ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN
|
|
- Dewi Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN Louis Putra Yudha Sirait, M. Zulfin KonsentrasiTeknik Telekomunikasi, DepartemenTeknikElektro FakultasTeknikUniversitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan INDONESIA Abstrak Jaringan Banyan adalah jaringan switchingyang mempresentasikan teori logaritma dan routing sederhana dari sistem switchingtelepon banyak tingkat yang mempunyai karakteristik baik seperti pola koneksi yang seragam dan memiliki perutean sendiri. Paper ini menganalisis probabilitas blocking dan crosspointdari jaringan switchingbanyanmenggunakan metode Linear Graph. Dari hasil analisis didapatkan empat hasil, yang pertama untuk interstage link (M) = 16 dan jumlah trafik tiap masukan (A) = 0.7 dengan jumlah masukan (N) = 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, (M) = 32 dengan (N) = 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 dan (M) = 64 dengan (N) = 55, 60, 65, 70, 75, 80, 85, 90, dan (M) = 128 dengan (N) = 110, 120, 130, 140, 150, 160, 170, 180. dan Retrial (T) = 1, 2, dan 3, menunjukkan bahwa semakin kecil nilai N terhadap M dan semakin besar nilai T, maka akan memperkecil nilai probabilitas blocking. Untuk hasil yang kedua nilai probabilitas blocking terbesar didapat pada M = 32 dengan N = 45 dan T = 1 yaitu sebesar sedangkan nilai probabilitas blocking terkecil didapat pada M = 128 dengan N = 110 dan T= 3, yaitu sebesar x Hasil yang ketiga untuk crosspoint, semakin besar jumlah masukan maka semakin banyak pula jumlah crosspoint yang harus digunakan. Untuk hasil keempat jumlah crosspoint yang paling sedikit didapat pada M = 16 dengan N = 8 yaitu sebanyak 96 crosspoint, sedangkan crosspoint terbanyak, didapat pada M = 128 dengan N = 90, yaitu sebesar crosspoint. Kata Kunci: Jaringan Banyan,Probabilitas Blocking, Crosspoint, Retrial 1. Pendahuluan Jaringan Banyan adalah sebuah jaringan switching bertingkat (Multistage Interconnection Network/MIN), yang biasanya terdiri dari sejumlah elemen switching yang digabungkan ke dalam beberapa tingkat yang diinterkoneksikan oleh seperangkat link dengan jalur yang unik antara sumber dengan tujuan. Topologi dari jaringan banyan merupakan topologi yang sering menjadi pilihan utama dalam komunikasi switching, karena jaringan Banyan mempunyai keunikan sendiri dibandingkan dengan jaringan jaringan yang lainnya. Jaringan Banyan mempunyai karakteristik yaitu pola koneksi yang seragam (uniform), perutean sendiri (self-routing), dan diameter jaringan yang pendek, akan tetapi keunikan dari topologi ini terkendala oleh adanya blocking yang bisa mempengaruhi keefektifan jaringan. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan metode Graph agar dapat menghindari adanya blocking dalam membangun jaringan banyan. 2. Jaringan Switching Jaringan switching adalah suatu mode transfer untuk informasi dengan melakukan pembangunan hubungan terlebih dahulu dari ujung ke ujung melalui proses switching dan routing lalu setelah itu barulah informasi dapat ditransfer melalui jalur atau kanal (circuit) secara dedicated. Jaringan switching tidak membedakan antara inlet/outlet yang tersambung ke pelanggan maupun ke trunk. Sebuah system switching tersusun dari elemen-elemen yang melakukan fungsi-fungsi switching, control dan signaling. Suatu elemen switching dapat digambarkan sebagai suatu elemen jaringan yang menyalurkan paket data dari terminal masukan menuju terminal keluaran. Gambar 1 memperlihatkan suatu tipe dari elemen switching, dimana terlihat bahwa suatu switchterdiri dari tiga komponen dasar yaitu : modul masukan, switching fabric, dan modul keluaran DTE FT USU
2 Gambar 1.Tipe Elemen Switching Ketiga komponen switch tersebut dijelaskan sebagai berikut[1] : 1. Modul masukan Modul masukan akan menerima paket yang datang pada terminal masukan. Modul masukan akan menyaring paket yang datang tersebut berdasarkan alamat yang terdapat pada header dari paket tersebut. Alamat tersebut akan disesuaikan dengan daftar yang terdapat pada modul masukan. Fungsi ini juga dilakukan pada modul keluaran. Fungsi lain dilaksanakan pada modul masukan adalah sinkronisasi, pengelompokan paket menjadi beberapa kategori, pengecekan error dan beberapa fungsi lainnya sesuai dengan teknologi yang ada pada switching tersebut. 2. Switching fabric Switching fabric melakukan fungsi switching dalam arti yang sebenarnya yaitu merutekan paket dari terminal masukan menuju terminal keluaran. Switching fabric terdiri dari jaringan transmisi dan elemen switching. Jaringan transmisi ini bersifat pasif dalam arti bahwa hanya sebagai saluran saja. Dan pada sisi lain elemen switching, elemen switching melaksanakan fungsi seperti internal routing 3. Modul keluaran Modul keluaran berfungsi ntuk menghubungkan paket ke media transmisi dan ke berbagai jenis teknologi seperti control error, data filtering, tergantung pada kemampuan yang terdapat pada modul keluaran tersebut. Jaringan interkoneksi membatasi jalur-jalur diantara terminal komunikasi yang berbeda untuk mengurangi kerumitan dalam menyusun elemen switching. Dan fungsi dari jaringan interkoneksi dalam sistem komputer dan telekomunikasi adalah untuk mengirimkan informasi dari terminal sumber ke terminal tujuan [2]. Salah satu solusi untuk mengurangi kerumitan dalam menyusun elemen switching dapat diilustrasikan sebagai berikut, untuk jumlah inlet dan outlet yang sama, jumlah switch yang dibutuhkan untuk square matriks adalah N 2 dan triangular matriks adalah N.(N-1)/2. Jika jumlah inlet dan outlet adalah 5, maka square matriks switching membutuhkan 25 switch, sedangkan untuk triangular matriks switching membutuhkan 10 switch. Maka dari itu, untuk mereduksi jumlah switch yang terlalu banyak, maka digunakan switch dengan tingkatan. Sebagai contoh, untuk 9 inlet dan 9 outlet dibutuhkan sebanyak 72 switch untuk square matriks, akan tetapi apabila kita menggunakan 2 stage switching yang menggunakan full connected square matriks 3x3, hanya dibutuhkan 54 switch, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2[3]. Gambar 2. Jaringan Switching Banyak Tingkat Berbeda halnya dengan switching 2 tingkat, untuk switching 3 tingkat dengan N inlet dan outlet, dimana jumlah switch grup tingkat pertama dan ketiga adalah n buah, sedangkan jumlah switch grup ke dua adalah k buah, dan akan dibutuhkan switch sebanyak N x, dimana : N x = 2.N.k + k.(n/n) 2....(1) Dan pada kenyataanya, pada saat semua inlet dipergunakan pada jaringan switching banyak tingkat, tidak semua inlet dapat mencapai outlet, hal ini berarti terjadi adanya blocking. Untuk dapat memperkecil kemungkinan blocking jumlah stage ke 2 pada switching 3 tingkat harus memenuhi : k = 2.n (2) DTE FT USU
3 Gambar 3 memperlihatkan contoh jaringan switching 3 tingkat P(a i kosong) P(b i sibuk) = a i + (1 a i )b i Dimana (1 a i ) = P(ith A-B link sibuk) Jika a 1 = a 2 = = a M = a i, dan b 1 = b 2 = = b M = b i, maka, P = (P 1 )(P 2 ) (P M ) = [a + (1 a)b] M Gambar 3. Switching 3 Tingkat 3. Link Matriks 3 Tingkatan Matriks 3 tingkatan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4 mempunyai G inlet grup, masing-masing memuat N inlet, dan G outlet grup memuat N outlet. Hal itu memerlukan jumlah crosspoint yang lebih banyak dibandingkan dengan matriks 2 tingkatan, akan tetapi, kemampuan untuk terhubungnya suatu panggilan dalam matriks ini telah ditingkatkan. Linear Graph untuk matriks ini yang menunjukan M linkinterstage antara inlet manapun pada stage A dan outlet stage B, akan ada pemblokiran pada matriks ini, kapan pun link A-B tidak bisa terkoneksi dengan link B-C. Apabila satu saja dari dua link yang ada pada tiap jalur itu sibuk, maka panggilan akan terblokir. Gambar 4. Diagram Swithcing Matriks 3 Tingkatan Bentuk umum yang menunjukan formula untuk probabilitas blocking yaitu satu dikurang dengan probabilitas bahwa kedua link tidak sibuk secara simultan, dapat ditunjukkan pada persamaan 3. Pada link matriks 3 tingkatan, apabila jumlah dari link yaitu M setidaknya berjumlah dua kali dari inlet masukan dikurangi 1 (M 2N 1) akan mengakibatkan tidak adanya blocking[4]. P = [1 (1 a)(1 b)] M...(3) Persamaan 3 hanya mengasumsikan bahwa hanya ada satu oulet yang dapat digunakan untuk menghubungkan suatu hubungan. Pada banyak kasus hal ini benar, seperti halnya menghubungkan panggilan ke pelanggan tertentu. Akan tetapi, jika panggilan ditujukan untuk sebuah grup trunk, maka setiap trunk yang tidak sedang terpakai akan melayani panggilan tersebut, dan retrials dapat dilakukan. Hal ini menunjukan sebuah pemilihan untuk outlet yang lain dan percobaan untuk melakukan lagi suatu hubungan. Pada beberapa kasus, inlet akan memilih set link A-B yang sama tetapi sekarang inlet dapat terhubung dengan set B-C seperti yang diilustrasikan pada Gambar 5. Oleh karena dua outlet yang ada pada dasarnya sama, maka dari itu link B-C telah ditingkatkan. Sebagai contoh, misalnya ada satu jalur, dimisalkan dengan, jalur yang menghubungkan link A-B adalah a i dan link B-C adalah b i. Probabilitas untuk salah satu dari jalur M dapat diwakili dengan P i. P = P(a 1 atau b 1 sibuk) P(a 2 atau b 2 sibuk) P(a M atau b M sibuk) P = P(a 1 atau b 1 sibuk) = P(a i sibuk) + Gambar 5. Graph untuk Matriks 3 Tingkatan dengan Retrial Jika P adalah probabilitas bahwa sebuah panggilan dari inlet ke kedua outlet akan terblokir, dan P adalah probabilitas bahwa panggilan dari link A-B ke kedua outlet akan terblokir adalah : P = P(b 1 sibuk)p(b 2 sibuk) = (b 1 )(b 2 ) = b 2 P = [a + (1 a)p ] M = [a + (1 a)b 2 ] M DTE FT USU
4 Dengan menggunakan satu kali retrial, grade of service telah ditingkatkan tanpa memerlukan penambahan crosspoint. Berdasarkan Gambar 4 dan Gambar 5 juga berdasarkan persamaan3, dihasilkan persamaan matriks 3 tingkatan dengan multiple trial yaitu [4] : P = [ a + ( 1 a )b T ] M = [ 1 ( 1 a) ( 1 b T ) ] M..... (4) 4. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam paper ini menggunakan perhitungan untuk dua parameter yang berbeda, yaitu probabilitas blocking dan crosspoint. 4.1 Probabilitas Blocking Untuk menghitung probabilitas blocking digunakan persamaan 4. P = [ a + ( 1 a )b T ] M = [ 1 ( 1 a) ( 1 b T ) ] M..... (4) 1. Terlebih dahulu harus mencari nilai a. 2. Setelah nilai a didapat, lalu nilai probabilitas 1 dikurangi dengan a. 3. Mencari nilai b. 4. Setelah nilai b didapat, lalu nilai b dipangkatkan dengan nilai Trial (T) yang digunakan. 5. Setelah point nomor 4 didapat, lalu nilai probabilitas 1 dikurangi dengan hasil yang didapat pada point nomor Nilai dari point nomor 2 dikalikan dengan nilai dari point nomor Nilai probabilitas 1 dikurangi dengan hasil yang didapat pada point nomor Nilai dari point 7 dipangkatkan dengan nilai interstage link(m), maka didapatlah nilai probabilitas blocking. 4.2 Crosspoint Untuk menghitung jumlah crosspoint digunakan persamaan 1 dan 2. N x = 2.N.k + k.(n/n) 2....(1) k = 2.n (2) 1. Terlebih dahulu mencari nilai jumlah switch kedua (k), menggunakan persamaan Menentukan nilai Inlet per grup yang digunakan (N), setelah itu dikali dengan k, lalu dikali Tentukan nilai (N) dibagi dengan inlet yang masuk (n) dipangkat 2, lalu dikali dengan k. 4. Nilai pada point 2 dijumlah dengan point 3, maka didapat jumlah crosspoint. 5. Hasil Analisis Jaringan Switching Banyan 5.1 Hasil AnalisisUntuk Probabilitas Blocking. Perhitungan probabilitas blocking untuk jaringanswitching banyan denganpemakaian trial (T), jumlah interstage link (M) dan nilai input (N)yang bervariasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4). Berikut merupakan grafik hasil perhitungan probabilitas blocking : Gambar 6. Perbandingan Probabilitas Blocking dengan M = 16, dan T = 1, 2, DTE FT USU
5 Gambar 7. Perbandingan Probabilitas Blocking dengan M = 32, dan T = 1, 2, 3 Berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 6 perbedaan nilai probabilitas blocking antara T = 1, 2, dan 3 mulai dapat dilihat pada saat jumlah N = 12, dan seiring dengan meningkatnya jumlah N maka perbedaan nilai probabilitas blocking untuk T = 1 dengan T = 2 dan T = 3 semakin terlihat jelas. Berbeda halnya pada Gambar7, perbedaan nilai probabilitas blocking mulai dapat dilihat pada saat jumlah N = 30, akan tetapi sama halnya dengan grafik pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa pada saat T = 2 ataupun 3 maka nilai probabilitas blocking yang dihasilkan akan menurun secara signifikan dibandingkan pada saat T = 1. Berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 8 perbedaan nilai probabilitas blocking antara T = 1, 2, dan 3 mulai dapat dilihat pada saat jumlah N = 70, dan seiring dengan meningkatnya jumlah N maka perbedaan nilai probabilitas blocking untuk T = 1 dengan T = 2 dan T = 3 semakin terlihat jelas. Berbeda halnya pada Gambar 9, perbedaan nilai probabilitas blocking baru dapat dilihat pada saat jumlah N = 160, akan tetapi sama halnya dengan grafik pada Gambar 6, Gambar 7, dan Gambar 8 dapat dilihat bahwa pada saat T = 2 ataupun T = 3 maka nilai probabilitas blocking yang dihasilkan akan menurun secara signifikan, dan dapat dilihat juga bahwa perbedaan nilai probabilitas blocking antara T = 2 dan T = 3 tidak berbeda jauh, dengan hasil probabilitas blocking terkecil dihasilkan pada saat T = Hasil Analisis Untuk Jumlah Crosspoint. Perhitungan untuk jumlah crosspoint pada jaringan banyandengan menggunakan jumlah input (N) dan interstage link (M) yang bervariasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (1) dan (2). Berikut merupakan grafik hasil perhitungan jumlah crosspoint : Gambar 8. Perbandingan Probabilitas Blocking dengan M = 64, dan T = 1, 2, 3 Gambar 10. Perbandingan Jumlah Crosspoint untuk M = 16 Gambar 9. Perbandingan Probabilitas Blocking dengan M = 128, dan T = 1, 2, 3 Gambar 11. Perbandingan Jumlah Crosspoint untuk M = DTE FT USU
6 6. Kesimpulan Dari hasil analisis yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Gambar 12. Perbandingan Jumlah Crosspoint untuk M = Untuk M = 16 dan A = 0.7 dengan N = 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 dan T = 1, 2,dan 3, menunjukkan bahwa semakin besar nilai T dan semakin kecil nilai N terhadap M, maka akan memperkecil nilai probabilitas blocking yang akan dihasilkan. 2. Pengaruh nilai T, N dan M juga turut berpengaruh untuk M = 32 dengan N = 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 dan M = 64 dengan N = 55, 60, 65, 70, 75, 80, 85, 90, dan M = 128 dengan N = 110, 120, 130, 140, 150, 160, 170, Semakin banyak jumlah nilai masukan maka akan meningkatkan jumlah crosspoint agar dapat menurunkan tingkat probabilitas blocking. 7. DaftarPustaka Gambar 13. Perbandingan Jumlah Crosspoint untuk M = 128 Dari Gambar 10 sampai dengan Gambar 13, dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah line (N) yang digunakan, maka akan meningkatkan jumlah penggunaan crosspoint, akan tetapi peningkatan jumlah crosspoint tidak akan signifikan seperti seharusnya, karena adanya penggunaan Trial. [1]. J.H.Patel. 2005, Processor-Memory Interconnections for Multiprocessors, Proc. 6th Annu. Symp. Comput. Arch., Hal [2]. Dally, william J. 2004, Principles and Practices of Interconnection Networks, Morgan Kauffman Publishers: San Francisco. [3]. Suherman & Rahmad Fauzi. 2006, Jaringan Telekomunikasi. Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU. [4]. Boucher, James R Voice Teletraffic Systems Engineering'', Artech House, ISBN: DTE FT USU
ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BATCHER- BANYAN
ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BATCHER- BANYAN Chairunnisa FR. Tanjung, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Sejarah dari teknologi switching berawal dari penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Kemudian dilanjutkan dengan dibangunnya sentral telepon manual
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TOPOLOGI JARINGAN SWITCHING MENGGUNAKAN TEORI GRAF
RANCANG BANGUN TOPOLOGI JARINGAN SWITCHING MENGGUNAKAN TEORI GRAF Willy Manurung (1), M. Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BUTTERFLY
ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BUTTERFLY Benny William (1), M. Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR JARINGAN SWITCHING. dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi utama dari sistem switching adalah
BAB II TEORI DASAR JARINGAN SWITCHING 2.1 Umum Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi utama dari sistem
Lebih terperinciPENGEMBANGAN JARINGAN SWITCHING CLOS MENJADI JARINGAN BENES UNTUK MEMPERBAIKI PROBABILITAS BLOCKING
PENGEMBANGAN JARINGAN SWITCHING CLOS MENJADI JARINGAN BENES UNTUK MEMPERBAIKI PROBABILITAS BLOCKING Mesakh Marpaung, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN BUFFER TUNGGAL
ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN BUFFER TUNGGAL Nur Adilah (1), M. Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl.
Lebih terperinciBAB II JARINGAN SWITCHING BANYAN. sirkit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi utama
BAB II JARINGAN SWITCHING BANYAN 2. Switching Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi utama dari sistem
Lebih terperinciBAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi utama dari sistem
BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT 2.1 Switching Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi utama
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Louis Putra Yudha Sirait NIM :
TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Sub konsentrasi Teknik Telekomunikasi Oleh
Lebih terperinciANALISIS KINERJA OPTICAL SWITCH PADA JARINGAN BANYAN
ANALISIS KINERJA OTICAL SWITCH ADA JARINGAN BANYAN M Ikbal Kurniawan [1], M Zulfin [2] Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro akultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sirkit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi utama dari sistem switching
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING KNOCKOUT
ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING KNOCKOUT Deni Destian (1), M. Zulfin (2) Konsentrasi teknik telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,
Lebih terperinciBAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit
BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT 2.1 Konsep Switching Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet.
Lebih terperinciBAB II JARINGAN SWITCHING DELTA. Perkembangan jaringan interkoneksi telah berlangsung selama bertahun-tahun.
BAB II JARINGAN SWITCHING DELTA 2.1 Jaringan Interkoneksi Perkembangan jaringan interkoneksi telah berlangsung selama bertahun-tahun. Jaringan berkembang seiring dengan perkembangan jaringan switching
Lebih terperinciBAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. bertahun-tahun. Jaringan berkembang seiring dengan perkembangan jaringan
BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT 2.1. Sejarah umum Perkembangan jaringan interkoneksi telah berlangsung lama selama bertahun-tahun. Jaringan berkembang seiring dengan perkembangan jaringan switching
Lebih terperinciBAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. selama bertahun tahun. Jaringan berkembang seiring dengan minimal tiga
BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT 2.1 Sejarah Jaringan Interkoneksi Jaringan interkoneksi memiliki sejarah hebat yang telah berlangsung selama bertahun tahun. Jaringan berkembang seiring dengan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RANCANG BANGUN TOPOLOGI JARINGAN SWITCHING MENGGUNAKAN TEORI GRAF. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN TOPOLOGI JARINGAN SWITCHING MENGGUNAKAN TEORI GRAF Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS PERANGKAT SISTEM SWITCHING TELEPHONE TRAINER B4620 (Untuk Laboratorium Telematika Departemen Teknik Elektro)
STUDI ANALISIS PERANGKAT SISTEM SWITCHING TELEPHONE TRAINER B4620 (Untuk Laboratorium Telematika Departemen Teknik Elektro) Muhammad Syukur Hrp, Ir. M.Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen
Lebih terperinciMemahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan
Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan konsep swicting dalam sistem telepon Proses switching
Lebih terperinciTEKNIK SWITCHING SWITCHING BERTINGKAT DAN PROBABILITAS BLOCKING
TEKIK SWITCHIG SWITCHIG BERTIGKT D PROBBILITS BLOCKIG Pendahuluan SYRT S BERTIGKT :. Trafik harus digital. Trafik atau informasi (dari user terminal masuk di time slot tertentu pada frame (highway) tertentu.
Lebih terperinciJaringan Komputer Switching
Jaringan Komputer Switching Switching Transmisi jarak jauh biasanya akan melewati jaringan melalui node-node yang di switch. Node tidak khusus untuk suatu konteks data tertentu.dimana End device adalah
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER
ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER T. Muhammad, M. Zulfin Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl.
Lebih terperinciTEKNOLOGI SWITCH SWITCHING 1. CIRCUIT SWITCHING
SWITCHING Transmisi jarak jauh biasanya akan melewati jaringan melalui node-node yang di switch. Node tidak khusus untuk suatu konteks data tertentu.dimana End device adalah station : komputer, terminal,
Lebih terperinciBab 9. Circuit Switching
1/total Outline Konsep Circuit Switching Model Circuit Switching Elemen-Elemen Circuit Switching Routing dan Alternate Routing Signaling Control Signaling Modes Signaling System 2/total Jaringan Switching
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER
PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER Dian Saiful Ramadhan, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciSIMULASI ALGORITMA REROUTING DAN PROSEDUR CONTENTION CONTROLLER PADA SISTEM PENYAMBUNGAN ATM
SIMULASI ALGORITMA REROUTING DAN PROSEDUR CONTENTION CONTROLLER PADA SISTEM PENYAMBUNGAN ATM Makalah Seminar Tugas Akhir disusun oleh : Yudhitya Sorrenti NIM. L2F000652 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SWITCHING MENGGUNAKAN MOBILE SOFTSWITCH
ANALISIS KINERJA SWITCHING MENGGUNAKAN MOBILE SOFTSWITCH Hariadi Masta, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl.
Lebih terperinciModul 3 Teknik Switching dan Multiplexing
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Modul 3 Teknik Switching dan Multiplexing Prima Kristalina PENS (November 2014) 1. Teknik Switching a. Circuit-Switching dan Packet-Switching b.jenis sambungan pada
Lebih terperinciKomputer, terminal, telephone, dsb
Circuit Switching Jaringan Switching Transmisi jarak jauh melalui simpul-simpul jaringan switching perantara Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data Perangkat yang melakukan komunikasi disebut
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO Auliya Fadly [1], Arman Sani [2] Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH CROSSTALK PADA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK TERHADAP JARINGAN DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM)
ANALISIS PENGARUH CROSSTALK PADA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK TERHADAP JARINGAN DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) Yolanda Margareth Sitompul, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen
Lebih terperinciMAKALAH SWITCHING & SIGNALING
2012 MAKALAH SWITCHING & SIGNALING Nama : Patricia Mantiri NIM : 10 312 633 Kelas : C FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MANADO 2012 KATA PENGANTAR Segala puji
Lebih terperinciDASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI
DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi
Lebih terperinciThis PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version -
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com 1 KATA PENGANTAR Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-nya hingga saya dapat menyelesaikan
Lebih terperinciPERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33
PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N
ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N Florensa Br Ginting Dosen Pembimbing : Ir. M. Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciNetwork Planning dan Dimensioning
Network Planning dan Dimensioning Materi Pendahuluan Network Planning Traffic forecast Traffic dimensioning 1 Mengapa Network Planning dan Dimensioning? Tujuan dimensioning pada jaringan telekomunikasi
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira
KOMUNIKASI DATA Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah 15101022 2. Muhammad Ismail 15101023 3. Nida Nurvira 15101024 HOME Sub Bahasan Komunikasi Data OSI Layer Circuit Switching Packet Switching KOMUNIKASI DATA
Lebih terperinciOleh: Mike Yuliana PENS-ITS
Teknologi Switching Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Menjelaskan fungsi switching Menjelaskan fungsi dari sentral Telepon Membahas sejarah sentral Digital di Indonesia Menjelaskan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6
PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 Muhammad Barkah (1), Muhammad Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciSWITCHING & SIGNALING
SISTEM TELEKOMUNIKASI SWITCHING & SIGNALING VEGA R BAWOTONG PTIK 2012 UNIVERSITAS NEGERI MANADO KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sang Pencipta alam semesta
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA PACKET SWITCHING
KOMUNIKASI DATA PACKET SWITCHING PACKET SWITCHING Beberapa alasan mengapa Packet Switching dipilih dibandingkan Circuit Switching :. Pada waktu koneksi data, sebagian besar waktu user/host berada pada
Lebih terperinciWAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas
WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan
Lebih terperinciPowered by Upload By - Vj Afive -
Powered by http://teuinsuska2009.wordpress.com Upload By - Vj Afive - Powered by http://teuinsuska2009.wordpress.com Upload By - Vj Afive - Hubungan Langsung tanpa Switching Hubungan antar 2 pelanggan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA METODE AKSES TOKEN RING PADA LOCAL AREA NETWORK
ANALISIS KINERJA METODE AKSES TOKEN RING PADA LOCAL AREA NETWORK Muhammad Andri Azhari Lubis (1), M. Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciHAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK
HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK Dosen: Ir. Arjuni BP, MT PENDIDIKAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK
ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK Rayhan Yuvandra, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET
ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Panji Firmansyah, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1
ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1 Rudi M.T Manullang (1), M. Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah router merupakan sebuah perangkat keras yang bekerja pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection) layer yang ada. Fungsi router
Lebih terperinciBadiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications
KOMIKASI DATA Dosen: Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications BAB 1 Pendahuluan 1. Model Komunikasi 2. Komunikasi Data 3. Jaringan Komunikasi Data 4. Protokol
Lebih terperinciREKAYASA TRAFIK. DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan)
REKAYASA TRAFIK DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan) ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id TUJUAN Mahasiswa dapat memahami konsep kegagalan panggilan dan kemacetan dalam jaringan Mahasiswa dapat membedakan kemacetan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY Fratika Arie Yolanda (1), Naemah Mubarrakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciPENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN TEKNOLOGI
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN TEKNOLOGI Kata Pengantar Pertama patutlah kita mengucap syukur pada Tuhan yang maha kuasa sehingga kita dapat kesempatan untuk menyusun makalah Switching dan signaling.
Lebih terperinciJARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006
JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006 Jaringan dan Layanan Jaringan komunikasi sekumpulan perangkat dan fasilitas
Lebih terperinciANALISIS LAYANAN VIDEO PADA JARINGAN ATM DENGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING
ANALISIS LAYANAN VIDEO PADA JARINGAN ATM DENGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING Cakra Danu Sedayu, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK
ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,
Lebih terperinciBAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ
BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan
Lebih terperinciBAB II WIDE AREA NETWORK
BAB II WIDE AREA NETWORK Wide Area Network adalah sebuah jaringan komunikasi data yang mencakup daerah geographi yang cukup besar dan menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi.
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS TRANSMISI VIDEO DENGAN DECODABLE FRAME RATE
ANALISIS KUALITAS TRANSMISI VIDEO DENGAN DECODABLE FRAME RATE Muhammad Mulia Maulana (1), Suherman (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciMODEL JARINGAN 7 OSI LAYER
MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi
Lebih terperinciANALISA KINERJA JARINGAN TULANG PUNGGUNG (BACKBONE) MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISA KINERJA JARINGAN TULANG PUNGGUNG (BACKBONE) MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Johannes Baringin S. Sibarani, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH
ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH Debora Br Sinaga (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSistem Telekomunikasi Switching And Signaling
Sistem Telekomunikasi Switching And Signaling Dibuat Oleh Hardy Saerang (10310766) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO UNIMA KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT
KOMUNIKASI DATA DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT PENGERTIAN KOMUNIKASI DATA Penggabungan antara dunia komunikasi dan komputer, Komunikasi umum antar manusia (baik dengan bantuan alat
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN Mhd Khalid Lubis, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE
ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau
Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini komunikasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi, bentuk dan
Lebih terperinciWIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP
WIDE AREA NETWORK & ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK Pengertian WAN atau Wide Area Network adalah kumpulan komputer dan sumber daya jaringan yang terhubung melalui jaringan wilayah
Lebih terperinciTEKNIK SWITCHING SWITCHING BERTINGKAT DAN PROBABILITAS BLOCKING
TEKNIK SWITCHING SWITCHING BERTINGKAT DAN PROBABILITAS BLOCKING Pendahuluan Frame... highway MASUK.......... highway highway n KELUAR TS 0 TS TS k a. Trafik harus digital b. Trafik atau informasi (dari
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN LOGIKA FUZZY UNTUK PENGALOKASIAN KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER
STUDI PENGGUNAAN LOGIKA FUZZY UNTUK PENGALOKASIAN KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER Sony E Naibaho (), Rahmad Fauzi (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciJaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data.
Circuit Switching Jaringan Switching Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Jaringan switching sederhana Jaringan circuit switching 3 tahap komunikasi
Lebih terperinciANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS
ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan jaringan komputer dewasa ini semakin pesat dan semakin besar, berkembangnya suatu jaringan maka manajemen jaringan juga menjadi lebih kompleks dan rumit.
Lebih terperinciPENGANTAR ROUTING TRAFIK TELEKOMUNIKASI RAHMAD FAUZI. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara TRAFIK ROUTING
PENGANTAR ROUTING TRAFIK TELEKOMUNIKASI RAHMAD FAUZI Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara TRAFIK ROUTING 1. TUJUAN RUTING TRATIK Tujuan ruting trafik adalah membangun suatu
Lebih terperinciANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH
ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH Isywalsyah Lani Putri, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET
PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Juniron Sitepu (1), Kasmir Tanjung (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLE TOKEN OPERATION PADA JARINGAN LAN TOKEN RING. Oleh LINKGOM FRENGKI NIM :
TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLE TOKEN OPERATION PADA JARINGAN LAN TOKEN RING Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciSINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014
ANALISIS KINERJA ROUTING DINAMIS DENGAN TEKNIK OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) PADA TOPOLOGI MESH DALAM JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER Yovie Dwi Villasica, Naemah Mubarakah
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO
ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO Direstika Yolanda, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciTEKNIK SWITCHING PCM DAN MATRIKS SWITCH
TEKIK SWITCHIG PCM DA MATRIKS SWITCH Pendahuluan Konsep dasar Merupakan metode umum untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital Dalam sistem digital, sinyal analog yang dikirimkan cukup dengan
Lebih terperinciANALISIS MEKANISME REDUNDANCY GATEWAY DENGAN MENGGUNAKAN PROTOKOL HSRP DAN VRRP
ANALISIS MEKANISME REDUNDANCY GATEWAY DENGAN MENGGUNAKAN PROTOKOL HSRP DAN VRRP Rendy Munadi 1, Rumani M 2, Kukuh Nugroho 3 1 IT Telkom, Jl. Telekomunikasi, Dayeuh Kolot, Bandung, rnd@ittelkom.ac.id 2
Lebih terperinci~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~
~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ Teknologi WAN Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang secara fisik tidak saling berdekatan terpisah antar kota, propinsi
Lebih terperinciJaringan Telekomunikasi dan Informasi FEG2E3
Jaringan Telekomunikasi dan Informasi FEG2E3 2/16/2015 Faculty of Electrical and Communication Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 Permasalahan yang timbul jika jaringan memiliki banyak perangkat: Boros
Lebih terperinciTUMPUKAN PROTOKOL INTERNET DAN JARINGAN WORKBENCH
TUMPUKAN PROTOKOL INTERNET DAN JARINGAN WORKBENCH A. BAHASA JARINGAN Komunikasi : Proses menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima. Proses ini membutuhkan channel atau media antara dua dan cara
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900
ANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900 Fadilah Rahma, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciGRIFALEN WESTREENEN NIM: KLS/SEM:C/SEM IV
M.K SISTEM TELEKOMUNIKASI MATA KULIAH SISTEM TELEKOMUNIKASI UNIVERSITAS NEGERI MANADO KATA PENGANTAR S egala puji syukur kami naikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-nya makalah Sistem
Lebih terperinciPACKET SWITCHING. Rijal Fadilah
PACKET SWITCHING Rijal Fadilah Pendahuluan Packet switching terkait protocol, message dibagi menjadi paket kecil sebelum dikirim. Jaringan packet switch : kumpulan distribusi dari node-node packet switch,
Lebih terperinciBAB VII EVALUASI UNJUK KERJA JARINGAN
69 A VII EVAUASI UNJUK KERJA JARINGAN 7. Tolok Ukur Unjuk Kerja Jaringan Metode mengevaluasi jaringan bermacam-macam dan terdapat pula berbagai tolok ukur. eberapa tolok ukur antara lain : ASR ( Answered
Lebih terperinciPENGARUH JARAK ANTAR ELEMEN PADA ANTENA SMART YANG MENGGUNAKAN MATRIKS BUTLER
PENGARUH JARAK ANTAR ELEMEN PADA ANTENA SMART YANG MENGGUNAKAN MATRIKS BUTLER Lutphi Septyan Tarigan, Arman Sani Konsentrasi Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Lebih terperinciModel Komunikasi. Sumber-sumber. Alat Pengirim. Sistem Trasmisi. Alat Penerima. Tujuan (Destination) Menentukan data untuk dikirim
Pendahuluan Model Komunikasi Sumber-sumber Menentukan data untuk dikirim Alat Pengirim Mengubah data menjadi signal yang dapat dikirim Sistem Trasmisi Mengirim data Alat Penerima Mengubah signal menjadi
Lebih terperinciMODEL JARINGAN 7 OSI LAYER
MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi
Lebih terperinciANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN
Widya Teknika Vol.18 No.1; Maret 2010 ISSN 1411 0660 : 1-5 ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN Anis Qustoniah 1), Dewi Mashitah 2) Abstrak ISDN (Integrated
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR
Lebih terperinciB A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS)
B A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS) OSI dan Integrated Services Digital Network (ISDN) merupakan bentuk komunikasi internasional. OSI diperkenalkan oleh International Standard Organization
Lebih terperinciCommon Channel Signalling
Common Channel Signalling STRUKTUR NETWORK SS7 SIGNALLING POINT (SP). Adalah semua titik dalam network yang mampu menangani control SS7 (Signalling System No.7). SP dibedakan menjadi : SEP (Signalling
Lebih terperinciANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK
ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK Puti Mayangsari Fhatony (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1
ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1 Desy C. Silaban, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Jaringan Komputer Analisis ini dilakukan untuk menjawab perlu tidaknya perancangan jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang
Lebih terperinci