listrik akan mengalami kematian. 1 Banyaknya

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

LAPORAN PENDAHULUAN (KONTRAKTUR)

Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

TARGET KOMPETENSI PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TH. 2015/2016

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

BAB I KONSEP DASAR. Frakur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves,

MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

Transkripsi:

BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Combustio atau luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh panas, kimia/radioaktif. (Long, 1996). Combustio atau Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi/radiasi elektromagnetik. (Effendi. C, 1999) Kecelakaan arus listrik dapat terjadi apabila arus listrik dapat terjadi apabila arus/ledakan dengan tegangan tinggi. Energi panas yang timbul menyebabkan luka bakar pada jaringan tubuh. Pada luka jenis ini yang khas adalah adanya luka tempat masuk yang menimbulkan hiperemesis dan ditengahnya ada daerah nekrosis yang dikelilingi daerah pucat (Junaidi. P, 1997). Metacarpal adalah jari-jari tangan. Tulang metacarpal dapat bergerak fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dan rotasi (Junaidi. P, 1997) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa combustio metacarpal adalah kerusakan jaringan yang mengenai jari-jari tangan akibat dari aliran listrik yang bertegangan tinggi. Luka pada daerah masuknya arus listrik biasanya gosong dan tampak mencukung serta ditengahnya ada daerah nekrosis yang dikelilingi derah pucat. 1

2 B. ETIOLOGI Menurut Hudak Gallo (1996) Luka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab antara lain : 1. Termal : Basah (air panas, minyak panas), kering (uap, metal, api) 2. Listrik : Voltage tinggi, petir 3. Kimia : asam kuat, basa kuat. 4. Radiasi : termasuk X-Ray Berbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya luka bakar dipengaruhi oleh cara dan lamanya kontak dengan sumber panas, (misal: suhu benda yang membakar, jenis pakaian yang terbakar, api, air panas, minyak panas), listrik, zat kimia, radiasi, kondisi ruangan saat terjadi kebakaran (Effendi. C, 1999) C. MANIFESTASI KLINIK Menurut Effendi, 1999 manifestasi klinik yang muncul pada luka bakar sesuai dengan kerusakannya : 1. Grade I Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh dalam 3-7 dan tidak ada jaringan parut.

3 2. Grade II Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan edema subkutan, luka merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri, sembuh dalam 28 hari tergantung komplikasi infeksi. 3. Grade III Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah keputihputihan dan hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri maka perlu Skin graff. D. PATOFISIOLOGI Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik, derajat luka bakar yang berhubungan dengan beberapa faktor penyebab, konduksi jaringan yang terkena dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas. Kulit dengan luka bakar mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung pada penyebabnya. Terjadinya integritas kulit memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam tubuh. Kehilangan cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan elektrolit tubuh akibat dari peningkatan pada permeabilitas pembuluh darah sehingga terjadi perpindahan cairan dari intravaskular ke ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler yang berakibat tubuh kehilangan natrium, air, klorida, kalium dan protein plasma. Kemudian terjadi edema menyeluruh dan dapat berlanjut pada syok hipovolemik apabila tidak segera ditangani (Hudak dan Gallo, 1996).

4 Menurunnya volume intra vaskuler menyebabkan aliran plasma ke ginjal dan GFR (Rate Filtrasi Glomerular) akan menurun sehingga haluaran urin meningkat. Jika resusitasi cairan untuk kebutuhan intravaskuler tidak adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan apabila resusitasi cairan adekuat, maka cairan interstitiel dapat ditarik kembali ke intravaskuler sehingga terjadi fase diuresis. E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Menurut Doenges M.E (2000) pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah : 1. Hitung darah lengkap : Peningkatan Hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan cairan. Menurutnya Hematokrit dan sel darah merah terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap pembuluh darah. 2. Leukosit akan meningkat sebagai respon inflamasi 3. Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cidera inhalasi 4. Elektrolit Serum. Kalium meningkat sehubungan dengan cidera jaringan, hipokalemia terjadi bila diuresis. 5. Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema jaringan 6. Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan 7. EKG : Tanda iskemik miokardial dapat terjadi pada luka bakar 8. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.

5 F. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan tempat pasien dirawat melibatkan berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu antara lain mencakup penanganan awal (ditempat kejadian), penanganan pertama di unit gawat darurat, penanganan diruangan intensif dan bangsal. Tindakan yang dilakukan antara lain terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri pasien dengan luka bakar memerlukan obat-obatan topikal karena eschar tidak dapat ditembus dengan pemberian obat antibiotik sistemik. Pemberian obatobatan topikal anti mikrobial bertujuan tidak untuk mensterilkan luka akan tetapi untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme dan mengurangi kolonisasi, dengan pemberian obat-obatan topikal secara tepat dan efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis yang seringkali masih terjadi penyebab kematian pasien.

6 G. PATHWAY Termal, kimia, radiasi, listrik Cidera luka bakar Inhalasi agen penyebab Kerusakan kapiler meningkat Cidera trancheobronkial Permeabilitas kapiler meningkat Sembab mukosa/ edema Cairan sel pindah dari intravaskuler ke interstitel Obstruksi trakeobronkia Vesikulasi Kehilangan protein dan cairan Plasma ke dalam interstitiel Gangguan Pertukaran gas Vesikel pecah dalam keadaan luas Sel Edema Sel kekurangan cairan Luka terbuka, kulit terkelupas, epidermis dan dermis rusak Kerusakan perfusi Jaringan Dehidrasi Terus Menerun Kerusakan kulit luas Gangguan integritas Kulit Perubahan Vol cairan kurang Aliran darah ke ginjal menurun Kerusakan tubuler Ginjal Syok Hipovolemik Kerusakan barier kulit Takut bergerak Merangsang mielin C Proses Penyembuhan SSP Hipermetabolisme Ketahanan primer Menurun Pergerakan terbatas Eferen Kebutuhan nutrisi Meningkat Resti infeksi Gangguan Mobilitas Perifer Alarm Nyeri Perubahan nutrisi Kurang dari kebutuhan Gangguan rasa nyaman : nyeri Sintesis dari Hudak dan Gallo, (1996) Effendi, (1999)

7 H. PENGAJIAN DATA DASAR Menurut Doenges (2000) data pengkajian tergantung pada tipe, berat dan permukaan tubuh yang terkena, antara lain : 1. Aktivitas / Istirahat Tanda : Penundaan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak, perubahan tonus. 2. Sirkulasi Tanda : Hipotensi (syok), perubahan nadi distal pada ekstremitas yang cidera, kulit putih dan dingin (syok listrik), edema jaringan, disritmia. 3. Integritas ego Tanda dan Gejala : Kecacatan, kekuatan, menarik diri 4. Eliminasi Tanda : diuresis, haluaran urine menurun fase darurat, penurunan motilitas usus. 5. Makanan / Cairan Tanda : edema jaringan umum, anoreksi, mual dan muntah 6. Neurosensori Gejala : area kebas, kesemutan Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku, aktivitas kejang, paralisis (Cidera aliran listrik pada aliran Isaraf) 7. Nyeri / kenyamanan Gejala : nyeri, panas

8 8. Pernafasan Gejala : Cidera inhalasi (terpajan lama) Tanda : serak, batuk, sianosis, jalan nafas atas stridor bunyi nafas gemiricik, ronkhi secret dalam jalan nafas 9. Keamanan Tanda : distruksi jaringan, kulit mungkin coklat dengan tekstur seperti : lepuh, ulkus, nekrosis atau jaringan parut tebal I. FOKUS INTERVENSI 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbonmonoksida, obstruksi trakeobronkial, keterbatasan pengembangan dada (Doenges, 2000). Tujuan : Pemeliharaan oksigenasi jaringan adekuat 1. Awasi frekwensi, irama, kedalaman napas 2. Berikan terapi O 2 sesuai pesanan dokter 3. Berikan pasien dalam posisi semi fowler bila mungkin 4. Pantau AGD, kadar karbonsihemoglobin 5. Dorongan batuk atau latihan nafas dalam dan perubahan posisi 2. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan kebocoran kapiler dan perpindahan cairan dari intravaskuler ke ruang Interstitiel (Effendi. C, 1999)

9 Tujuan : Pemulihan cairan optimal dan keseimbangan elektrolit serta perfusi organ vital 1. Pantau tanda-tanda vital 2. Pantau dan catat masukan dan haluaran cairan 3. Berikan pengganti cairan intravena dan elektrolit (kolaborasi) 4. Timbang berat badan setiap hari 5. Awasi pemeriksaaan laboratorium (Hemoglobin, Hematokrit, Elektrolit). 3. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipovolemi, penurunan aliran darah arteri (Doenges, 2000) Tujuan : Perfusi jaringan perifer adekuat 1. Kaji warna, sensasi, gerakan dan nadi perifer 2. Tinggikan ekstremitas yang sakit dengan tepat 3. Berikan dorongan untuk melakukan ROM aktif 4. Hindari memplester sekitar yang terbakar 5. Kolaborasi ; pertahankan penggantian cairan perprotokol 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan status hipermetaboik, katabolisme protein (Doenges, 2000) Tujuan : masukan nutrisi adekuat

10 1. Pertahankan jumlah kalori ketat 2. Berikan makanan sedikit tapi sering 3. Timbang berat badan setiap hari 4. Dorong orang terdekat untuk menemani saat makan 5. Berikan diit tinggi protein dan kalori 6. Kolaborasi dengan ahli gizi 5. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan, pembentukan edema (Doenges, 2000) Tujuan : nyeri berkurang/terkontrol, ekspresi wajah rileks 1. Kaji terhadap keluhan nyeri lokasi, karakteristik, dan intensitas (skala 0-10) 2. Anjuran tehnik relaksasi 3. Pertahanan suhu lingkungan yang nyaman 4. Jelaskan setiap prosedur tindakan pada pasien 5. Kolaborasi pemberian analgetik 6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan barier kulit, kerusakan respon imun, prosedur invasif (Effendi. C, 1999). 1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi 2. Terapkan tehnik aseptik antiseptik dalam perawatan luka 3. Pertahankan personal hygiene pasien 4. Ganti balutan dan bersihkan areal luka bakar tiap hari

11 5. Kaji tanda-tanda vital dan jumlah leukosit 6. Kolaborasi pemberian antibiotik 7. Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan trauma kerusakan permukaan kulit (Doenges, 2000). Tujuan : Menunjukkan regresi jaringan, mencapai penyembuhan tepat waktu. 1. Kaji atau catat ukuran, warna, kedalaman luka terhadap iskemik 2. Berikan perawatan luka yang tepat 3. Pertahankan tempat tidur bersih, kering 4. Pertahankan masukan cairan 2500-3000 ml/hr 5. Dorong keluarga untuk membantu dalam perawatan diri 8. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan edema, nyeri, kontraktur (Effendi. C, 1997) Tujuan : Mempertahankan posisi fungsi, meningkatkan kekuatan dan fungsi yang sakit. 1. Kaji ROM dan kekuatan otot pada area luka bakar 2. Pertahankan area luka bakar dalam posisi fungsi fisiologis 3. Beri dorongan untuk melakukan ROM aktif tiap 2-4 jam 4. Jelaskan pentingnya perubahan posisi dan gerakan pada pasien 5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi dalam rehabilitasi