KERANGKA ACUAN KEGIATAN Rangkaian Kegiatan Perayaan Hari Internasional Penyandang Disabilitas

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 / HUK / 2012 TENTANG

KEYNOTE ADRESS RAFENDI DJAMIN WAKIL INDONESIA UNTUK AICHR

Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMNAS PEREMPUAN. Jakarta, 11 Desember 2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XII/2014

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Desember 2014, : Pkl wib Tempat : Kantor Komnas Perempuan, Jl. Latuharhary 4 B, Jakarta Pusat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 / HUK / 2014 TENTANG

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 / HUK / 2014 TENTANG

SEMINAR MEWUJUDKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS

Seminar Tingkat Tinggi Kota Inklusif

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

Jakarta, 26 Februari 2015

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

MAKALAH. Mengenal Konvensi-konvensi. Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H.

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

m^w^^^^mi^^^^m m M &&&?zmi Hpj

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN KARTU PENYANDANG DISABILITAS

Mendorong Komitmen Indonesia Meratifikasi Statuta Roma untuk Memperkuat Perlindungan Hak Asasi Manusia

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 3

Meneguhkan Komitmen Negara pada Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Jaminan Hak-hak Asasi Perempuan

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA

BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Hawa sebagai pendamping bagi Adam. Artinya, manusia saling

Lomba Videoklip. Disabilitas, Hukum dan Keadilan. S a s a n a I n t e g r a s i & A d v o k a s i D i f a b e l Y o g y a k a r t a

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

WAKIL INDONESIA UNTUK ASEAN Intergovermental Commission on Human Rights (AICHR- Komisi HAM Antar Pemerintah ASEAN) Mengundang Anda mengikuti:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1048, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Perdagangan Orang. Pencegahan. Penanganan. Panduan.

MEMPERKUAT HAK-HAK MELALUI TERWUJUDNYA PERATURAN DAERAH UNTUK PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS DI KOTA YOGYAKARTA

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR TA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

Institute for Criminal Justice Reform

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

Pembangunan Inklusi yang Memberdayakan, Sebuah Refleksi

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,

Hotel Le Meridien Jakarta, 25 Juli 2011

KEYNOTE ADRESS RAFENDI DJAMIN WAKIL INDONESIA UNTUK AICHR

ANGGOTA GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN

2015, No f. bahwa untuk mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan bagi perempuan dan anak sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c, Kement

- 9 - No. Permasalahan Tujuan Tantangan Indikator Keberhasilan Fokus

BAB III PENUTUP. penyandang disabilitas tuna rungu maka dapat disimpulkan bahwa;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

LAYANAN INFORMASI KELUHAN (COMPLAINT INFORMATION SERVICE)

GUBERNUR JAWA BARAT,

Dalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

MAKALAH KEBIJAKAN KOMISI YUDISIAL UNTUK PENGADILAN YANG DAPAT DIAKSES

Pesan Ibu Nusantara Bagi Arah Kebangsaan Indonesia: Akui dan Penuhi Hak-hak Konstitusional Pemeluk Agama Leluhur dan Penghayat Kepercayaan

Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia Prinsip-Prinsip Usulan Terhadap RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

POLICY BRIEF. Pemenuhan Hak atas Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil bagi Penyandang Disabilitas

Hak atas Informasi bagi Difabel 1 Ari Zuntriana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (Lemba

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

BAB I PENDAHULUAN. penyandang disabilitas. Namun data dari The World Health Organization (WHO)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

j K ika amu korban Perkosaan

DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

SIMPOSIUM PEMBANGUNAN

BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

2 sumber daya manusia, peran masyarakat, dan dukungan pendanaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya upaya terarah, terpadu, dan

Bentuk Kekerasan Seksual

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

Oleh: Dr. Makarim Wibisono Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Seminar KOMNAS Perempuan Hotel Kartika Chandra, 12 Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

Menuju Sistem Peradilan Pidana yang Menjauhkan Korban dari Viktimisasi Melalui RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

BAB III DESKRIPSI ASPEK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

INFO SHEET PROLEGNAS DAN PROLEGNAS PRIORITAS 2010

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

BAB I PENDAHULUAN. Disabilitas (Convention On the Rights of Persons with Disabilities) dengan UKDW

Transkripsi:

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Australia Organisasi Penyandang Disabilitas Australia Konsorsium Nasional (Konas) Difabel KERANGKA ACUAN KEGIATAN Rangkaian Kegiatan Perayaan Hari Internasional Penyandang Disabilitas Seminar Nasional Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas dan Penerapannya Pengantar Konvensi Hak-hak Penyandang Disablitas (Convention on the Rights of Persons with Disabilities) sebagaimana telah disahkan oleh Majelis Umum PBB melalui Resolusi No A/61/06 pada Desember 2006, mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 10 November 2011. Pemberlakuan ini ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas. Konvensi ini merupakan bagian penting dari kerangka kerja hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, dan meneguhkan hak untuk bebas dari berbagai bentuk diskriminasi serta hak yang sama untuk menikmati hak-hak lainnya sebagaimana telah dijamin dalam konstitusi Indonesia. Data statistik mengenai jumlah penyandang disabilitas di Dunia merupakan salah satu potret yang menunjukkan betapa isu disabilitas penting untuk dijadikan agenda bersama. Disabled Peoples International Asia Pasific (DPIAP) menyebutkan lebih dari 665 juta orang di dunia adalah orang dengan disabilitas. Artinya lebih dari 15% dari populasi dunia menyandang disabilitas. PBB mencatat ada sekitar 60% dari 650 orang dengan disabilitas di seluruh dunia tinggal di kawasan Asia dan Pasifik. Sedangkan UN Department of Economic and Social Affairs dalam lembar infonya menyebutkan 80 persen orang dengan disabilitas hidup di pedesaan. Di Indonesia, mendapati jumlah pasti orang dengan disabilitas bukanlah perkara mudah. Kementerian Sosial RI 1 memperkirakan populasi penyandang disabilitas sebesar 3,11%, sedangkan Kementerian Kesehatan RI memberikan angka yang lebih sebesar yaitu 6%, sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan angka 10%. Perbedaan jumlah data ini mencerminkan tidak adanya sistem pendataan yang sistematis. Selain itu, paradigma malu dan aib bila ada anggota keluarga menyandang disabilitas membuat pihak keluarga cenderung menutupi kenyataan tersebut dari publik, dan menutup akses bagi pendataan. Bagi perempuan yang hidup dengan disabilitas, bentuk diskriminasi dan kekerasan yang mereka alami menjadi berlapis. Artinya diskriminasi dan kekerasan yang mereka alami tidak hanya karena mereka adalah penyandang disabilitas, tapi juga karena identitas mereka sebagai perempuan, yang sebagian besar dari mereka hidup dengan kemiskinan, serta tidak memiliki akses terhadap sumber daya maupun informasi dan pendidikan. Ini terjadi baik bagi mereka yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan. 1 Menurut data dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial Ri, ada Penyandang Tuna Netra 1.749.981 jiwa, Tuna Rungu Wicara 602.784 jiwa, Tuna Daksa 1.652.741 jiwa, Tuna Grahita 777.761 Jiwa. Sumber http://rehsos.depsos.go.id/modules.php?name=news&file=article&sid=1420. Diunduh 29 Oktober 2012 jam 10.09 WIB. 1

SAPDA Yogyakarta, dalam penelitian yang melibatkan 60 perempuan dengan disabilitas tahun 2009 menemukan bahwa mereka yang mengalami kekerasan fisik berjumlah 30%, kekerasan seksual 12%, kekerasan ganda (fisik dan seksual) 17%, tidak menyadari kekerasan yang dialami atau kesadaran semu sebanyak 16%, kekerasan ekonomi 2%, kekerasan spritual 2%, dan multi kekerasan sebanyak 34%. Hingga kini, mayoritas dari korban tidak bisa mengakses sistem hukum yang tersedia dan mendapatkan hak-haknya. Ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya hambatan individu, hambatan keluarga, hambatan tidak adanya pendampingan hukum bagi mereka, sistem hukum dan aparat penegak hukum yang tidak berpihak, serta stigma di masyarakat yang turut menyalahkan korban. Realitas ini telah dikenali dan diakui oleh Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, sebagaimana disebutkan dalam pasal 6, bahwa Negara harus mengakui bahwa penyandang disabilitas perempuan dan anak perempuan adalah rentan terhadap diskriminasi ganda dan dalam karenanya negara harus mengambil kebijakan untuk pemenuhan hak yang penuh dan setara atas HAM dan kebebasan fundamental. Konvensi ini juga menegaskan bahwa Negara harus mengambil kebijakan untuk melindungi penyandang disabilitas dari semua bentuk eksploitasi, kekerasan dan pelecehan, seperti yang termaktub dalam Pasal 16. Ini berarti semua pihak memiliki tanggung jawab untuk menerapkan dan melaporkan tindak lanjut konvensi pada Komite Disabilitas PBB. Merespon hal-hal di atas, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) sebagai salah satu Lembaga Nasional Hak Asasi Manusia (LNHAM) di Indonesia yang memiliki mandat spesifik menghapuskan berbagai bentuk kekerasan dan diskrimiansi terhadap perempuan, berinisiatif untuk memastikan terintegrasikannya hak-hak penyandang disabilitas dan pemantuan berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi yang dialami penyandang disabilitas dalam kerja-kerja lembaga HAM. Inisiatif ini disambut dan didukung penuh, serta menjadi kerja bersama antara Komnas Perempuan dengan Komisi HAM (Australia Australian Human Right Commision), Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ) serta Konsorsium Nasional untuk Hak Difabel. (Konas Difabel). Kerja bersama tersebut diwujudkan dalam bentuk rangkaian kegiatan perayaan hari internasional penyandang disabilitas yang dirayakan setiap tanggal 3 Desember di seluruh dunia. Kegiatan ini bermaksud untuk menyediakan ruang partisipasi penuh kelompok penyandang disabilitas guna mendiskusikan Rencana Penyusunan Aksi Nasional Implementasi Hak-Hak Penyandang Disabilitas. Kegiatan yang akan dilaksanakan berupa seminar nasional pada tanggal 6 Desember 2012, yang yang melibatkan Kelompok Disabilitas, Kementrian/Lembaga, Lembaga Pengada Layanan, LSM Perempuan/HAM dan Organisasi Penyandang Disabilitas (DPO), akademisi, aktivis, dan mahasiswa/kelompok muda. Seminar Nasional ini akan terbagi dalam dua bagian/sesi. Sesi pertama menghadirkan wakil-wakil dari pemerintah terkait, komnas perempuan, komnas ham Australia dan organisasi penyandang disabilitas untuk membahas tema seminar melalui diskusi panel, sementara sesi berikutnya akan terbagi menjadi beberapa diskusi kelompok terfokus yang akan membahas tentang kekerasan terhadap perempuan dengan disabilitas yang terjadi di berbagai sektor, yaitu hukum dan keadilan; pendidikan; pekerjaan; dan kesehatan. Nama Kegiatan Seminar Nasional Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas dan Penerapannya dalam Upaya Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan dengan Disabilitas, 6 Desember 2012. Tujuan 1. Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan koordinasi antara para pemangku kepentingan tentang Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dengan disabilitas; 2

2. Membangun rencana komprehensif mengenai Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, khususnya keterkaitan dengan penanganan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dengan disabilitas; Fasilitator dan Tim Diskusi 1. Komnas HAM Australia (Australian Human Rights Commision/AHRC) dan Women With Disabilities Australia (WWDA) 2. Risnawati Utami (Konas Difabel) dan Maulani Rotinsulu (Himpunan Wanita dengan Disabilitas Indonesia) 3. Desti Murdijana (Wakil Ketua Komnas Perempuan) dan Andy Yentriyani (Komisioner, Ketua Sub Komisi Partisipasi Masyarakat Komnas Perempuan) Agenda: Terlampir Tempat Kegiatan: Hotel Le Meridien Jl. Jenderal Sudirman Kav. 18-20, Jakarta 10220 Kontak Panitia Komnas Perempuan, Jalan Latuharhary 4B Menteng, Jakarta Pusat Telp/Fax: 021 3903963 / 021 3903963 www.komnasperempuan.or.id Mela (08151851488; mela@komnasperempuan.or.id) Irene (085695070030; irene@komnasperempuan.or.id) Betty (081380686131; betty.juniarta@aipj.or.id) 3

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Australia Organisasi Penyandang Disabilitas Australia Konsorsium Nasional (Konas) Difabel AGENDA Perayaan Hari Internasional Penyandang Disabilitas Seminar Nasional Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas dan Penerapannya Waktu Acara 08:30 09:00 Pendaftaran Peserta 09:00 09:05 Pembukaan 09:05 09:15 Sambutan Pembukaan: AusAID 09:15 09:35 Pidato Pembukaan: Wakil Presiden Republik Indonesia (dalam konfirmasi) 09:35 10:00 Pembicara Kunci: Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Australia 10:00 10:20 Rehat Kopi/Teh 10:20 12:00 Diskusi Panel: Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas dan Penerapannya dalam Upaya Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan dengan Disabilitas 1. Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia (dalam konfirmasi) 2. Komnas Perempuan 3. Organisasi Penyandang Disabilitas Indonesia 4. Komisi HAM Australia/Organisasi Penyandang Disabilitas Australia 5. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (dalam konfirmasi) Moderator: Organisasi Penyandang Disabilitas Indonesia (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI)) Diskusi dan Tanya Jawab 12:00 13:30 Rehat Makan Siang 13:30 15:30 Diskusi Kelompok Terfokus: Group A: Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas dalam sektor pendidikan Group B: Kekerasan terhadap Perempuan dengan disabilitas dalam sektor hukum dan keadilan Group C: Kekerasan terhadap perempuan dengan disabilitas dalam sektor kesehatan Group D: Kekerasan terhadap perempuan dengan disabilitas dalam sektor pekerjaan Moderator: Organisasi Penyandang Disabilitas Indonesia 15:30 16:00 Rehat Kopi/Teh 16:00 17:00 Sesi kesimpulan dan penutupan 4

LEMBAR KONFIRMASI Seminar Nasional Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas dan Penerapannya Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Lembaga : Alamat : Telp/HP : Email : Menyatakan bersedia mengikuti rangkaian kegiatan perayaan hari internasional penyandang disabilitas, yaitu Seminar Nasional Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas dan Penerapannya pada tanggal 6 Desember 2012. Untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, saya memerlukan (beri tanda sesuai pilihan) : Penerjemah bahasa.. (penerjemah dari Bahasa Inggris ke Indonesia dan sebaliknya telah disediakan, mohon diisi bila ada kebutuhan penerjemahan dalam bahasa lain) Penerjemah bahasa isyarat Membaca teks pada layar kaca Materi yang dicetak dalam huruf Braille Materi yang dicetak dalam huruf ukuran besar Materi dalam bentuk elektronik dalam format word Ruang dan fasilitas yang memadai karena menggunakan kursi roda Dampingan saat di kamar mandi dan berpakaian Dampingan saat makan dan minum Lain-lain (sebutkan jika ada) : *Lembar Konfirmasi yang telah terisi mohon dikirimkan melalui fax ke 021 3903922 atau email ke mela@komnasperempuan.or.id atau Irene@komnasperempuan.or.id berikut copy/cc ke betty.juniarta@aipj.or.id. Konfirmasi dinantikan paling lambat tanggal 23 November 2012..,..2012 (.) 5