BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, biologi sebagai proses ilmiah, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup IPA meliputi alam semesta secara keseluruhan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 TAPEN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

Skripsi. Oleh: Alanindra Saputra K

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pengetahuan sebagai kerangka fakta-fakta yang harus dihafal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. (transfer ilmu) kepada siswa. Salah satu faktor yang sangat menentukan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan formal, di mana pendidikan dasar mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh ISTIYOWATI NPM P

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem pencernaan termasuk ke dalam mata pelajaran Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Sains bukan hanya

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa sehingga pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

materi tidak terpusat. Selain itu siswa cenderung ramai dan tidak memperhatikan guru dalam menyampaikan materi. Dalam proses belajar mengajar siswa

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan pengetahuan sesuai bidang studi yang dipelajari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. agar menjadi manusia yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan. pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah (Umam, 2012). Pembelajaran biologi di sekolah harus menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan permasalahan yang muncul dari alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada metode ilmiah. Peserta didik akan memperoleh pengalaman langsung, apabila proses pembelajaran biologi melalui proses mencari tahu dan berbuat. Kemampuan berfikir ilmiah merupakan landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah dengan langkah dan metode yang meliputi perumusan masalah, pengajuan hipotesis, serta mengambil kesimpulan. Kecenderungan pembelajaran biologi pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari biologi sebagai produk, menghafalkan konsep, dan teori. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang berorientasi pada penilaian kognitif. Akibatnya, biologi sebagai proses ilmiah, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. Efektifitas peserta didik dapat dikatakan mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru menjelaskan biologi hanya

2 sebatas produk dan jarang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan sendiri jawaban dari setiap permasahan (Trianto, 2010:154). Hasil wawancara langsung yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran biologi di SMP Islam Hasanuddin Kesamben Blitar, Neny Hidayati S.Pd pada tanggal 23 November 2013, menyatakan bahwa proses pembelajaran di kelas masih menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok secara sederhana, atau menerapkan kolaborasi antar individu dalam suatu kelompok untuk memecahkan masalah melalui diskusi, tanpa adanya melatih keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen, pengamatan atau metode ilmiah. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran biologi yang termasuk sains, kemampuan berpikir ilmiah siswa perlu ditingkatkan, karena dalam prosesnya siswa dituntut untuk aktif dalam memecahkan permasalahan yang ada. Dalam berlangsungnya kegiatan diskusi kelompok, banyak siswa yang ramai pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga mengganggu konsentrasi siswa yang lainnya, siswa jarang mengajukan pertanyaan, sehingga siswa sulit memahami materi yang mereka pelajari dan siswa menjadi pasif dan tenggelam ke dalam kondisi belajar yang kurang merangsang aktivitas belajar yang optimal. Hal ini tentu siswa akan memperoleh hasil belajar yang kurang memenuhi standart KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah, misalnya hasil ulangan harian siswa dengan rata-rata 73,5% (Lampiran 40). Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran biologi sebagai ilmu pengetahuan alam, siswa perlu dibantu untuk meningkatkan kemampuan

3 berpikir ilmiah dan hasil belajar. Suatu cara yang bisa digunakan untuk merangsang dan melatih kemampuan berpikir ilmiah dan hasil belajar siswa adalah dengan cara menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satu pendekatan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa untuk menemukan konsepnya sendiri adalah pendekatan inkuiri terpimpin (guided inquiry). Menurut Trianto (2011:114), inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dilihat dari hasil analisis dalam penelitian dan hasil penemuan terdahulu, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran inkuiri terpimpin (guided inquiry) dapat meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah. Menurut (Sabahiyah, 2013) dengan mengikuiti langkah-langkah pembelajaran inkuiri terpimpin (guided inquiry), peserta didik dapat melakukan aspek-aspek kemampuan berpikir ilmiah, antara lain: merumuskan masalah, menyusun kerangka berpikir, merumuskan hipotesis, mengamati, menganalisis data, menyimpulkan, dan selanjutnya mengkomunikasikan hasilnya secara lisan kepada teman-temannya. Melalui aktivitas-aktivitas ilmiah tersebut akan memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri fakta, konsep, dan prinsip melalui pengalamannya secara langsung sehingga proses pembelajaran menjadi lebih optimal. Diharapkan proses pengukuran hasil belajar tidak lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik dan bukan merupakan bagian yang terpisah dari proses

4 pembelajaran. Berdasarkan masalah dan gambaran umum yang telah dipaparkan di atas, peneliti memandang perlu untuk meneliti tentang Penerapan Pendekatan Inkuiri Terpimpin (Guided Inquiry) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII-C SMP Islam Hasanuddin Kesamben Blitar 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan pendekatan pembelajaran inkuiri terpimpin (guided inquiry) dalam meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah dan hasil belajar biologi siswa VII-C SMP Islam Hasanuddin Kesamben Blitar? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas VII-C SMP Islam Hasanuddin Kesamben Blitar melalui pendekatan pembelajaran inkuiri terpimpin (guided inquiry)? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas VII-C SMP Islam Hasanuddin Kesamben Blitar melalui pendekatan pembelajaran inkuiri terpimpin (guided inquiry)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan inkuiri terpimpin (guided inquiry) dalam meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah dan hasil belajar biologi siswa VII-C SMP Islam Hasanuddin Kesamben Blitar

5 2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas VII-C SMP Islam Hasanuddin Kesamben Blitar melalui pendekatan pembelajaran inkuiri terpimpin (guided inquiry) 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas VII-C SMP Islam Hasanuddin Kesamben Blitar melalui pendekatan pembelajaran inkuiri terpimpin (guided inquiry) 1.4 Manfaat Ada dua macam manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, sebagaimana uraian berikut ini. 1.4.1 Secara Teoritis Sebagai sumbangan ide untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya penerapan pendekatan inkuiri terpimpin (guided inquiry) dalam meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dan hasil belajar biologi. Selain itu, skripsi ini bisa menjadi salah satu sumber referensi bagi kalangan akademisi, khususnya yang menerjuni dunia pendidikan. 1.4.2 Secara Praktis Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti sendiri, guru, dan sekolah sebagai lembaga tempat peneliti melaksanakan penelitiannya, seperti penjelasan berikut ini.

6 1.4.2.1 Bagi Peneliti Mengetahui bagaimana cara meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah dan hasil belajar biologi siswa melalui pendekatan inkuiri terpimpin (guided inquiry). Selain itu, untuk menambah pengalaman praktik proses belajar mengajar dan wawasan keilmuan bagi peneliti mengenai pembelajaran biologi melalui pendekatan inkuiri terpimpin (guided inquiry). 1.4.2.2 Bagi Guru Guru dapat melatih keterampilan dan penguasaan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran inkuiri terpimpin (guided inquiry) dalam kegiatan pembelajaran biologi di kelas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah dan hasil belajar siswa. Sehingga proses pembelajaran biologi yang terjadi di kelas akan menjadi bermakna. 1.4.2.3 Bagi Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah untuk menerapkan pendekatan pembelajaran inkuiri terpimpin (guided inquiry) dalam kegiatan pembelajaran biologi di kelas dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah dan hasil belajar biologi siswa. 1.5 Batasan Penelitian Pada penelitian ini terdapat ruang lingkup dan keterbatasan penelitian yang di gunakan dengan maksud untuk membatasi permasalahan yang diteliti sehingga tidak

7 menyimpang dari tujuan yang dikehendaki, ruang lingkup penelitian tersebut antara lain: 1. Penelitian dilakukan pada subjek siswa kelas VII-C SMP Islam Hasanuddin Kesamben Blitar pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. 2. Batasan kemampuan yang diukur berupa kemampuan berpikir ilmiah tingkat dasar yang meliputi: merumuskan masalah, hipotesis, komunikasi, mengamati, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menyimpulkan. 3. Aspek yang diteliti adalah kemampuan berpikir ilmiah dan hasil belajar biologi. 1.6 Definisi Istilah Definisi istilah dalam penelitian ini meliputi, yaitu pendekatan pembelajaran inkuiri terpimpin (guided inquiry), peningkatan kemampuan berpikir ilmiah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan permasalahan, hasil belajar siswa, ketentuan alat ukur kemampuan berpikir ilmiah dan hasil belajar siswa, serta pelajaran biologi, sebagaimana uraian berikut ini: 1. Inkuiri terpimpin (guided inquiry) adalah pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan ilmiah yang diajukan dan mengarahkan pada suatu kegiatan eksperimen, diskusi atau pengamatan. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya (Jauhar, 2012). 2. Berpikir ilmiah adalah berpikir untuk memahami kaidah-kaidah berpikir benar (logika) yang memerlukan keahlian dengan menggunakan metode-metode

8 tertentu untuk mencapai kebenaran (Rahmawati, 2008). Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir ilmiah siswa diukur menggunakan rubrik kemampuan berpikir ilmiah meliputi; merumuskan masalah, merencanakan penelitian, hipotesis, klasifikasi, komunikasi, menggunakan alat dan bahan, mengumpulkan fakta yang relevan, menganalisis data, serta menyimpulkan. 3. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan atau dapat diketahui dari nilai skor ulangan yang berupa angka atau huruf yang diberikan oleh guru (Anwar 2006; 7). Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, tiga ranah perilaku tersebut adalah ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Jaya, 2012). Dalam penelitian ini hasil belajar siswa yang akan diukur hanya mencangkup ranah kognitif karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar berupa lembar tes yang berisi soal-soal uraian yang berkaitan dengan data hasil penyelidikannya dan dilaksanakan di akhir siklus pembelajaran. 4. Pelajaran Biologi adalah pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. (Depdiknas, 2001).