BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

dokumen-dokumen yang mirip
I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1994 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1994 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 21 SERI E PERATURAN BUPATI KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 473 TAHUN 2010

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi SKPD. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

A. Tugas Pokok dan Fungsi / Tupoksi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) DINAS PENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO Tahun

DATA STATISTIK BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA BATUSANGKAR 2015

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Eksekutif

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN WAJO.

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI


WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

4. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR.

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1990 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU. dengan sebutan Badan atau Kantor dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM. kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan.

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN

b) Struktur Organisasi BKD Kabupaten Enrekang; SEKRETARIS Kasubag. Kabid. Mutasi /Informasi Pegawai Kasubid. Mutasi Tenaga Administrasi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI BAGIAN UMUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KARIR TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN LAHAT

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

2012, No

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 448 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA CIREBON

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOORDINATOR BIDANG PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 38/KEP/MK.

Pegawai 2,325,187, , , ,00 PEMBANGUNAN

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. diberdayakan, antara lain menyangkut Sumber Daya Air, Sumber Daya Alam dan

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN DIKLAT MAROS.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi Didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur, Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung Gubernur, dipimpin oleh seorang kepala, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik yaitu di bidang lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugasnya Badan Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dibentuk sesuai dengan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 1997, dan sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, BAPEDALDA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur berubah menjadi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Provinsi Jawa Timur, hal sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor : 8 Tahun 2001 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1997 Tentang Organisasi dan Tatakerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. Kemudian Didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah 14

Provinsi Jawa Timur, BAPEDAL berubah nama menjadi Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang merupakan unsur pendukung Gubernur, dipimpin oleh seorang kepala, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik yaitu di bidang lingkungan hidup, dengan demikian Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut : a. Kepala Badan b. Sekretariat, yang mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan. Sekretariat membawahi : 1) Sub Bagian Tata Usaha 2) Sub Bagian Penyusunan Program 3) Sub Bagian Keuangan c. Bidang Tata Lingkungan, yang mempunyai tugas menyusun perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan standardisasi, pengkajian lingkungan, laboratorium lingkungan, pembinaan teknis AMDAL, dan penataan kawasan berwawasan lingkungan. Bidang Tata Lingkungan membawahi: 1) Sub Bidang Standardisasi dan Pengkajian Dampak Lingkungan 2) Sub Bidang Bina Teknis AMDAL d. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan, yang mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidang pengawasan dan pengendalian pencemaran air, Pesisir dan laut, tanah, udara dan kerusakan lingkungan. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan membawahi: 1) Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Air dan Laut; 2) Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Tanah dan Udara e. Bidang Konservasi dan Pemulihan Lingkungan, yang mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi 15

pelaksanaan kebijakan di bidang konservasi sumber daya alam dan keaneka ragaman hayati, pemulihan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Bidang Konservasi dan Pemulihan Lingkungan membawahi: 1) Sub Bidang Konservasi Lingkungan; 2) Sub Bidang Pemulihan Lingkungan. f. Bidang Komunikasi Lingkungan dan Peningkatan Peran serta Masyarakat, yang mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidang komunikasi lingkungan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Susunan organisasi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Peningkatan Peran serta Masyarakat terdiri atas: 1) Sub Bidang Komunikasi Lingkungan; 2) Sub Bidang Peningkatan Peran Serta Masyarakat g. UPT Badan Pada saat tahun disusunnya Renstra ini Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Air Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur masih dalam proses. h. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional sampai saat ini sudah terbentuk. Walaupun hanya dalam bidang perpustakaan, untuk kedepan masih diperlukan jabatan fungsional lainnya untuk menampung personilpersonil dengan keahlian khusus antara lain PPNS dan PPLHD. Ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan dalam pembentukan Kelompok Jabatan Fungsional sebagai berikut : - Keputusan Presiden No. : 100 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional ; - Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.: 47/KEP/MENPAN/8/2002 tentang Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya ; - Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.: 145 Tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya ; 16

- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.: 146 Tahun 2004 tentang Pedoman Kualifikasi Pendidikan Untuk Jabatan Fungsional Pengendali Lingkungan ; - Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.: 147 Tahun 2004 tentang Kode Etik Profesi Pengendali Dampak Lingkungan ; - Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 62 Tahun 2004 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan. Struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada Gambar berikut: 17

18

2.2. Sumber Daya Manusia Adapun kualifikasi staf secara umum diasumsikan pada berbagai komposisi di BLH pada setiap level pada struktur organisasi tergantung pada banyak faktor yaitu: - Fungsi, prioritas dan beban kerja dari setiap Sub. Bidang, Sub Bagian di BLH. - Isu-isu dan Permasalahan lingkungan yang berkembang disetiap daerah - Arah dan Prioritas Program dan Kegiatan organisasi - Kemampuan anggaran - Ketersediaan personil dengan kualifikasi dan pengalaman yang di butuhkan. Berdasarkan pengalaman BLH Provinsi Jawa Timur, kualifikasi staf yang dibutuhkan pada setiap level adalah sebagai berikut : - Semua Kepala Bidang dan Kepala Sub Bidang Teknis seharusnya memiliki kualifikasi sesuai dengan bidang tugas dan paling tidak memiliki pendidikan Strata I. - Setiap Kepala Sub. Bagian pada Sekretariat seharusnya memiliki kualifikasi strata I dalam bidang perencanaan, hukum, keuangan, komunikasi dan administrasi/manajemen. - Staf di Sub Bidang teknis seharusnya 70% memiliki kualifikasi Strata I, 20% sertifikat diploma/sertifikasi training yang relevan dengan isu-isu lingkungan. Sedangkan 10% cukup berpendidikan SMU dan SLTP. - Kelompok fungsional di dalam organisasi BLH Provinsi 90% minimal berkualifikasi Strata I dan 10% cukup Diploma Teknik yang berkaitan dengan tugas fungsinya. Sosok Aparatur BLH hendaknya memiliki pengetahuan dan berbagai permasalahan lingkungan dan kemampuan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak, pengetahuan tentang sistem Fisika, Kimia, Biologi memahami dan berpengalaman dalam proses-proses Industri dan teknologi produksi bersih. Kemampuan dalam melakukan pengukuran berbagai parameter lingkungan. Selain itu juga harus mampu berkomunikasi secara efektif dan memberikan pelayanan informasi. 19

personil PNS, Tenaga Kontrak dan Outsorching Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Tahun 2009. Tabel 2.1 Karyawan PNS BLH Provinsi Jawa Timur Bagian Sekretariat 39 Bidang Pengembangan Tata Lingkungan 15 Bidang Pengawasan dan Pengendalian 18 Pencemaran Lingkungan Bidang Konservasi dan Pemulihan 12 Lingkungan Bidang Komunikasi Lingkungan dan 13 Peningkatan Peran serta Masyarakat 98 Tabel 2.2 Karyawan Tenaga Kontrak BLH Provinsi Jawa Timur Bagian Tenaga Kontrak Laboratorium 13 Tenaga Kontrak (Pemberkasan) 6 Tenaga Kontrak (Belum diangkat) 2 21 Tabel 2.3 Karyawan PNS Berdasarkan Pendidikan Pendidikan S2 24 S1 42 D3 4 SMA 22 SMP 4 SD 2 98 20

Grafik 2.1 Grafik Karyawan PNS Berdasarkan Pendidikan S2 25% SD 2% SLTP 4% SLTA 22% S1 43% D3 4% Tabel 2.4 Tingkatan Pangkat / Golongan PNS BLH Provinsi Jatim Gol/Ruang IV/d - IV/c 1 IV/b 4 IV/a 12 III/d 20 III/c 17 III/b 12 III/a 9 II/d 1 II/c 1 II/b - II/a 17 I/c 3 I/a 1 98 21

Tabel 2. 5 Eselon PNS BLH Provinsi Jatim Eselon II/a 1 III/a 5 IV/a 11 17 2.3. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana yang dimiliki BLH pada saat ini masih belum memadai untuk menjadikan BLH Provinsi Jawa Timur sebagai organisasi yang profesional. BLH Provinsi memiliki 1 mobil unit pengukuran udara yang dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain dalam keadaan rusak sedangkan untuk 2 unit mobil pengukuran kualitas air yang dilengkapi dengan peralatan sampling yang siap digerakan pada setiap saat kalau terjadi kasus-kasus pencemaran belum ada masih dialokasikan pada tahun anggaran 2009. Selanjutnya dari segi pengembangan sistem informasi BLH Provinsi Jawa Timur sudah memiliki website dengan nama www.blhjatim.net yang dapat diakses 24 jam oleh seluruh kalangan stakeholder dan masyarakat yang membutuhkan informasi berkenaan dengan masalah lingkungan. Dengan dukungan sarana Local Area Network (LAN), setiap bidang dapat saling tukar menukar data, mengakses internet, mencari dan menukar data dengan mudah guna menunjang kegiatan BLH Provinsi Jawa Timur. Pada Tahun 2009 telah disetujui pembangunan Gedung Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan senilai Rp. 12 milyar secara multiyears sesuai dengan Surat Gubernur tanggal 14 September 2009 No. 050/14099/022/2009 perihal persetujuan Ijin Kontrak Tahun Jamak (Multi Years). Melalui P-APBD tahun 2009 anggaran untuk pembangunan Gedung Lab. Adalah Rp. 2,3 milyar, dan melalui APBD 2010 dianggarkan Rp. 5 milyar, sedangkan sisanya akan dianggarkan melalui P-APBD 2010 senilai 4,7 milyar. 22

2.4. Anggaran Anggaran BAPEDAL Tahun 2006 sampai dengan 2008 dapat dilihat dalam Tabel Anggaran. Tabel 2.6 Anggaran BAPEDAL Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2008 No Tahun Belanja Aparatur Belanja Pelayanan Publik 1 2004 1.748.265.000 6.455.313.500 8.203.578.500 2 2005 4.987.745.600 14.122.570.750 19.110.316.350 3 2006 5.945.710.450 15.948.103.750 21.893.814.200 Tahun BTL (Belanja Tidak Langsung) BL (Belanja Langsung) 4 2007 3.437.580.500 13.699.501.025 17.137.081.525 5 2008 4.510.183.000 17.251.393.750 21.761.576.750 23

Grafik 2.2 Grafik Anggaran 25.000.000.000 Grafik Anggaran Badan Lingkungan Hidup 2004 2008 20.000.000.000 Rupiah 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0 1 2 3 4 5 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Aparatur / BL 1.748.265.00 4.987.745.60 5.945.710.45 3.437.580.50 4.510.183.00 Publik / BL 6.455.313.50 14.122.570.7 15.948.103.7 13.699.501.0 17.251.393.7 8.203.578.50 19.110.316.3 21.893.814.2 17.137.081.5 21.761.576.7 Mengingat masih terbatasnya kemampuan anggaran tersebut, maka pendanaan alternatif dapat diperjuangkan sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, antara lain melalui skema DNS (Debt for Nature Swap), CDM (Clean Development Mechanism), Trust Fund Mechanism dan Green Tax. Selain itu dapat pula dikembangkan alternatif pendanaan dari dalam negeri dengan mengembangkan berbagai mekanisme pengelolaan melalui lembaga keuangan maupun lembaga independen lainnya. 24