Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN X. Pilemon Poly Maroa, Charles Kapile, dan Abdul Hamid

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS VI DI SDN 1 KALUKUBULA

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

Peranan Media Gambar IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Inpres Pedanda Kecamatan Pedongga Kabupaten Mamuju Utara

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Teguh Widodo SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo. Abstrak

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Pesawat Sederhana Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Terhadap Gerak Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Bambang Supriyanto 36

Rahmudin Hipi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Media Gambar Pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Tou Kabupaten Banggai

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan Amiruddin Kasim. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Pengetahuan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Media Gambar Dikelas IV SD Negeri 1 Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDn 3 Tonggolobibi

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2 ISSN X. Dian Kustianti. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV SD Negeri Sibea

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 3 ISSN

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

BAB III METODE PENELITIAN

Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas X B di SMA Negeri 1 Gumbasa

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas III SD Inpres Laemanta

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Hasmawati, Syamsuddin, dan Ida Nur aeni. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

Transkripsi:

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Dewi Lestari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar simetri lipat pada siswa kelas IV SDN 02 Makmur Jaya dengan menerapkan teori Bruner, dimana isi teori Bruner adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan (1) tahap enaktif; pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkret atau situasi nyata, (1) tahap ikonik; dipresentasekan dalam bentuk bayangan visual atau gambar dan (3) tahap simbolik; menuliskan simbol-simbol yang berkaitan dengan simetri bangun datar, yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Desain penelitian ini mengikuti model Kemmis dan Mc. Taggart dengan subyek penelitian 22 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan materi simetri lipat, masing-masing siklus meliputi 4 tahap: (i) perencanaan (ii) pelaksanaan tindakan (iii) observasi dan (iv) refleksi. Penerapan teori Bruner melalui tahap enaktif, ikonik dan simbolik dapat meningkatkan hasil belajar simetri lipat siswa kelas IV. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa, untuk ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 73% dan pada siklus II sebesar 95%. Untuk daya serap klasikal pada siklus I sebesar 72% dan pada siklus II sebesar 84%. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I diperoleh rata-rata persentase sebesar 79% berada pada kategori cukup dan pada siklus II diperoleh rata-rata persentase sebesar 98% berada pada kategori sangat baik. Untuk aktivitas siswa pada siklus I diperoleh rata-rata persentase sebesar 77% berada pada kategori cukup dan pada siklus II diperoleh rata-rata persentase sebesar 97% berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut, berarti penerapan teori Bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran simetri lipat di kelas IV SDN 02 Makmur Jaya. Kata Kunci: Penerapan Teori Bruner, Pembelajaran Simetri Lipat I. PENDAHULUAN Pendidikan dasar diselenggarakan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan memberi bekal kemampuan dasar Baca-Tulis, berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Berbagai 129

usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut. Namun hasilnya masih jauh dari harapan. Hal ini terlihat pada laporan pelatihan guru dalam melakukan proses pembelajaran simetri lipat melalui pendidikan dan pelatihan. Pembelajaran matematika yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional kurang menarik minat dan perhatian siswa, sehingga sebagian besar siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit. Akibat kurangnya minat dan perhatian siswa pada pembelajaran matematika, membuat prestasi belajar siswa kurang memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada kelas IV SDN 02 Makmur Jaya pada tahun ajaran 2012/2013, pada materi simetri lipat dengan kriteria ketuntasan klasikal keberhasilan siswa hanya mencapai 50%. Ini berarti berada dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 80% (sumber SDN 02 Makmur Jaya). Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat penyampaian materi oleh guru dalam proses pembelajaran terlalu abstrak. Upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah diatas, adalah menerapkan teori Bruner pada pembelajaran simetri lipat bangun datar agar terjadi peningkatan hasil belajar siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk mengatasi masalah yang dipaparkan di atas maka teori Bruner dianggap tepat untuk diterapkan khususnya pada pembelajaran simetri lipat. Penerapan teori Bruner dalam pembelajaran dapat menjadikan siswa lebih mudah dibimbing dan diarahkan. Adapun tahapan dalam teori Bruner sebagai berikut: 1) tahap enaktif; pada tahap ini pengetahuan dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau dengan menggunakan situasi nyata, 2) tahap ikonik; pada tahap ini pengetahuan dipresentasekan dalam bentuk bayangan visual atau gambar yang menggambarkan kegiatan konkret yang terdapat pada tahap enaktif, dan 3) tahap simbolik; pada tahap ini pengetahuan dipresentasekan dalam bentuk simbol-simbol (Hudojo, 1998). Bruner (Pitajeng, 2006: 27) berpendapat bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara 130

konsep-konsep dan struktur-struktur matematika. Siswa harus menemukan keteraturan dengan cara mengutak-atik benda-benda yang berhubungan dengan keteraturan intuitif yang sudah dimiliki siswa. Dengan demikian siswa dalam belajar, harus terlibat aktif mentalnya. Ini menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan diingat siswa. Dalam hubungannya dengan pelajaran simetri lipat, bruner menyatakan bahwa cara terbaik bagi siswa untuk mulai belajar konsep dan prinsip di dalam simetri lipat adalah dengan mengkonstruksikan sendiri konsep dan prinsip tersebut. Lanjut menurut Bruner (Aisyah, 2007: 6) menyatakan untuk menjamin keberhasilan belajar, guru hendaknya jangan menggunakan penyajian yang tidak sesuai dengan tingkat kognitif siswa. Bruner menjelaskan bahwa pengetahuan itu dapat diinternalisasikan dalam pikiran, maka pengetahuan itu dapat dipelajari dalam tiga tahap yaitu: 1. Tahap Enaktif Pada tahap ini pengetahuan dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau situasi nyata. Contoh: Kita ingin mengenal konsep simetri lipat, kita dapat menggunakan sebuah kertas karton berbentuk sebuah bangun datar yang dibagi menjadi dua bagian sama besar dan sama bentuknya. 2. Tahap Ikonik Pada tahap ini pengetahuan dipresentasekan dalam bentuk bayangan visual atau gambar yang menggambarkan kegiatan konkret yang terdapat pada tahap enaktif. Contoh : (Simetri 1) 131

3. Tahap Simbolik Pada tahap ini pengetahuan dipresentasekan dalam bentuk simbol-simbol. Dua sumbu simetri Tiga sumbu simetri (Simetri2) Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam kegiatan di kelas, di sekolah maupun di luar sekolah. Untuk menggambarkan hasil belajar yang dicapai siswa, maka diadakan suatu proses penilaian seperti tes hasil belajar. Tes hasil belajar dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan siswa setelah melakukan proses belajar mengajar. Gagne (Elvin, 1999:11) mengemukakan 3 (tiga) komponen yang dapat ditinjau dari hasil belajar, yaitu kemampuan : (1) Kognitif (pengetahuan) berhubungan erat dengan perubahan tingkah laku meliputi kemampuan pemahaman pengetahuan serta melibatkan kemampuan dalam mengorganisasi potensi berpikir untuk dapat mengolah stimulus sehingga dapat memecahkan permasalahan yang mewujudkan dalam hasil belajar; (2) Afektif (sikap) berhubungan erat dengan perubahan tingkah laku itu sendiri yang diwujudkan dalam perasaan; (3) Psikomotor (keterampilan) berhubungan erat dengan perubahan tingkah laku pada ranah kognitif, hanya saja kemampuan kognitif, hanya saja kemampuan kognitif lebih tinggi, karena kemampuan yang dimiliki tidak hanya mengorganisasikan berbagai stimulan menjadi pola yang bermakna berupa keterampilan dalam memecahkan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan teori Bruner pada pembelajaran simetri lipat dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara? Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan teori bruner pada pembelajaran simetri lipat bagi siswa SDN 02 Makmur Jaya. 132

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bagi siswa dapatmeningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi simetri lipat, agar siswa termotivasi untuk mempelajari dan memperdalam pembelajaran simetri lipat, bagi guru dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan teori Bruner pada pembelajaran matematika, mempermudah penyampaian materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan geometri, bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SDN 02 Makmur Jaya. Dengan penerapan teori Bruner pada pembelajaran simetri lipat akan lebih optimal, efektif dan bermakna sehingga hasil belajar matematika siswa dapat dicapai dengan baik. II. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yang mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggar yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester II (genap) SDN 02 Makmur Jaya Kecamatan Tikke Raya Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam mengerjakan soalsoal simetri lipat yang diberikan melalui tes akhir setiap tindakan dan hasil observasi yang memuat tentang aktivitas kegiatan pembelajaran, baik yang berkaitan dengan guru (peneliti) maupun yang berkaitan dengan siswa. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ada dua yaitu teknik analisa data kuantitatif dan teknik analisa data kualitatif. Indikator kinerja dalam penelitian adalah persentase ketuntasan belajar klasikal, penelitian dikatakan berhasil jika daya serap individu memperoleh nilai minimal 65 dari skor ideal dan ketuntasan klasikal minimal 80% dan indikator data kualitatif indikator ini dapat dilihat dari analisis observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika aktivitas siswa dan guru telah berada dalam kategori baik atau sangat baik. 133

Langkah-langkah dalam rencana tindakan. Tindakan ini berlangsung dua siklus. Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan seluruh perangkat pembelajaran yang diperlukan yang meliputi: (a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pembelajaran. Rencana pembelajaran didesain sesuai dengan tahap teori belajar Bruner yang meliputi : (1) tahap enaktif, (2) tahap ikonik, dan (3) tahap simbolik.(b) Menyusun LKS, (c) Menyusun tes hasil belajar. Tes hasil belajar disusun dalam bentuk soal uraian untuk mengukur hasil belajar siswa, (d) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa serta alat peraga yang akan dipergunakan. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan adalah: (a) Kegiatan Awal, Mengawali tindakan pembelajaran ini peneliti mengucapkan salam, berdoa dan mengecek kehadiran siswa, kemudian menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu menggambar bangun datar dan menentukan sumbu simetrinya. Setelah itu peneliti menyampaikan indikator yang ingin dicapai. Untuk mengaktifkan pengetahuan prasyarat siswa, (b) Kegiatan Inti, Pada kegiatan inti peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai tahap teori belajar Bruner yaitu; (1) Tahap Enaktif; Peneliti membagikan alat peraga dan LKS kepada masingmasing kelompok, sebagai petunjuk untuk melakukan percobaan pada siklus I. LKS yang digunakan pada kegiatan ini adalah LKS dengan materi simetri lipat dan bentuknya. Sebelum memperagakan peragaan-peragaan pada LKS terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan materi simetri lipat dengan menggunakan alat peraga berupa kertas/karton yang kemudian digunting dan dilipat menjadi dua bagian yang sama besar. (2) Tahap Ikonik; Pada tahap ini ditunjukkan gambar yang sesuai dengan alat peraga yang diberikan atau menggambar alat peraga yang ditampilkan oleh peneliti. Setelah siswa mencoba mencari berbagai cara untuk mengetahui banyaknya lipatan yang dihasilkan oleh persegi tersebut. Selanjutnya siswa menggambar banyaknya garis putus-putus yang dihasilkan oleh lipatan tersebut yang membagi dua bagian yang sama besar. (3) Tahap Simbolik; Pada tahap ini peneliti mengarahkan siswa untuk menggunakan simbol-simbol. Pada awalnya siswa mengalami kesulitan untuk 134

menentukan banyaknya simetri lipat pada gambar bangun datar yang mereka buat. Setelah melalui penjelasan dari peneliti dengan memberikan contoh peragaan akhirnya siswa dapat menggunakan sumbu simetri untuk menentukan banyaknya simetri lipat pada bangun datar. Proses belajar mengajar dilanjutkan dengan (c) Kegiatan Akhir. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan tes akhir tindakan siklus II untuk mengukur kemampuan siswa, setelah diadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teori Bruner. Selama pelaksanaan tindakan, dilaksanakan observasi terhadap aktivitas siswa saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Observasi aktivitas guru dan siswa dilakukan oleh (observer) teman sejawat peneliti yaitu guru kelas IV di SDN 02 Makmur Jaya. Selanjutnya semua hasil observasi ini dievaluasi untuk mengetahui ketepatan prosedur pelaksanaan tindakan. Hasil observasi dievaluasi dan direfleksikan. Refleksi di akhir siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti dan observer adalah untuk mencermati dampak negatif dan dampak positif tindakan pada siklus pertama dan digunakan sebagai bahan perbaikan perencanaan tindakan siklus kedua. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penggunaan pembelajaran dengan model pembelajaran Bruner dalam penelitian ini menggunakan strategi melalui tiga tahapan kegiatan yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. Strategi ini dipilih karena dipandang dapat mengoptimalisasikan interaksi semua unsur pembelajaran. Penerapan teori Bruner dalam pembelajaran dapat menjadikan siswa lebih mudah dibimbing dan diarahkan. Adapun tahapan dalam teori Bruner sebagai berikut: 1) tahap enaktif; pada tahap ini pengetahuan dipelajari secara aktif dengan menggunakan bendabenda konkret atau dengan menggunakan situasi nyata, 2) tahap ikonik; pada tahapa ini pengetahuan dipresentasikan dalam bentuk bayangan visual atau gambar yang menggambarkan kegiatan konkret yang terdapat pada tahap enaktif, dan 3) tahap simbolik; pada tahap ini pengetahuan dipresentasikan dalm bentuk simbol-simbol. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan 135

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan intelektual siswa sangat menentukan untuk dapat tidaknya suatu konsep yang dipelajari dan dipahami siswa. Disisi lain guru merasa senang menerapkan bentuk pembelajaran ini karena dapat meningkatkan kreatifitas berpikir siswa. Dengan diperolehnya cara penyelesaian dengan benar, maka siswa menjadi lebih terbuka wawasannya sehingga siswa mengerti bahwa persoalan matematika dengan mudah diselesaikan. Menurut hasil penelitian Samsiar (2007) menyatakan bahwa penerapan teori Bruner cocok diterapkan pada pembelajaran bangun-bangun segiempat. Hal ini juga terjadi pada hasil penelitian yang peneliti lakukan. Dimana keaktifan siswa pada pembelajaran simetri lipat dengan menggunakan teori Bruner meningkat pada setiap pertemuan. Demikan juga dengan hasil belajar siswa yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 77%. Ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa berada dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan karena motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang sehingga siswa masih terlihat pasif dan belum berani untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap masalah yang diberikan. Penerapan pembelajaran yang menggunakan isi teori Bruner dapat menghidupkan suasana belajar karena siswa terlibat aktif dalam setiap proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat pada grafik hasil observasi siswa dan guru pada siklus II diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 97%, ini berarti aktivitas siswa berada dalam kategori sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2 disebabkan karena siswa lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini terlihat pada saat melakukan diskusi dalam mengisi LKS siswa lebih aktif dalam proses dalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS. Selain itu, siswa menjadi lebih paham pembelajaran dengan tahapan teori Bruner yaitu bagaimana cara menentukan sumbu simetri sebuah bangun datar menggunakan simbol-simbol 136

matematika. Berikut ini adalah grafik peningkatan aktivitas siswa siklus I dan siklus II. 120% AKTIVITAS SISWA 100% 80% 60% 40% 20% 0% SIKLUS I SIKLUS II Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 79% dengan kategori cukup. Pada siklus II diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas guru sebesar 98% dengan kategori sangat baik, ini menunjukkan kenaikan aktivitas guru pada tiap pertemuan. Berdasarkan persentase nilai rata-rata aktivitas guru siklus I dan siklus II menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II disebabkan karena guru terus berusaha untuk meningkatkan motivasi dan bimbingan kepada siswa dengan berbagai perlakuan agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berikut adalah grafik peningkatan aktivitas guru siklus I dan siklus II: 137

120% AKTIVITAS GURU 100% 80% 60% 40% 20% 0% SIKLUS I SIKLUS II Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Aktivitas Guru Berdasarkan hasil tes akhir tindakan pada setiap siklus, ditemukan bahwa penerapan teori Bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal simetri lipat. Hal ini dapat ditunjukkan berdasarkan analisis tes akhir setiap tindakan. Bardasarkan data yang diperoleh pada Siklus I ketuntasan belajar secara klasikal dengan jumlah siswa yang tuntas 16 orang dari 22 orang dengan persentase nilai rata-rata sebesar 73% dan persentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 72%. Hal ini masih jauh dari harapan peneliti yaitu dengan ketuntasan klasikal mencapai 80%. Berdasarkan data tersebut, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar secara klasikal diperoleh sebesar 95% dan persentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 84%. Hal ini sudah sesuai dengan harapan peneliti yaitu dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 80%. Ini menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar pada tiap siklus. Berikut adalah grafik peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus berdasarkan tes formatif. 138

100% 80% 60% 40% 20% 0% Hasil Belajar Siswa Ketuntasan Klasikal Daya Serap Klasikal Siklus I Siklus II Gambar 4.5 Grafik peningkatan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II Penerapan pembelajaran yang menggunakan isi teori Bruner dapat menghidupkan suasana belajar karena siswa terlibat aktif dalam setiap proses belajar mengajar. Suasana belajar yang mendukung merupakan salah satu motivasi siswa dalam belajar. Guru harus bisa menerima pemikiran siswa apapun adanya sambil menunjukkan apakah pemikiran itu sejalan atau tidak. Guru harus menguasai bahan secara luas dan mendalam sehingga dapat lebih fleksibel menerima gagasan siswa yang berbeda. Penggunaan teori Bruner dapat membantu siswa mengingat, memahami, mengolah serta dapat mengemukakan seluruh pengetahuannya mengenai suatu konsep untuk selanjutnya digunakan dalam penyelesaian masalah. Dari analisis setiap akhir tindakan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa pada materi simetri lipat. Hal ini ditunjukkan pada penyelesaian tindakan I, ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal simetri lipat, motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang sehingga siswa masih terlihat pasif dan belum berani untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap soal yang diberikan. Pembelajaran pada siklus II difokuskan agar siswa dapat menyelesaikan soal simetri lipat. Hasil yang diperoleh peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II disebabkan karena siswa lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini terlihat pada saat siswa lebih aktif dalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS dan sudah berani memberikan tanggapan 139

maupun penjelasan kepada teman-temannya serta dapat menyelesaikan soal dengan baik. Pembelajaran ini cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar karena dapat mengubah kebiasaan siswa belajar yang hanya mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Penerapan teori Bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran simetri lipat di kelas IV SDN 02 Makmur Jaya. 2) Pembentukan kelompok dan pemberian LKS membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3) Penerapan teori Bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Untuk hasil belajar siklus I diperoleh nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 73% dan daya serap klasikal 72%. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 95% dan daya serap klasikal 84% yang artinya sudah melewati standar ketuntasan klasikal siswa yaitu 80%. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus II adalah 21 orang siswa, artinya siswa tersebut mempunyai nilai minimal 65 (KKM SDN 02 Makmur Jaya) dan siswa yang tidak tuntas adalah 1 orang siswa, artinya siswa tersebut mempunyai nilai di bawah 65. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Dengan menerapkan teori Bruner merupakan salah satu alternatif yang layak dikembangkan untuk mengatasi masalah rendahnya mutu proses dan hasil pembelajaran Simetri lipat khususnya pembelajaran simetri lipat. 2. Persiapan guru untuk melaksanakan praktek pembelajaran harus dimaksimalkan agar pelaksanaan praktek yang dikembangkan dengan menggunakan alat peraga tidak mengalami hambatan dan sesuai dengan teori. 140

3. Pembelajaran dengan penerapan teori Bruner dapat menjadi salah satu alternatif guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, karena menurut hasil penelitian ini persentase ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh dengan menggunakan teori Bruner lebih tinggi dari pada persentase ketuntasan belajar klasikal siswa yang diperoleh dari metode yang digunakan sebelumnya. 4. Penerapan teori Bruner dengan langkah sebagai berikut: a. Menunjukkan simetri lipat bangun datar menggunakan karton. b. Menggambar benda dari simetri lipatnya. c. Menuliskan simbol-simbol yang berkaitan dengan simetri bangun datar. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Nyimas,dkk. 2007. Pengembangan Pembelajarn Simetri lipat SD. Jakarta: Direktorat Jendral pendidikan tinggi departemen pendidikan nasional, (online), (http://newbornagain.wordpress.com), diakses 15 Januari 2014 Akinah, Muriani. M. 2009. Media Pembelajaran, Palu: Universitas Tadulako Elvin. 1999. Penerapan Pendekatan Kooperatif dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Kelas I SLTP Negeri 6 Palu. Skripsi tidak dipublikasikan. Palu: FKIP Untad. Herman, Hudojo. 1998. Belajar Mengajar Matematika. Bandung: Angkasa Pitajeng. 2006. Pembelajaran Simetri lipat yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.(online), (http://faizalnizbah.blogspot.com), diaskses 15 Januari 2014 Samsiar. 2007. Efektifitas Teori Bruner dalam Pembelajaran Konsep Bangunbangun Segiempat di Kelas VII SMP Negeri 4 Palu. Skripsi tidak dipublikasikan. Palu: FKIP Untad. Sugiarto dan Isti Hidayat. 2004. Workshop Pendidikan Simetri lipat. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang. 141