PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI SEMEN MERAH TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK MORTAR

dokumen-dokumen yang mirip
REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN TEGANGAN-REGANGAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM TERTAHAN SARINGAN NO.

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU YANG DIOVEN PADA SUHU 400 O C UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN DINDING PANEL PAGAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

Scanned by CamScanner

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

PENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON. Ferdinand Fassa

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ABU JERAMI TERHADAP KUAT TEKAN BETON

pesat Salah satu bahan bangunan yang paling banyak digunakan dalam bidang struktur

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB III LANDASAN TEORI

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

Serbuk Kapur Sebagai Cementitious Pada Mortar

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN MEKANIS BATA

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

SARFIN HALIM

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN PEMANFAATAN LUMPUR KERING TUNGKU EX. LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 55% dari ampas tebu yang dihasilkan tersebut dimanfaatkan oleh pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK PEREKAT BATA RINGAN

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. harus ikut berkembang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN EXPERIMENTAL SIFAT KAREKTERISTIK MORTAR YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. beton mutu tinggi, beton mutu sangat tinggi, beton ringan, beton dengan

B1 AB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat. Secara proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah:

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Pemanfaat Tailing Batu Apung... H. Surya Hadi 44

Kajian Pengaruh Penambahan Kalsium Oksida (CaO) Terhadap Suhu Reaksi dan Kuat Tekan Semen Portland. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

OPTIMALISASI PENGGUNAAN KOMPOSISI CAMPURAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN DINDING PASANGAN BATA MERAH

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON. Abstrak

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI SEMEN MERAH TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK MORTAR Siti Nurlina *1, Taufik Hidayat 1, Hendro Suseno 1, Estetika Matra Kharisma 2 1 Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Mahasiswa / Program Sarjana / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur Korespondensi : nurlina_siti@yahoo.com ABSTRAK Kebutuhan bahan bangunan berbanding lurus dengan pesatnya angka pembangunan. Material atau bahan bangunan yang paling sering digunakan untuk konstruksi adalah semen, sedangkan penggunaan semen dinilai mahal dan menambah dampak negatif bagi lingkungan. Semen merah atau pozolan dipilih sebagai material ramah lingkungan pengganti semen untuk campuran mortar. Semen merah terbuat dari penggilingan limbah batu bata sehingga lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu perlu diteliti mengenai mutu atau kekuatan mortar yang menggunakan semen merah yang berasal dari daur ulang limbah batu bata dari segi kuat tarik dan kuat tekan. Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas variasi perbandingan semen merah batu bata baru dan semen merah limbah batu bata sebesar 0%-100%, 20%-80%, 40%-60%, 80%-20% dan 100%-0% pada campuran mortar. Kuat tekan mortar semen merah batu bata baru tidak berbeda nyata dengan kuat tekan mortar semen merah limbah batu bata, begitu juga dengan kuat tarik langsung mortar. Kandungan kimia yang tidak berbeda jauh antara semen merah limbah batu bata dengan semen merah baru, sehingga semen merah batu bata dapat digunakan dalam pembuatan mortar. Kata kunci: limbah batu bata, kuat tekan, kuat tarik, mortar 1. PENDAHULUAN Penggunaan semen sebagai bahan perekat mortar dinilai mahal dan menambah dampak negatif bagi lingkungan, mengingat pembuatan semen pada saat pembakaran kapur pada temperatur tinggi yang menghasilkan gas emisi CO 2. Semen yang digunakan selama ini tentunya banyak menghasilkan gas emisi CO 2 yang berimbas pada meningkatnya resiko pemanasan global. Semen merah dan kapur dipakai untuk mereduksi atau mengganti semen. Selain ramah lingkungan dan harganya murah dibanding semen, semen merah itu sendiri bisa didapat dari pengolahan limbah batu bata dari bongkaran bangunan yang tidak terpakai. Bahan material alternatif tersebut memenuhi syarat untuk pembuatan mortar yang ramah lingkungan. Pemanfaatan limbah batu bata sebagai semen merah sangat berpotensi untuk dikembangkan. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah batu bata sebagai semen merah terhadap kuat tarik dan kuat tekan mortar. 2. STUDI PUSTAKA 2.1 Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen merah, semen portland, dan semen (portland pozzolan) dan air dengan komposisi tertentu. Mortal juga bisa berasal dari semen merah kapur, dan pasir. Terdapat tiga jenis mortar campuran semen merah, kapur dan pasir. 136

Tabel 1. Perbandingan komposisi bahan penyusun mortar Sumber : JA. Mukomoko (1982) Tabel 2. Perbandingan komposisi senyawa kimial batu bata dan batu bata baru Sumber : Fernando Castro et.all (2009) Ketiga jenis tersebut mempunyai komposisi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Rekasi kimia antara semen merah dan kapur dapat dirumuskan sebagai berikut: CaO + H 2 O Ca(OH) 2 Ca(OH) 2 +SiO 2 +(n-1)h 2 O CaO.SiO 2.nH 2 O Ca(OH) 2 +Al 2 O 3 +5H 2 O CaO.Al 2 O 3.6H 2 O 2.2 Semen Merah Semen merah adalah hasil dari penggilingan batu bata atau genting sehingga didapatkan butiran-butiran halus. Alumina dan silika merupakan unsur utama pada semen merah dimana didapatkan dari hasil perpaduan antara tanah liat dan pasir yang merupakan bahan utama pembuatan batu bata. Bahan dasar pembuatan batu bata terdiri dari lempung (tanah liat) 50%-60%, pasir sekisar 35%-50% pasir dan air secukupnya. Sampai diperoleh campuran yang bersifat plastis dan mudah dicetak (Hendro Suseno.2010). Batu bata baru umumnya memiliki kandungan senyawa kimia silika oksida (SiO 2 ) berkisar 55%-65% dan alumina oksida (Al 2 O 3 ) berkisar 10%-25% (Hendro Suseno.2010). Berbeda dengan limbah batu bata. Komposisi kimia dari limbah batu bata terdiri dari 54%-61% silika oksida (SiO 2 ) dan 22%-32% alumina oksida (Al 2 O 3 ) (Fernando Castro et.all.2009). 2.3 Kapur Kapur padam adalah yang berfungsi sebagai perekat khususnya untuk pembuatan adukan yang dikenal sebagai adukan pasangan atau spesi/mortar. Dalam industri, kapur sering disebut dengan istilah limestone. Pengikatan dan pengerasan kapur terjadi karena reaksi kimia. Pada reaksi ini, air memegang peranan penting. Pengerasan udara terjadi karena kapur mengikat CO 2 dari udara. Pengerasan kapur hidrolik di dalam air disebabkan oleh rekasi-reaksi kimia yang lebih komplek yaitu ikatan antara Ca(HO) 2 dengan silika, alumina dan oxid besi yang terkandung didalam batu kapur itu. 2.4 Pasir Pasir merupakan butiran mineral alami sebagai bahan pembentuk adukan (spesi) atau mortar dapat berupa pasir alam yaitu sebagai hasil desintegrasi alami dari batu-batuan yang banyak macamnya atau dapat berupa pasir buatan yaitu pasir yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir menempati kira-kira sebanyak 70% volume mortar. Akan tetapi pasir sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar, sehingga pemilihan pasir sangat penting dalam dalam pembuatan mortar. 2.5 Kuat Tarik dan Kuat Tekan Kuat tarik adalah ukuran kuat mortar yang diakibatkan oleh suatu gaya yang cenderung untuk memisahkan sebagian mortar akibat tarikan. Pengujian kuat tarik langsung mortar dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi mutu mortar dari segi kuat tarik langsung. Kuat tekan adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan 137

benda uji hancur bila dibebani gaya tekan tertentu. Kuat tekan mengidentifikasikan mutu sebuah struktur dimana semakin tinggi mutu struktur yang dikehendaki, maka semakin tinggi pula kuat tekan yang dihasilkan. 3. METODE PENELITIAN Untuk penelitian akan digunakan benda uji kubus 5 x 5 x 5 cm 3 dengan komposisi 1 semen merah : 1 kapur : 3 pasir. Sedangkan benda uji mortar dibuat dengan ukuran 75 x 50 x 25 mm 3 yang cetakannya sudah diolesi oli, dengan komposisi dari campuran yang telah ditentukan sebelumnya. Gambar 1. Diagram alir tahapan penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kuat tekan Berdasarkan hasil pengujian beban maksimum, diperoleh kuat tekan mortar yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil pengujian kuat tekan mortar Variasi Mortar 0% 100% 20% 80% 40% 60% 60% 40% 80% 20% 0% 100% Rekapitulasi Kuat Tekan Mortar No Kuat Kuat Tekan Tekan Rata- (kg/cm 2 ) Rata(kg/cm 2 ) 1 22,5694 2 22,9592 3 22,1088 4 23,8095 5 22,1088 1 25,8226 2 25,0850 3 25,5102 4 24,8980 5 24,1566 1 28,3215 2 28,9116 3 28,5714 4 28,5714 5 29,3367 1 25,5102 2 26,4757 3 26,2391 4 26,3605 5 26,1224 1 25,1736 2 26,2500 3 26,3605 4 25,4061 5 26,6556 1 21,2674 2 21,2585 3 22,8571 4 21,6576 5 22,5340 Keterangan:SMLB : semen merah limbah batu bata : semen merah batu bata baru Standar Deviasi 22,7112 0,7095 25,0945 0,6366 28,7425 0,3929 26,1416 0,3769 25,9692 0,6429 21,9149 0,7395 138

Dari pengujian kuat tekan mortar, diperoleh nilai beban yang menjadi kapasitas beban maksimum mortal. Nilai beban tersebut merupakan kapasitas maksimal yang dapat ditahan oleh mortar hingga benda tersebut mengalami keruntuhan. Dari beban tersebut selanjutnya diperoleh kuat tekan dengan cara membagi beban yang didapat dari hasil pengujian dengan luasan mortar tersebut. Kuat tekan menunjukan kekuatan yang dimiliki mortar per satuan luas. Dari Tabel 3 diketahui bahwa kuat tekan rata-rata mortar semakin meningkat sampai pada persentase penggunaan limbah batu bata sebesar 40%. Namun, kuat tekan rata-rata tersebut mengalami penurunan pada persentase penggunaan limbah batu bata sebesar 60%. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi benda uji yang mengalami kesalahan pada saat pembuatan. Pada persentase 80%, kuat tekan rata-rata mortar mengalami kenaikan yang tidak terlalu tajam, sedangkan pada persentase 100% terjadi penurunan. Dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa kuat tekan rata-rata dengan menggunakan 100% semen merah limbah batu bata mengalami penurunan sebesar 3,567% bila dibandingkan dengan kuat tekan rata-rata menggunakan 100% semen merah batu bata baru. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kandungan alumina dan silika pada semen merah limbah batu bata dengan semen merah batu bata baru. Limbah batu bata mengalami proses kimia yang menyebabkan kandungan alumina dan silika tersebut mengalami penurunan. Kuat tekan dari semua variasi tersebut belum memenuhi syarat kisaran angka kapur padam adalah 50-75 kg/cm 2. Namun, kuat tekan tersebut masih memenuhi mutu untuk digunakan sebagai bahan bangunan. Secara kualitas seharusnya kuat tekan tidak akan mengalami kenaikan, melainkan mengalami penurunan secara eksponen, tetapi hasil penelitian menunjukkan sempat terjadi kenaikan sebelum mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan adanya reaksi pozzolanik yang terjadi antara senyawa-senyawa kimia semen merah batu bata baru dengan semen merah limbah batu bata. Silika oksida yang terdapat pada semen merah bata baru lebih tinggi dari semen merah limbah, sedangkan alumina oksida semen merah lebih tinggi dibanding semen merah baru. Dengan begitu, persentase yang ideal menghasilkan silika dan alumina yang maksimal yang berefek meningkatnya mutu/kekuatan mortar. Sehingga grafik yang terjadi menjadi polinomial. 4.2 Kuat tarik Berdasarkan hasil pengujian beban maksimum maka didapatkan kuat tarik langsung mortar. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4. Beban yang diperoleh dari pengujian kuat tarik langsung mortar merupakan kapasitas beban maksimum yang dapat ditahan oleh mortar hingga benda tersebut mengalami retak atau putus akibat dari suatu tarikan. Dari beban tersebut selanjutnya diperoleh kuat tarik langsung dengan cara membagi beban yang didapat dari hasil pengujian dengan luasan mortar tersebut. Pada hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 5.20 bahwa besarnya kuat tarik langsung rata-rata maksimum sebesar 4,036 kg/cm 2 pada komposisi 1 semen merah : 1 kapur : 3 pasir dengan prosentase semen merah limbah batu bata sebesar 40%. Dari Tabel 4 terlihat bahwa kuat tarik langsung rata-rata mortar yang dimiliki tiap variasi benda uji. Dilihat dari jumlah prosentase pemberian limbah batu bata kuat tarik langsung rata-rata semakin meningkat sampai pada prosentase pemberian limbah batu bata sebesar 40% kemudian mengalami penurunan pada prosentase pemberian limbah batu bata sebesar 60% yang dimungkinkan karena kondisi benda uji mengalami kesalahan pada saat pembuatan. 139

Tabel 4. Rekapitulasi kuat tarik mortar Variasi Mortar No Rekapitulasi Kuat Tarik Langsung Mortar langsung Deviasi (kg/cm2) (kg/cm2) Kuat Rata- Standar Tarik Rata Semen Merah 1 3,205 Limbah 2 3,041 0% : 100% 3 3,521 Semen Merah 4 3,201 Baru 5 3,365 Semen Merah 1 3,520 Limbah 2 3,842 20% : 80% 3 3,592 Semen Merah 4 3,755 Baru 5 3,500 Semen Merah 1 4,160 Limbah 2 4,000 40% : 60% 3 3,846 Semen Merah 4 4,327 Baru 5 3,846 Semen Merah 1 3,680 Limbah 2 3,918 60% : 40% 3 4,082 Semen Merah 4 4,000 Baru 5 3,840 Semen Merah 1 3,765 Limbah 2 3,755 80% : 20% 3 3,592 Semen Merah 4 3,918 Baru 5 3,681 Semen Merah 1 3,017 Limbah 2 3,140 100% : 0% 3 3,297 Semen Merah 4 2,866 Baru 5 3,231 3,267 0,183 3,642 0,150 4,036 0,208 3,904 0,154 3,742 0,120 3,110 0,172 Secara kualitas seharusnya kuat tarik langsung tidak mengalami kenaikan, melainkan mengalami penurunan secara eksponen, tetapi hasil penelitian menunjukkan sempat terjadi kenaikan sebelum mengalami penurunan. Hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan kekuatan yaitu terjadinya reaksi pozzolanik dari semen merah bata baru dan semen merah dari limbah batu bata. Silika yang terdapat pada semen merah bata baru lebih tinggi dari semen merah limbah, sedangkan alumina semen merah lebih tinggi dibanding semen merah baru. Dengan begitu, prosentase yang ideal menghasilkan silika dan alumina yang maksimal yang berefek meningkatnya mutu/kekuatan mortar. 5. KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan limbah batu bata sebagai semen merah terhadap kuat tekan dan kuat tarik langsung mortar (semen merah, kapur, pasir), maka dapat diambil kesimpulan: 1. Terdapat pengaruh dari variasi prosentase penggunaan limbah batu bata sebagai semen merah terhadap kuat tekan maupun kuat tarik langsung mortar. 2. Kuat tekan mortar semen merah batu bata baru tidak berbeda nyata dengan kuat tekan mortar semen merah limbah batu bata, begitu juga dengan kuat tarik langsung mortar. Kandungan kimia yang tidak berbeda jauh antara semen merah limbah batu bata dengan semen merah baru, sehingga semen merah batu bata dapat digunakan dalam pembuatan mortar. 6. DAFTAR PUSTAKA Anonim 2. 1989. Spesifikasi Bahan Bangunan bagian A. Yayasan Lembaga penyelidikan Masalah. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum. Anonim 3. 2002. Metode Pengujian Kekuatan Mortar Semen Portland Untuk Pekerjaan Sipil. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Abdul Halim. 2012. Perbandingan Kuat Tekan Dan Kuat Geser Spesi Yang Digunakan masyarakat. Jurnal Teknik Sipil - Universitas Gunadarma. El-Gohary & Al-Naddaf. 2009. Characterization of Bricks Used In The External Casing of Roman Bath Walls "Gadara-Jordan". 140

Greece: Mediterranean Archaeology and Archaeometry - Yarmouk University. Hendro Suseno. 2010. Bahan Bangunan Untuk Teknik Sipil. Malang: Bargie Media J.A Mukomoko. 1982. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta: Kurnia Esa. Kardiyono, T. 1992, Teknologi Beton. Yogyakarta : Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada. Lea, F.M. 1971. The Chemistry of Cement and Concrete. New York : Chemical publishing C.O., Inc. Paulo B. Lourenço.et.all. 2009. Handmade Clay Brick : Chemical, Physical and Mechanical Properties. Portugal: University of Minho. Ratna Wahyu. 2001. Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Dengan Variasi Jenis Kapur Terhadap Kuat Tekan Mortar (Semen Merah, Kapur, Dan Pasir). Skripsi Tidak Diterbitkan - Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Sihotang, Abinhot, Hazarin, 2002. Pemanfaatan Kapur dan Pozzolan sebagai Alternatif Bahan Baku Utama Pembuatan Semen Hidroulis Alternatif. Bandung. Sjafei Amri. 2005. Teknologi Beton. Jakarta: UIpress. Tri Mulyono. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit Andi. 141