REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
I... 1 PENDAHULUAN... 1 BAB II... 2 TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK...

No.860, 2014 BAPPENAS. Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga Penelaahan. Penyusunan. Pedoman.

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Sebagai upaya memperkuat keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran secara

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP DAN RENJA K/L TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T

Dalam Rangka Penyusunan RKP

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

Arsip Nasional Republik Indonesia

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan. Undang Nomor 2r Tahun 2OO4 tentang Sistem. bahvva untuk menjamitt kualitas Rencana Kerja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

GUBERNUR SULAWESI BARAT

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 40 TAHUN 2006 (40/2006) TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN TAHUNAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TANGGAL 31 JANUARI 2011 TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

RANCANGAN AWAL RKP 2016 DAN PAGU INDIKATIF DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN Jakarta, 15 April 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

2 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

BUPATI MALUKU TENGGARA

Arsip Nasional Republik Indonesia

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. PENYUSUNAN RKA SKPD

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 90 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PELAKSANAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I P E N D A H U L U A N

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

Arsip Nasional Republik Indonesia

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 51 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 51 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG

MANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN

WALIKOTA TANJUNGBALAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGBALAI

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR 4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TENTANG PEDOMAN TRILATERAL MEETING (PERTEMUAN TIGA PIHAK) DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019 Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 11 ayat 4 dan 5 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, perlu ditetapkan Pedoman Trilateral Meeting (Pertemuan Tiga Pihak) dalam Rangka Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; Mengingat : 1. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; 2. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER. 005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 3 Tahun 2014; 3. Petunjuk Pelaksanaan Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengintegrasian Kerangka Regulasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; 4. Petunjuk

-2-4. Petunjuk Pelaksanaan Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 3 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG PEDOMAN TRILATERAL MEETING (PERTEMUAN TIGA PIHAK) DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019. PERTAMA : Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan tentang Pedoman Trilateral Meeting (Pertemuan Tiga Pihak) dalam Rangka Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Petunjuk Pelaksanaan ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dalam Petunjuk Pelaksanaan ini. KEDUA : Petunjuk Pelaksanaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Desember 2014 SEKRETARIS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ SEKRETARIS UTAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, ttd. SLAMET SENO ADJI

LAMPIRAN PETUNJUK PELAKSANAAN NO.4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TANGGAL 22 DESEMBER 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING) DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ANAK LAMPIRAN PETUNJUK PELAKSANAAN NO.4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TANGGAL 22 DESEMBER 2014 DOKUMEN HASIL PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING) PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

i iv DAFTAR ISI Daftar isi... i BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Tujuan pelaksanaan... 1 1.2. Keluaran Pertemuan Tiga Pihak... 2 1.3. Waktu pelaksanaan... 2 1.4. Terminologi... 2 BAB II TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING)... 4 2.1. Mekanisme Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak... 4 2.2. Institusi Peserta Pertemuan Tiga Pihak... 4 2.3. Tugas dan Tanggung Jawab Peserta Pertemuan Tiga Pihak... 5 BAB III LINGKUP PEMBAHASAN PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING)... 7 3.1. Ruang Lingkup Pembahasan Pertemuan Tiga Pihak... 7 3.2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pertemuan Tiga Pihak... 9 BAB IV TINDAK LANJUT... 11 4.1. Tindak Lanjut Pertemuan Tiga Pihak... 11 BAB V PENUTUP... 12 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 13 ANAK LAMPIRAN I ANAK LAMPIRAN II ANAK LAMPIRAN III ANAK LAMPIRAN IV ANAK LAMPIRAN V

1 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka penyusunan RPJMN 2015 2019 sebagaimana amanat Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas No. 1 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019, perlu dilakukan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting). Pertemuan ini merupakan forum koordinasi yang melibatkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga yang bertujuan untuk dapat lebih meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran yang akan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 2019. RPJMN 2015 2019 yang merupakan pedoman dalam penyusunan Renstra K/L 2015 2019, diharapkan dapat menjadi sebuah rencana aksi yang memberikan gambaran lebih jelas keterkaitan antara prioritas pembangunan, arah kebijakan, strategi pencapaian serta program dan kegiatan serta pendanaannya yang akan dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga. Untuk itu dalam proses penyusunan RPJMN 2015 2019 diperlukan suatu konsolidasi dan kesepahaman antara instansi pemerintah pusat (Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan) yang ditugaskan untuk mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan nasional dalam koridor kebijakan fiskal, dengan Kementerian/Lembaga sebagai pengusul kegiatan, pelaksana dan pengguna anggaran. 1.1. Tujuan Pelaksanaan Secara umum tujuan yang hendak dicapai dengan dilaksanakannya kegiatan Pertemuan Tiga Pihak ini adalah mempertajam hasil Penelaahan Rancangan Renstra K/L 2015-2019 yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dalam Pertemuan Tiga Pihak ditekankan pembahasan untuk : 1. Menjaga konsistensi kebijakan yang ada dalam dokumen perencanaan RPJMN 2015 2019 dan Renstra KL 2015-2019. 2. Mengkonfirmasi rencana pelaksanaan prioritas jangka menengah (termasuk pelaksanaan quick wins dan program lanjutan) beserta ukuran kinerjanya dalam rangka pencapaian visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden. 1.2 Keluaran

2 1.2. Keluaran Pertemuan Tiga Pihak 1. Catatan Pertemuan Tiga Pihak; 2. Matrik Rencana Pembangunan Jangka Menengah KL Tahun 2015 2019 (yang merupakan pemutakhiran bahan 4 dari Penelaahan Renstra K/L); 3. Matrik Rencana Pendanaan Jangka Menengah Quick Wins dan Program Lanjutan (yang merupakan pemutakhiran bahan 2 dari Penelaahan Renstra K/L); 4. Matrik Indikasi Kebutuhan Tambahan Pendanaan Quick Wins/Program Lanjutan/Prioritas Lainnya (yang merupakan pemutakhiran bahan 5 dari Penelaahan Renstra K/L). 1.3. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak dimulai setelah dilakukannya penelaahan terhadap Rancangan Renstra K/L 2015 2019 yang dilakukan oleh Kementerian PPN/Bappenas dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) dalam Rangka Penyusunan RPJMN 2015 2019. 1.4. Terminologi Untuk menyamakan pemahaman atas istilah dan definisi yang digunakan dalam pembahasan Pertemuan Tiga Pihak, maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa terminologi sebagai berikut: 1. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah/ Lembaga atau Masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah, untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran. 2. Quick Wins dan Program Lanjutan adalah sasaran-sasaran unggulan yang bersifat urgent, realistis, berdampak besar pada masyarakat yang dicanangkan oleh Presiden dan pencapaiannya akan diselesaikan dalam periode tahun 2015 2019 serta dimonitor secara khusus. 3. Sasaran Program (Outcome) adalah hasil yang akan dicapai dari suatu program dalam rangka pencapaian sasaran strategis Kementerian/Lembaga yang mencerminkan berfungsinya keluaran (Output). 4. Kegiatan

3 4. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan sasaran kegiatan (output) dalam bentuk barang/jasa. 5. Kegiatan Prioritas merupakan kegiatan yang terkait secara langsung terhadap pencapaian Sasaran Prioritas Pembangunan. 6. Kegiatan Prioritas Strategis yaitu salah satu bentuk kegiatan prioritas yang bersifat strategis (project oriented) terkait dengan isu-isu yang merupakan Instruksi Presiden dan/atau memiliki dampak yang besar terhadap masyarakat yang kinerjanya akan dipantau secara khusus (untuk saat ini kegiatan prioritas strategis diarahkan pada infrastruktur). 7. Sasaran Kegiatan (output) adalah keluaran (output) yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan yang dapat berupa barang atau jasa. 8. Belanja Prioritas dan Belanja Aparatur adalah pendekatan yang digunakan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan untuk mempermudah perencanaan dan penganggaran dalam mencapai sasaran prioritas. a. Belanja Prioritas adalah anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan pencapaian prioritas pembangunan sebagaimana direncanakan dalam RPJMN Buku I, II dan III. b. Belanja Aparatur adalah anggaran yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi K/L yang meliputi pembayaran gaji, tunjangan yang melekat pada gaji, uang makan,dan pembayaran yang terkait dengan belanja pegawai (Komponen 001) dan kebutuhan seharihari perkantoran, langganan daya dan jasa, pemeliharaan kantor, dan pembayaran yang terkait dengan pelaksanaan operasional kantor (Komponen 002). Klasifikasi dalam dokumen penganggaran akan mengikuti ketentuan yang mengatur penyusunan dokumen anggaran tersebut. BAB II

4 BAB II TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING) 2.1. Mekanisme Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak dilaksanakan untuk mempertajam pelaksanaan Visi dan Misi Presiden ke dalam Program dan Kegiatan Prioritas melalui forum pembahasan yang dilakukan antara Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga. Adapun proses mekanisme pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak secara umum dapat dilihat pada Bagan dibawah ini. Bagan 1 Mekanisme Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak 2.2. Institusi Peserta Pertemuan Tiga Pihak Peserta yang hadir dalam Pertemuan Tiga Pihak adalah Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga. Kementerian PPN/Bappenas akan diwakili oleh Pejabat dari Direktorat Sektoral/Regional yang memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai lingkup kewenangannya, Kementerian Keuangan diwakili oleh Direktorat dibawah lingkup Direktorat Jenderal Anggaran yang memilki mitra kerja sesuai dengan lingkup

5 lingkup tugas dan fungsinya beserta perwakilan lainnya dari Kementerian Keuangan apabila dibutuhkan, dan Kementerian/Lembaga diwakili oleh Pejabat dari Biro Perencanaan/Keuangan atau Unit Organisasi yang bertanggung jawab dalam perencanaan program dan anggaran. 2.3. Tugas dan Tanggung Jawab Peserta Pertemuan Tiga Pihak 1. Kementerian PPN/Bappenas : a. Menyampaikan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan pada Rancangan RPJMN 2015 2019 Buku I, Buku II, dan Buku III; b. Menyampaikan hasil penelaahan Renstra K/L yang terdiri antara lain : Catatan penelaaahan Renstra K/L 2015-2019; Rencana Pembangunan Jangka Menengah K/L Tahun 2015 2019 (termasuk quick wins dan program lanjutan) (bahan 4 dalam Penelaahan Renstra K/L); Indikasi Kebutuhan Tambahan Pendanaan Quick Wins/Program Lanjutan/Prioritas Lainnya (bahan 5 dalam Penelaahan Renstra K/L). c. Menyampaikan hasil Musrenbangnas; d. Memberikan pandangan terhadap kewenangan (Pemerintah/Masyarakat/antar KL/antar tingkatan Pemerintah); e. Memberikan pandangan terhadap kesiapan pelaksanaan Program dan Kegiatan Prioritas (termasuk quick wins dan program lanjutan); f. Memberikan tanggapan terhadap usulan penyempurnaan nomenklatur Program dan Kegiatan dan/atau sasaran dan indikator yang disampaikan oleh Kementerian/Lembaga (khususnya terkait dengan program dan kegiatan prioritas). g. Memastikan pencantuman quick wins dan Program Lanjutan memiliki nomenklatur sasaran tersendiri dari sebuah kegiatan; h. Mengkoordinasikan perumusan hasil pembahasan Pertemuan Tiga Pihak 2. Kementerian Keuangan: a. Menyampaikan kebijakan anggaran dan belanja, khususnya yang terkait dengan kebijakan belanja aparatur Kementerian/Lembaga dalam jangka menengah; b. Memberikan

6 b. Memberikan tanggapan terhadap usulan yang disampaikan oleh Kementerian/ Lembaga, khususnya yang terkait dengan kebutuhan belanja aparatur Kementerian/Lembaga dalam jangka menengah; c. Memberikan pandangan terhadap kewenangan (Pemerintah/Masyarakat/antar KL/antar tingkatan Pemerintah); d. Memberikan pandangan terhadap kesiapan pelaksanaan Program dan Kegiatan; e. Memberikan tanggapan terhadap usulan penyempurnaan nomenklatur Program dan Kegiatan dan/atau sasaran dan indikator yang disampaikan oleh Kementerian/Lembaga (khususnya terkait dengan belanja aparatur). 3. Kementerian/Lembaga: a. Menyampaikan rancangan Renstra K/L 2015 2019 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, dan kerangka pendanaan; b. Menjelaskan dasar kewenangan dan kesiapan pelaksanaan program dan kegiatan (termasuk quick wins dan program lanjutan) dalam jangka menengah; c. Menyampaikan usulan kebutuhan Belanja Prioritas dan Aparatur dalam jangka menengah secara realistis dengan memperhatikan pagu yang telah ada, kapasitas implementasi dan kewenangan; d. Menyampaikan usulan penyempurnaan nomenklatur Program dan Kegiatan dan/atau sasaran dan indikator jika dirasakan perlu adanya penyempurnaan. BAB III

7 BAB III LINGKUP PEMBAHASAN PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING) 3.1. Ruang Lingkup Pembahasan Pertemuan Tiga Pihak Lingkup Pembahasan yang dilakukan pada Pertemuan Tiga Pihak ini diutamakan pada pembahasan belanja (alokasi) pada prioritas. Bahan yang dasar yang digunakan dalam pembahasan Pertemuan Tiga Pihak antara lain adalah: 1. Rancangan RPJMN 2015 2019 Buku I, II dan III 2. Hasil penelaahan Rancangan Renstra K/L yaitu : a. Catatan penelaaahan Renstra K/L b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah K/L tahun 2015 2019 (termasuk quick wins dan program lanjutan) (bahan 4 dalam Penelaahan Renstra K/L) c. Indikasi Kebutuhan Tambahan Pendanaan Quick Wins/Program Lanjutan/Prioritas Lainnya (bahan 5 dalam Penelaahan Renstra K/L) 3. Rancangan Renstra KL 2015 2019; 4. Hasil Musrenbangnas; 5. Bahan lainnya yang dianggap perlu. Adapun substansi yang menjadi lingkup pembahasan dalam Pertemuan Tiga Pihak ini meliputi pembahasan mengenai: 1. Belanja pada Prioritas Beberapa hal yang perlu dibahas antara lain: a. Konsistensi dan klarifikasi sasaran sasaran, pencapaian target dan indikasi pendanaan program dan kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2015-2019; b. Kelengkapan Program dan Kegiatan Prioritas; c. Kesiapan dan kapasitas implementasi dari Kegiatan Prioritas; d. Identifikasi sasaran dan indikator yang akan dijadikan sebagai ukuran untuk mencapai sasaran Program dan Kegiatan Prioritas selama 5 (lima) tahun; e. Klarifikasi kewenangan (Pemerintah/Masyarakat/antar KL/antar tingkatan Pemerintah). Hasil

8 Hasil kesepahaman dalam pembahasan belanja pada prioritas dituangkan pada Matrik Rencana Pembangunan Jangka Menengah KL 2015 2019. 2. Quick Wins dan Program Lanjutan Pembahasan Program quick wins dan program Lanjutan utamanya untuk mengklarifikasi dan mengkonfirmasi pelaksanaan program quick wins dan program Lanjutan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2015 2019 beserta konsistensi sasaran yang ingin dicapai dan jangka waktu pelaksanaannya. Adapun beberapa hal yang perlu dibahas antara lain: a. Konsistensi Rancangan RPJMN 2015-2019 dan Rancangan Renstra K/L terkait rencana pelaksanaan, sasaran dan pendanaan quick wins dan program lanjutan; b. Memberikan sasaran dan indikator tersendiri untuk quick wins dan program lanjutan; c. Kapasitas implementasi quick wins dan program lanjutan; d. Klarifikasi kewenangan (Pemerintah/Masyarakat/antar KL/antar tingkatan Pemerintah). Hasil kesepahaman dalam pembahasan quick Wins dan program lanjutan dituliskan pada Matrik Rencana Pendanaan Jangka Menengah Quick Wins dan Program Lanjutan dan Matrik Rencana Pembangunan Jangka Menengah KL 2015-2019. 3. Belanja Aparatur Pembahasan Belanja Aparatur adalah untuk perencanaan pelaksanaan belanja aparatur jangka waktu menengah 2015 2019 seperti pembayaran gaji, tunjangan yang melekat pada gaji, uang makan,dan pembayaran yang terkait dengan belanja pegawai (Komponen 001) dan kebutuhan sehari-hari perkantoran, langganan daya dan jasa, pemeliharaan kantor, dan pembayaran yang terkait dengan pelaksanaan operasional kantor (Komponen 002). Hasil kesepahaman dalam pembahasan belanja pada aparatur dituangkan pada Matrik Rencana Pembangunan Jangka Menengah KL 2015 2019. Catatan

9 Catatan Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan maupun dari Kementerian/Lembaga terkait dengan pembahasan keseluruhan substansi yang ada dalam Pertemuan Tiga Pihak yang perlu mendapat perhatian dapat dituangkan dalam Catatan Pertemuan Tiga Pihak. 3.2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pertemuan Tiga Pihak Dalam pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan meliputi: 1. Pagu Jangka Menengah a. Indikasi Pagu Jangka Menengah yang diterima oleh K/L sebagaimana Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 merupakan pagu yang tidak dapat dilampaui; b. Indikasi Pagu Jangka Menengah yang diterima oleh K/L sebagaimana Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 akan dimutakhirkan sesuai dengan perkembangan pembahasan ruang fiskal dan atau serta arahan Sidang Kabinet; c. Indikasi Pagu Jangka Menengah yang diterima oleh K/L sebagaimana Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 digunakan untuk belanja pada prioritas jangka menengah termasuk pelaksanaan quick wins dan program lanjutan d. Mengingat untuk tahun 2015 telah ditetapkan APBN TA 2015 maka Total Pagu K/L tahun 2015 (belanja prioritas dan belanja aparatur) adalah sama dengan total Pagu APBN 2015; e. Perhitungan kebutuhan untuk pendanaan program dan kegiatan yang bersumber dari belanja non K/L (antara lain subsidi, PMN, PSO, dan SLA) dan transfer ke daerah dicatatkan dalam Catatan Pertemuan Tiga Pihak (tidak dimasukkan dalam Matrik Rencana Pembangunan Jangka Menengah KL 2015-2019); f. Alokasi belanja tiap tahunnya dalam Pagu Jangka Menengah (Belanja Prioritas dan Belanja Aparatur) ini akan menjadi pertimbangan dan disesuaikan dalam siklus RKP dan RAPBN tiap tahunnya. 2. Pelaksanaan Quick Wins dan Program Lanjutan a. Dapat dimungkinkan dilakukan perpindahan pagu antar Quick Wins, Program Lanjutan ataupun kegiatan prioritas selama tidak melebihi pagu yang tersedia. b. Mengingat

10 b. Mengingat untuk tahun 2015 telah ditetapkan APBN TA 2015 maka : Quick wins dan program lanjutan yang dilakukan tahun 2015 hanya dimungkinkan dengan melakukan refocussing terhadap pagu dalam APBN 2015; Jika pendanaan quick wins dan program lanjutan tidak dapat dialokasikan menggunakan anggaran 2015 maka pendanaan quick wins dan program lanjutan dapat dimulai di tahun 2016 2019. c. Seluruh quick wins dan program lanjutan harus memiliki sasaran dan indikator tersendiri dalam Matrik Rencana Pembangunan Jangka Menengah KL 2015 2019 dan Matrik Pendanaan Jangka Menengah Quick Wins dan Program Lanjutan. d. Perincian (satuan biaya serta analisis lainnya) terhadap perencanaan pendanaan quick wins dan program lanjutan akan dilakukan dalam siklus RKP dan RAPBN tiap tahunnya. 3. Program, Kegiatan, Sasaran dan Indikator Penambahan dan pengurangan Program dan Kegiatan mengikuti ketentuan dalam Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015 2019. 4. Kapasitas Implementasi Dan Kewenangan a. Dalam hal kapasitas implementasi K/L dalam melaksanaan quick wins dan program lanjutan terbatas maka dapat diusulkan mekanisme penyelesaiannya. Apabila melibatkan K/L atau instansi lainnya maka pendanaan diambil pada pagu quick wins dan program lanjutan tersebut; b. Dalam hal quick wins dan program lanjutan disepakati bukan merupakan kewenangan K/L terkait maka pagu quick wins dan program lanjutan terkait dialihkan pada pos/instansi yang sesuai pendanaannya. c. Kesepahaman terkait impelementasi dan kewenangan dicatatkan dalam Catatan Pertemuan Tiga Pihak. 5. Indikasi Tambahan Kebutuhan Pendanaan Quick Wins/Program Lanjutan/Prioritas Lainnya a. Indikasi tambahan kebutuhan dilakukan setelah memperhitungkan pagu indikasi jangka menengah yang telah diberikan; b. Indikasi tambahan kebutuhan memperhatikan kapasitas implementasi (realistis) dan kewenangan K/L. BAB IV

11 BAB IV TINDAK LANJUT PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING) 4.1. Tindak Lanjut Pertemuan Tiga Pihak Kesepahaman dalam Pertemuan Tiga Pihak akan ditindaklanjuti oleh Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Kementerian PPN/Bappenas menindaklanjuti hasil Pertemuan Tiga Pihak dengan melakukan penyempurnaan terhadap Rancangan RPJMN 2015 2019 sesuai dengan hasil Pertemuan Tiga Pihak. 2. Kementerian Keuangan Kementerian Keuangan menindaklanjuti hasil Pertemuan Tiga Pihak dengan menjadikan dokumen hasil Pertemuan Tiga Pihak sebagai pertimbangan penyempurnaan Kebijakan Belanja Aparatur serta kepatutan anggaran Kementerian/Lembaga dalam jangka menengah. 3. Kementerian/Lembaga Kementerian/Lembaga menindaklanjuti hasil Pertemuan Tiga Pihak dengan melakukan penyempurnaaan Penyempurnaan Rancangan Renstra K/L 2015 2019. BAB V

12 BAB V PENUTUP Melalui Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak dalam rangka penyusunan RPJMN 2015 2019 ini diharapkan agenda tersebut dapat dilaksanakan d e n g a n l e b i h e fe k t i f. Mekanisme pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak sebagaimana tercantum dalam Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak agar dilaksanakan sebaik-baiknya. Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini dapat digunakan oleh para pihak sebagai pedoman dalam menyampaikan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya.petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan. Apabila kemudian hari Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini perlu disempurnakan, maka Kementerian PPN/Bappenas akan menerbitkan perbaikan. SEKRETARIS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ SEKRETARIS UTAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, Ttd. SLAMET SENO ADJI

13 ANAK LAMPIRAN I PETUNJUK PELAKSANAAN NO.4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TANGGAL 22 DESEMBER 2014 DOKUMEN HASIL PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING) PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019 Tanggal dan Waktu a. Tanggal : b. Waktu : Tempat : Pimpinan Rapat : Peserta Pertemuan 1. Kementerian PPN/Bappenas a) Nama : Jabatan : b) Nama : Jabatan : 2. Kementerian Keuangan a) Nama : Jabatan : b) Nama : Jabatan : 3. Kementerian/Lembaga a) Nama : Jabatan : b) Nama : Jabatan : Jakarta,.. Desember 2014

14 ANAK LAMPIRAN II PETUNJUK PELAKSANAAN NO.4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TANGGAL 22 DESEMBER 2014 2.1. Catatan Pertemuan Tiga Pihak: Kementerian/Lembaga :... No. Materi Pembahasan Catatan Kementerian PPN/Bappenas Catatan Kementerian Keuangan Catatan Kementerian/ Lembaga (1) (2) (3) (4) (5) 1. Program dan Kegiatan Prioritas 2. Program Quick Wins dan Program Lanjutan 3. Belanja Aparatur Keterangan : Dapat memuat antara lain : 1. Catatan kewenangan dan kapasitas pelaksanaan 2. Kebutuhan pada instansi lain diluar K/L bersangkutan 3. Kerangka regulasi dan kelembagaan 4. Dan lainnya

15 ANAK LAMPIRAN III PETUNJUK PELAKSANAAN NO.4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TANGGAL 22 DESEMBER 2014 2.2. Matrik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian/Lembaga 2015 2019 Kementerian/Lembaga :... Kode Target Alokasi (Rp. Miliar) Total Program/ Alokasi Sasaran Indikator KL Prog Keg Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019 (Rp Miliar) Program A xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Sasaran Program xx xx xx xx xx Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja Program Sasaran Program xx xx xx xx xx Indikator Kinerja Program Kegiatan A xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Sasaran Kegiatan A.1 xx xx xx xx xx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Indikator Kinerja Kegiatan A1.1 Indikator Kinerja Kegiatan A1.2 Sasaran Kegiatan A.2 xx xx xx xx xx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Indikator Kinerja Kegiatan Lokasi

16 Kode Target Alokasi (Rp. Miliar) Total Program/ Alokasi Sasaran Indikator KL Prog Keg Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019 (Rp Miliar) A2.1 Indikator Kinerja Kegiatan A2.2 Kegiatan B xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Sasaran Kegiatan B.1 xx xx xx xx xx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Indikator Kinerja Kegiatan B.1.1 Indikator Kinerja Kegiatan B.1.2 Sasaran Kegiatan B.2 xx xx xx xx xx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Idikator Kinerja Kegiatan B.2.1 Total Belanja Prioritas xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Lokasi Belanja Aparatur xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Total Belanja Aparatur Total xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Keterangan : 1. Alokasi Tahun 2015 mengikuti APBN 2015 2. Alokasi belanja tiap tahunnya dalam pagu jangka menengah (belanja prioritas dan belanja aparatur) ini akan menjadi pertimbangan dan disesuaikan dalam siklus RKP dan RAPBN tiap tahunnya. 3. Untuk infrastruktur, proyek yang bernilai strategis dan membutuhkan monitoring tersendiri dapat diusulkan menjadi kegiatan tersendiri misal proyek strategis di daerah (kegiatan prioritas strategis)

2.3. Matriks Pendanaan Jangka Menengah Quick Wins dan Program Lanjutan 17 ANAK LAMPIRAN IV PETUNJUK PELAKSANAAN NO.4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TANGGAL 22 DESEMBER 2014 Quick Wins Dan Program Lanjutan Kementerian/Lembaga :... Program Quick Wins Program/ Kegiatan Sasaran Indikator Target Alokasi (Rp. Miliar) Total 2015-2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Target Alokasi (Rp. Miliar) Quick Wins I Program A Kegiatan A.1 Sasaran Quick Wins Kegiatan A.1 xx xx xx xx xx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xx xxxx Indikator Quick Wins Kegiatan A.1.1 xxx Quick Wins II Quick Wins III Kegiatan A.2 Program B Kegiatan B.1 Sasaran Quick Wins Kegiatan A.2 Sasaran Quick Wins Kegiatan B.1 Indikator Quick Wins Kegiatan A.1.2 Indikator Quick Wins Kegiatan A.2.1 Indikator Quick Wins Kegiatan A.2.2 xxx xx xx xx xx xx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xx xxxx xxx xxx xx xx xx xx xx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xx xxxx Indikator Quick Wins Kegiatan B.1.1 xxx Indikator Quick Wins Kegiatan B.1.2 xxx TOTAL QUICK WINS xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

18 Quick Wins Dan Program Lanjutan Program Lanjutan Program Lanjutan I Program/ Kegiatan Progra m A Kegi atan A.3 Sasaran Sasaran Program Lanjutan Kegiatan A.3 Indikator Indikator Program Lanjutan Kegiatan A.3.1 Indikator Program Lanjutan Kegiatan A.3.2 Target Alokasi (Rp. Miliar) Total 2015-2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Target Alokasi (Rp. Miliar) xx xx xx xx xx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xx xxxx Total Program Lanjutan Total Program Quick Wins Dan Program Lanjutan xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Keterangan : Perincian (satuan biaya serta analisis lainnya) terhadap perencanaan pendanaan Quickwins dan Program Lanjutan akan dilakukan dalam siklus RKP dan RAPBN tiap tahunnya

19 ANAK LAMPIRAN V PETUNJUK PELAKSANAAN NO.4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TANGGAL 22 DESEMBER 2014 2.4. Matriks Indikasi Kebutuhan Tambahan Pendanaan Quick Wins/Program Lanjutan/Prioritas lainnya Kementerian/Lembaga :... QUICK WINS/PROGRAM LANJUTAN/PERKUATAN PRIORITAS LAINNYA QUICK WINS SASARAN 2015-2019 KEBUTUHAN 2015-2019 (Rp. Miliar) Program/Kegiatan PAGU INDIKATIF RANCANGAN AWAL RPJM 2015-2019 Alokasi (Rp. Miliar) INDIKASI KEBUTUHAN TAMBAHAN ANGGARAN (Rp. Miliar) SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019 Total TOTAL QUICK WINS PROGRAM LANJUTAN TOTAL PROGRAM LANJUTAN PRIORITAS LAINNYA TOTAL PRIORITAS LAINNYA TOTAL