PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia kerja yang semakin lesu pada saat ini, tetap mampu membuat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. menstruasi atau disebut juga dengan PMS (premenstrual syndrome).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang lain. Menurut Proverawati (2009:107), bahwa gejala-gejala

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia yang semakin modern, menuntut masyarakat untuk mengikuti

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN INTENSITAS PREMENSTRUAL SYNDROME

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

GAMBARAN TANDA DAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 9 SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET GALAXY DI BOYOLALI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

tingkat emosional. Tekanan psikologis setelah melahirkan merupakan gejala

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

BAB II LANDASAN TEORI. a. Definisi Premenstrual Syndrome

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Persiapan Penelitian. Salah satu tahap yang harus dilalui oleh peneliti sebelum melakukan

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

`BAB I PENDAHULUAN. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah topik yang hangat dikalangan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

73 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

PROFESI Volume 11 / Maret Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pre Menstrual Syndrome Pada Mahasiswa Tk II Semester III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pemain bisnis di Indonesia harus menghadapi tingkat persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas, cakupan dari disabilitas terdiri dari

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Bab IV Memahami Tubuh Kita

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

Dalam sebuah siklus kehidupan, masa puber merupakan salah satu masa. yang tidak mudah untuk dilalui oleh individu. Masa puber dianggap sebagai masa

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

LAMPIRAN A : SKALA PENELITIAN A-1 Skala Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus A-2 Skala Konsep Diri

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

IDENTITAS PETUNJUK PENGERJAAN. 1. Pilihlah 1 dari 4 pilihan jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan diri Saudara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sekarang ini selain bidang teknologi manusia juga

HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI SMP NEGERI 1 SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kerja yang semakin lesu pada saat ini, tetap mampu membuat kebanyakan orang berlomba dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan atau bekerja. Pekerjaan itu bermacam-macam dan dilakukan oleh penduduk yang berusia produktif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Alasan seseorang untuk bekerja banyak macamnya, seperti masalah ekonomi atau karir, untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya atau hanya sekedar mencari pengalaman. Alasan-alasan yang disebutkan ini dapat dijadikan jembatan untuk memperkaya diri dalam dunia kerja. Pekerjaan bagi seseorang merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Bekerja merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pribadi atau untuk memenuhi segala macam kebutuhan. Pekerjaan dapat dianggap sangat penting apabila seseorang harus tetap melangsungkan kehidupannya. Pada dasarnya semua orang mengetahui apa yang dimaksud dengan kerja atau pekerjaan. Walaupun sebagian orang mengkonotasikannya berbeda-beda tapi memiliki tujuan yang sama. Kerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang guna mencapai tujuan yang diinginkan. Kerja juga merupakan aktivitas fisik dan mental dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Pekerjaan itu sendiri merupakan nama atau sesuatu yang mencirikan kegiatan yang dilakukan seseorang seperti dokter, guru, insinyur, dosen atau pramuniaga. Salah satu pekerjaan yang menarik adalah menjadi pramuniaga dan ini merupakan fenomena yang sering dijumpai. Bekerja sebagai pramuniaga dapat 1

dilakukan oleh pria dan wanita, tetapi lebih sering diminati oleh wanita karena biasanya swalayan atau pusat pertokoan lebih banyak membutuhkan karyawan wanita untuk melayani pembeli. Alasan seseorang bekerja sebagai pramuniaga karena ingin mencari pengalaman kerja, karena kebutuhan ekonomi, atau karena tidak dapat melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Pramuniaga adalah pekerjaan yang membutuhkan kondisi fisik dan mental yang baik. Bekerja menjadi pramuniaga pada sebuat toko, supermarket, toserba atau pusat perbelanjaan tidak semudah yang dibayangkan. Seorang pramuniaga dalam bekerja juga harus memiliki kemampuan atau ketrampilan lain, seperti memberikan jasa pelayanan pada pembeli atau konsumen dengan baik, dapat menarik pembeli atau konsumen dalam menawarkan barang yang dijualnya, berpenampilan rapi, ramah dan murah senyum. Semua yang disebutkan ini merupakan kriteria-kriteria sebagai pramuniaga. Seseorang yang bekerja menjadi pramuniaga jika tidak mengetahui seluk beluk pekerjaan yang dilakukannya maka tidak akan berhasil. Semua itu membutuhkan persiapan untuk memulai memasuki dan mengenali dunia kerjanya. Menurut Atikarini (2001) suatu persiapan pokok yang sangat menentukan ialah mempersiapkan kesesuaian antara diri pribadi dengan pekeijaan maupun dengan lingkungan yang akan dihadapi. Bekerja menjadi pramuniaga sangatlah penting untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu secara psikologis sebelum menjalankan tugasnya sebagai pemberi jasa pelayanan kepada konsumen. Pemahaman mengenai dunia keija yang akan dihadapi membuat seorang pramuniaga ini lebih siap dalam menghadapi setiap masalah

kerjanya. Masalah-masalah tersebut dapat timbul dari luar diri pramuniaga tersebut seperti situasi lingkungan tempat kerja maupun dari dalam diri pribadinya seperti semangat kerja. Seorang pramuniaga dalam menghadapi permasalahan tersebut membutuhkan kondisi yang prima secara fisik maupun psikis. Pekerjaan yang dilakukan seorang pramuniaga adalah memberikan jasa pelayanan pada konsumen atau pelanggan. Seorang pekerja yang memiliki kondisi yang baik secara fisik dan psikis maka akan bekerja dengan baik pula. Seorang pramuniaga yang sedang bekerja akan berusaha melayani pembeli atau konsumen dengan sebaik-baiknya. Apabila seorang pramuniaga melayani konsumen atau pelanggan dengan semaunya, bersikap tidak peduli, tidak ramah, pelit senyum, memasang wajah yang menyeramkan atau berbicara kurang sopan membuat pelanggan merasa tidak nyaman dan merasa enggan untuk berbelanja. Pelanggan akan pergi dan mungkin malas untuk berkunjung kembali karena pelayanannya kurang baik. Ini akan memberikan citra yang buruk bagi tempat ia bekerja. Toko akan pengunjung bahkan pramuniaga ini terancam pemutusan hubungan kerja atau tidak mendapat prestasi yang bagus. Pelayanan pada pelanggan atau konsumen yang diberikan seorang pramuniaga tersebut merupakan kondisi yang memerlukan suatu pendorong atau pendukung supaya ia dapat bekerja dengan baik. Sesuatu yang menjadi pendorong dan pendukung ini disebut motivasi. Secara psikologis, motivasi berkaitan dengan masalah pekerjaan seseorang. Menurut As'ad (1995) motivasi sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan bahkan dianggap penting. Pekerjaan tanpa adanya

motivasi tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik dan memuaskan (Gerungan, dalam Ibrahim, 1997) menyatakan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat dan dorongan kerja. Motivasi kerja merupakan daya penggerak pada sejumlah aktivitas mental dan fisik untuk melakukan sesuatu pekerjaan, dapat menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan (Handoko, 1992). Motivasi kerja juga suatu kecenderungan organisme untuk melakukan suatu pekerjaan, sikap atau perilaku yang dipenuhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah direncanakan dalam pekerjaannya. Motivasi itu penting karena dengan motivasi diharapkan setiap individu atau karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai kualitas dan produktifitas kerja yang tinggi. Motivasi ditujukan kepada orang yang mampu mengerjakan pekerjaan yang dibebankan padanya. Pendapat senada dikemukakan oleh Steers & Porter (dalam Putro, 2002) bahwa motivasi kerja adalah suatu usaha yang dapat menimbulkan, mengarahkan dan memelihara atau mempertahankan perilaku yang sesuai dengan lingkungan kerja. Motivasi kerja yang tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi pula, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas karena motivasi mempengaruhi kinerja seseorang sebesar 80 %. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi pada seorang pramuniaga dalam bekerja, seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya mengenai faktor-faktor dari dalam diri seorang pramuniaga. Salah satunya kondisi fisik atau tubuh seseorang,

/ khususnya pramuniaga wanita yaitu perubahan hormon pada setiap bulannya atau disebut juga menstruasi. Secara kodrat wanita diciptakan sangatlah berbeda dengan pria dilihat dari segi fisik maupun psikisnya. Suatu bentuk sosok manusia yang sangat unik. Prosesproses fisiologis yang dimiliki dan dialami oleh wanita sering tidak terjadi pada pria. Wanita sering mengalami perubahan penting sepanjang hidupnya seperti mengalami pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi atau haid, kehamilan, menyusui serta kemampuannya untuk melahirkan anak atau menghasilkan keturunan. Menstruasi atau haid ini mulai muncul ketika seorang wanita mulai menapaki usia remaja awal (12-14 tahun) dan disebut juga memasuki masa pubertas. Pada masa subur tubuh seorang wanita mengalami perubahan setiap bulannya (sebelum, selama dan sesudah haid) kecuali jika terjadi kehamilan. Banyak perubahan yang mempengaruhi tubuh seorang wanita yang disebabkan oleh zat-zat kimiawi tertentu, yaitu hormon. Secara alamiah seorang wanita biasanya mengetahui kapan masa menstruasinya akan datang setiap bulannya. Datangnya masa menstruasi ditandai dengan beberapa gejala fisik maupun psikis. Permasalahan yang dihadapi seorang wanita ini selalu terjadi secara berkala di sadari atau tidak oleh wanita itu sendiri. Permasalahan mengenai perubahan hormon dalam tubuh yang biasanya mengalami peningkatan menjelang menstruasi terkadang mengganggu perilaku yang ditimbulkannya. Wanita lebih condong mengalami perubahan kondisi yang erat hubungannya dengan siklus haid atau menstruasi. Menstruasi akan berlangsung normal apabila keadaan atau situasi tubuh seorang wanita normal dan tenang (Wulandari, 2000)

Sebagian wanita sering mengalami keadaan seperti ini saat menjelang menstruasi. Tanpa alasan yang jelas seorang wanita dapat meledak emosinya, lalu bersamaan dengan itu ia dapat menghentikan keinginan makan. Bersamaan dengan itu pula sakit kepala menyerangnya hingga tidak mampu melakukan kegiatan seharihari dengan normal (Kompas, 2001). Hampir separuh populasi wanita dewasa mengalami sindroma pramenstruasi alias PMS (Premenstruation Syndrome). Sindroma pramenstruasi ini memiliki gejala yang sangat beragam dan acapkali berbeda antara penderita yang satu dengan yang lain. Biasanya penderita mengalami gangguan kesehatan seperti pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum menstruasi. Hal ini dianggap lumrah bagi wanita usia produktif. Sekitar 40 % wanita berusia 14-50 tahun menurut suatu penelitian, mengalami sindroma pramenstruasi ini. Bahkan survei tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan sindroma pramenstruasi dialami 50 % wanita. Gejala yang menimpa pada sebagian wanita maka mempengaruhi aktivitas atau kegiatan yang dilakukan sehari-hari, bahkan dapat dikatakan mengganggu (Intisari, 1999). Para ahli juga memperkirakan sekitar 40 persen wanita di dunia menghadapi Premenstrual Syndrome (PMS) atau sindrom sebelum menstruasi. Mereka yang terkena sindrom ini ada sebagian yang mengalami gangguan yang ringan sampai yang cukup berat sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari (Kompas, 2001). Paludi (dalam Wulandari, 2000) menyebutkan bahwa sindrom pramenstruasi digunakan untuk menunjuk gejala-gejala yang beragam terjadi beberapa hari sebelum menstruasi. Gejala itu berupa sakit kepala, pembengkakan payudara, kulit berjerawat,

depresi, irritabilitas dan keletihan. Pendapat lain dikemukakan oleh Keye (dalam Wulandari, 2000) menyebutkan bahwa sindrom pramenstruasi adalah keadaan yang ditandai dengan perasaan lesu, pusing, depresi dan nervous serta gejala fisik seperti payudara yang bengkak, sakit kepala, sembelit dan tubuh terasa bengkak. Para peneliti melaporkan salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitifitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain ini berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita. Sindrom pramenstruasi memang kumpulan gejala akibat perubahan hormon yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai menstruasi (Intisari, 1999). Seorang wanita yang merasa bahwa kondisinya berubah menjelang menstruasi seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, pegal linu, badan terasa lemah, merasa capek bukan main tanpa sebab dan perut bagian bawah terasa penuh sesak, maka gejala-gejala ini akan mempengaruhi kegiatan sehari-harinya dan membuat kegiatan tersebut menjadi berantakan tidak sesuai yang diharapkan. Mereka juga sering mengalami perasaan-perasaan tertentu yang sangat kuat dan sukar dikendalikan seperti mudah tersinggung, marah tanpa sebab, depresi hingga merasa tidak ingin diganggu. Demikian yang terjadi pada diri seorang pramuniaga wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi ini tentu akan merasa kesulitan untuk mengatasi keadaankeadaan ini, karena dapat saja ia sedang melakukan kegiatan atau aktivitasnya sehari-

hari seperti bekerja. Pengaruh sindrom pramenstruasi ini dapat membuat seorang wanita yang bekerja sebagai pramuniaga tidak dapat bekerja seperti biasanya karena merasakan perubahan secara fisik maupun psikis pada dirinya. Perubahan ini membuat kondisinya menurun. Seorang karyawan wanita akan membutuhkan waktu sebentar untuk istirahat atau izin sementara sampai sakit yang mengganggunya mereda akibat sindrom pramenstruasi. Ia merasa membutuhkan izin sementara karena ia tidak dapat bekerja dengan baik. Alasan yang dimiliki peneliti ketika memilih motivasi kerja sebagai variabel tergantung adalah pekerjaan sebagai pramuniaga tentu saja membutuhkan dorongan atau daya penggerak. Pekerjaan dan motivasi ada hubungan erat, di mana pekerjaan tanpa adanya dorongan dari dalam maupun dari luar diri seseorang yang bekerja sebagai pramuniaga tersebut maka ia tidak akan merasakan manfaatnya. Hasil pekerjaan yang dilakukan tentu saja tidak dapat dirasakan memuaskan. Padahal pekerjaannya berhubungan langsung dengan konsumen dalam memberikan jasa pelayanan di mana dibutuhkan sikap yang baik, sopan, ramah, murah senyum dan stamina tubuh yang sehat selain kemampuan menguasai barang atau jasa yang ditawarkannya. Hal inilah yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian tentang motivasi kerja pada wanita bekerja sebagai pramuniaga. Alasan ketika sindrom pramenstruasi dipilih oleh peneliti sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah karena subjeknya ialah wanita yang bekerja sebagai pramuniaga. Alasan lainnya adalah karena motivasi kerja para pramuniaga ini dipengaruhi beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar dirinya. Salah satu faktornya yaitu yang berasal dari dalam diri di mana wanita setiap bulannya

mengalami perubahan hormon yaitu menstruasi. Padahal pekerjaan pramuniaga membutuhkan stamina tubuh yang baik dan sehat karena berhubungan langsung dengan konsumen dalam memberikan jasa pelayanan. Menstruasi yang hadir setiap bulannya diawali dengan banyak macam gejala yang menyertainya. Gejala ini hampir sebagian menyerang setiap wanita dan mempengaruhi kegiatannya sehari-hari. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti memilih sindrom pramenstruasi, karena sindrom pramenstruasi yang mempengaruhi wanita yang bekerja sebagai pramuniaga ini membutuhkan motivasi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Apabila sindrom ini menyerang maka pekerjaan menjadi tidak memuaskan atau dengan kata lain motivasi kerja menjadi menurun. Uraian-uraian yang dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara sindroma pramenstruasi dengan motivasi kerja pada wanita bekerja. B. Tujuan dan Manfaat penelitian. 1. Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan sindroma pramenstruasi dengan motivasi kerja pada wanita bekerja yaitu pramuniaga. 2. Manfaat Penelitian. a). Secara teoritis, penelitian ini dapat membantu menemukan hal-hal yang berkaitan dengan motivasi kerja pada wanita bekerja, dalam hal ini adalah sindroma pramenstruasi.

b). Secara praktis, penelitian ini dapat membantu para wanita bekerja supaya sindroma pramenstruasi tidak mengganggu motivasi kerjanya dengan cara memahami serta mengatasi sindrom pramenstruasi ini. C. Keaslian Penelitian. Berbagai penelitian dengan menggunakan motivasi kerja sebagai variabel tergantung telah dilakukan. Variabel bebas yang dijadikan prediktor adalah kecemasan menghadapi kemungkinan PHK (Ibrahim, 1997), intensi prososial (Damayanti, 2001), persepsi terhadap sistem kompensasi (Arumbini, 2001), persepsi terhadap lingkungan kerja (Ummah, 2001). Sejauh yang diketahui, tidak ditemukan penelitian yang mengungkap hubungan antara motivasi kerja dengan sindroma pramenstruasi. Topik ini dapat dikatakan asli sepanjang diketahui peneliti. Dari segi subjek, berbagai penelitian tentang motivasi kerja menggunakan karyawan kontraktor (Ibrahim, 1997), lembaga swadaya masyarakat (Damayanti, 2001), karyawan pemasaran (Arumbini, 2001), karyawan bagian produksi (Ummah, 2001). Penelitian ini menggunakan wanita yang bekerja sebagai pramuniaga. Oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan asli sepanjang pengetahuan peneliti.