PENGARUH PENGGUNAAN FLYASH PADA BETON MUTU NORMAL DAN MUTU TINGGI DITINJAU DARI KUAT TEKAN DAN ABSORBSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB IV METODE PENELITIAN

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOSISI BETON NON-PASIR DENGAN SUBSTITUSI FLY ASH DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR DAN TARIK BELAH

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

ABSTRACT PENDAHULUAN. Key word : concrete, fly-ash, steam curing

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU TERBANG (FLY ASH ) TERHADAP SIFAT FISIK DAN SIFAT MEKANIK BETON NUR CHOIRI ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan pembangunan secara

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

Viscocrete Kadar 0 %

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

1.2. TUJUAN PENELITIAN

PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON MUTU TINGGI DENGAN METODE PERAWATAN STEAM CURING DAN KONVENSIONAL. Oleh: ROMI HARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Kata kunci: metode DoE, ACI

Masyita Dewi Koraia ABSTRAK

KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN MEMAKAI PERAWATAN STEAM CURING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME, FLY ASH DAN SUPERPLASTICIZER PADA BETON MUTU TINGGI MEMADAT MANDIRI

ALTERNATIF PENGGUNAAN BATU KORAL UNTUK BETON DENGAN KUAT TEKAN fc 30 MPa

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN FLYASH PADA BETON MUTU NORMAL DAN MUTU TINGGI DITINJAU DARI KUAT TEKAN DAN ABSORBSI Borris Berqa Leovie Haf PT. BAMA (Bangun Arta Hutama) ABSTRACT Fly ash was used in K300 quality and K500 concrete. To find out pressure strength and absorption, there used cube test with 15 cm measurement. Concrete mixture planning used method of DOE (development of Environmental). In K300 with FAS 0.63, slump 3 cm 6 cm and in K500 with FAS 0,41, slump 8 cm - 12 cm. by fly ash variances 0%, 30% cementious and 30% additive from the total weight of cement. The pressure strength test was done when the concrete age was 7, 14 and 28 days. Absorption was tested when the concrete age was 28 days. In this research, concrete with strength K300 and strength K500 showed similar reaction in all variances of concrete mixture. Fly ash as additive was better compared with its role as cementious. Since both tester showed increasing in concrete pressure for 10% from concrete without fly ash. And fly ash as cementious showed decreasing in concrete pressure for 10% from concrete without fly ash, where the avarege of pressure in K300 was 362 kg/cm 2 for concrete without fly ash, 273 kg/cm2 for concrete with 30% cementious and 398 kg/cm2 for concrete with 30% additive. And for K500 concrete were 568 kg/cm2 for concrete without fly ash, 443 for concrete with 30% cementious and 628 kg/cm2 for concrete with 30% additive. And absorption in strength K300 was 0.384% for concrete without fly ash, 0.379% for concrete with 30% cementious and 0.363% for concrete with 30% additive. And also in strength K500 with 0.276% for concrete without fly ash, 0.274% for concrete with 30% cementious and 0.259% for concrete with 30% additive. Keyword : ly Ash, Absorption, Cementious, Additive PENDAHULUAN Penelitian ini mencoba memanfaatkan kondisi alam Indonesia maupun pemanfaatan bahan-bahan lokalyang memungkinkan dilaksanakanya pembuatan betonbermutu tinggi. Usaha penelitianperlu dilakukan untuk mendapatkan suatu alternative baru dalam teknologi beton dengan menggunakan semen seefisien mungkin, yaitu dengan menggantikan sebagiansemen dengan Fly Ash sehingga pemakaian abu terbang (Fly Ash) diharapkan dapat menghasilkan kuattekan beton sesuai dengan yang diharapkan, yaitu beton dengan kekuatan lebih dari 41.5 MPa, mengetahui kuat tekan beton dan absorbsi beton. Dalam mileniumketiga initerdapat3 (tiga) bahan utama konstruksibangunan, yaitu kayu, baja danbeton. Dari ketiganya, yang paling banyak dijumpai adalah beton. Mulai dari pipa, tiang listrik, tiang pancang, fondasi, bendungan, jembatan, gelanggang olahraga sampai gedung pencakar langit. Beton mutu tinggi (high strength concrete) yang tercantum dalam SNI 03-6468-2000 (PdT-18-1999- 03) didefinisikan sebagai beton yang mempunyai kuat tekan yang disyaratkan lebih besar sama dengan 41,4 Mpa. Ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi sifatsifat beton, yaitu material masing-masing, cara pembuatan, cara perawatan dan kondisi tes. Dalam penelitian ini akan akan digunakan material semen berupa Semen Portland dan untuk perawatan digunakan metode perawatan dengan perendaman (konvensional). Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Apa pengaruh Fly Ash terhadapkuat tekan beton mutu tinggi dan mutu rendah. 2. Berapa besar nilai absorbsi beton uji. Borris Berqa Leovie Haf, Pengaruh Penggunaan Fly Ash Pada Beton Mutu Normal Dan Mutu Tinggi Ditinjau Dari Kuat Tekan Dan Absorbsi 1

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian yang meliputi pemeriksaan material, sampai pada tahap pembuatan benda uji, perawatan dan pengujian beton dilakukan di Laboratorium PT. Wijaya Karya Beton PPB Pasuruan. Alur Penelitian Bahan-Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pencampuran adalah : a) Semen Portland Pozzolan (PPC) b) Air c) Agregat Halus (pasir) d) Agregat kasar (batu pecah) Gambar 1. Bagan Alur Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan yang tesedia di Laboratorium PT. Wijaya Karya Beton PPB Pasuruan. Alat-alat yang digunakan terdiri dari : Alat pemeriksaan bahan/ material, yang terdiri dari timbangan, oven, ayakan, 2 Media Teknik Sipil, Volume 10, Nomor 1, Februari 2012: 01-09

mesin Los Angeles, molen, meja getar, bak perendaman, dan lain-lain. Pemeriksaan Material Susun Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan material penyusun beton yang meliputi agregat kasar, pemeriksaan agregat halus, dan pemeriksaan semen. Adapun jenis pemeriksaan material yang dilakukan adalah sebagai berikut : PemeriksaanSusunanGradasi Agregat, Berat Jenisdan PenyerapanAgregat Halus, Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar, Berat VolumeAgregat, KadarLumpurAgregatHalus, Kadar LumpurAgregat Kasar, KadarAirAgregat, Keausan Agregat Kasar, Panjang/Pipih Agregat Kasar, Berat Jenis Semen, Berat Volume Semen, Kehalusan Semen, Konsistensi Semen, Waktu Pengikatan (Setting Time) Semen. Perencanaan Campuran Beton (Mix Design) Pada penelitian ini perencanaan campuran beton menggunakan metode DOE (Departement of Environment) karena dianggap memiliki kecocokan untuk kondisi di Indonesia. a. Benda Uji Dalam penelitian ini benda uji yang digunakan berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm, seperti yang terlihat pada Gambar di bawah ini. 15 cm 15 cm 15 cm Gambar 2 Bentuk Benda Uji b. Uji Kuat Tekan Beton Uji kuat tekan dilakukan setelah benda uji dilakukan perawatan sesuai umur perawatan yang direncanakan. Pengujian kuat tekan dilakukansesuai dengan SNI 03-1974-1990. c. UjiAbsorbsi Beton Tes absorbsi dites dengan menggunakan sampel beton berbentuk kubus15cmx15cmx15cm. Tes ini dilakukan saat beton berumur 28. Rancangan Penelitian JumlahBenda uji Tabel 3. Jumlah Benda Uji Berdasarkan Metode Perawatan, Umur Perawatan dan Jenis Pengujian Mutu Beton Komposisi (%) Absorbsi Umur Kuat Tekan 7 Hari 14 Hari 28 Hari Jumlah Benda Uji (Buah) K300 K500 Tanpa Fly Ash / 0% 3 3 3 3 12 cementious 30% 3 3 3 3 12 Additive 30% 3 3 3 3 12 Tanpa Fly Ash / 0% 3 3 3 3 12 cementious 30% 3 3 3 3 12 Additive 30% 3 3 3 3 12 total 72 HASIL DAN PEMBAHSAN Analisa Bahan Susun a. Air Air diperiksa secara visual yang menandakan bahwa airyangdigunakan layak untuk membuat adukan beton.air jernih, tidak berbau dan tidak berasa sehingga memenuhi syarat yang ditetapkan olehsksni-s04-1989-f (1989:23). Borris Berqa Leovie Haf, Pengaruh Penggunaan Fly Ash Pada Beton Mutu Normal Dan Mutu Tinggi Ditinjau Dari Kuat Tekan Dan Absorbsi 3

b. Agregat Halus Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Pasir Jenis Pemeriksaan Hasil Uji Gradasi (FM) 2.85 Berat Jenis 2.73 Kadar Air 2.88% Absorbsi 0.75% Berat Volume 1.53 ton/m³ Kadar Lumpur 0.30% Dari hasilanalisa menyatakan Pasir yang berasal dari Lumajang memenuhi syarat dan dapatdigunakan sebagai campuran beton. c. Agregat Kasar Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Jenis pemeriksaan Hasil Uji Gradasi (FM) 6.68 Berat Jenis 2,71 Kadar Air 3.73% Absorbsi 1.10% Berat Volume 1.40 ton/m³ Kadar Lumpur 0.40% Kepipihan 5.23% Abrasi 15.72 Split atau batu pecah asal Pasuruan memenuhi syarat dan dapat dijadikan bahan penyusun beton. d. Semen Portland Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Semen Jenis Pemeriksaan Hasil Uji Berat Jenis 3,15 Berat Volume 1,26 ton/m³ Kehalusan 6% Setting time awal Setting time akhir 2 jam 15 menit 3 jam 15 menit Dari tabel diatas menunjukkan bahwa semen yang digunakan memenuhi syarat kehalusan, karena semen dinyatakan memenuhisyarat kehalusan apabila yang tertahan diayakan no.200 maximum 10%. e. Fly Ash Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Pasir Jenis Pemeriksaan Hasil Uji Berat Jenis 2,53 Berat Volume 1,22ton/m³ Data dari tabel diatas menunjukan fly ash hasil pembakaran Batubara asal Paiton Probolinggo, sangat baik untuk mengisi pori pada beton. Selain itu, butirannya yang halus juga dapat memperhalus permukaan beton atau sebagai mempercantik tampak luar beton secara visualisasi. Perencanaan Beton Perencanaan campuran beton menggunakan metode DOE (Departement of Environmental) karena dianggapmemilikikecocokan untuk kondisi di Indonesia dan memeakai benda uji yang sama. Yakni kubus berdimensi 15cm x 15cm x 15cm. a. Perencanaan K300 Tabel 8. Kebutuhan Bahan Campuran K300 No. Material Kebutuhan/ m3 Kondisi SSD (Kg/m 3 ) Kondisi Lapangan (kg/m 3 ) Koreksi (Kg/m 3 ) Faktor Keamanan 15% (Kg/12 kubus) 1 Semen 302 302 302 14.07 2 Air 190 190 142.67 6.64 3 Agregat halus 779 762.41 795.59 37.05 4 Agregat kasar 1169 1138.26 1199.74 55.88 4 Media Teknik Sipil, Volume 10, Nomor 1, Februari 2012: 01-09

b. Perencanaan K500 Slump No. Material Nilai slump yang beragam dari setiap variasi beton disebabkan oleh kandungan fly ash, tetapi nilai slump yang didapat masih dalam batastoleransi nilai slump rencana.antara 80-120 mm pada mutu tinggi dan 30-60 pada mutu normal. Data dan hasil slump adukan beton dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 9. Kebutuhan Bahan Campuran K500 Kebutuhan/ m3 Kondisi SSD (Kg/m 3 ) Kondisi Lapangan (kg/m 3 ) Koreksi (Kg/m 3 ) Tabel 10. Slump Faktor Keamanan 15% (Kg/12 kubus) 1 Semen 493 493 493 22.96 2 Air 202 244 160 7.45 3 Agregat halus 672.75 658.42 687.08 32.00 4 Agregat kasar 1052.25 1024.58 1079.92 50.30 KOMPOSISI FLY ASH NILAI SLUMP (cm) Tanpa Fly Ash 7.0 K300 Cementious 30% 5.0 Additive 30% 4.0 Tanpa Fly Ash 11.0 K500 Cementious 30% 9.5 Additive 30% 8.0 Gambar 3. Hubungan Antara Komposisi Dengan Nilai Slump Dari hasil pengujian nilai slump menunjukkan bahwa nilai slump menurun seiring bertambahnya persentase fly ash dalam campuran beton. Kuat Tekan KOMPOSISI FLY ASH K300 K500 Tabel 11. Kuat Tekan Rata-Rata KUAT TEKAN RATA- RATA (Kg/Cm²) Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan setelah benda uji kubus pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hasil pengujian kuat tekan beton secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran. Sedangkan hasil uji kuat tekan beton rata-rata dengan penggantian sebagian semen dan penambahan Fly Ash dapat dilihat pada Tabel 11 berikutini. KONVERSI KUBUS KE SILINDER (MPA) 7 14 28 7 14 28 Tanpa Fly Ash 280 334 362 23.2 27.7 30.0 Cementious 30% 208 250 273 17.3 20.8 22.7 Additif 30% 295 360 398 24.5 29.9 33.0 Tanpa Fly Ash 453 506 568 37.6 42.0 47.1 Cementious 30% 349 398 443 29.0 33.0 36.8 Additif 30% 486 550 628 40.3 45.7 52.1 Borris Berqa Leovie Haf, Pengaruh Penggunaan Fly Ash Pada Beton Mutu Normal Dan Mutu Tinggi Ditinjau Dari Kuat Tekan Dan Absorbsi 5

Tabel 11 terdapat persentase komposisi Fly Ash. tanpa adanya pemakaian Fly Ash, cementious sebesar 30%, dan additive sebesar 30%. Karena metode terbaru dari SNI menggunakan benda uji silinder maka nilai kuat tekan dikonversi dari kg/cm2 menjadi MPA dengan faktor pengali 0.083. Dan hubungan antara kuat tekan dengan komposisi Fly Ash disajikan dalam gambar 4 dan Gambar 4. Hubungan Antara Kuat Tekan Dengan Umur Perawatan K300 Gambar 5. Hubungan Antara Kuat Tekan Dengan Umur Perawatan K500 6 Media Teknik Sipil, Volume 10, Nomor 1, Februari 2012: 01-09

Gambar 6. Hubungan Antara Kuat Tekan dengan Komposisi Fly Ash Gambar 4 dan 5 mengindikasikan pengaruh penggunaan Fly Ash terhadap mutu beton. Dimana mutu beton K300 da n mutu beton K500 memperlihatkan pengaruh yang sama pada setiap variasi campuran. Dari gambar 6 terlihat bahwa kuat tekan pada beton yang menggunakan Fly Ash sebagai additive sebesar 30% dapat menambah kuat tekan beton sekitar 10% dengan kuat tekan yang lebih tinggi dari pada kuat tekan beton yang tanpa additif atau dengan cementious. Sedangkan kuat tekan pada beton yang menggunakan Fly Ash sebagai cementious lebih rendah sebesar 25% pada K300 dan 23% pada K500 terhadap yang tanpa menggunakan Fly Ash dari pada kuat tekan beton tanpa cementious atau dengan additive. Hal ini disebabkan karena Fly Ash tidak mampu sebaik semen menggantikan sifat semen yang berfungsi utama sebagai pengikat material pada beton. Jika pun ada dapat diabaikan. Selain itu, dari gambar 4.5. dapat dilihat pula bahwa Fly Ash sebagai additive mampu meningkatkan kuat tekan pada beton. Karena Fly Ash lebih tepat berfungsi sebagai filler atau pengisi. Dimana pori yang diisi oleh Fly Ash akan menambah kekedapan beton yang akan berbanding lurus dengan kuat tekan beton. Hasil ini berbeda dengan apa yang diteliti oleh Andoyo, 2006. Pada penelitian-nya penggunaan cementious sebesar 30% dari berat semen rencana dapat meningkatkan kuat tekan beton kurang lebih 30% dari pada beton normal yang tanpa menggunakan Fly Ash (Andoyo, 2006) Absorbsi Pengujian absorbsi beton dilakukan pada saat beton berumur 28 hari, Hasil pengujian absorbsi beton secara lengkap dapat dilihat pada lampiran, dari pengujian absorbsi beton dengan perbedaan variasi penggantian sebagian semen terhadap fly ash dapat dilihat hasilnya pada Tabel 12 berikut ini. Tabel 12. Absorbsi Rata-rata KOMPOSISI FLY ASH K300 K500 Tanpa Fly Ash Cementious 30% Additive 30% Tanpa Fly Ash Cementious 30% Additive 30% ABSORBSI BETON RATA- RATA (%) 0.384 0.379 0.363 0.276 0.274 0.259 Borris Berqa Leovie Haf, Pengaruh Penggunaan Fly Ash Pada Beton Mutu Normal Dan Mutu Tinggi Ditinjau Dari Kuat Tekan Dan Absorbsi 7