Beternak Ayam Kampung Petelur

dokumen-dokumen yang mirip
Beternak Ayam Kampung Petelur

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

[Pemanenan Ternak Unggas]

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan

MATERI DAN METODE. Materi

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk menyeleksi pejantan dan betina yang memiliki kualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

BAB III METODE PENELITIAN

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

III. KEBUTUHAN ZAT-ZAT GIZI AYAM KUB. A. Zat-zat gizi dalam bahan pakan dan ransum

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

[PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG TELUR]

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.

RANSUM & PAKAN ITIK. Oleh m Huda romdon BP3K Udanawu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

Itik Petelur - Itik Indian Runner (Malaysia dan Cina) - Itik Khaki Cambell (Inggris) - Itik lokal tersebar di Indonesia (Itik Cirebon, Itik Tegal, Iti

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 49/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN AYAM LOKAL YANG BAIK (GOOD NATIVE CHICKEN BREEDING PRACTICE)

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. : Galiformes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

Transkripsi:

Beternak Ayam Kampung Petelur Oleh Suharyanto Pengantar Ayam kampung boleh dikatakan sebagai ayam asli Indonesia yang sudah dipelihara sejak jaman dahulu. Ayam ini memiliki potensi yang sudah terbukti, mampu member kontribusi bagi pemenuhan kebutuhan keluarga, setidaknya sebagai penghasil daging dan telur. Kebanyakan ayam kampung bersifat dwifungsi, yaitu sebagai penghasil daging dan penghasil telur, dan biasanya tergantung bagaimana tujuan peternak memelihara ayam kampung. Ayam kampung merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah selama berabad-abad. Ayam kampung yang ada di Indonesia morfologinya (bentuk-bentuk fisik) sangat beragam, sulit sekali dibedakan dan dikelompokkan ke dalam klasifikasi tertentu. Karena tidak memiliki cirri yang khusus dan tidak adanya ketentuan tujuan dan arah usaha peternakannya, ayam kampung dinamakan juga sebagai ayam buras (bukan ras), untuk membedakan dengan ayam yang sudah jelas tujuan dan arah usahanya, misalnya khusus petelur atau pedaging) yang disebut dengan ayam ras. Produktivitas ayam kampung yang dipelihara secara ala kadarnya memang masih rendah. Produksi telur per tahunnya sekitar 60 butir dan berat badan ayam jantan dewasa tidak melebihi dari 2 kg. Apa lagi ayam betina dan ayam-ayam yang sudah tua maka berat badannya jauh lebih rendah lagi. Namun demikian, bila ayam kampung dipelihara secara benar, tepat dan intensif maka produktivitasnya dapat ditingkatkan, khususnya bila diarahkan untuk petelur. Menentukan Tujuan Beternak ayam kampung perlu dipersiapkan beberapa hal, diantaranya adalah penetapan tujuan beternak, apakah sebagai penghasil daging atau penghasil telur. Penentuan tujuan ini penting karena akan menentukan cara memelihara dan manajemennya, termasuk dalam pemilihan induk untuk bibitnya. 1

Selain menentukan tujuan komoditas yang akan diproduksi, penentuan maksud beternak juga penting. Setidaknya ada 3 maksud dan tujuan orang beternak ayam kampung, yaitu beternak hanya sekedar mengisi waktu luang dan beternak sebagai sumber penghasilahan keluarga. Bila beternak hanya untuk mengisi waktu luang, maka kepuasan yang dicapai adalah kepuasan mengisi waktu dengan kesibukan sehari-hari mengurus ternak. Kepuasan tersebut memberikan nilai tersendiri, terutama bagi yang sudah pension. Selain kepuasan tersebut, beternak juga menambah hasil berupa telur atau anak ayam atau daging walaupun ini bukanlah target utama dari beternak. Maksud dan tujuan yang kedua adalah beternak sebagai usaha penghasil pendapatan. Bila tujuan ini sudah ditetapkan maka usaha peternakan ayam kampung yang dijalankan akan menerapkan kaidah-kaidah usaha. Keuntungan berupa ekonomi merupakan target utama yang harus dihasilkan. Kepuasan peternak akan ditentukan dengan seberapa banyak nilai ekonomi yang dihasilkan dari peternakan yang dijalankan. Penentuan Lokasi Beternak ayam kampung petelur juga harus memenuhi syarat teknis lokasi sebagaimana beternak ternak lainnya. Bila ternak dipelihara dalam jumlah yang besar maka akan dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Gangguan dapat berupa suara ayam, kotoran ayam, pakan dan lalulintas pengangkutan produksi dan sarana produksi. Selain itu, ternak yang dipelihara juga harus memenuhi criteria kenyamanan lingkungan sehingga tidak mudah mengalami stress, mudah terjangkit penyakit dan sebagainya. Syarat-syarat lokasi yang dipillih dalam beternak ayam kampung petelur adalah: 1. Lokasi tidak jauh dari pemasaran hasil dan sumber-sumber factor produksi. Jika keduanya tidak bisa diperoleh secara bersamaan maka yang diutamakan adalah dekat dengan sumber factor produksi. Bila jauh dengan pemasaran, ada kemungkinan pembeli mengambil sendiri ke lokasi peternakan. 2. Lokasi harus jauh dari keramaian, tetapi ada jalur transportasi dan komunikasi. Keramaian akan mengganggu ternak dan sebaliknya. Sedangkan jalur transportasi adalah untuk memudahkan pemasaran hasil dan penyediaan factor produksi. 3. Lokasi seharusnya memenuhi aturan tataguna lahan dari pemerintah daerah setempat. Hal ini perlu karena kawasan akan terus berkembang sesuai dengan 2

peruntukannya. Jangan sapai peternak memilih lokasi yang peruntukkannya ke depan sebagai pusat perkantoran atau pemukima. 4. Lokasi hendaknya mempunyai sumber-sumber air bersih yang cukup, tidak di bawah lembah atau di atas bukit. Pemilihan Bibit Sekalipun ayam kampung tidak memiliki ciri khas dalam hal bentuk badan dan warna bulunya, bila dipelihara secara teratur dan terarah, ayam kampung akan memberikan hasil yang cukup baik. Sebaiknya dalam beternak dan mengembangbiakkan ayam kampung petelur ini, terlebih dahulu dilakukan pemilihan/seleksi bibit/induk dengan seksama. Pemilihan bibit dapat dilakukan dengan memilih calon indukan yang sejenis, yaitu bentuk badan seragam, besar kecilnya seukuran dan umurnya tidak terpaut jauh. Sebaiknya calon induk telah berumur paling tidak 7 bulan. Calon bibit tersebut sebaiknya secara turun temurun memiliki sifat-sifat pembawaan yang baik dan sehat, tidak terdapat bagian tubuh yang cacat, berasal dari kelompok atau kawanan ayam yang terpilih, pertumbuhan badannya baik dan hasil telurnya banyak. Calon bibit yang baik memiliki beberapa sifat yang khas. Di antaranya adalah tingkah lakunya yang gembira, gerakannya kuat dan tangkas, tidak taku didekati orang, suaranya agak ramai apabila didekati dan diberi makan, nafsu makannya baik dan aktf mencari makan sepanjang hari, keluar kandang pagi-pagi dan baru masuk kandang setelah matahari terbenam. Ayam yang baik untuk bibit juga berbulu mengkilap dan cerah. Ayam yang sehat dan normal dapat ditilik dengan melihat tanda-tanda fisiknya sebagai berikut: 1. Bagian tubuh. Bangun tubuhnya tidak ada kelainan, selaras dan sesuai dengan jenis ayamnya. 2. Pertulangan. Tulang harus kuat dan normal. 3. Perototan. Otot gempal, padat, berisi dan tidka berlemak. Ini dapat diperkirakan dengan meraba tulang dada dan paha. Cara ini juga dapat diginakan untuk menafsirkan keadaan umum tubuh, eksehatan dan gaya hidup ayam yang bersangkutan. 3

4. Kulit. Keadaan kulit bila diraba terasa lembut, agak basah, dan tidak ada bagian yang rusak atau cacat. Warnanya segar agak mengkilap. 5. Bulu. Bentuk bulu mencerminkan keadaan kulit, kesehatan dan gaya hidup ayam bersangkutan. Bulu ayam yang haslus letaknya teratur pada tubuh, menghimpit rapat seolah-olah tidak ada ruang kosong diantara bulu-bulu tersebut. Bentuk dan besar bulu harus sesuai dengan jenis puspa ragam dari jenis ayam bersangkutan. Semkain mengkilap maka semakin kuat dan sehat ayam bersangkutan. 6. Suhu badan. Suhu badan normal, sekitar 41-42 o C. 7. Berat badan. Berat badan harus sesuai dengan jenis ayam bersangkutan. 8. Kepala. Kepala berbentuk bulat panjang, tidak terlalu gepeng dan berbangun kasar. Jengger kokoh dan kuat, tidak tipis dan tidak terlalu besar. Warnanya merah menyala, agak mengkilap. Bila dipegang terasa hangat, lentur dan berjaringan halus. Gelang kuping dan daun telinga bentuknya bulat panjang atau jorong, warnanya tegas, tidak suram. 9. Mata. Mata bewrbentuk bulat, agak melotot sedikit, membuka luas kurang lebih di tengah pipi (samping kepala), bebas dari jarigan tubuh yang mengganggu penglihatan. Pemandangan cerah ceria, penuh perhatian, dan gemar melakukan sesuatu. Ghelang mata segar, berwarna kuning kemerah-merahan dan tidak lemah. Selaput lender mata jernih, mengkilap, dan selalu basah. Selaput bening mata jernih dan selalu basah. 10. Leher. Jangan terlalu panjang dan terlalu pendek, kecuali jenis tertentu seperti pelung. 11. Dada. Bentuk dada agak montok ke depan, lebar dan kuat. Leher dan dada harus merupakan satu kesatuan yang kokoh. Tembolok terisi penuh, regang, tapi tidak terlalu keras. 12. Badan dan tubuh bagian belakang. Badan agak panjang, lebar dan dalam. Hal ini menandakan bahwa alat-alat tubuhnya berada pada posisi yang tepat dan seharusnya. Tubuh bagian belakang harus penuh dan dalam. Tubuh belakang ayam yang terbesar terletak terletak di belakang garis melintang antara kedua kaki ayam. Punggung panjang, lebar, dan lurus. Punggung datar, tidak melengkung. 13. Perut penelur. Perut penelur terletak dia natara di belakang garis melintang antara kedua kaki, dengan jarak anatara kedua kaki cukup lebar. Jarak antara ujung utlang 4

dada dan tulang kelangkang sekitar 3 4 jari orang dewasa. Perut penelur ini kalau diraba tarasa halus dan lunak seperti beludru, bentuknya bulat cembung. 14. Sayap. Sayap harus normal dan kuat. Tidak boleh tergantung atau terkulai lemah, harus menghimpit tepat pada badan. 15. Dubur. Dubur ayam yang sehat bentuknya lebar, bulat dan basah. Kulit di sekitar dubur tidak berkerut atau berwarna kuning tua, tetapi keputih-putihan dan tidak kotor oleh tahi ayam yang mongering. Bulu di sekitar dubur kering dan bersih. 16. Kaki. Kaki harus kuat dan kokoh. Tidak terlalu besar atau kecil. Jari-jarinya menghampar, dengan bentuk kuku tidak terlalu panjang atau bengkok. Taji tidak panjang tetapi kuat. Sisik kaki menghimpit rata, tersusun teratur, dan keadaannya licin mengkilap. Warna sesuai dengan jenis ayam bersangkutan. 17. Ekor. Ekor terbangun sesuai dengan jenis ayamnya. Bulu pangkal sampai ujungnya tidak cacat. Perkandangan Kandang ayam kampung petelur dibuat sesuai dengan kepadatan ayam yang diperlukan. Sehubungan dengan hal itu, beberapa batasan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Untuk anak ayam dalam indukan setiap meter persegi cukup 30 ekor. 2. Untuk ayam remaja sebelum memasuki masa bertelur, per meter persegi cukup untuk 14-16 ekor, bisa dikurangi sesuai dengan peningkatan umur dan ukuran tubuh. 3. Untuk ayam yang siap dan telah memasuki masa bertelur adalah 6 ekor per meter persegi. Berdasarkan sistem lanatainya, maka kandang ayam kampung dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu kandang sistem lantai liter dan kandang dengan lantai cage. Kandang lantai liter adalah kadang yang lantainya dilapisi denga liter berupa serbuk gergaji atau sekam padi setebal sekitar 6 cm. Sistem ini sebenarnya cocok untuk ayam kampung bibit. Sedangkan sistem lantai cage adalah dengan adanya jarak antara tanah/lantai dengan dasar kandang. Model ini cocok untuk petelur. Pada sistem kedua ini, disebut juga dengan sistem batery, cage dibuat miring ke depan sehingga bila ayam bertelur maka telurnya segera menggelinding kea rah depat yang telah disiapkan 5

tempat penampung telur sehingga petugas dapat dengan mudah mengumpulkan telurnya. Pakan dan Nutrisi Pemberian pakan merupakan bagian penting dalam usaha peternakan ayam kampung petelur. Pakan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan untuk produksi telur. Untuk itu secara nutrisi harus memenuhi semua yang dibutuhkan. Paling tidak ada 6 kelompok nutrisi yang harus terpenuhi di dalam pakan ayam. Keenam kelompok nutrisi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Air. Biasanya ayam mengkonsumsi air sebanyak 2 2,5 gram air untuk setiap pakan yang dikonsumsi selama masa awal dan pertumbuhan. Pada masa bertelur (petelur), ayam meminum sebanyak 1,5 2 gram air untuk setiap gram pakan yang dikonsumsi. Karena rata-rata ransum ayam yang diberikan mengandung tidak lebih dari 10% air maka penyediaan air minum yang bersih mutlak diberikan secara ad libitum. 2. Protein. Protein merupakan nutrisi utama yang dibutuhkan bagi ayam kampung petelur. Rata-rata kebutuhan protein untuk petelur adalah berkisar antara 16 17%. Selain secara kuantitatif, protein pakan juga harus mengandung asam amino yang lengkap, terutama asam amino esensial, yaitu yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh ayam. 3. Karbohidrat. Fungsi utama karbohidrat dalam pakan ayam adalah sebagai sumber energy. Biji-bijian sereal dan turunannya merupakan sumber karbohidrat yang baik. 4. Lemak. Ayam petelur memerlukan asam lemak esensial seperti asam linoleat. Selain itu lemak juga menyumbangkan energy bagi ternak. Pada umumya bahan pakan seperti dedak mengandung 2,5% lemak. 5. Mineral. Mineral penting bagi ayam petelur terutama adalah kalsium (Ca), Fosfor (P), Natrium (Na), Magnesium (Mg) dan lain-lain. Mineral-mineral tersebut penting karena terkait dengan pembentukan telur. 6. Vitamin. Vitamin pada umumnya berperan sebagai ko-enzim dan regulator metabolism. Pakan yang defisiensi vitamin akan menurunkan produktivitas telur. 6

Jenis pakan dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe berdasarkan periode umur ayam, yaitu: 1. Pakan starter, yaitu pakan yang diberikan untuk DOC hingga berumur 8 minggu dan dalam bentuk remahan (mash). 2. Pakan grower, yaitru diberikan kepada ayam berumur 8 20 minggu atau hingga mulai bertelur. 3. Pakan layer, yaitu diberikan untuk ayam periode bertelur. Manajemen Pemeliharaan Dalam usaha peternakan ayam kampong dengan tujuan untuk menghasilkan telur, yang penting diperhatikan adalah perihal manajemen. Manajemen ini meliputi pemberian pakan dan minum, kebersihan dan kesehatan kandang, pemanenan dan pemasaran. Manajemen pakan dan minum harus memperhatikan pula kebutuhan nutrisi ayam petelur. Air dan pakan yang diberikan secara ad libitum agar terjamin kebutuhan nutrisinya. Kecukupan akan pakan menghidarkan ayam dari stress dan terjaganya produksi telurnya. Kebersihan dan kesehatan kandang akan membawa ayam pada kondisi nyaman sehingga menhindari stress. Kandang dan lingkungannya yang bersih juga menghidari adanya kontaminasi mikroba, serangan hama dan penyakit ternak. Pemanenan telur yang dihasilkan harus segera untuk menghindari telur kotor akibat tercampur feses atau sisa-sisa pakan pada kandang. Hal ini untuk menjamin mutu telur yang dihasilkan. Namun demikian, pemanenan tidak juga harus terlalu sering karena dapat menyebabkan ayam stress. Pustaka Banerjee, G.C. Poultry. Oxford & IBH Publishing Co., Calcutta-Bombay-New Dehli. Rasyaf, M. 1995. Beternak Ayam Kampung. Penebar Swadaya, Jakarta. Sarwono, B. 1988. Ragam Ayam Piaraan. Penebar Swadaya, Jakarta. 7