Network Planning dan Dimensioning

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK TRAFIK. Oleh : Mike Yuliana PENS

REKAYASA TRAFIK. DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan)

[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model]

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS

REKAYASA TRAFIK KONSEP REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI (2)

Trafik fik P t ar 1 Oleh: Mike Y l u iana liana PENS-ITS

Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain.

TRAFIK TELEKOMUNIKASI 1

BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK

PENS. Konsep dan Teori Trafik. Prima Kristalina. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Lab. Komunikasi Digital E107 (2016)

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Rekayasa Trafik Telekomunikasi Sistem Loss. TEU9948 Indar Surahmat

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Pendahuluan Rekayasa Trafik

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution

Problems Involving Delay System Analysis (2)

REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI

Pendahuluan Rekayasa Trafik

Pendahuluan Rekayasa Trafik

Analisa Performansi Call Center PT. Indosat, Tbk Dengan Menggunakan Formula Erlang C

OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.354 REKAYASA TRAFIK

7.1 Karakterisasi Trafik IP

ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN

Teori Antrian Antrian M/M/1. Rijal Fadilah

RUMUS RUGI ERLANG ATAU RUMUS ERLANG B ATAU RUMUS GRADE OF SERVICE

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

PERTEMUAN 7 (STRUKTUR JARINGAN) POKOK BAHASAN

BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit

ANALISIS PARAMETER NETWORK SENTRAL NEAX 61EDI PT. TELKOM LHOKSEUMAWE. Abstrak

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

TELETRAFIK SEBAGAI PENGEVALUASI UNJUK-KERJA DAN PENDIMENSIAN SISTEM KOMUNIKASI DAN KOMPUTER RISWAN DINZI

ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING KNOCKOUT

Oleh : Mike Yuliana PENS PEMODELAN TRAFIK

ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BUTTERFLY

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB II SENTRAL DAN TRAFFIC

Bab 9. Circuit Switching

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

REKAYASA TRAFIK. Bab 2. Konsep tentang Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1

RANCANG BANGUN TOPOLOGI JARINGAN SWITCHING MENGGUNAKAN TEORI GRAF

Modul 9. EE 4712 Sistem Komunikasi Bergerak Basic Mobile Teletraffic Engineering. Oleh : Nachwan Mufti A, ST

BAB II DASAR TEORI. kebutuhan akan layanan telekomunikasi bergerak (mobile) tidak hanya sebatas untuk

Analisis Throughput Trafik Data Menggunakan Model Sistem Sharing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

REKAYASA TRAFIK. Bab 1. Pengantar Rekayasa Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING

REKAYASA TRAFIK BIRTH & DEATH PROCESS, SISTEM RUGI.

BAB VII EVALUASI UNJUK KERJA JARINGAN

BAB II LANDASAN TEORI

REKAYASA TRAFIK. Bab 2. Konsep tentang Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

Trafik Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira

Jaringan Komputer Switching

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

ANALISA THROUGHPUT PADA LAYANAN DATA DI JARINGAN GPRS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Teknologi Telekomunikasi

Makalah Seminar Tugas akhir

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN

Pemodelan Link Layer pada Jaringan Nano

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TEKNOLOGI SWITCH SWITCHING 1. CIRCUIT SWITCHING

Optimasi Jaringan. Masalah Optimasi Jaringan Model Optimasi Jaringan Penyelesaian Optimasi Jaringan dengan Simpleks

Karakteristik Proses Antrian. Pola kedatangan Pola layanan Disiplin antrian Kapasitas sistem Jumlah kanal layanan Jumlah tingkat/stages layanan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi utama dari sistem

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Analisa Performansi Dan Peramalan Call Center PT.INDOSAT, Tbk dengan Menggunakan Formula Erlang C

Analisis Unjuk Kerja Jaringan Pensinyalan No.7

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : REKAYASA TRAFIK* / 8 KODE MK / SKS / SIFAT : AK / 3 SKS / MK UTAMA

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM NATIVE IP

ANALISIS KINERJA SWITCHING MENGGUNAKAN MOBILE SOFTSWITCH

BAB III ROUTING Penentuan Routing Path

PENGUKURAN QoS (Quality of Service) pada STREAMING SERVER

Universitas Bina Nusantara

BAB II WIDE AREA NETWORK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PACKET SWITCHING. Rijal Fadilah

Transkripsi:

Network Planning dan Dimensioning Materi Pendahuluan Network Planning Traffic forecast Traffic dimensioning 1

Mengapa Network Planning dan Dimensioning? Tujuan dimensioning pada jaringan telekomunikasi adalah untuk menjamin bahwa: kebutuhan yang diharapkan akan terpenuhi secara ekonomis Baik untuk pelanggan maupun operator Materi Pendahuluan Network Planning Traffic forecast Traffic dimensioning 2

Network Planning dalam Lingkungan Stabil (1) Aspek-aspek trafik Koleksi data (status saat ini) pengukuran trafik jumlah dan distribusi pelanggan Forecasting skenario layanan volume dan profil trafik Aspek ekonomi Aspek teknis Optimisasi dan dimensioning jaringan Proses Planning Tradisional (2) Tahapan dari proses planning: disain topologi network-synthesis problem traffic routing dimensioning network-realization (circuit-routing) problem Keempat tahapan ini saling berinterelasi proses planning adalah iterative 3

Proses Planning untuk dimensioning circuit switched networks Proses Planning Tradisional (3) Disain topologi Menentukan dimana menempatkan komponen dan interkoneksinya Dengan metoda topological optimization dan graph theory Input: informasi mengenai jaringan transmisi disarikan kedalam biaya interkoneksi tetap per unit panjang antar sentral biaya switch hanya tergantung pada teknologi switching Output: connectivity matrix lokasi optimal dari dari switch atau konsentrator (optional) 4

Proses Planning Tradisional (4) Network synthesis: Kalkulasi ukuran optimal dari komponen (sistem transmisi dan switching) dalam topologi yang dispesifikasikan dan mengacu pada batasan GOS dari ukuran network-performance Dengan metoda nonlinear optimization Input topologi, matriks trafik, batasan GOS, fungsi biaya (unit cost) Output route plan set dari logical link diantara nodes (persyaratan fasilitas transmisi antara titik switching) Terdiri dari dua sub tahapan iterasi traffic routing dimensioning Proses Planning Tradisional (5) Traffic routing: menentukan bagaimana menghubungkan panggilan saat kedatangan, untuk suatu topologi dan ukuran komponen Dimensioning menentukan ukuran dari komponen-komponen dengan pembatasan GOS untuk topologi dan metoda routing yang diberikan 5

Proses Planning Tradisional (6) Network realization: menentukan bagaimana mengimplementasikan persyaratan kapasitas (untuk peralatan transmisi dan switching) menggunakan komponen-komponen tersedia dengan memperhatikan keandalan ( multipath routing) Dengan metoda multicommodity flow optimization Input: logical-circuit demand fixed costs, module costs dan keandalan dari komponen yang tersedia persyaratan keandalan lainnya Output: physical circuits plan informasi detail biaya transmisi aktual antar node Network Planning pada Lingkungan Turbulen Data keputusan tambahan berikut diperlukan dari area-area berikut: Pasar, dengan mengacu pada suatu konsep bisnis yang spesifik karena kompetisi peranan operator kedepan: dominasi/co-operation Kebutuhan pelanggan: pelayanan baru: Internet & mobility kesempatan bisnis baru Teknologi: teknologi baru: ATM, xdsl, GSM, CDMA, WDM Standar: standar-standar baru dikeluarkan secara kontinyu Dukungan operasi dan network planning: computer-aided Biaya: trend: biaya peralatan turun, biaya staff naik 6

Konsep Baru Dunia Materi Pendahuluan Network Planning Traffic forecast Traffic dimensioning 7

Kebutuhan Pengukuran dan Forecast Trafik Untuk pendimensian jaringan secara benar perlu Mengestimasi trafik yang ditawarkan (traffic offered) Jika jaringan sudah beroperasi, Estimasi trafik saat ini paling tepat dengan membuat pengukuran trafik Kalau tidak, estimasi harus didasarkan pada informasi lain, mis. Estimasi karakteristik trafik yang dibangkitkan pelanggan estimasi jumlah pelanggan Long time-span dari investasi jaringan tidak cukup hanya estimasi trafik saat ini forecast trafik kedepan juga diperlukan Forecasting Trafik Informasi mengenai kebutuhan kedepan untuk telekomunikasi estimasi dari tendensi dan arah kedepan Tujuan menyediakan basis untuk decision pada investasi jaringan Perioda forecast aspek waktu penting (keandalan) perlu perioda forecast dari panjang yang berbeda 8

Prosedur Forecasting Metoda-Metoda Forecasting Trend methods linear extrapolation jumlah pelanggan bertambah pertahun sekitar 200 dlm 5 tahun terakhir 3 x 200 = 600 pelanggan baru pada perioda 3-tahun kedepan tidak cocok jika pertumbuhan eksponensial Statistical demand analysis operator jaringan harus mencari peta dari faktor-faktor yang mendasari perkembangan sebelumnya perubahan yang dapat diharapkan selama perioda peramalan kemudian disatukan Assessment methods analogy method: situasi atau objek dengan preconditions yang sama akan berkembang secara sama 9

Traffic Forecast Traffic forecast menentukan estimasi pertumbuhan trafik dalam suatu perioda planning Starting point: volume trafik saat ini dalam jam sibuk (diukur/diestimasi) Faktor berpengaruh lainnya: perubahan jumlah pelanggan perubahan trafik per pelanggan (karakteristik trafik) Hasil final (peramalan) matriks trafik menyatakan traffic interest antar sentral (area trafik) Matriks Trafik Hasil final dari trafik forecast diberikan dalam matriks trafik Matriks trafik T = (T(i,j)) menunjukan traffic interest antar sentral N 2 elemen (N = jumlah sentral) elemen T(i,i) menunjukan estimasi trafik dalam sentral i elemen T(i,j) menunjukan estimasi trafik dari sentral i ke j Masalah mudah tumbuh menjadi sangat besar: 600 sentral 360.000 elemen! Solusi: representasi hierarkis higher level: trafik diantara area trafik lower level: trafik antar sentral dalam satu area trafik 10

Contoh (1) Data Ada 1000 pelanggan residensial dan 10 perusahaan dengan masingmasing PBX pada area suatu sentral lokal Karakteristik trafik yang dibangkitkan oleh pelanggan residensial dan perusahaan diestimasikan 0,025 erlang dan 0,200 erlang (untuk masingmasing PBX) Pertanyaan Berapa intensitas trafik total a yang dibangkitkan oleh semua pelanggan? Berapa rate kedatangan λ dengan asumsi waktu pendudukan rata-rata 3 menit? Jawab: a = 1000 x 0,025 + 10 x 0,200 = 25 + 2 = 27 erlangs h = 3 menit λ = a/h = 27/3 panggilan/menit = 9 panggilan/menit Contoh (2) Data Dalam 5-tahun perioda peramalan jumlah pelanggan baru diestimasikan tumbuh linier dengan rate 100 pelanggan/tahun Karakteristik trafik yang dibangkitkan oleh pelanggan residensial diasumsikan tumbuh ke harga 0,040 erlang Total jumlah perusahaan dengan PBX sendiri diestimasi menjadi 20 pada akhir perioda peramalan Pertanyaan: Berapa estimasi intensitas trafik total a pada akhir perioda peramalan? Jawab: a = (1000 + 5x100) x 0,040 + 20 x 0,200 = 60 + 4 = 64 erlangs 11

Contoh (3) Data Misal ada 3 sentral lokal serupa Asumsikan setengah dari trafik yang dibangkitkan sentral adalah trafik lokal dan setengah lainnya diteruskan secara uniform ke dua sentral lainnya Jawab: T(i,i) = 64/2 = 32 erlangs T(i,j) = 64/4 = 16 erlangs Pertanyaan: Buat matriks trafik T menunjukan traffic interest antar sentral pada akhir perioda peramalan Materi Pendahuluan Network Planning Traffic forecast Traffic dimensioning 12

Traffic Dimensioning (1) Sistem telekomunikasi dari sudut pandang trafik: Tugas dasar dari traffic dimensioning: Menentukan kapasitas sistem minimum yang diperlukan sehingga incoming traffic memenuhi spesifikasi grade of service Traffic Dimensioning (2) Observasi: Trafik berubah terhadap waktu Untuk dimensioning (jaringan telepon), trafik puncak ditentukan melalui konsep jam sibuk: Jam sibuk perioda kontinyu 1 jam dimana volume trafik terbesar 13

Model Jaringan Telepon Model sederhana jaringan telepon terdiri: node jaringan (sentral) link antar node Trafik berisi panggilan Tiap panggilan mempunyai dua phase pertama, hubungan harus dibangun melalui jaringan (phase pembangunan hubungan) setelah itu, transfer informasi dimungkinkan (phase transfer informasi) Dua Tipe Proses Trafik Proses trafik pada tiap node jaringan karena pembangunan hubungan selama phase pembangunan hubungan setiap panggilan memerlukan (berkompetisi) resources processing pada tiap node jaringan (switch) sepanjang route Biasanya memerlukan beberapa mdet/detik (dimana panggilan diproses pada switch) Proses trafik pada tiap link karena transfer informasi selama phase transfer informasi setiap panggilan menduduki satu kanal pada tiap link sepanjang route transfer informasi berlangsung selama sampai salah satu disconnect panggilan telepon biasa biasanya berlangsung beberapa menit Catatan: time scale yang sangat berbeda untuk kedua proses 14

Dimensioning Trafik pada Jaringan Telepon (disederhanakan) Asumsi topologi dan routing tetap matriks trafik diberikan persyaratan GOS diberikan Dimensioning node jaringan: Menentukan kapasitas penanganan panggilan yg diperlukan jumlah pembangunan panggilan maksimum dapat ditangani node dalam suatu unit waktu Dimensioning links: Menentukan jumlah kanal yang diperlukan jumlah maksimum panggilan ongoing pada link Proses Trafik Selama Pembangunan Hubungan (1) 15

TrafficProses Selama Pembangunan Hubungan (2) Proses kedatangan panggilan (request) dimodelkan sebagai proses Poisson dengan intensitas λ Lebih jauh diasumsikan waktu pemrosesan panggilan mempunyai distribusi eksponensial dengan rata-rata s biasanya s dalam range milli detik (bukan menit seperti h) s lebih merupakan parameter sistem daripada parameter trafik Selanjutnya diasumsikan permintaan panggilan diproses dengan single processor dengan buffer tak terhingga Model proses trafik yang didapat model antrian M/M/1 dengan load traffic ρ = λs TrafficProses Selama Pembangunan Hubungan (3) Pure delay system : Formula untuk waktu tunggu rata-rata E[W] (asumsi c < 1) ρ = λs Catatan: E[W] menuju tak hingga jika ρ mendekati 1 16

Kurva Dimensioning Persyaratan Grade of Service: E[W] s Load yang dibolehkan ρ 0,5 = 50% λs 0,5 Rate service 1/s 2λ Aturan Dimensioning Untuk mendapatkan Grade of Service yang disyaratkan (waktu tunggu rata-rata pelanggan sebelum service harus lebih kecil dari waktu service).. Jaga beban trafik lebih kecil 50% Jika diinginkan persyaratan yang lebih ketat, tetap ingat safety margin.. Jangan biarkan beban trafik total mendekati 100% Kalau tidak kita akan lihat explosion! 17

Contoh (1) Asumsi: tiga sentral lokal secara penuh dihubungkan satu sama lain matriks trafik T menunjukan traffic interest pada jam sibuk dalam satuan erlang Fixed (direct) routing: panggilan di-routekan melalui saluran terpendek Waktu pendudukan rata-rata h = 3 menit Tugas: tentukan kapasitas penanganan panggilan pada setiap node sesuai dg persyaratan GOS, ρ < 50% Contoh (2) Node 1: call requests dari area sendiri: [T(1,1) + T(1,2) + (1,3)]/h = 90/3 = 30 calls/min call requests dari area 2: T(2,1)/h = 30/3 = 10 calls/min call requests dari area 3: T(3,1)/h = 30/3 = 10 calls/min arrival rate total call requests: λ(1) = 30+10+10 = 50 calls/min kapasitas penanganan call yang diperlukan: ρ(1) = λ(1)/µ(1) = 0,5 µ(1) = 2 x λ(1) = 100 calls/min 18

Contoh (3) Node 2: arrival rate total call requests: λ(2) = [T(2,1)+T(2,2)+T(2,3)+ T(1,2)+T(3,2)]/h = (75+15+15)/3 = 35 calls/min kapasitas penanganan call: µ(2) = 2 x λ(2) = 70 calls/min Node 3: arrival rate total call requests: λ(3) = [T(3,1)+T(3,2)+T(3,3)+ T(1,3)+T(2,3)]/h = (75+15+15)/3 = 35 calls/min kapasitas penanganan call: µ(3) = 2 x λ(3) = 70 calls/min Proses Trafik selama Transfer Informasi (1) 19

Proses Trafik selama Transfer Informasi (2) Proses kedatangan panggilan sudah dimodelkan sebagai proses Poisson dengan intensitas λ Selanjutnya diasumsikan waktu pendudukan panggilan adalah terdistribusi eksponensial dengan rata-rata h biasanya h dalam range menit (bukan milli detik seperti s) h lebih merupakan parameter trafik daripada parameter sistem Hasil model proses trafik: M/M/n/n model loss dengan intensitas offered traffic a = λh Proses Trafik selama Transfer Informasi (3) Pure loss system: Erlang s blocking formula: a = λ h n! = n(n - 1)(n - 2) 1 20

Kurva Dimensioning Persyaratan Grade of Service: B 1% Kebutuhan kapasitas link: n = min{i = 1,2,.. Erl(I,a) B} Contoh (1) Asumsi: tiga sentral lokal secara penuh dihubungkan satu sama lain dengan link dua arah matriks trafik T menunjukan traffic interest dalam erlang Fixed (direct) routing: panggilan diroutekan melalui saluran terpendek Waktu pendudukan rata-rata h = 3 menit Tugas: Pendimensian link jaringan trunk sesuai dengan persyaratan GOS, B < 1% 21

Contoh (2) Link 1-2 (antar node 1 dan 2) total offered traffic: a(1-2) = T(1,2) + T(2,1) = 15+30 = 45 erlang kapasitas diperlukan: n(1-2) = min{i Erl(i,45)<1%} n(1-2) = 58 kanal Link 1-3: kapasitas diperlukan: n(1-3) = min{i Erl(i,45)<1%} n(1-3) = 58 kanal Link 2-3: kapasitas diperlukan: n(2-3) = min{i Erl(i,30)<1%} n(2-3) = 42 kanal 22