BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2012 T E N TA N G

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

No. 13/ 18 / DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 52 TAHUN 2006 TENTANG

9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 35 SERI E

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MIKRO PADA PT BPR CHARIS UTAMA JATIROGO TUBAN TUGAS AKHIR. Program pendidikan diploma III.

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

No. 13/ 16 / DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 17C TAHUN 2011 TENTANG

2. Bagaimanakah pelaksanaan (di Kantor Pusat dan Kantor Cabang) kebijakan perkreditan tersebut?

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

Tabel 1. Hasil Wawancara. Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian terkait dengan prosedur pemberian kredit mikro di PT BPR Charis

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MIKRO UTAMA PADA BANK BJB KANTOR CABANG CIANJUR

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2010

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BAB IV HASIL PENELITIAN

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BUPATI PENAJAM PASER UTARA 11 PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PINJAMAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Pinjaman Modal Usaha Dengan Pola Dana Bergulir di Kabupaten Penajam Paser Utara, perlu diatur standar pelayanan dengan peraturan bupati; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Program Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Pinjaman Modal Usaha Dengan Dana Pola Bergulir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara Di Propinsi Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 20; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4182). 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara republic Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

- 2-5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 8. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 14, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4812); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Penjam Paser Utara Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Urusan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Penjam Paser Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2008 seri E nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 6; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2009 Nomor 11); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 14 Tahun 2010 tentang Program Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Pinjaman Modal Usaha Dengan Pola Dana Bergulir (Lembaran Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 Nomor 14); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penyertaan Modal Daerah Kepada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Untuk Penguatan Modal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Lembaran Daerah Kabupaten Penajam Paser Tahun 2010 Nomor 19); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PINJAMAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA BERGULIR.

- 3 - Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Daerah adalah Kabupaten Penajam Paser Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara. 3. Bupati adalah Bupati Penajam Paser Utara. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. 5. Dinas Teknis adalah Dinas yang membidangi pelaksanaan program peningkatan ekonomi kerakyatan melalui pinjaman modal usaha dengan dana pola bergulir, yaitu Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Penajam Paser Utara yang membidangi dana Penguatan Modal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Dinas Pertanian, Perternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Penajam Paser Utara yang membidangi program kepemilikan Alat Mesin Pertanian (Alsintan). 6. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. 7. Fasilitas Dana Bergulir adalah fasilitas yang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara kepada seluruh masyarakat. melalui dua pola. Pertama adalah fasilitas dana bergulir kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kedua adalah fasilitas dana kepada petani dalam bentuk program kepemilikan alat mesin pertanian (Alsintan). 8. PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Ibadurrahman berkedudukan di Penajam Paser Utara selanjutnya disebut Bank, yang ditunjuk sebagai Pihak Ketiga untuk menyalurkan dana Penguatan modal Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dari Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara 9. Kolektibiltas adalah standar untuk menentukan kualitas pinjaman dana bergulir. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan Peraturan Bupati ini adalah menjadi acuan bagi Bank dan Dinas Teknis dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di daerah yang memerlukan program Peningkatan Ekonomi Kerakyatan melalui Pinjaman Modal Usaha dengan Dana Pola Bergulir. BAB III SISTEM PENGELOLAAN Pasal 3 (1) Bank mengelola dana dengan system Mudharabah Muqayyadah yaitu transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) adalah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha yang sesuai dengan syariah tetapi cakupannya dibatasi sesuai dengan permintaan pemilik dana dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara.

- 4 - (2) Cakupannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Dana Penguatan Modal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Dana Bergulir kepada Petani dalam bentuk program kepemilikan Alat Mesin Pertanian (Alsintan). (3) Dana yang dikelola Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat dana bergulir dan telah dipersiapkan oleh Pemerintah Daerah untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Petani. BAB IV TATA CARA PERMOHONAN Bagian Pertama Dana Penguatan Modal UMKM Pasal 4 Tata Cara pengajuan dana penguatan modal UMKN sebagai berikut: a. Masyarakat mengajukan permohonan ke Dinas Teknis. b. Bank akan melakukan survey dan menganalisa dengan memperhatikan kelayakan usaha pemohon serta data pendukung melalui Sistem Informasi Debitur (SID). c. Permohonan pembiayaan dapat diterima atau ditolak berdasarkan hasil survey dan melihat SID. d. Bank bersama-sama dengan Dinas Teknis akan menyetujui permohonan pembiayaan. e. Bank akan memanggil calon nasabah untuk dilakukan pengikatan pembiayaan sebelum dana dicairkan. Pengikatan pembiayaan akan dilakukan dengan dua cara yaitu pengikatan perjanjian dengan akad Islam dan akad di hadapan Notaris untuk mengikat jaminannya dengan biaya ditanggung calon nasabah. Bagian Kedua Program Kepemilikan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Pasal 5 Tata Cara pengajuan Program Kepemilikan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) sebagai berikut: a. Petani mengajukan permohonan ke Dinas Teknis. b. Bank akan melakukan survey dan menganalisa dengan memperhatikan kelayakan usaha pemohon dan data pendukung melalui Sistem Informasi Debitur (SID). c. Permohonan pembiayaan dapat diterima atau ditolak berdasarkan hasil survey dan melihat SID. d. Bank bersama-sama dengan Dinas Teknis akan menyetujui permohonan pembiayaan.

- 5 - e. Bank akan memanggil calon nasabah untuk dilakukan pengikatan pembiayaan sebelum dana dicairkan. Pengikatan pembiayaan akan dilakukan dengan dua cara yaitu pengikatan perjanjian dengan akad Islam dan akad dihadapan Notaris untuk mengikat jaminannya dengan biaya ditanggung calon nasabah. f. Dinas Teknis akan bernegosiasi dengan Pihak Ketiga terkait dengan pemenuhan kebutuhan, spesifikasi dan jenis alsintan permohonan petani. g. Bank akan membayarkan kepada Pihak Ketiga atas permohonan dari Dinas Teknis. h. Dinas Teknis yang memastikan mobilisasi, penyerahan barang Alsintan sampai kepada petani pemohon. Pasal 6 Persyaratan administrasi dan jaminan, proses pengecekan Kelengkapan Berkas dan SID, pengecekan lapangan dan proses aqad pembiayaan sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan bupati ini. BAB V MONITORING DAN EVALUASI Bagian Pertama Penggolongan Kolektibilitas Program UMKM Pasal 7 (1) Penerima dana akan dipantau keberlangsungan usahanya oleh dinas teknis ataupun dari pihak bank. (2) Penggolongan kolektibilitas dibagi menjadi 4 (empat), yaitu: a. Lancar bagi yang masih membayar rutin sampai dengan 6 bulan; b. Kurang Lancar apabila 6-12 bulan tidak membayar; c. Diragukan apabila 12-24 bulan tidak membayar; d. Macet apabila telah jatuh tempo dan atau lebih dari 24 bulan tidak membayar. Bagian Kedua Penggolongan Kolektibilitas Program Alsintan Pasal 8 (1) Penerima dana akan dipantau keberlangsungan usahanya oleh dinas teknis ataupun dari pihak bank.

- 6 - (2) Penggolongan kolektibilitas dibagi menjadi 4 (empat), yaitu: e. Lancar bagi yang masih membayar rutin sampai dengan 12-18 bulan; f. Kurang Lancar apabila 24 bulan tidak membayar; g. Diragukan apabila 36 bulan tidak membayar; h. Macet apabila telah jatuh tempo dan atau lebih dari 36 bulan tidak membayar. Bagian Ketiga Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pasal 9 (1) Dalam rangka penanganan pembiayaan bermasalah, Bank melakukan penagihan pembayaran kepada Nasabah melalui telepon, surat menyurat atau kunjungan ke rumah dan tempat usaha Nasabah. (2) Apabila nasabah tidak mampu melaksanakan kewajiban pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bank melakukan restrukturisasi pembiayaan atau penjualan jaminan sesuai aqad pembiayaan. (3) Restrukturisasi pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan antara lain dengan cara sebagai berikut: a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya, tidak termasuk perpanjangan atas pembiayaan mudharabah atau musyarakah yang memenuhi kualitas lancar dan telah jatuh tempo serta bukan disebabkan nasabah mengalami penurunan kemampuan membayar; b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan Pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank, antara lain meliputi: 1. perubahan jadwal pembayaran; 2. perubahan jumlah angsuran; 3. perubahan jangka waktu; 4. pemberian potongan. c. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan Pembiayaan yang antara lain meliputi: 1. penambahan dana fasilitas Pembiayaan baru; 2. konversi akad Pembiayaan; yang dapat disertai dengan penjadwalan kembali (rescheduling) atau persyaratan kembali (reconditioning). (4) Restrukturisasi pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maksimal dilakukan dalam 3 (tiga) kali.

- 7 - (5) Penerima dana dapat dihapus buku dan dihapus tagih setelah upaya pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dilakukan namun tetap tidak membuahkan hasil serta apabila mengalami halhal sebagai berikut: a. Gagal usaha dengan dibuktikan surat dari Kelurahan mengetahui Camat setempat; b. Telah membuat pernyataan tidak dapat melunasi pembiayaan. Bagian Keempat Prosedur Hapus Buku dan Hapus Tagih Pasal 10 (1) Bank tidak mempunyai wewenang untuk menghapus buku dan menghapus tagih pembiayaan masyarakat. (2) Bank melaporkan nasabah yang telah dilakukan upaya penanganan pembiayaan bermasalah sebagaimana diuraikan pada pasal sebelumnya tetapi tidak berhasil untuk dimasukkan pada nasabah yang layak untuk dihapus buku dan hapus tagih. (3) Setelah memahami dengan seksama data-data nasabah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), rapat Dinas Teknis/instansi terkait akan membahas data nasabah tersebut apakah menyetujui atau menolak hapus buku dan hapus tagih dari nasabah dimaksud. (4) Berita acara rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi dasar bagi Bank untuk melakukan hapus buku dan hapus tagih atas pembiayaan dimaksud. BAB VI PELAPORAN Pasal 11 (1) Dalam rangka pertanggungjawaban dan pengawasan pelaksanaan program peningkatan ekonomi kerakyatan melalui pinjaman modal usaha dengan dana pola bergulir, Bank membuat Laporan sebagai berikut: a. Laporan rekonsiliasi dana; b. Laporan penyaluran pembiayaan dana; dan c. Laporan Pembayaran Pendapatan Asli Daerah. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada: a. Bupati; b. DPRD; c. Dinas Teknis; dan d. Dinas Pendapatan Daerah.

- 8 - BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. Ditetapkan di Penajam pada tanggal 6 Oktober 2011 BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Ttd H. ANDI HARAHAP Diundangkan di Penajam pada tanggal 6 Oktober 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA, Ttd H. SUTIMAN BERITA DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA TAHUN 2011 NOMOR 22.

- 9 - Lampiran : PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR : 22 TAHUN 2011 TANGGAL : 6 OKTOBER 2011 I. PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN JAMINAN A. Persyaratan Administrasi a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Mengajukan Permohonan Kredit Hand Traktor Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Suami dan Istri yang masih berlaku Foto Copy Kartu Keluarga (KK) Foto Copy Jaminan Foto Copy Surat Nikah Foto Copy buku Tabungan Bank Ibadurrahman Surat Keterangan dari Kelurahan yang diketahui Kecamatan : 1. Keterangan Usaha 2. Keterangan Nilai/harga Jaminan 3. Keterangan Jaminan Tidak Sengketa (Dibuat dalam 1 (satu) Surat Keterangan Rekening Listrik, Rekening Air, Rekening Telepon (jika ada) Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penjamin Suami dan Istri serta Foto Copy Kartu Keluarga Penjamin (Jika Jaminan milik Orang Tua atau Saudara kandung) B. Jaminan 1. 2. 3. Jaminan Asli akan diserahkan pada Bank Ibadurrahman pada saat Akad Pembiayaan dilakukan Jaminan SHM (Surat Hak Milik) harus atas nama sendiri dan atau boleh atas nama Orang Tua atau Saudara kandung dibuktikan dengan Surat Kuasa bermaterai Rp. 6.000,- Jaminan Segel/SKT (Surat Keterangan Tanah) Kecamatan harus atas nama Sendiri dan atau boleh atas nama Orang Tua atau Saudara Kandung dibuktikan dengan Surat Kuasa bermaterai Rp.6.000,- II. PROSES PENGECEKAN KELENGKAPAN BERKAS DAN SID (Sistem Informasi Debitur) 1. 2. 3. Berkas Masuk ke Bank Ibadurrahman, dan petugas akan memeriksa kelengkapan berkas dan menyampaikan kepada Calon Nasabah. Mengecek Sistem Informasi Debitur (SID) untuk masing-masing nasabah, untuk melihat data pembiayaan nasabah yang pernah track record pada Bank lain atau lembaga lainnya. Dan Jika ternyata dari Infomasi tersebut ada Nasabah yang memiliki Angsuran Macet pada Bank Lain atau lembaga Lain maka Bank Berhak menolak permohonan tersebut. Berkas Lengkap dan SID tidak bermasalah maka nasabah siap untuk disurvey.

- 10 - III. PROSES SURVEY, ANALISA USAHA, TAKSASI JAMINAN (PENGECEKAN LAPANGAN) 1. 2. 3. 4. 5. Petugas Bank bersama-sama dengan Dinas Teknis melakukan survey dan mengecek kebenaran usaha, mengecek lokasi rumah atau tempat tinggal, mengecek lokasi jaminan, serta Bank akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait berkenaan dengan informasi nasabah. Petugas Bank juga akan berkoordinasi dengan Kelurahan/Desa untuk meminta beberapa surat pernyataan yang harus diketahui Kelurahan/Desa seperti Surat Keterangan Usaha, Surat Keterangan Jaminan Tidak Sengketa serta meminta daftar harga tanah kepada Kelurahan/Desa setempat sebagai dasar memutuskan nilai harga tanah wajar jaminan. Petugas Bank membuat perhitungan dan analisa terhadap semua pemohon pembiayaan, terutama menyangkut 5C (Character= Karakter, Capacity= Kemampuan mengembalikan pembiayaan, Collateral= Jaminan, Capital= Modal, Condition= situasi dan Kondisi). Petugas Bank juga akan mentaksasi atau menilai agunan yang diberikan termasuk administrasinya terutama berkenaan Nilai Jaminan, Posisi dan lokasi Jaminan dan hal-hal lain yang dianggap perlu. Komite Pembiayaan akan melakukan Rapat pembiayaan memutuskan disetujui atau tidak disetujuinya permohonan nasabah. IV. PROSES AKAD PEMBIAYAAN 1. Nasabah akan dipanggil melalui telepon atau surat agar ke kantor Bank Ibadurrahman untuk melakukan akad dengan membawa persyaratan yang telah ditentukan. 2. 3. Pada saat akad, Pemohon (nasabah), Istri Nasabah, Penjamin suami dan istri harus hadir, serta nasabah harus membawa jaminan asli dan materai Rp. 6.000,- sebanyak 5 (lima) lembar. Jika persyaratan yang diminta tidak dipenuhi maka akad pembiayaan akan dimundurkan sampai semua persyaratan lengkap atau nasabah menyatakan mengundurkan diri dengan membuat pernyataan pengunduran diri, maka akad pembiayaan menjadi batal. BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Ttd H. ANDI HARAHAP