METODE UNTUK MENGGANTUNG ATAU MENUMPU PIPA PADA INSTALASI PERPIPAAN. Murni * ) Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

TUGAS MAHASISWA TENTANG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ALAT PEMINDAH BATERAI MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK BEBAN MAKSIMAL 18 KG

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

Gambar 5.1. Proses perancangan

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

RANCANGAN ULANG MESIN PENGUPAS BIJI MELINJO BERKAPASITAS 90 KG/JAM

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KOPI BASAH DENGAN KAPASITAS 125 TUGAS AKHIR

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Sambungan diperlukan jika

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

RANCANG BANGUN ALAT BANTU 3D SCANNER

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

BAB III KONTRUKSI DAN PERHITUNGAN ALAT

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

PENCEGAHAN TERJADINYA PUKULAN AIR DALAM PIPA INSTALASI PLAMBING PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

PERENCANAAN MESIN PENGEROLL PIPA. DENGAN UKURAN DIAMETER PIPA 27,2mm 60,5 mm. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

ANALISIS KEKUATAN MATERIAL PADA REKAYASA DAN RANCANG BANGUN KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TUSUK SATE (TRANSMISI)

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

Dalam penelitian ini digunakan jenis kayu Bangkirai ukuran 6/12, yang umum

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI ALAT PENGANGKAT SEPEDA MOTOR

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MINIATUR TURBIN PELTON BAGIAN RANGKA STATIS DAN PENYUPLAI KAPASITAS 20 LITER PERMENIT LAPORAN PROYEK AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

MODUL 1 STATIKA I PENGERTIAN DASAR STATIKA. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. girder silang ( end carriage ) yang menjadi tempat pemasangan roda penjalan.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Besi Dan Baja. A. Sejarah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

KAJI NUMERIK DAN EKSPERIMENTAL LENDUTAN BALOK BAJA KARBON ST 60 DENGAN TUMPUAN ENGSEL - ROL

ANALISIS SISTEM TRANSMISI PADA REKAYASA DAN RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG KERUPUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

8. Sahabat-sahabat saya dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah membantu dalam menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini.

PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM UPAYA MEMBANTU PROSES PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN PADI

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

Session 20 Steam Turbine Design. PT. Dian Swastatika Sentosa

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 12

RANCANGAN ALAT BANTU PENANGANAN MUR KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

Struktur Baja 2. Kolom

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

Transkripsi:

METODE UNTUK MENGGANTUNG ATAU MENUMPU PIPA PADA INSTALASI PERPIPAAN Murni * ) Abstrak Instalasi perpipaan supaya terjamin dan aman dari kerusakan baik karena pemuaian maupun berat instalasi pipa sendiri diperlukan penggantung atau penyangga dan tentunya tidak mengabaikan fleksibilitas instalasinya. namun demikian besar kecilnya penggantung maupun penyangga serta jumlahnya memerlukan suatu perhitungan dan pengalaman agar instalasi perpipaan tidak rusak dan tahan lama. Kata Kunci : Instalasi, Perpipaan, Penggantung PENDAHULUAN Penggantung atau penumpu pipa merupakan suatu perlengkapan instalasi perpipaan yang tidak dapat dipisahkan, karena tanpa pennggantung / penumpu instalasi perpipaan tidak dapat dipasang dengan sempurna. Agar supaya penggantung instalasi perpipaan dapat berfungsi sempurna dalam arti tidak rusak dan dapat bertahan lama, maka penggantung dan penumpu pipa sebelum dibuat diperlukan perhitungan perencanaan yang baik, begitu pula tempat pemasangannya. Ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan untuk penggantung atau penumpu pipa 1. Berat pipa Berat yang harus diperhitungkan bukan hanya berat pipa itu sendiri, tetapi meliputi berat perlengkapannya, seperti katup, bahan isolasi serta berat isi pipa tersebut. Disamping itu pada instalasi pipa-pipa tertentu ada kemungkinan orang akan berdiri di atas pipa, baik untuk berjalan maupun memeriksa atau memperbaiki perlengkapan pipa tersebut atau pipa lain disebelahnya, sebaiknya tambahan berat orang tersebut dipertimbangkan pula. 2. Jenis pipa Jarak antara penggantung atau penumpu bergantung pada jenis bahan pipa disamping ukuran pipa, karena adanya perbedaan kelenturan. 3. Mencegah perambatan getaran Pipa yang berhubungan dengan mesin atau peralatan yang bergerak atau berputar dapat meneruskan getaran mesin atau peralatan tersebut ke dalam ruangan lainnya, baik melalui pipa atau melalui konstruksi gedung, sehingga dapat menimbulkan kebisingan dan renovasi. Penggantung atau penumpu pipa sebaiknya dapat mencegah perambatan getaran semacam ini. Di samping itu penggantung atau penumpu pipa harus juga cukup kuat untuk menahan gaya-gaya tumbukan akibat timbulnya pukulan air dalam pipa. 4. Ekspansi pipa Penggantung atau penumpu pipa harus mampu menampung adanya perubahan panjang pipa akibat perubahan temperatur pipa. 5. Jarak antara pipa Jarak antara pipa dengan pipa dan antara pipa dengan dinding atau permukaan lainnya, harus cukup lebar untuk memungkinkan penggunaan alat-alat, pemasangan isolasi atau penutup pipa lain, pengecatan dan pekerjaan perawatan umumnya serta pekerjaan lainnya yang mungkin akan dipasang di sekitar pipa, jarak minimum biasanya sekitar 25 mm * ) Staf Pengajar PSD III Mesin UNDIP

PERHITUNGAN KEKUATAN Perhitungan pembebanan dan momen haruslah diusahakan aman serta ekonomis berdasarkan mekanika teknik dan kekuatan bahannya. Rumus sederhana yang biasa digunakan adalah : a. Untuk penggantung pipa Tegangan tarik ijin bahan penggantung (σ t) σ t = P A A dimana : P : lebar penggantung kg A : luas penampang penggantung cm 2 P Gambar 1. Barang Penggantung b. Penumpu pipa Tegangan bengkok ijin bahan penumpu (σb) Mb σ b = Wb dimana : Mb : momen bengkok yang terjadi kg cm Wb : tahanan bengkok bahan penggantung cm 3 a P b Mb 2 = P. RA P.b A C B RA = 2 RA L RB P = RA + RB Gambar 2. Barang Penumpu a P A B RA b W Gambar 3. Batang Penumpu RA = P + W MA = P.a + W. b W = beban tangan penyangga A B MA = momen yang ditahan di titik A RA, RB = reaksi yang terjadi pada titik A & B

LOKASI PENGGANTUNG Penggantung atau penumpu pipa harus dipasang pada tempat-tempat berikut ini : 1. Di sekitar katup dan sambungan ekspansi (untuk katup ukuran 100 mm atau lebih harus dipasang pada kedua sisinya) 2. Pada belokan pipa mendatar 3. Pada dasar pipa tegak 4. Pada cabang pipa 5. Pada pipa yang disambungkan ke mesin atau peralatan di dekat mesin Gambar 4. Contoh pengikatan pipa dan sambungan ekspansi dengan penggantung pipa Gambar 5. Contoh penggantung dan penumpu bagian bawah pipa tegak JARAK ANTAR PENGGANTUNG Jarak antar penggantung pipa sebaiknya dibuat seperti yang dimuat dalam tabel 1 berikut ini kalau jarak tersebut dibuat lebih panjang akan ada kemungkinan timbulnya lendutan pipa yang berlebihan.

Tabel 1. Jarak tumpuan penggantung pipa Klasifikasi Keterangan Jarak tumpuan Pipa Pipa lurus Satu titik setiap batang pipa Besi Pipa disambung Dua potong Satu titik, salah satu batang Pipa cor sambung Tegak Tiga potong Satu titik, salah satu barang di tengah Pipa baja Satu titik atau lebih setiap lantai Pipa timah hitam, pipa PVC, pipa tembaga 1,2 m atau lebih setiap lantai Pipa Pipa lurus Satu titik setiap batang pipa besi cor Pipa disambung sambung Satu titik setiap sambungan Pipa Mendatar Pipa baja, diameter : Pipa timah hitam (lebih dari 0,5 m panjang) Pipa tembaga, diameter : Pipa PVC, diameter : < 20 mm 25 40 mm 50 80 mm 90 150 mm 200 mm dan lebih 1,0 m atau kurang 2,0 m atau kurang 3,0 m atau kurang 4,0 m atau kurang 5,0 m atau kurang Dalam hal pipa berubah bentuk, ditumpu dengan talang dan pelat besi galvanis tebal 0,4 mm atau lebih pada seluruh panjangnya, dan ditumpu setiap jarak 1,5 m atau kurang < 20 mm 25 40 mm 50 mm 65 100 mm 125 mm dan lebih < 16 mm 20 40 mm 50 mm 65 125 mm 150 mm dan lebih 1,0 m atau kurang 1,5 m atau kurang 2,0 m atau kurang 2,5 m atau kurang 3,0 m atau kurang 0,75 m atau kurang 1,0 m atau kurang 1,2 m atau kurang 1,5 m atau kurang 2,0 m atau kurang CARA MENGGANTUNG ATAU MENUMPU 1. Penggantung pipa-pipa tunggal Insert dipasang pada cetakan beton sedemikian hingga setelah beton menjadi keras. Insert ini akan tertanam kuat di dalam beton. Sebuah batang yang ujungnya berulir disekerupkan ke dalam insert tersebut sebagai penggantung pipa.dalam keadaan dimana insert tidak ada, beton dibor lebih dahulu kemudian dimasukkan suatu baut angker yang berlubang ulir ditengahnya, baut angker inilah yang berfungsi seperti insert yang ditanam beton. Selanjutnya batang penggantung pipa disekerupkan ke dalam lubang ulir dalam baut tersebut. Gambar 6. Contoh cara penggantung pipa-pipa tunggal

2. Penggantung bersama Apabila beberapa batang pipa akan dipasang sejajar dalam satu bidang horisontal (misalnya di bawah langit-langit dalam ruang mesin, koridor dan sebagainya), maka penggantung bersamalah yang paling tepat karena akan lebih mudah pemasangannya dan tampak lebih rapi. Penggantung bersama harus dibuat dari baja profil, dengan ukuran disesuaikan dengan perhitungan serta dengan jarak antara yang memenuhi syarat semua ukuran pipa yang akan digantung bersama. Gambar 7. Contoh cara-cara menggantung atau menumpu pipa-pipa bersama 3. Penggantung dan penumpu pipa tegak Penggantung dan penumpu pipa tegak harus dapat mencegah pipa tegak tersebut tidak merosot ke bawah. Dalam gedung bertingkat untuk pipa-pipa yang tegak berekspansi sebaiknya diikat pada setiap ketingian lantai agar berat pipa dapat dibagi ke setiap lantai. Pipa-pipa yang dapat berekspansi harus diikat dengan pada tempat-tempat tertentu, sedang pada tempat lainnya harus memungkinkan adanya gerakan pipa akibat ekspansi.

Gambar 8. Pengikatan pipa tegak 4. Penumpu pipa berekspansi Untuk pipa-pipa yang memungkinkan berekspansi misalnya pipa uap, air panas dan sebagainya harus dibuatkan suatu rol atau gelindingan yang sesuai dengan ukuran pipa agar pipa dapat bergerak sehingga tidak merusak pipa Gambar 9. Contoh penumpu dengan gelinding

5. Penumpu anti getaran Untuk mencegah perambatan getaran atau pukulan mencegah perambatan getaran atau pukulan dari mesin (misalnya pompa atau mencegah perambatan suara dari mesin tersebut melalui pipa, harus dipasang penumpu pipa yang anti getaran) Gambar 10. Contoh ikatan anti getaran untuk pipa tegak Gedung bertingkat tinggi

KESIMPULAN 1. Perencanaan diperlukan untuk menentukan jenis, jumlah dan tempat penggantung atau penumpu pipa 2. Kesalahan dalam menentukan letak, jenis dan jumlah penggantung atau penumpu pipa akan berakibat cepatnya kerusakan dalam isntalasi pipa tersebut. 3. Pemasangan penggantung atau penumpu pipa dibutuhkan tenaga yang berpengalaman di bidang perpipaan agar instalasi pipa dapat berfungsi maksimal. DAFTAR PUSTAKA 1. Dobrovolsky, K Zablonsky, A Text Book Machine Elements, Peace Publishers, Moscow. 2. Khurmi, JK Gupta, 1980, A Text Book of Machine Design, Eurasia Publishing House (Pvt) Ltd, New Delhi. 3. Popov, Zainul Astamar, 1991, Mekanika Teknik, Erlangga, Jakarta. 4. Raswari, 1986, Teknologi dan Perencanaan Sistem Perpipaan, Universitas Indonesia,Jakarta. 5. Soemono, 1985, Statika I, ITB, Bandung. 6. Soufyan, Morimura, 1984, Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, PT. Pradya Paramita, Jakarta. 7. Targ. S, A Short Course, Theoritical Mechanics, Foreign Languages Publishing House Moscow.