I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

KERAGAAN, KERAGAMAN, DAN HERITABILITAS KARAKTER AGRONOMI KACANG PANJANG (Vigna Unguiculata) GENERASI F 1 HASIL PERSILANGAN TIGA GENOTIPE

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

I. PENDAHULUAN. Produksi tanaman tidak dapat dipisahkan dari program pemuliaan tanaman.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kuadrat Nilai Tengah Gabungan untuk Variabel Vegetatif dan Generatif

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

I. PENDAHULUAN. Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu produk tanaman

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. protein yang mencapai 35-38% (hampir setara protein susu sapi). Selain

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 510/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG AURA HIJAU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 20/Kpts/SR.120/1/2007 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PELETON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 351/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PARADE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

I. PENDAHULUAN. Tingginya tingkat konsumsi beras di Indonesia harus diimbangi oleh produksi

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

PENDAHULUAN. mendorong para peternak untuk menghasilkan ternak yang berkualitas. Ternak

II. TINJAUAN PUSTAKA. ujung (tassel) pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman pangan yang. sedangkan produksi dalam negri belum mencukupi, untuk mengatasinya

VARIETAS-VARIETAS BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) YANG TELAH DILEPAS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) termasuk tumbuhan berbatang lunak atau

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hikam (2007), varietas LASS merupakan hasil rakitan kembali varietas

BAB I PENDAHULUAN. sayur dari suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Tumbuhan ini memiliki batang

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

PENDUGAAN KOMPONEN GENETIK, DAYA GABUNG, DAN SEGREGASI BIJI PADA JAGUNG MANIS KUNING KISUT

LAMPIRAN. : seleksi persilangan galur introduksi 9837 dengan wilis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai keanekaragaman genetik yang luas (Deanon dan Soriana 1967). Kacang panjang memiliki banyak kegunaan dan keunggulan. Kacang panjang termasuk sayuran yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Hasil penelitian Van Lieshout (1992) terhadap 140 orang ibu rumah tangga di Bandung menunjukan bahwa kacang panjang dikonsumsi oleh keluarga rumah tangga dengan frekuensi 2-3 kali per minggu. Sebagai bahan makanan, kacang panjang memiliki peranan yang cukup penting karena kandungan protein dan nilai gizi cukup tinggi. Kacang panjang merupakan jenis sayuran yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi sayur, seperti gadogado, lalap, sayur asam, sayur lodeh maupun oseng-oseng. Kacang panjang memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap (protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin B dan C). Kandungan protein nabati pada sayur kacang panjang berkisar 17-21% (Kusmana, 2008). Kebutuhan sayur-sayuran akan semakin meningkat seiring dengan semakin pedulinya masyarakat akan makanan yang sehat dan berimbang. Kacang panjang sebagai salah satu jenis dari sayur-sayuran dapat menjadi pilihan yang mudah untuk sebagian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari konsumsi kacang panjang pada tahun 2006 sebesar 2.66 kg/kapita/tahun, yang berarti diperlukan kacang panjang sebanyak

2 492.000 ton/tahun (BPS 2007). Akan tetapi, berdasarkan data BPS (2007) produktivitas kacang panjang baru mencapai sekitar 354.000 ton/tahun. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya penggunaan varietas unggul untuk meningkatkan daya hasil produksi. Varietas unggul dapat diperoleh dari usaha pemuliaan tanaman melalui persilangan. Persilangan yang dilakukan menggunakan 3 varietas akan menghasilkan generasi F 1 yang beragam, sehingga terjadi suatu keragaman generasi. Keragaman adalah perbedaan yang ditimbulkan dari suatu penampilan populasi tanaman. Keragaman genetik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemuliaan tanaman. Adanya keragaman genetik dalam suatu populasi berarti terdapat variasi nilai genotipe antarindividu dalam populasi tersebut. Sumber keragaman genetik didapat dari introduksi, persilangan, mutasi, atau melalui proses transgenik. Hasil persilangan merupakan sumber keragaman yang umum dilakukan dibandingkan menciptakan sumber keragaman dengan cara lainnya. Tetua yang masih heterozigot akan menghasilkan turunan F 1 yang beragam (bersegregasi), sedangkan tetua yang telah homozigot menghasilkan turunan F 1 yang seragam dan segregasi akan muncul pada generasi F 2. Adanya segregasi akan menimbulkan keragaman genetik sehingga dapat dilakukannnya seleksi dan dievaluasi sesuai dengan tujuan pemuliaan. Menurut penelitian Soetiarso dan Marpaung (1995) menunjukkan bahwa faktor yang diperhatikan oleh konsumen rumah tangga pada saat membeli kacang panjang adalah warna, kematangan, panjang, bentuk, diameter, dan permukaan polong. Puseglove (1992) yang merinci kelompok kacang panjang menurut pertumbuhan dan bentuk

3 polong, yaitu sebagai tanaman yang merambat atau setengah merambat, polong kompak, dan menggelembung setelah berumur tua. Penelitian ini menggunakan hasil persilangan dari 3 varietas tetua kacang panjang, yaitu varietas testa Merah Putih, testa Hitam, dan testa Coklat. Varietas hasil persilangan yaitu testa Merah Putih x Hitam, testa Hitam x Merah Putih, testa Hitam x Coklat, testa Coklat x Merah Putih. Masing-masing varietas tetua memiliki karakter yang berbeda-beda. Varietas testa Merah Putih memiliki karakter testa benih bernas, vigor bagus, adaptasi luas, panjang 80-100 cm, buah lebat, dan warna testa separuh merah separuh putih, untuk testa Hitam memiliki karakter vigor bagus, buah lebat, polong renyah, warna hijau gelap, rasa manis, panjang polong 50-80 cm, dan tahan disimpan (Mahendra, 2010). Testa Coklat memiliki keunggulan memiliki adaptasi yang luas, warna polong hijau terang, dan panjang polong sekitar 60-90 cm (Destyasari, 2009). Untuk memperoleh tanaman yang memiliki sifat unggul, perlu diperhatikan karakter yang dimiliki pada setiap kultivar. Sifat unggul suatu tanaman yang diharapkan dapat terbentuk dengan menggabungkan sifat atau karakter yang dimiliki oleh varietas tetua. Penggabungan karakter tersebut dapat dilakukan melalui persilangan. Persilangan antarsepesies merupakan salah satu cara untuk memperbaiki karakter suatu tanaman. Persilangan ini dilakukan pada 2 tanaman yang berbeda varietas, atas dasar pemikiran bahwa dalam satu varietas masih terdapat variasi genetik yang dapat dimanfaatkan oleh pemulia untuk melakukan perbaikan genetik pada suatu tanaman yang telah ada. Persilangan antarvarietas telah banyak dilakukan pada kegiatan

4 pemuliaan tanaman dengan tujuan menghasilkan kultivar yang tahan terhadap penyakit dan memperluas keragaman genetik. Berdasarkan tingkat keberhasilan persilangan antarvarietas kacang panjang maka perlu dilihat keragaan (performa) generasi keturunannya (F 1 ), sehingga dapat dilihat keragaman antarhasil persilangan. Selain keragaman perlu diperhatikan pula bagaimana karakter yang diamati diturunkan. Penurunan sifat dapat diketahui dengan nilai duga heritabilitas. 1.2 Perumusan Masalah Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut 1. Bagaimana keragaan karakter agronomi kacang panjang generasi F 1 hasil persilangan antara testa Merah Putih x Hitam, testa Hitam x Merah Putih, testa Hitam x Coklat, testa Coklat x Merah Putih. 2. Bagaimana keragaman karakter agronomi kacang panjang generasi F 1 hasil persilangan antara testa Merah Putih x Hitam, testa Hitam x Merah Putih, testa Hitam x Coklat, testa Coklat x Merah Putih. 3. Seberapa tinggi nilai duga heritabilitas karakter agronomi kacang panjang generasi F 1 hasil persilangan antara testa Merah Putih x Hitam, testa Hitam x Merah Putih, testa Hitam x Coklat, testa Coklat x Merah Putih. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut

5 1. Melihat keragaan karakter agronomi kacang panjang generasi F 1 hasil persilangan antara testa Merah Putih x Hitam, testa Hitam x Merah Putih, testa Hitam x Coklat, testa Coklat x Merah Putih. 2. Mengetahui keragaman karakter agronomi kacang panjang generasi F 1 hasil persilangan antara testa Merah Putih x Hitam, testa Hitam x Merah Putih, testa Hitam x Coklat, testa Coklat x Merah Putih. 3. Mengetahui besar nilai duga heritabilitas karakter agronomi kacang panjang generasi F 1 hasil persilangan antara testa Merah Putih x Hitam, testa Hitam x Merah Putih, testa Hitam x Coklat, testa Coklat x Merah Putih. 1.4 Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, berikut ini disusun kerangka pemikiran untuk memberikan penjelasan terhadap rumusan masalah. Kacang panjang merupakan jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Baik dikonsumsi dalam bentuk mentah maupun dimasak lebih dahulu. Dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi kacang panjang maka dibutuhkan penggunaan varietas unggul. Untuk memperoleh varietas unggul yang diharapkan dengan meningkatkan potensi secara genetik sehingga memperoleh benih yang berdaya hasil tinggi. Peningkatan potensi genetik dapat dilakukan dengan persilangan dua tetua yang memiliki sifat yang berbeda, selanjutnya dilakukan seleksi. Efektifitas seleksi ditentukan oleh keragaman yang luas dan nilai duga heritabilitas dari karakter yang diuji. Dalam penelitian ini digunakan empat genotipe generasi F 1 yang merupakan hasil persilangan dua tetua yang berasal dari tiga varietas. Masing-masing tetua memiliki

6 karakter yang sifatnya berbeda antara satu sama lain. Tetua yang heterozigot akan menghasilkan keturunan F 1 yang beragam, sedangkan tetua yang homozigot akan menghasilkan keturunan F 1 yang seragam. Penanaman benih generasi F 1 hasil persilangan menghasilkan tanaman yang memiliki keragaan (performa) yang berbeda. Keragaan yang tampak dilihat dari karakter tanaman yang memiliki nilai agronomi yang tinggi. Karakter tersebut dapat dilihat dari ukuran tanaman (tinggi tanaman, panjang polong, dan lain-lain), daya hasil, ketahanan, dan kualitas hasil umum lainnya. Tanaman yang merupakan hasil persilangan antara dua tetua dari tiga varietas menghasilkan tanaman generasi F 1 yang berbeda. Persilangan antara testa Merah Putih dengan testa Hitam memiliki karater testa berwarna belang putih dan coklat, bentuk testa panjang dan tidak terlalu gemuk. Testa Hitam dengan testa Merah Putih memiliki karakter berwarna hitam dengan bagian punggung polong berwarna kecoklatan dan bentuk polong berbentuk pipih dan kisut. Testa Hitam dengan testa Coklat memiliki karakter polong kacang tidak panjang (lonjong) tetapi sangat kecil, nyaris berbentuk bulat berwarna hitam pekat. Testa Coklat dengan testa Merah Putih memilki karakter polong dalam satu kulit kacang ada yang berwarna coklat dan ada yang berwarna coklat putih, selain itu bentuk polong lebih kecil dengan bagian ujung agak meruncing. Sehingga tanaman yang berasal dari persilangan tiga varietas diharapkan memiliki keragaman yang luas. Keragaman suatu spesies dapat ditentukan oleh dua hal, yaitu pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan. Ragam genetik terjadi akibat adanya pewarisan sifat dari dua tetua. Hal tersebut dapat kita lihat jika varietas yang ditanam terletak pada

7 lingkungan yang sama. Ragam lingkungan tampak disebabkan sifat yang muncul akibat pengaruh faktor lingkungan seperti kesuburan tanah, iklim, kelembaban, suhu, dan lain-lain. Studi genetik lainnya yang diamati adalah nilai duga heritabilitas arti luas. Nilai duga heritabilitas arti luas adalah perbandingan antara ragam fenotipe dengan ragam genotipe. Ragam genetik total terdiri dari ragam aditif, ragam dominan, dan ragam epistasis. Ragam aditif adalah ragam yang timbul karena sifat benar-benar diwariskan oleh tetuanya. Sedangkan nilai duga dalam arti sempit merupakan perbandingan antara ragam aditif dengan ragam fenotipe. Adanya pengaruh lingkungan pada karakter benih generasi F 1 yang dipengaruhi oleh lingkungan menunjukkan bahwa nilai duga heritabilitasnya rendah. Jika tidak dipengauhi oleh lingkungan menunjukan bahwa nilai duga heritabilitas tanaman tinggi. 1.5 Hipotesis Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut 1. Terdapat perbedaan keragaan karakter agronomi tanaman kacang panjang generasi F 1 dari hasil persilangan tiga varietas kacang panjang. 2. Terdapat keragaman luas pada karakter agronomi tanaman kacang panjang generasi F 1 dari hasil persilangan tiga varietas kacang panjang. 3. Terdapat nilai duga heritabilitas tinggi pada karakter agronomi tanaman kacang panjang generasi F 1 dari hasil persilangan tiga varietas kacang panjang.