PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

Pengaruh Pemanfaat Tailing Batu Apung... H. Surya Hadi 44

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

Serbuk Kapur Sebagai Cementitious Pada Mortar

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mortar (sering disebut juga mortel atau spesi) adalah bahan bangunan terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai

BAB III LANDASAN TEORI

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT ROVING PADA MORTAR (Tinjauan Terhadap Kelecakan, Kuat Tekan, Kuat Tarik, Dan Kuat Rekat)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB III LANDASAN TEORI

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB III LANDASAN TEORI. Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat. Secara proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si. Abstrak Mortar adalah campuran yang terdiri dari semen, pasir dan air yang memiliki persentase yang berbeda. Sebagai bahan pengikat, mortar harus mempunyai kekentalan yang standar. Kekentalan standar mortar ini nantinya akan berguna dalam menentukan mortar yang menjadi bahan adukan suatu pekerjaan, baik untuk pasangan bata atau plesteran. Penelitian tentang mortar ini bertujuan untuk: 1) Meningkatkan nilai tambah dan nilai guna bahan sehingga meningkatkan nilai ekonomis, diversifikasi jenis bahan konstruksi, dan dapat mengatasi dampak negatif limbah industri kayu terhadap lingkungan, 2) Secara ekonomis dapat dihasilkan mortar yang lebih efisien dan praktis serta memiliki berat yang relatif ringan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, penelitian ini dirancang dengan 5 perlakuan untuk uji kuat tekan, kuat lekat dan absorfsi. Masing masing perlakuan diulangi 3 kali. Benda uji yang dibuat dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam bentuk yaitu bentuk kubus dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm digunakan untuk pengujian absorfsi, 50 mm x 100 mm x 250 mm untuk uji kuat lekat dan 150 mm x 150 mm x 150 mm untuk uji kuat tekan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan serbuk gergaji kayu jati pada campuran mortar sangat berpengaruh, sehingga kuat tekan dan kuat lekat meningkat pada penambahan serbuk gergaji 5 % dari berat semen, dan terjadi penurunan pada semua persentase berat pasir, sedangkan untuk absorfsi terjadi kenaikan yang semakin tinggi pada persentase 5% - 20% dari penambahan persentase berat semen dan pasir. Penambahan serbuk kayu jati yang optimum dari persentase berat semen yaitu sebesar 6,7% yang menghasilkan kuat tekan sebesar 10,3 Mpa, sedangkan untuk penambahan 3,1 % menghasilkan kuat tekan 8,51 Mpa. Untuk kuat lekat campuran mortar yang optimum didapat dari persentase berat semen yaitu penambahan serbuk sebesar 3% dan menghasilkan kuat lekat 3,37 Mpa. Kata Kunci: Serbuk Gergaji Kayu Jati, Kuat Tekan Mortar, Kuat Lekat Mortar, Absorfsi PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia saat ini semakin maju, misalnya pembangunan perumahan, perkantoran, ataupun fasilitas pendidikan. Oleh karena itu diperlukan suatu kreativitas dalam menciptakan kreasi bahan konstruksi dengan melakukan rekayasa rekayasa yang bersifat sederhana maupun fundamental. Namun dalam rekayasa ini harus diperhatikan juga tingkat keamanannya, seperti halnya dalam pembuatan mortar yang digunakan sebagai plesteran dinding batu bata perlu dilakukan rekayasa tanpa meninggalkan faktor keamanan. Mortar adalah campuran yang terdiri dari pasir, bahan perekat serta air diaduk sampai homogen. Mortar mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu bangunan seperti pada pekerjaan pasangan pondasi, pasangan batu bata dan pekerjaan dinding. Khusus untuk pekerjaan dinding saat ini banyak dijumpai dinding-dinding yang retak pada plesterannya dan tidak kedap air. Akibat dari CAKRAWALA GALUH Vol. II No. 1 Juni 2012 79

retaknya plesteran ini mengakibatkan pasangan dinding selalu terlihat basah akibat rembesan air dari bagian luar dinding yang dapat menyebabkan rusaknya cat dan timbulnya jamur pada dinding. Untuk saat ini campuran mortar yang banyak dipakai untuk plesteran dinding 1 : 3 sampai 1 : 6 meskipun masih banyak kelemahannya. Di satu sisi kebutuhan manusia akan bangunan meningkat dan disisi lain semakin mahalnya harga bangunan, sementara limbah industri kayu yang begitu besar belum sepenuhnya dimanfaatkan. Hingga kini telah dilakukan penelitian tentang serbuk gergaji kayu jati pada campuran mortar oleh Setyawan dari Universitas Negeri Semarang pada tahun 2006 dan diketahui bahwa limbah industri ini bisa dimanfaatkan dalam bidang konstruksi, karena serbuk gergaji diketahui dapat digunakan sebagai bahan tambah perekat pasta semen pada campuran mortar. Pada saat ini serbuk gergaji merupakan permasalahan aktual yang sering kali menjadi beban bagi industri perkayuan karena selain membutuhkan tempat juga kurang sedap dipandang dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan yaitu sebagai bahan bakar di pedesaan. Padahal banyak keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan serbuk gergaji ini, antara lain: 1. Memiliki berat relatif ringan sehingga cocok digunakan untuk bahan bangunan. 2. Memiliki daya hantar panas dan listrik relatif rendah. 3. Mempunyai sifat isolasi dan akustik sehingga bahan ini cocok untuk bahan kedap suara. 4. Relatif lebih tahan terhadap rayap dan jamur dibanding dengan papan kayu. Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan tambah pada campuran mortar diharapkan diperoleh keuntungan dan dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai guna bahan, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis, diversifikasi jenis bahan konstruksi, menunjang pengadaan bahan dan dapat mengatasi dampak negatif limbah industri kayu terhadap lingkungan. Karena itu, perlu dikaji pemanfaatan serbuk gergaji kayu jati ini sebagai bahan tambah pada mortar dalam kaitan pengaruhnya terhadap kuat tekan, kuat lekat dan absorfsi mortar tersebut. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pengaruh penambahan serbuk gergaji kayu jati terhadap susbtitusi berat pasir ditinjau dari kuat tekan, kuat lekat, dan absorfsi. 2. Pengaruh penambahan serbuk gergaji kayu jati terhadap substitusi berat semen ditinjau dari kuat tekan, kuat lekat, dan absorfsi. 3. Penambahan serbuk gergaji kayu jati yang optimum, sehingga diperoleh nilai kuat tekan, kuat lekat dan daya serap air maksimum. 4. Pengaruh penambahan serbuk gergaji kayu jati terhadap mutu mortar yang dihasilkan. TINJAUAN PUSTAKA Mortar adalah suatu campuran semen, pasir dan air yang memiliki presentase yang berbeda dan diaduk hingga homogen. Bahan perekat yang digunakan bermacam macam, yaitu berupa tanah liat, kapur, semen merah atau semen Portland (PC). Sebagai bahan pengikat, mortar harus mempunyai kekentalan standar. Kekekalan standar ini nantinya akan berguna dalam menentukan hasil akhir pekerjaan yang menggunakan mortar. Mortar digolongkan menurut penggunaanya, misalnya untuk sambungan, tembok tahan air, tahan api dan sebagainya. Mortar untuk sambungan digunakan untuk menyambung batu, bata dan balok beton. Mortar tembok digunakan dalam berbagai perbandingan campuran untuk memenuhi keperluan pekerjaan. Jenis pekerjaan tembok menurut ukurannya yaitu: pelapisan dasar, CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 9 Juni 2012 80

penghalusan, pelapisan kedua dan penyelesaian. Jenis jenis mortar antara lain: mortar lumpur, mortar kapur mortar semen dan mortar khusus. A.Kuat Tekan Mortar Kuat tekan mortar adalah kemampuan mortar untuk menahan gaya luar yang datang pada arah sejajar serat yang menekan mortar. Mortar yang digunakan untuk bahan bangunan harus mempunyai kekutan terutama untuk pasangan dinding batu bata, batako atau pasagan dinding lainnya. Pasangan dinding menerima beban tekan yang diakibatkan oleh pengaruh dari atas, angin atau gaya samping lainnya. Kuat tekan mortar diwakili oleh kuat tekan maksimum fc dengan satuan N/m 2 atau Mpa ( Mega Pascal ). Sebelum diberlakukan sistem satuan SI di Indonesia, nilai tegangan menggunakan satuan Kgf/cm 2 (Dipohusodo, 1999). Kekuatan nilai tekan mortar ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat halus, air dan berbagai jenis campuran. Perbandingan dari air terhadap semen merupakan faktor utama di dalam penentuan kekuatan mortar. Semakin rendah perbandingan air dan semen, semakin tinggi kekuatan tekan. Suatu jumlah tertentu air diperlukan untuk memb erikan aksi kimia di dalam pengerasan mortar, kelebihan air meningkatkan kemampuan pengerjaan, akan tetapi menurunkan kekuatan. B. Kuat Lekat Mortar Kuat lekat mortar adalah ukuran kuat mortar akibat suatu gaya yang cenderung untuk memisahkan sebagian mortar karena desakan. Untuk mengetahui mutu mortar biasanya dilakukan pengujian. Kelemahan struktur berbahan dasar mortar adalah kuat lekat yang rendah, sehingga akan segera retak jika mendapat tegangan desak. C. Daya Serap Air Mortar ( Absorfsi ) Daya serap air adalah persentase berat air yang mampu diserap oleh suatu agregat jika direndam dalam air. Pori dalam butir agregat mempunyai ukuran dengan variasi cukup besar. Pori pori tersebar diseluruh butiran, beberapa merupakan pori pori yang tertututp dalam materi, beberapa yang lain masih terbuka terhadap permukaan butiran. Beberapa jenis agregat yang sering dipakai mempunyai volume pori tertutup sekitar 0 % sampai 20 % dari volume butirannya. Dalam adukan mortar, air dan semen membentuk pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini selain mengisi pori pori antara butir butir agregat halus, juga bersifat sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran butiran agregat saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak dan padat. Penyebab semakin meningkatnya daya serap air adalah semakin meningkatnya porositas mortar semen akibat kelebihan air yang tidak bereaksi dengan semen. Air ini akan menguap atau tinggal dalam mortar semen yang akan menyebabkan terjadinya pori pori pada pasta semen, sehingga menghasilkan pasta yang baik, hal ini akan menyebabkan semakin berkurangnya air mortar semen. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan tujuan untuk menguji kuat tekan, kuat lekat dan absorfsi mortar semen yang dilakukan di Laboratorium Kimprasda Kabupaten Ciamis pada November 2011 sampai Januari 2012. Variabel dalam penelitian ini adalah persentase serbuk gergaji kayu jati sebagai bahan tambah adukan mortar sebanyak 5%, 10%, 15% dan 20% ditinjau dari persentase berat semen dan pasir, dan masing masing campuran terdiri dari 3 bahan uji. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 9 Juni 2012 81

Penelitian ini dilakukan melalui tahapantahapan seperti terlihat pada flow chart berikut ini: Gambar 2. Diagram Hasil Uji Kuat Tekan Mortar Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa kuat tekan mortar meningkat pada penambahan serbuk gergaji semen sebanyak 5% dari berat semen dengan menghasilkan kuat tekan sebesar 10.1 Mpa, pada penambahan 10% terjadi penurunan kuat tekan mortar dengan menghasilkan 8.2 Mpa, pada penambahan 15% terjadi penurunan 6.8 Mpa, dan pada penambahan 20% semakin menurun menjadi 5,0 Mpa. Sedangkan penambahan serbuk gergaji kayu jati ditinjau dari berat pasir mengalami penurunan, semakin bertambahnya persentase serbuk gergaji dari berat pasir, semakin berkurang kuat tekan mortar. Hasil pengujian kuat lekat mortar terlihat pada Gambar 3. Gambar 1. Flow Chart Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan mortar seperti terlihat pada Gambar 2. CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 9 Juni 2012 82

Gambar 3. Diagram Hasil Uji Kuat Lekat Mortar Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa penambahan serbuk gergaji sebesar 5% dari berat semen dapat menaikkan nilai kuat lekat hingga 2 Mpa, dan untuk penambahan 10%, 15 % sampai 20% menurunkan nilai kuat lekat mortar masing-masing 1,1 Mpa, 0,8 Mpa dan 0,4 Mpa. Begitu pula untuk persentase penambahan dari berat pasir terjadi penurunan kuat lekat mortar. Ini membuktikan bahwa penambahan serbuk gergaji dari persentasi berat semen lebih baik dari persentase berat pasir. Hasil uji absorfsi pada penelitian ini terlihat pada Gambar 4 berikut ini. Berdasarkan hasil uji kuat tekan yang telah dilakukan, diperoleh grafik yang menggambarkan hubungan antara persentase penambahan serbuk gergaji kayu jati dengan kuat tekan mortar seperti terlihat pada Gambar 5 di bawah ini. Gambar 5. Grafik Hubungan antara Persentase Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Jati dengan Kuat Tekan Mortar Gambar 4. Diagram Hasil Uji Absorfsi Pada diagram di atas dapat dilihat bahwa penambahan serbuk gergaji sebesar 5%, 10%, 15% dan 20%, baik dari persentase berat semen maupun berat pasir mengakibatkan semakin meningkatkan nilai daya serap air/absorfsi dari nilai absorfsi campuran normal. B. Pembahasan Pembahasan ini merupakan kajian terhadap hasil pengujian di atas, yaitu pengujian kuat tekan, kuat lekat dan absorfsi dengan uraian berikut ini. 1.Uji Kuat Tekan Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa kuat tekan mortar meningkat pada penambahan serbuk gergaji semen 5% dari berat semen dengan menghasilkan kuat tekan sebesar 10.1 Mpa, pada penambahan 10% terjadi penurunan kuat tekan mortar dengan menghasilkan 8.2 Mpa, pada penambahan 15% terjadi pula penurunan sampai 6.8 Mpa, dan pada penambahan 20% serbuk gergaji semakin menurun hingga 5,0 Mpa. Begitu juga penambahan serbuk gergaji dari persen berat pasir mengalami penurunan, semakin bertambah persentase serbuk gergaji, semakin berkurang kuat tekan mortar. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan serbuk gergaji dalam campuran mortar mengakibatkan penurunan kuat tekan mortar. Faktor lain yang mempengaruhi penurunan kuat tekan mortar ini adalah kandungan zat ekstratif dalam serbuk gergaji. Pengerasan semen akan terhambat apabila bahan baku kayu yang berupa serbuk gergaji mempunyai kandungan ekstratif yang tinggi. Untuk mengurangi zat tersebut maka dalam CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 9 Juni 2012 83

penelitian ini dilakukan perendaman serbuk gergaji dengan air panas selama 24 jam. Berdasarkan grafik di atas dihasilkan persamaan kuadratik, dengan demikian maka perlu dicari persentase penggunaan serbuk gergaji yang optimum, baik dari persentase berat semen ataupun berat pasir, sehingga menghasilkan nilai kuat tekan mortar yang maksimum. Pehitungan nilai optimum persentase serbuk gergaji : 1. Persentase dari berat semen: Y = -25.5x 2 + 3.42 + 10.185 = - 51x + 3.42 Nilai optimum didapat dari x saat Y = 0 0 = -51x + 3.42 x = 3.42 / 51 = 0.067 = 6.7% Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai persentase serbuk gergaji kayu jati yang optimum adalah 6.7 %, maka kuat tekan maksimumnya adalah: Y = -25.5x 2 + 3.42x + 10.185 Y = -25.5 ( 0.067 ) 2 + 3.42 ( 0.067 ) + 10.185 Y = 10.3 Mpa Jadi dengan penambahan serbuk gergaji optimum dari berat semen sebesar 6,7%, menghasilkan nilai kuat tekan mortar maksimum sebesar 10,3 Mpa. 2. Persentase dari berat pasir: Y = -43.35x 2 + 2.688 + 7.253 = - 86.70x + 2.688 Nilai optimum didapat dari x saat Y = 0 0 = -86.70x + 2.688 x = 2.688 / 86.70 = 0.031 = 3.1 % Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai persentase serbuk gergaji kayu jati yang optimum adalaah 3.1%, maka kuat tekan maksimumnya adalah: Y = -43.35x 2 + 2.688x + 7.253 Y = -43.35( 0.031 ) 2 + 2.688 ( 0.031 ) + 7.253 Y = 8,51 Mpa Jadi dengan penambahan serbuk gergaji optimum dari berat pasir sebesar 3,1% menghasilkan nilai kuat tekan mortar maksimum sebesar 8,51 Mpa. 2. Uji Kuat Lekat Berdasarkan hasil uji kuat lekat yang telah dilakukan, diperoleh grafik yang menggambarkan hubungan antara persentase penambahan serbuk gergaji kayu jati dengan kuat lekat mortar seperti terlihat pada Gambar 6 di bawah ini. Gambar 6. Grafik Hubungan antara Persentase Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Jati dengan Kuat Lekat Mortar Gambar di atas menunjukkan pengaruh penambahan serbuk kayu jati terhadap kuat lekat mortar. Kuat lekat meningkat pada persentase penambahan serbuk kayu jati dari berat semen sebesar 5%, dan pada penambahan 10% - 20% terjadi penurunan kuat lekat, bahkan lebih rendah dari kuat lekat mortar normal. Kuat lekat tertinggi terjadi pada mortar dengan persentase penambahan serbuk kayu jati 5% yakni sebesar 2 Mpa dan kuat lekat terendah terjadi pada mortar dengan penambahan 20% serbuk kayu jati, yaitu 0,4 Mpa. Sedangkan penambahan serbuk gergaji berdasarkan berat pasir, terjadi penurunan kuat lekat, bahkan jauh menurun dari kuat lekat mortar normal. Penambahan serbuk kayu jati dari persentase berat pasir sebesar 5% menghasilkan kuat lekat 0,6 Mpa, 10% menghasilkan kuat lekat CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 9 Juni 2012 84

0,3 Mpa, dan penambahan sebesar 15% dan 20% menghasilkan kuat lekat 0,1 Mpa. Berdasarkan grafik di atas, dibuat persamaan kuadratiknya, untuk mencari persentase penambahan serbuk gergaji kayu jati yang optimum pada berat semen, sehingga dihasilkan kuat lekat mortar yang maksimum. Y = -6.211x 2 + 0.360 + 2.202 = - 12.244x + 0.360 Nilai optimum didapat dari x saat Y = 0 0 = -12.244x + 0.360 x = 0.360 /12.244 = 0.03 = 3 % Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai persentase penambahan serbuk gergaji kayu jati yang optimum adalah 3 %, sehingga kuat lekat maksimum mortar yang dihasilkan adalah; Y = -6.211x 2 + 0.360x + 2.202 = -6.211 ( 0.03 ) 2 + 0.360 ( 0.03 ) + 2.202 = 3.37 Mpa Jadi dengan penambahan serbuk gergaji kayu jati optimum 3% dari berat semen, menghasilkan kuat tekan mortar maksimum 3.37 Mpa. 3. Uji Absorfsi Berdasarkan hasil uji absorfsi yang telah dilakukan, diperoleh grafik yang menggambarkan hubungan antara persentase penambahan serbuk gergaji kayu jati dengan absorfsi mortar seperti terlihat pada Gambar 7. Gambar 7. Grafik Hubungan antara Persentase Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Jati dengan Absorfsi Mortar Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa daya serap air (absorfsi) mortar semakin meningkat dengan bertambahnya kandungan serbuk gergaji kayu jati dalam campuran. Daya serap terendah terjadi pada penambahan serbuk gergaji 0% (mortar normal), kemudian daya serap meningkat sampai penambahan serbuk 20%. Untuk penambahan dari berat pasir, absorfsi terendah 12.44% dan tertinggi 29.62%, sedangkan untuk penambahan dari berat semen, absorfsi terendah 4.56% dan tertinggi 11.49%. Dari hasil pengujian absorfsi terlihat bahwa daya serap air mengalami peningkatan yang tajam. Mortar semen dengan substitusi berat pasir menunjukkan kenaikan yang lebih tajam jika dibandingkan dengan daya serap air mortar semen dengan substitusi berat semen seperti terlihat pada gambar 7 yang disebabkan berat serbuk gergaji kayu jati di dalam campuran lebih kecil bila menggunakan substitusi semen. Karena sifat serbuk gergaji yang sangat higroskopis, maka semakin besar pula nilai daya serap airnya. Secara umum hubungan antara berat serbuk gergaji dengan daya serap air mortar semen substitusi pasir dan substitusi semen terlihat jelas. Kecenderungan daya serap air mortar semen yang semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya konsentrasi serbuk gergaji tersebut. Sifat higroskopis serbuk gergaji akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kenaikan daya serap air mortar semen. Serbuk gergaji dapat dikatakan sebagai bahan yang berpori, sehingga air dapat dengan mudah terserap dan mengisi pori-pori tersebut. Faktor lain yang menyebabkan semakin meningkatnya daya serap air adalah semakin meningkatnya porositas mortar semen akibat kelebihan air yang tidak bereaksi dengan semen. Air ini akan menguap atau tinggal CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 9 Juni 2012 85

dalam mortar semen yang akan menyebabkan terjadinya pori-pori (capillary pores) pada pasta semen, sehingga akan menghasilkan pasta yang porous, hal ini akan menyebabkan semakin berkurangnya kekedapan air mortar semen. Setelah mortar semen mengering, air yang terdapat dalam serbuk gergaji akan menguap. Air yang keluar dari rongga sel dan dinding sel mengakibatkan serbuk gergaji menyusut volumenya. Akibat penyusutan tersebut akan terjadi rongga-rongga udara pada permukaan serbuk gergaji dan akan menyebabkan mortar semen berpori. Mortar semen yang berpori akan memiliki daya serap air yang tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada penambahan serbuk gergaji kayu jati terhadap substitusi berat pasir terjadi penurunan kuat tekan dan kuat lekat mortar dari campuran normal, yakni pada penambahan 5 %, 10 %, 15 % dan 20 %, sedangkan dari sisi absorfsi terjadi peningkatan nilai daya serap air pada persentase penambahan serbuk 5 % sampai 20 %. 2. Pada penambahan serbuk gergaji kayu jati terhadap substitusi berat semen sebesar 5 % meningkatkan kuat tekan mortar sampai 10,1 Mpa, sedangkan pada penambahan 10 % sampai 20 % serbuk mengakibatkan penurunan kuat tekan. Untuk kuat lekat mortar terjadi kenaikan pada campuran serbuk 5 % yaitu sebesar 2,0 Mpa, dan terjadi penurunan pada campuran 10 % sampai 20 %, sedangkan untuk absorfsi terjadi peningkatan daya serap air untuk persentase penambahan serbuk gergaji dari berat semen. 3. Penambahan serbuk gergaji kayu jati yang optimum sebesar 6,7 % terhadap berat semen pada campuran mortar menghasilkan kuat tekan maksimum 10,3 Mpa, dan penambahan serbuk gergaji optimum 3 % menghasilkan kuat lekat maksimum 3,37 Mpa. Sedangkan untuk absorfsi, serbuk gergaji kayu jati yang optimum terjadi pada penambahan 20 %, dengan menghasilkan absorfsi 11,49 % untuk berat semen dan 29,62% untuk berat pasir. 4. Penambahan serbuk gergaji kayu jati berpengaruh dan terdapat perbedaan pada kuat tekan, kuat lekat dan absorfsi pada campuran mortar. Dengan kuat tekan 10,3 Mpa pada berat optimum, maka menurut ASTM C 270 campuran ini termasuk pada mortar tipe adukan S dan O dan cocok digunakan untuk pekerjaan plesteran dan pasangan. B. Saran Dari hasil penelitian di atas, perlu diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Diperlukan penelitian lanjutan pada pembuatan mortar semen dengan bahan tambah serbuk gergaji dengan perbandingan campuran, persentase serbuk dan berat jenis bahan/ kayu yang berbeda. 2. Perlu ditemukan cara atau metode khusus untuk mengolah serbuk gergaji, sehingga kandungan zat ekstraktif dan zat-zat lain yang berpengaruh buruk pada pengerasan semen dapat dieliminir sekecil mungkin. DAFTAR PUSTAKA Anonim,1991. Industri Kehutanan di Indonesia, Jakarta: Departeman Kehutanan dan PT Herzal Agrakarya Pratama. Apriyani, Dini, 2011, Penggantiaan semen oleh Abu Sekam Padi untuk campuran Mortar (Tugas Akhir), Ciamis: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Galuh Azhar Gerry, 2010, Pengaruh Penambahan Flay Ash pada Karakteristik Beton, CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 9 Juni 2012 86

(Tugas Akhir), Ciamis: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Galuh Daryanto, 1994, Pengetahuan Teknik Bangunan, Jakarta : Rineka Cipta Djamhari dan Kusnandi, 2000, Pekerjaan Ubin, Bandung : PT Angkasa. Ismeddiyanto, 1998. Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis L- F) untuk Bata Beton (Tugas Akhir), Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM Mulyono, Tri, 2004, Teknologi Beton, Yogyakarta: Nafiri Tjokrodimuljo K., 1996, Teknologi Beton. Yogyakarta : Nafiri Riwayat Penulis Dedi Sutrisna, M.Si., staf pengajar Fakultas Teknik Universitas Galuh, siswa S3 Teknologi Kejuruan UPI Bandung. CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 9 Juni 2012 87

CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 9 Juni 2012 88