PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI SMP KOTA BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI SMP KOTA BENGKULU*

ffi s#tr F.:' *Et I-. )a H. Et ils relsle E8E, G;S J z l-l E-qz :-c! F-sEI irq t{j ils i-}tizu E + :.q + tio ss-8 Ea-s E.: ?=--' o--]'o fc-c)c lr)

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 2 LUHAK NAN DUO

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

Septi Lilis Suryani dan Eko Hariyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya. Key Words : academic skill, guided discovery, learning output, heat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Oleh: Ratna Meinar Rahayu

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1, Februari 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Natar

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF COURSE REVIEW HORAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 11 PADANG Oleh: ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

Oleh: Sesna Fitri*), Rahmi**), Zulfitri Aima**)

THE EFFECT OF IMPLEMENTATION PROBLEM BASED LEARNING TOWARD OF STUDENT S MATHEMATICAL OF X GRADE AT SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis siswa melalui

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

P - 63 KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DOLO

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MTs SE KECAMATAN SUTERA

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE ROUND ROBIN

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 PARIAMAN.

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari

Miftakhul Ilmi Progam Studi Pendidikan Matematika Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 PARIAMAN

PENGARUH TEKNIK CAWAN IKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BAYANG

ABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Matematika, Matematika Realistik, komunikasi matematika.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Ketapang. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Ketapang yang

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Vol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Shinta Sari 1), Sri Elniati 2), Ahmad Fauzan 3) Abstract

Anggraini, Jufri, & Juliati p-issn: ; e-issn: Padang, Sumatera Barat, Indonesia

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

Lutvi Dwi Aprilia dan Supardiyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango

Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Mahasiswa pada Mata Kuliah Kalkulus III

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 10 PADANG

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH IDEAL SETTING NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Keywords: Math Learning Outcome,Student s Learning Activity, Learning Starts With A Question

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 23 PADANG

Transkripsi:

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI SMP KOTA BENGKULU Effie Efrida Muchlis Program Studi Matematika JPMIPA FKIP Universitas Bengkulu, Jl Raya Kandang Limun, Bengkulu, Telp (0736) 28116 Abstrak Problems of this research is lowering him ability of problem solving of student of SMP in town of Bengkulu. To solve problem, hence done by research by applying study base on the problem of study of mathematics.through chosen experiment method of SMPN 11 town of Bengkulu as sampel in this research. Class of VII-B as class for the test-drive of instrument, class of VII-C as experiment class, and class of VII-A as control class. At experiment class done by study base on problem, while at control class done by] study of habit. Obtained result as follows: 1). Ability of problem solving of taught student pass study base on problem better than taught student pass study of habit, with mean score equal to 5,83. 2). Student attitude to study base on very good problem with mean score equal to 3,4 3.3). Counted 85% student, active in following study base on problem. Pursuant to research result, suggested that by mathematics teacher of SMP in town of Bengkulu to be using study base on problem to improve ability of problem solving. Key word : Problem Solving, study base on the problem. PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembelajaran matematika yang ingin dicapai melalui pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama pada Kurikulum 2004 adalah mengembangkan kemampuan pemecahan masalah (Depdiknas, 2003: 6). Menurut Branca dalam Sumarmo (2000), pemecahan masalah merupakan tujuan umum dalam pengajaran matematika, bahkan sebagai jantungnya matematika. Kemampuan pemecahan masalah sangat penting bagi siswa, karena siswa akan dihadapi dengan permasalahan yang tidak dapat secara langsung ditemukan penyelesaiannya, baik masalah yang terdapat di dalam kelas maupun yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari siswa. Menurut Setiawati (2005: 18), masalah dalam matematika diartikan sebagai suatu situasi atau keadaan di mana seseorang tidak dapat menjawab dengan cara atau kebiasaan yang berlaku. Untuk dapat memecahkan suatu masalah matematika (soal atau masalah non-rutin) diperlukan strategi pemecahan masalah sebagai berikut: 1. draw a picture, 2. guess and check, 3. look for a pattern, 4. mark a chart/table, 5. make a list, 6. make a model, 7. work backwards, dan 9. write a number sentence. Melaluipembelajaran matematika konvensional yaitu pembelajaran matematika yang digunakan saat ini, kemampuan pemecahan masalah tidak dapat tercapai. Karena pembelajaran matematika yang digunakan saat ini lebih sering menggunakan masalah (soal) yang bersifat rutin dan penyajian materinya tidak menantang siswa untuk melakukan kegiatan eksplorasi, eksperimen, inkuiri, konjektur, generalisasi maupun abstraksi. Pengaruh Pembelajaran.(Effie Efrida Muchlis) 95

Sehingga kemampuan siswa tidak berkembang dalam hal draw a picture, guess and check, look for a pattern, mark a chart/table, make a list, make a model, work backwards, dan write a number sentence. Pembelajaran matematika yang diduga dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning). Menurut Forgty (1997), pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan suatu pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan masalah dunia nyata di mana masalahnya tidak terstruktur denga baik (ill-structured), terbuka (open-ended), atau ambigu (ambigous). Melalui masalah dunia nyata yang tak struktur tersebut, siswa tertantang untuk melakukan analisis masalah, membuat model, melakukan kegiatan eksperimen untuk menemukan penyelesaiannya. Aktifitas matematika (doing mathematics) yang dilakukan siswa dalam pembelajaran berbasis masalah akan membentuk kemampuan pemecahan masalah. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP di Kota Bengkulu. populasi sebanyak 20 SMP yang terdapat di Kota Bengkulu diambil sampel secara acak yaitu SMPN 11 kota Bengkulu. Dari tiga kelas VII ditetapkan secara acak diperoleh kelas VII-C sebagai kelas eksperimen, kelas VII-A sebagai kelas kontrol, dan kelas VII-B sebagai kelas uji coba. Pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran berbasis masalah, sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Desain Penelitian Desain penelitiannya adalah the randomized pretest-posttest control group desaign dengan perlakukan berupa pembelajaran berbasis masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Orientasi siswa pada masalah : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktifitas penyelesaian masalah. (2) Mengorganisir siswa untuk belajar : Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisir tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. (3) Membimbing investigasi individual : Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan observasi, untuk menyelesaikan masalah. (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya : Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah : Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap investigasi mereka dan proses yang mereka gunakan Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri atas variabel bebas adalah pendekatan pembelajaran, sedangkan variabel terikatknya adalah kemampuan pemecahan masalah dan sikap. Pengembangan Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini terdiri dari instrumen kemampuan pemecahan masalah, pedoman pengamatan, dan angket sikap siswa terhadap Teknik Pengumpulan Data Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMPN 11 Kota Bengkulu dilakukan tes. Untuk mengetahui aktifitas siswa Exacta, Vol.5, No.2, Dese 2007 : 95-99 96

dalam kegiatan pembelajaran berbasis masalah digunakan pedoman pengamatan. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah digunakan angket sikap dengan menggunakan skala Likert. Analisis Data Data tentang kemampuan pemecahan masalah siswa berupa data skala interval. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Sedangkan data tentang aktifitas siswa dalam pembelajaran berbasis masalah dan data tentang sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah dianalisis secara kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengembangan Instrumen Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu: 1. instrument tentang kemampuan pemecahan masalah, pedoman pengamatan, dan sikap siswa terhadap Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas VII-B, guru matematika SMPN 11 Kota Bengkulu, dan ahli pendidikan matematika dari Universitas Bengkulu. Hasil uji coba instrument sebagai berikut: 1. Instrumen tentang kemampuan pemecahan masalah Instrumen ini terdiri atas 10 item. Setelah dilakukan uji coba diperoleh 7 item yang valid. Perhitungan reliabilitas perangkat tes menggunakan metode belah dua (split half methods), diperoleh nilai r 11 = 0,7106 yang termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi. Dengan demikian, perangkat tes tersebut reliabel. 2. Pedoman pengamatan Pedoman pengamatan terdiri atas 17 pernyataan yang divalidasi oleh 3 orang ahli pendidikan matematika dari FKIP Universitas Bengkulu. Dari hasil validasi ke tiga ahli tersebut diperoleh bahwa 17 pernyataan tersebut berkesimpulan valid. 3. Instrumen tentang sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah Instrumen sikap terdiri atas 9 pernyataan, baik pernyataan positif dan negatif terhadap pembelajaran berbasis masalah. Analisis sikap menggunakan skala Likert. Hasil analisis skala sikap disajikan berkesimpulan diterima. Hasil Analisis Data Normalitas dan homogenitas data Uji normalitas data menggunakan uji chi-kuadrat, sedangkan uji homogenitas data menggunakan uji varians. Hasil perhitungan diperoleh nilai chikuadratnya sebesar 4,428 lebi kecil dari chi-kuadrat table sebesar 7,810 pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Pada uji homogenitas, diperoleh F hitung = 1,10 lebih kecil dari F tabel = 2,15 pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti, kedua kelompok penelitian homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, diperoleh bahwa distribusi data normal dan kedua kelompok penelitian homogen. Oleh karena itu digunakan uji-t untuk menguji hipotesis penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut: Hipotesis penelitian, Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan pemecahan pembelajaran biasa. H 1 : Ada perbedaan kemampuan pemecahan pembelajaran biasa. Pengaruh Pembelajaran.(Effie Efrida Muchlis) 97

Taraf nyata (α) dan t tabel : Taraf nyata yang digunakan (α) adalah 0,05, Nilai t tabel dengan derajar bebas (db) = n 1 = 35 1 = 34 adalah 2,042. Kriteria pengujian : H 0 diterima, apabila t hitung 2,042 dan H 0 ditolak, apabila t hitung > 2,042 Uji statistic. Hasil perhitungan uji-t diperoleh t hitung = 2,69 lebih besar dari t tabel (2,042) pada taraf nyata 0,05. Karena t hitung lebih besar dari t tabel maka H 0 ditolak dan menerima H 1 yaitu Ada perbedaan kemampuan pemecahan pembelajaran biasa. Karena skor ratarata postes kelompok eksperimen (6,58) lebih besar dari skor rata-rata postes kelompok kontrol (4,67), maka pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada pembelajaran biasa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Awalnya kemampuan pemecahan masalah ke dua kelompok sangat rendah dengan skor rata-rata 3,2 untuk kelompok eksperimen dan 3,65 untuk kelompok kontrol. Salah satu faktor penyebabnya adalah pembelajaran matematika yang dilakukan saat ini sangat kurang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini terlihat dari kurangnya guru membahas aspek kemampuan pemecahan masalah dan kurang memberikan soal-soal non-rutin kepada para siswanya. Guru sering memberikan soal-soal rutin kepada para siswanya, seperti: Hitunglah: a. 125 x 48 = b. 1190 : 14 = c. 6176 + 309 = d. 14203 796 = Guru matematika kurang memberikan soal-soal yang non-rutin, seperti: Tentukan dua bilangan, yang hasil kalinya 1000. Kedua kelompok penelitian memiliki kondisi kemampuan pemecahan masalah yang sama yakni rendah, dengan skor rata-rata sebesar 3,425. Melalui pembelajaran berbasis masalah, kemampuan pemecahan masalah siswa dapat ditingkatkan sebesar 2,63, yakni dari 3,2 menjadi 5,83. Sedangkan melalui pembelajaran biasa kurang terjadi peningkatan, yakni dari 3,65 menjadi 3,79. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah sebesar 2,63 tersebut disumbangkan dari komponen kemampuan membuat gambar, kemampuan menebak dan mengecek, kemampuan menentukan suatu pola, kemampuan membuat tabel, kemampuan membuat daftar, kemampuan membuat model, kemampuan melakukan refleksi, dan kemampuan menulis kalimat matematika. Semua komponen pemecahan masalah siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pembelajaran biasa. Sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah : Dengan menggunakan skala Likert, diperoleh skor rata-rata sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah sebesar 3,4 yang termasuk dalam kategori siswa senang terhadap Mereka merasa tertantang dalam memecahkan suatu persoalan, karena soal-soal yang diberikan memerlukan kreatifitas untuk dapat memecahkannya. Selain itu, pembelajaran berbasis masalah membuat mereka kaya terhadap berbagai persoalan matematika maupun persoalan kehidupan seharihari. Aktifitas siswa dalam pembelajaran berbasis masalah : Selama berlangsung pembelajaran Exacta, Vol.5, No.2, Dese 2007 : 95-99 98

berbasis masalah, sebagian besar (85%) siswa aktif dalam mengikuti Mereka aktif dalam menyampaikan gagasan penyelesaian masalah. Berbagai variasi penyelesaian masalah dimunculkan oleh siswa. Mereka saling berdiskusi dan tidak segansegan bertanya maupun menyanggah hal-hal yang tidak sesuai dengan pendapatnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang diajar melalui pembelajaran biasa. Kemampuan pemecahan masalah tersebut terdiri atas kemampuan membuat gambar, menebak dan mengecek, menentukan pola, membuat tabel, membuat daftar, membuat model, melakukan refleksi, dan menulis kalimat matematika. Para siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah sangat baik. Mereka senang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada para guru matematika SMP di kota Bengkulu khususnya dan di provinsi Bengkulu pada umumnya, agar menggunakan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Saran lain, agar dilakukan penelitian lanjut yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis masalah, dengan cara mendalami aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah. DAFTAR PUSTAKA Barrows, H.S. (1985). How to design a problem-based curriculum for the preclinical years. New York: Springer Publishing Company. Depdiknas (2003). Kurikulum SMP Mata Pelajaran Matematka. Jakarta: Depdiknas. Diknas Bengkulu (2006). Laporan Pendidikan. Bengkulu: Diknas Provinsi Bengkulu. Forgaty, R. (1997). Problem-Based Learning and Other Curriculum Models for the Multiple Intellegences Classroom. Australia: Hawker Brownlow Education. Hasanah, A. (2004). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah yang Menekankan pada Representasi Matematik. Disertai. Bandung: tidak dipublikasikan. Howey, K.R. (2001). Contextual Teaching and Learning: Preparing Teacher to Enhance Student Success in the Work Place and Beyond. Washington: ERIC Clearinghouse on Teaching and Teacher Education. Ibrahim, M. dan Nur, M. (2000). Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: UNESA University Press. Kennedy, L.M. dan Tipps, S. (1994). Guiding Children s Learning of Mathematics (7 th ed.). California: Wadsworth. Newmann, F.M. dan Wehlage, G.G. (1993). Five standards of authentic instruction. Educa tional Leadership, April, 8-12. Pengaruh Pembelajaran.(Effie Efrida Muchlis) 99