BAB I PENDAHULUAN. Bisnis selalu memberikan kebebasan kepada produsen dalam bersaing. memasarkan produknya dan bisnis juga membebaskan konsumen dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

BAB I PENDAHULUAN. modern yang saat ini berkembang dengan pesat dan telah menjadi bagian hidup

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail,

MEDIA SURVEI NASIONAL

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1998, Indonesia mengawali Era Reformasi. Sejak itu telah

BAB I PENDAHULUAN. negara di masa yang akan datang, sebab kebijakan di masa depan akan sangat

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

Hasil Riset Media Monitoring Parpol dan Capres April-Juni 2013

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) Capres & Cawapres secara langsung yaitu pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budiarjo (2008) mengatakan, salah satu perwujudan demokrasi yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pemilih Pemula di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu proses bisnis yang paling kompleks. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ada hal yang berbeda pada pelaksanaan pilpres tahun 2014, dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah atau seringkali

BAB 1 PENDAHULUAN. kandidat presiden juga memanfaatkan media online termasuk di dalamnya

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin, kebijakan dan kemana arah masa depan bangsa. Kita ketahui

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

Paska PAN Gabung Pemerintah LSI DENNY JA SEPTEMBER 2015

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aburizal Bakrie merupakan salah satu tokoh politik nasional di Indonesia.

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

LAPORAN SURVEI NASIONAL & MEDIA MONITORING RESAERCH PREDIKSI ELEKTABILITAS PARTAI PADA PEMILU 2014

RILIS SURVEI NASIONAL 24 MARET 6 APRIL 2018

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013

Jokowi Pasca Naiknya BBM. LSI DENNY JA November 2014

BAB I PENDAHULUAN. merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah

Bab V. Analisis Pengambilan Keputusan Pemilih Pemula

Dari Fadli dan Novanto: Welcome Papa Trump...

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Isi Media Judul: MIP No.114 Strategi Kampanye Capres-Cawapres Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 26/05/2014

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

MAKIN SURAMNYA PARTAI & CAPRES ISLAM DI PEMILU Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2012

HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout

Headline Berita Hari Ini Periode: 30/05/2014 Tanggal terbit: 30/05/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Matahari Kembar Kapolri? LSI DENNY JA Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi yang lajunya begitu cepat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa reformasi yang terjadi di Indonesia menghasilkan perubahanperubahan

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

Kenaikan Elektoral & Kepuasan Publik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

MARKET OUTLOOK APRIL: MENYAMBUT PEMILU LEGISLATIF

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis selalu memberikan kebebasan kepada produsen dalam bersaing memasarkan produknya dan bisnis juga membebaskan konsumen dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan tingginya pesaingan dalam dunia bisnis, konsep penjualan harus bermula dari mencari tahu kebutuhan konsumen dan memberikan nilai atas produk yang ditawarkan. Berawal dari pelaku bisnis, kemudian berusaha menjadi penguasa pasar yang memegang kendali perilaku konsumen dengan memenuhi kebutuhan, keinginan, dam harapan. Menurut Kotler dan Amstrong (2003 : 7) pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Karena pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial, maka permasaran membutuhkan interaksi dalam penyampaian pesan dari produk itu sendiri sehingga memberikan umpan balik berupa pembelian ataupun berupa kritik yang membangun produk menjadi lebih baik. Konsep pemasaran juga dapat diterapkan kepada kegiatan nirlaba. Di Indonesia, pemasaran juga mulai digunakan di luar perusahaan-perusahaan yang melakukan proses bisnis. Ahli-ahli pemasaran sekarang sangat terlibat di dunia politik dalam persaingan memperebutkan kursi politik seperti presiden,

2 parlemen, kepala daerah dan hal-hal yang bersifat kekuasaan. Beberapa tokoh pebisnis juga kian turun dalam persaingan memenangkan persaingan tersebut. Dan beberapa dari mereka mampu meraih simpati rakyat dan sukses menjadi bagian dalam dunia politik. Tingginya hegemoni masyarakat akan pemilihan kepala daerah dan beragamnya aspek perilaku masyarakat dalam kegiatan tersebut, pemasaran menjadi landasan untuk mempelajari perilaku masyarakat tersebut. Pemasaran politik menjadi kajian terapan dari ilmu bisnis yang mampu menggambarkan perilaku masyarakat. Menurut Firmasyah (2012) pemasaran politik adalah penerapan metode dan konsep pemasaran dalam dunia politik. Sistem multipartai memungkinkan siapa saja boleh mendirikan partai politik dan konsekuensinya adalah persaingan yang tinggi antar partai politik. Sistem demokrasi yang memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam menentukan pilihan dan menjadikan pemasaran politik dapat diterapkan dengan baik. Beragamnya partai politik yang tersedia membuat masyarakat tidak mampu untuk membandingkan satu partai dengan begitu banyak partai yang ada dimana masyarakat hanya dapat memberikan satu pilihan atas hak suaranya. Untuk itu para pelaku pemasar dalam dunia politik harus mencari tahu dulu keinginan masyarakat akan partai atau calon pemimpin yang akan dipilihnya. Pemasaran Politik bukan merupakan konsep menjual partai politik atau kontestan politik namun sebuah konsep yang menawarkan bagaimana sebuah kontestan dapat membuat program yang berhubungan dengan permasalah

3 aktual. Pemasaran politik berupaya memposisikan program kerja, ideologi partai atau individu dan reputasi kontestan mereka kepada masyarakat. Terlepas dari tujuan suatu kontestan politik, mereka membutuhkan suara para pemilih agar dapat memasuiki dunia politik. Tanpa pemahaman tentang pemilih, mereka akan sulit diterima oleh masyarakat. Sehingga pengetahuan tentang perilaku konsituen harus dipahami menyangkut posisii mereka sebagai konsumen politik. Pemilih pemula pada Pemilu 2014 umumnya berusia 17-22 tahun. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), setidaknya ada 18.334.458 pemilih pemula yang terdaftar pada pilpres 2014. Ini jumlah yang besar jika kategori pemilih pemula ini menggunakan hak politiknya dengan baik, tentu sangat menguntungkan bagi perkembangan demokrasi Indonesia. Brennan dan Lomasky (Firmanzah. 2012) menyatakan keputusan memilih selama pemilu adalah perilaku ekspresif. Pemilih sangat dipengaruhi oleh loyalitas dan ideologi. Gambar 1. Pengguna Telepon Pintar Berdasarkan Umur 45-54 tahun 35-44 tahun 6% 13% 25-34 tahun 32% 18-24 tahun 49% Sumber : Cipta Media Celular Tahun 2013

4 Data ini dikutip dari penelitian Google pada kuartal I 2013. Bekerjasama dengan Ipsos MediaCT, Google melakukan riset pengguna ponsel pintar di Indonesia. Mereka mewawancarai 500 orang dewasa di Indonesia yang menggunakan internet (usia 18-54 tahun) dan menggunakan ponsel pintar untuk mengakses Internet. Ponsel pintar yang dimaksud adalah telepon seluler yang menawarkan kemampuan canggih, seringkali dengan fungsi yang seperti komputer atau kemampuan untuk mengunduh aplikasi. Pemilih pemula sendiri merupakan segmen yang lebih tinggi mengkonsumsi media komunikasi. Mahasiswa masuk dalam katagori pemilih pemula menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang merupaka segmen potensial dimana segmen ini rata-rata belum pernah mengikuti pemilihan langsung presiden dan wakil presiden di Indonesia. Potensi inilah yang menjadi target dari kedua pasangan dalam memenangkan perolehan jumlah suara pada pemilihan presiden tahun 2014. Mahasiswa yang menjadi target bagi para kontestan politik untuk mendapatkan pilihan suara maka kontestan politik harus membentuk persepsi tentang kandidat yang maju pada pemilihan presiden dengan cara melakukan positioning. Menurut Kotler dan Amstrong (2003: 311) positioning adalah cara produk didefinisikan oleh konsumen berdasarkan artibut penting dimana konsumen menempatkan produk dalam benaknya dan membandingkan dengan produk pesaing. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari kontestan politik untuk mendesain citra serta mememberikan tawaran nilai lebih dari kontestan atau partai politiknya

5 kepada masyarakat dengan memberikan perbedaan yang jelas dari pesaingnya. Masyarakat diberikan informasi yang berlebih tentang kontestan individu atau partai-partai peserta pemilihan umum saat masa kampanye sehingga para pemasar politik harus mendesain bagaimana persepsi yang diciptakan oleh masyarakat sesuai dengan harapan mereka dalam pemilihan umum.. Selain positioning, para kontestan politik juga harus memiliki ciri khas atau perbedaan yang jelas dengan para pesaing di dunia politik. Sebuah positioning tidak akan berhasil tanpa adanya identitas yang jelas dari produk itu sendiri sehingga para kontestan harus memiliki identitas yang jelas tentang dirinya ataupun partainya dalam memenangkan simpati dari masyarakat. Secara garis besar, para kontestan politik harus memilik merek yang akan dipresentasikan kepada masyarakat. Menurut Kotler dan Amstrong (2004 : 350) merek adalah nama, kata, tanda, simbol atau desain atapun kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk atau jasa tertentu. Dapat disimpulkan bahwa cara untuk membuat persepsi masyarakat tentang kontestan politik adalah dengan menciptakan sebuah merek dagang yang akan dipakai dalam pemilihan umum. Pemasaran politik berupaya membentuk personal branding kontestan politik yang akan dibentuk dan dipasarkan kepada masyarakat. Menurut Montoya dalam Haroen (2014 : 12) menjelaskan bahwa personal branding adalah image yang kuat dan jelas yang ada di benak klien anda. Personal branding adalah persepsi yang tertanam dan terpelihara di benak orang lain. Tujuannya adalah untuk menciptakan pandangan positif atau persepsi positif sehingga berlanjut kepada kepercayaan atau aksi-aksi lainnya seperti memilih kontestan politik dalam pemilu. Menurut McNally dan

6 Speak dalam Haroen (2014 : 13) mengungkapkan bahwa personal branding harus memilki kekhasan, relevansi dan konsistensi. Strategi positioning dan nilai yang diberikan personal branding intinya adalah menciptakan persepsi positif kepada masyarakat tentang kontestan politik dengan harapan adanya timbal balik yang positif. Dengan perkembangan teknologi, positioning dapat memanfaatkan media komunikasi yang sering dikonsumsi oleh masyarakat seperti media sosial, televisi dan surat kabar elektronik. Tabel 1. Data Konsumsi Masyarakat Menggunakan Internet Tahun Media/Lokasi Mengakses Internet Rumah Warnet Telepon Kantor Sekolah Lainnya 2010 24,25 47,34 51,25 19,30 14,78 5,70 2011 25,15 43,91 51,38 16,65 14,12 8,48 2012 24,76 37,43 57,92 15,86 13,61 12,75 2013 20,49 31,01 65,96 14,74 12,59 14,31 Sumber: Diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013. Kemudahan mengakses internet dari telepon pintar yang banyak dijual di pasaran dengan harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat dapat dengan cepat mengakses berbagai informasi yang aktual tentang kondisi di lingkungannya. Tingginya minat masyarakat untuk menggunakan internet, kontestan politik dapat dengan mudah memasukan proses pemasaran politik di dalamnya. Proses untuk menyebar luaskan pesan secara meluas melalui media disebut sebagai Pemasaran Viral (Viral Marketing). Viral Marketing merupakan strategi dan proses penyebaran pesan elektronik yang menjadi saluran untuk mengkomunikasikan informasi suatu produk kepada masyarakat secara

7 meluas dan berkembang. Menurut Kotler dan Amstrong dalam Andini (2013) Viral Pemasaran is the internet version of word-of-mouth Pemasaran, that involves creating an E-mail message or other marketing event that is so infectious that customers will want to pass it along to their friend.. Pemasaran viral berkembang melalui jaringan internet dan teknologi informasi lainnya yang menduplikasi dirinya menjadi semakin banyak seperti sebuah virus. Pengguna Telepon Pintar Dari Total Populasi Tabel 2. Penggunaan Telepon Pintar di Indonesia Tujuan Penggunaan Telepon Pintar Mencari informasi Mencari produk Melakukan Pembelian 14% 94% 95% 57% Sumber : WeAreSocial Singapura 2014 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase tertinggi pengguna telepon pintar adalah untuk mencari informasi (94%) dan mencari produk (95%). Kemudahan ini menjadikan internet sebagai alat kebutuhan masyarakat di era globalisasi. Dalam tabel 2 diatas, secara tidak langsung memberi informasi bahwa positioning dan personal branding dapat dilakukan tanpa proses tatap muka antara kontestan politik dengan konstituen untuk memberi pengaruh terhadap perilaku konstituen dalam pemilihan umum. Strategi positioning dan nilai yang dimunculkan lewat personal branding menciptakan persepsi dan dorongan motivasi yang dapat menciptakan aksi dari konstituen dalam pemilihan umum, terlepas aksi itu positif maupun negatif. Menurut Nursal (2004 : 36) Pemilih merupakan investor dan pilihannya merupakan investasi yang tidak dirasakan langsung seperti mengkonsumsi sebuah produk konsumtif. Manfaat baik atau buruknya suatu pemilihan umum tidak langsung

8 diterima oleh konstituen melainkan diterima untuk waktu yang akan datang. Untuk itu perilaku kontituen dalam pemilu lebih terpengaruh oleh perilaku emosional dan sosio kultural dari konstituen itu sendiri. Perilaku konstituen lebih mempertimbangkan pilihan orang lain dan kedekatan emosional terhadap kontestan politik. Disamping itu perilaku konstituen dalam pemilu juga dipengaruhi perngaruh rasionalitas dimana pemilih tidak mudah hanya terpengaruh oleh isu-isu baru melainkan pemilih akan terpengaruh oleh isu-isu lama yang sudah tertanam dalam benak pemilih. Pemilih memiliki keyakinan yang sulit diubah oleh propaganda kampanye para konstestan. Perilaku pemilih juga dipengaruhi oleh faktor domain kognitif yang menuntut alasan dari perilaku mereka apakah itu menguntungkan atau tidak. Setelah melalui serangkaian proses panjang, prosesi Pemilihan Presiden (PilPres) secara langsung tahun 2014 telah usai dan memasuki fase akhir dengan terpilihnya pasangan nomor urut 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Perolehan hasil pemilihan presiden bulan Juli tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Perolehan Suara Pemilu Presiden Tahun 2014. No Urut Pasangan Capres dan Perolehan Suara Persen Cawapres 1 Prabowo Subianto Hatta 62.576.444 46,85% Rajasa 2 Joko Widodo - Jusuf Kalla 70.997.833 53,15% Sumber : Komisi Pemilihan Umum (2014)

9 Sudah sejak dua tahun menjelang pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu presiden di tahun ini, media TV dan media sosial digunakan sebagai sarana kampanye bagi partai tertentu atau capres tertentu untuk meraih seluas mungkin popularitas dan elektabilitas publik. Kampanye media sosial Prabowo misalnya terpusat pada akun-akun media sosial, terutama Twitter, yang terafiliasi langsung dengan Gerindra. Beberapa akun pendukung Prabowo antara lain @Gerindra, @FansGerindra, @GarudaPrabowo, dan @Info_Prabowo. Adapun akun-akun pendukung Jokowi lebih terpencar dan bertumpu pada sukarelawan. Beberapa akun pendukung Jokowi adalah @Jokowi4Me, @PDI_Perjuangan, @InfoJKW4P, @Jokowi_Ina, @Bara_Jokowi, @Relawan_Jokowi, @Jasmev2014, dan @KartikaDjoemadi. Selama berlangsung kampanye pilpres satu bulan terakhir intensitas pemihakan kedua stasiun besar TV One dan Metro TV semakin nyata. TV One lebih berpihak kepada pasangan Prabowo-Hatta dan Metro TV lebih berpihak kepada pasangan Jokowi-JK sesuai dengan afiliasi pemilik masing masing stasiun tersebut. TV one milik Aburizal Bakrie Ketua Umum Golkar pendukung pasangan Prabowo-Hatta dan Metro TV milik Surya Paloh Ketua Umum Partai NASDEM pendukungan pasangan Jokowi-JK. Terpepas dari sisi independen yang mengharuskan media berpihak netral kepada perpolitikan di Indonesia, penulis ingin menggambarkan kekuatan media dalam dunia perpolitikan. Media komunikasi juga berupaya mempositioningkan kedua pasangan dan memunculkan personal branding.

10 Tabel 4. Media Informasi dan Media Online Pendukung Pasangan Capres dan Cawapres pada Pemilihan Presiden 2014. No Pasangan Media Kampanye Partai Koalisi 1 Prabowo Subianto Hatta Rajasa TV One, MNC Grup (RCTI, Global TV, MNC TV), Merdeka.com dan Viva.com Gerindra, PAN, PPP, PKS, GOLKAR, PBB 2 Joko Widodo - Jusuf Kalla Metro TV, Kompas.com, Detik.com dan Liputan 6.com Data Penelitian : 2014 PDI-P, NASDEM, PKB, HANURA Pada sudut pandang pemasar, maka fenomena kali ini merupakan bagian dari kebangkitan Viral Pemasaran yang ditunjang oleh aspek perkembangan teknologi informasi dan sosial media. Keterjangkauan tokoh dari pendukungnya semakin tidak berjarak, membuat alur komunikasi antar pendukung kepada capres dan cawapres terjadi setiap hari. Sesuai dengan prinsipnya, Viral Pemasaran menempatkan konsepsi Let s Your Supporter Wins Your Game, hal ini dengan mudah terlihat dari fenomena relawan yang muncul dengan penuh antusias. Terhitung pelakasanaan pemilihan umum melibatkan masyarakat secara massif mudah dihelat dengan menggunakan dukungan teknologi informasi. Sukarelawan diidentifikasi sebagai elemen penting dalam demokrasi yang memiliki bobot muatan energi dan keberpihakan spesifik. Kemampuan dalam menjangkau dan membentuk lapisan sukarelawan adalah bagian dari kunci sukses kerja pemenangan PilPres melalui viral marketing dan hal itu merupakan kemenangan publik secara menyeluruh. Dititik itulah Viral Pemasaran dipergunakan untuk membentuk pengetahuan terhadap calon, memperkuat barisan pendukung dalam wadah sukarelawan, dan menjadikan lapisan ini sebagai simpatisan

11 yang bergerak dalam berbagai kegiatan promosi politik menuju kearah pemenangan. Melihat latar belakang dari fenomena di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Positioning Dan Personal branding Pasangan Kontestan Politik Yang Dimoderatori Viral Pemasaran Serta Pengaruhnya Terhadap Perilaku Pemilih Pemula Dalam Menetapkan Pilihan Pada Pemilihan Presiden Tahun 2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik sebuah rumusan masalah dari penelitian ini yaitu : 1. Seberapa besar pengaruh Positioning Pasangan Kontestan Politik Terhadap Perilaku Pemilih Pemula Dalam Menetapkan Pilihan Pada Pemilihan Presiden Tahun 2014 2. Seberapa besar pengaruh Personal branding Pasangan Kontestan Politik Terhadap Perilaku Pemilih Pemula Dalam Menetapkan Pilihan Pada Pemilihan Presiden Tahun 2014 3. Seberapa besar pengaruh Positioning Dan Personal branding Pasangan Kontestan Politik yang dimoderatori Viral Marketing Terhadap Perilaku Pemilih Pemula Dalam Menetapkan Pilihan Pada Pemilihan Presiden Tahun 2014.

12 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Positioning Pasangan Kontestan Politik Terhadap Perilaku Pemilih Pemula Dalam Menetapkan Pilihan Pada Pemilihan Presiden Tahun 2014 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Personal branding Pasangan Kontestan Politik Terhadap Perilaku Pemilih Pemula Dalam Menetapkan Pilihan Pada Pemilihan Presiden Tahun 2014 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Positioning Dan Personal branding Pasangan Kontestan Politik yang dimoderatori Viral Marketing Terhadap Perilaku Pemilih Pemula Dalam Menetapkan Pilihan Pada Pemilihan Presiden Tahun 2014. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan, khususnya di bidang pemasaran politik yang berhubungan dengan positioning dan personal branding kontestan politik yang dimoderatori viral marketing dan pengaruhnya terhadap perilaku pemilih pemula. 2. Secara praktis, hasil peneitian ini diharapkan bermanfaat sebagai landasan perumusan strategi pemasaran bagi partai politik tentang positioning dan personal branding melalui viral Pemasaran dan pengaruhnya terhadap perilaku pemilih pemula.