GERAKAN GEMAR MAKAN BUAH DAN SAYUR (GEMABYUR) DALAM PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO HIPERTENSI DI DUSUN SABRANG GIRIPURWO PUSKESMAS GIRIMULYO I 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM ANTI STROKE DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RSUD Dr. TJITROWARDOJO. Disusun Oleh : AYU GITA SWARI, S.Kep

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

Obat Diabetes Paling Ampuh

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

Diet Hipertensi, Diabetesi Tetap Minum Obat Herbal Untuk Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronik yang tidak. umumnya berkembang lambat. Empat jenis PTM utama menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

Transkripsi:

GERAKAN GEMAR MAKAN BUAH DAN SAYUR (GEMABYUR) DALAM PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO HIPERTENSI DI DUSUN SABRANG GIRIPURWO PUSKESMAS GIRIMULYO I 2015 Oleh: Dartin, AMG A. LATAR BELAKANG Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk, dan meningkatkan risiko penyakit infeksi, dan penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Lebih separuh dari semua kematian di Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. Hasil riskesdas tahun 2013 penyakit hipertensi di DIY menduduki peringkat ke tiga, sedangkan konsumsi sayur dan buah yang kurang sebesar 93,5 %, tinggi penyedap 77,3 %, tinggi lemak 40,7 %, makanan asin 26,2 %. Hasil dari laporan 1

tahunan 10 besar penyakit di Puskesmas Girimulyo I yaitu pada tahun 2010 sampai tahun 2012 hipertensi menduduki peringkat pertama. Tahun 2013 sampai tahun 2014 hipertensi menduduki peringkat kedua. Hasil penjaringan CVD (Cardio Vascular Disease) tahun 2014 di Puskesmas Girimulyo I juga menunjukkan bahwa kurang konsumsi buah dan sayur sebesar 92%. Dengan rendahnya konsumsi buah dan sayur di wilayah Puskesmas Girimulyo I akan meningkatkan faktor resiko dari penyakit hipertensi. Oleh karena itu perlu suatu kegiatan agar masyarakat mengetahui pentingnya makan buah dan sayur serta mengkonsumsinya setiap hari sesuai dengan kebutuhan. Hal ini yang melatar belakangi munculnya kegiatan GEMABYUR (gerakan makan buah dan sayur). Kegiatan ini dilaksanakan di dusun Sabrang Desa Giripurwo karena dari 95 pasien CVD yang paling banyak di dusun Sabrang sebanyak 15 orang menderita hipertensi dan hasil food frekuensi ternyata faktor kebiasanan makan buah dan sayur masih dibawah anjuran. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Memberikan pelayanan gizi yang optimal pada pasien hipertensi 2. Tujuan Khusus a. Mewujudkan dan mempertahankan derajat/status kesehatan pasien hipertensi. b. Meningkatkan pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang manfaat buah dan sayur. c. Membiasakan pasien hipertensi sering makan buah dan sayur. d. Mengubah perilaku masyarakat agar mengkonsumsi sayur dan buah sesuai anjuran gizi seimbang 2

C. MANFAAT 1. Bagi Pasien akan memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan tetap optimal. 2. Bagi masyarakat akan memperoleh pelayanan gizi secara optimal. 3. Bagi tenaga kesehatan Sebagai dasar dalam melakukan upaya tindak lanjut pencegahan faktor resiko hipertensi. D. SASARAN Jumlah sasaran sebanyak 15 orang. E. TARGET 1. Pasien hipertensi yang mendapat pendampingan kadar tekanan darahnya terkontrol 80 %. 2. Terbentuknya kebiasaaan gemar makan buah dan sayur setiap hari. F. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri. Secara umum hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi didalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tingggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih 3

rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmhg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh (Ruhyanudin, Faqih, 2007). Klasifikasi atau penggolongan tekanan darah pada orang dewasa sebagai berikut : Tabel 1. Klasifikasi/Penggolongan Tekanan Darah Pada Orang Dewasa 2. Penyebab Beberapa penyebab dari banyaknya kasus hipertensi ini tidak diketahui secara pasti dan cenderung hipertensi tersebut datang secara tiba-tiba tanpa gejala sebelumnya. Untuk mengetahui penyebab tekanan darah tinggi, akan lebih mudah jika kita membaginya menjadi dua antara lain : Hipertensi primer (esensial) Untuk kebanyakan orang dewasa, tidak terdapat identifikasi penyebab dari tekanan darah tinggi. Tipe tekanan darah tinggi ini, disebut hipertensi essential atau hipertensi primer, cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun. Hipertensi sekunder Beberapa orang mengalami hipertensi karena kondisi/gangguan yang merupakan penyebab utama (underlying conditon). Tipe tekanan darah tinggi ini, disebut tekanan darah tinggi sekunder, cenderung muncul tibatiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dari pada hipertensi 4

primer. Berbagai kondisi dan pengobatan dapat menyebabkan hipertensi sekunder, termasuk di antaranya : a. Faktor genetik atau keturunan Faktor keturunan memang selalu memainkan peranan penting dari timbulnya suatu penyakit yang dibawa oleh gen keluarga. Bila salah satu anggota keluarga atau orang tua memiliki tekanan darah tinggi, maka anak pun memiliki resiko yang sama dan bahkan resiko tersebut lebih besar dibanding yang diturunkan oleh gen orang tua. b. Usia Usia juga mempengaruhi tekanan darah seseorang, semakin bertambahnya usia maka tekanan darah pun akan semakin meningkat. Namun usia yang semakin tua pun tekanan darah dapat dikendalikan dengan tetap menjaga pola asupan makan, rajin berolahraga dan melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah. c. Garam Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatan tekanan darah secara cepat. Ditambah pada mereka yang sebelumnya memiliki riwayat terhadap penyakit diabetes, hipertensi ringan dan mereka yang berusia diatas 45 tahun. d. Kolesterol Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun pada dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang dipenuhi dengan kolesterol ini akan mengalami penyempitan dan mengakibatkan tekanan darah pun meningkat. 5

e. Obesitas/kegemukan Seseorang yang memiliki berat tubuh berlebih atau kegemukan berpotensi besar terserang penyakit hipertensi. f. Stress Stress dapat memicu suatu homron dalam tubuh yang mengendalikan pikiran seseorang. Jika mengalami stress hal tersebut dapat mengakibatkan tekanan darah semakin tinggi dan meningkat, tak hanya itu mampu mempengaruhi mood atau perasaan seseorang terhadap suatu emosi jiwa. g. Rokok Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup berbahaya yang terdapat pada rokok juga memberikan peluang besar seseorang menderita hipertensi terutama pada mereka yang termasuk dalam perokok aktif. Tak hanya mengkibatkan hipertensi, zat rokok yang terhirup dan masuk ke dalam tubuh akan meningkatkan resiko pada penyakit diabetes mellitus, serangan jantung dan stroke. h. Kafein Kafein banyak terdapat pada kopi, teh dan minuman bersoda. Kopi dan teh jika dikonsumsi melebihi batasan normal dalam penyajian akan mengakibatkan hipertensi. Sebenarnya kopi memiliki manfaat yang baik bagi tubuh terutama bagi pria dewasa dalam hormon seksualnya, begitu pula dengan teh mengandung antioksidan yang sangat baik dan diperlukan oleh tubuh. Untuk itu batasi asupan minum kopi dan teh minimal 1 cangkir = 100ml. 6

i. Minuman beralkohol Minuman beralkohol seperti bir, wiski, minuman yang dibuat dari ragi, tuak dsb. Minuman alkohol ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. j. Kurang olahraga Kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga membuat organ tubuh dan pasokan darah maupun oksigen menjadi tersendat sehingga meningkatkan tekanan darah. Dengan melakukan olahraga teratur sesuai dengan kemampuan dapat menurunkan tekanan darah tinggi. 3. Pencegahan dan Pengobatan hipertensi Penerapan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan bernutrisi, olahraga teratur, tidak merokok, dan menghindari minuman keras bisa mencegah tekanan darah tinggi. Makanan Untuk menurunkan tekanan darah, konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya akan serat seperti roti gandum dan beras merah. Selain itu, buah dan sayuran yang tinggi kandungan seratnya juga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Usahakan untuk mengonsumsi buah dan sayuran secukupnya. Kurangi konsumsi garam di dalam makanan Anda. Usahakan untuk makan kurang dari 6 gram garam per hari, yaitu sekitar satu sendok teh. Garam dapat meningkatkan tekanan darah Anda. Makin banyak makan garam, maka makin tinggi tekanan darah Anda. 7

Berat Badan Mengurangi berat badan hanya beberapa kilo akan membuat perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan. Jantung akan bekerja lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh ketika Anda memiliki berat badan yang berlebih. Risiko tekanan darah tinggi akan meningkat. Olahraga Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga, dan beraktivitas secara teratur perlu dilakukan. Hidup aktif juga bisa membantu menurunkan berat badan Anda. Setiap minggu, bagi orang dewasa beraktivitas dengan intensitas menengah seperti bersepeda atau jalan cepat, setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3 jam. Aktivitas yang dilakukan harus membuat Anda berkeringat dan sedikit kehabisan napas. Bagi orang gemuk, berjalan mendaki sudah bisa merasakan efek itu. Olahraga apa pun bisa termasuk dalam aktivitas fisik, bahkan berjalan atau merawat taman. Terapi Relaksasi Tekanan darah bisa dikurangi dengan terapi relaksasi dan olahraga: Yoga, meditasi, atau manajemen stress Terapi Perilaku Kognitif (CBT), berfokus pada bagaimana pikiran dan keyakinan bisa memengaruhi cara Anda merasakan dan menghadapi masalah. Tanyakan kepada dokter Anda mengenai cara mendapatkan terapi ini. 8

Minuman keras Risiko tekanan darah akan meningkat jika Anda mengonsumsi minuman keras terlalu sering dan berlebihan, tapi dengan mengikuti rekomendasi yang ada, maka risiko tersebut bisa dikurangi. Perhatikanlah bahwa: Pria tidak disarankan minum lebih dari 3-4 unit (2 hingga 2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7%) per harinya Wanita tidak disarankan minum lebih dari 2-3 unit (maksimal 2 kaleng bir berkadar alkohol 4,7%) per harinya Kandungan kalori yang tinggi di dalam alkohol juga bisa menambah berat badan Anda. Dengan kata lain bisa menjadikan risiko tekanan darah menjadi lebih tinggi. Merokok Seperti halnya tekanan darah tinggi, merokok bisa membuat arteri Anda menyempit. Merokok tidak menyebabkan tekanan darah tinggi secara langsung, tapi membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke. Jika Anda merokok dan memiliki tekanan darah tinggi, arteri anda akan menyempit lebih cepat dan risiko terkena penyakit jantung atau paru-paru akan meningkat secara drastis. 9

Kafein Kurangi konsumsi minuman seperti kopi, teh, cola, dan minuman berenergi lain yang mengandung banyak kafein. Yang lebih penting, sebaiknya sumber cairan Anda tidak hanya berasal dari minuman di atas. Karena minum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko tekanan darah Anda. Teh dan kopi tetap bisa menjadi bagian dari diet yang berimbang. 10

G. HASIL KEGIATAN 1. Pola Makan Grafik 1. Pola Makan Gizi Seimbang Pada Penderita Hipertensi Tahun 2012 s.d. 2014 Bila dilihat dari pola makan pasien, diketahui bahwa pada tahun 2012 jumlah pasien yang telah memiliki pola makan dengan gizi seimbang sebesar 49 %, kemudian pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi sebesar 53,3 % dan pada tahun 2014 sebesar 64 %. 2. Konsumsi Sayur Grafik 2. Konsumsi Sayur Pada Penderita Hipertensi Tahun 2012 s.d. 2014 11

Kebiasaan mengkonsumsi sayuran dalam jumlah cukup mengalami peningkatan cukup signifikan selama tahun 2012 hingga tahun 2014 yaitu sebesar 56,9 % pada tahun 2012, tahun 2013 sebesar 65,7 % dan tahun 2014 sebesar 78,6 %. Hal tersebut menunjukkan terjadi perubahan perilaku pasien untuk mengkonsumsi sayuran dalam jumlah dan frekeunsi yang cukup. 3. Konsumsi Buah Grafik 3. Konsumsi Buah Pada Penderita Hipertensi Tahun 2012 s.d. 2014 Perilaku konsumsi buah dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang ditunjukkan pada grafik di atas.tahun 2012 sebesar 45,7 % pasien mengkonsumsi buah dalam jumlah cukup, selanjutnya tahun 2013 sebesar 77 % dan tahun 2014 sebesar 83,3 %. 12

4. Status Gizi Grafik 4. Status Gizi Penderita Hipertensi Tahun 2012 s.d. 2014 Grafik diatas memperlihatkan bahwa pada tahun 2012 sebagian besar pasien hipertensi memiliki status gizi baik yaitu sebesar 56,9 %. Tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun 2013 mayoritas pasien hipertensi yang berkunjung berstatus gizi baik yaitu sebesar 77 %. Selanjutnya pada tahun 2014 jumlah pengunjung yang berstatus gizi baik sebesar 34,6 %.. 5. Status Hipertensi Grafik 5. Status Hipertensi Tahun 2012 s.d. 2014 13

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada awal pelaksanaan kegiatan yaitu tahun 2012, hampir seluruh pasien menderita hipertensi yaitu sebesar 90,7 %. Tahun berikutnya yaitu tahun 2013, jumlah penderita hipertensi berkurang menjadi sebesar 69,8 % dan semakin menurun pada tahun 2014 sebesar 52 %. 14

H. PELAKSANAAN A. Pelaksana Untuk melaksanakan kegiatan dibentuk tim pelaksana di masing-masing jenjang sebagai berikut : 1. Tingkat Wilayah/Puskesmas Dilaksanakan oleh TIM CVD Penanggungjawab Ketua Sekretaris Anggota : Kepala Puskesmas : dr. Rayung Defilani : Nuryatini, SKM : Dartin, Anisa N Siti M Tim bersifat koordinatif, bertanggungjawab pada koordinasi di tingkat kecamatan/puskesmas. 2. Tingkat desa Penanggungjawab Ketua Sekretaris Anggota : Kepala Desa : Etika F (Bidan desa) : Supiyanta : Parjiyem Kus Awalatun Sutani B. Tempat Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan di dusun Sabrang rumah Bapak Karno. 15

C. Waktu Pelaksanaan Kegiatan dimulai bulan Februari 2014 sampai dengan April 2015 dengan mengoptimalkan pertemuan selama sebulan sekali tiap sabtu minggu kedua. Kegiatan dimulai dari pukul 15.30 sampai dengan 17.00 WIB. D. Anggaran Kegiatan dilaksanakan dengan dana BOK dan swadaya masyarakat. E. Kegiatan 1. Sosialisasi dan kampanye GEMABYUR 2. Pengukuran antropometri 3. Free Drink 4. Demo Masak 5. Penyuluhan Gizi dan Kesehatan 6. Evaluasi program F. Jadwal Jadwal kegiatan tahun 2015 : NO KEGIATAN WAKTU per bulan Januari Februari Maret April 1 Sosialisasi dan kampanye GEMABYUR V 2 Pengukuran antropometri V V V V 3. Free Drink V V V V 4. Demo masak V V V V 5. Penyuluhan Gizi dan Kesehatan V V V V 6. Evaluasi program V 16

17

G. KESIMPULAN Setelah dilakukan evaluasi terhadap pemakaian KARTU GEMABYUR pada kelompok binaan faktor risiko di Dusun Sabrang, banyak hal positif yang dapat dirasakan antara lain : 1. Status kesehatan meningkat. 2. Perubahan perilaku untuk mengkonsumsi buah dan sayur dengan porsi yang sesuai pedoman gizi seimbang. 3. Meningkatnya kesadaran untuk cek kesehatan rutin di Puskesmas termasuk konsultasi gizi. Hal itu bisa mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.karena kesehatan merupakan salah satu unsur dalam pembangunan nasional yang berguna untuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia. H. PENUTUP Dengan senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan memohon dukungan serta partisipasi dari semua pihak, semoga kegiatan ini dapat berhasil guna dan berjalan sesuai dengan rencana. Atas partisipasi dan bantuan dari semua pihak diucapkan terima kasih. 18

I. DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. 2014. Pedoman PAGT. Jakarta: Dirjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI. 2014. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas. Jakarta: Dirjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Dirjen Bina Gizi dan KIA 19