BAB I PENDAHULUAN. Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara ), hlm. 35. Multidimensional, hlm 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, (Yogyakarta: Penerbit TERAS, 2010), hlm

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DESKRIPSI KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINS MATERI BUNYI DI SMP DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

MOTIVASI SISWA MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 KABUPATEN BATANGHARI

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan peserta didik dengan memakai sarana cabang-cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm Fathul Mu in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik dan

BAB I. Pendahuluan. Masa anak-anak adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Singgih Pratomo, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 Pedoman Observasi Dalam melakukan penelitian, peneliti juga menggunakan pedoman observasi yang dirancang/disusun untuk mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karakter para generasi mudanya. Telah banyak diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

APLIKASI NILAI-NILAI LUHUR PENCAK SILAT SARANA MEMBENTUK MORALITAS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai krisis yang dialami oleh Bangsa Indonesia, baik krisis moral

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai nilai kesopanan, sehingga dikenal sebagai bangsa yang

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara optimal dalam pendidikan. Menurut Setiawan (2011:356), pendidikan

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Tantangan akan semakin besar, dan membutuhkan kelulusan dari

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak remaja bangsa Indonesia menghadapi tantangan di era global ini,

PERANAN NILAI SPORTIFITAS PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENGAHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan era globalisasi total yang akan terjadi pada tahun 2020. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguhsungguh. 1 Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anakanak. 2` Terpuruknya bangsa dan negara Indonesia dewasa ini tidak hanya disebabkan oleh krisis ekonomi melainkan juga oleh krisis akhlak. Oleh karena itu, perekonomian bangsa menjadi 1 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara ), hlm. 35 2 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, hlm 1 1

ambruk, korupsi, kolusi, nepotisme, dan perbuatan-perbuatan yang merugikan bangsa merajalela. Perbuatan-perbuatan yang dimaksud adalah perkelahian, perusakan, perkosaan, minumminuman keras, dan bahkan pembunuhan. Keadaan seperti itu, terutama krisis akhlak terjadi karena kesalahan dunia pendidikan atau kurang berhasilnya dunia pendidikan dalam menyiapkan generasi muda bangsa. 3 Madrasah bukanlah sekedar tempat untuk meraih keterampilan kognitif dan linguistik. Madrasah juga merupakan tempat berlangsungnya perkembangan pribadi (personal development), yakni saat anak-anak dan remaja menguasai polapola perilaku yang khas dan mengembangkan pemahaman diri (self-understanding), yang telah muncul semenjak masa bayi dan masa taman kanak-kanak. 4 Sejak lahirnya ilmu psikologi pada akhir abad 18, kedisiplinan atau tingkah laku manusia selalu menjadi topik bahasan yang penting. 5 Dalam membentuk karakter, watak atau jiwa yang tangguh baik secara fisik maupun mental ada banyak hal yang bisa kita lakukan selain melalui lembaga madrasahan, salah 3 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, hlm 17 4 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, (Jakarta: Erlangga, 2009 ) hlm 89 5 Purwa atmaja prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) 2

satunya melalui pendidikan beladiri pencak silat yang merupakan warisan budaya asli Indonesia. Pencak silat sudah terbukti membentuk manusia-manusia yang berkarakter, pantang menyerah dan tidak mudah putus asa atas segala masalah yang dihadapi, pencak silat telah berhasil membentuk para pendekar yang kuat secara jasmani maupun rohani sehingga terbentuk pribadi-pribadi yang tangguh dan siap terjun dalam masyarakat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Pandji Oetojo bahwa pencak silat sebagai hasil krida atau karya pengolahan akal, kehendak dan rasa yang dilandasi kesadaran atau kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, terdiridari 4 aspek yang merupakan satu kesatuan yang bulat, yakni aspek mental-spiritual, beladiri, seni dan olahraga. Keempat aspek tersebut baik masing-masing maupun keseluruhan, mengandung materi pendidikan yang menyangkut sikap dan sifat ideal, yaitu sikap dan sifat yang menjadi idaman bagi hidup pribadi, hidup bermasyarakat dan bernegara. 6 Demikian pula dalam ajaran pencak silat di antaranya PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) yang memiliki panca dasar yaitu yaitu persaudaraan, olahraga, beladiri, seni, dan kerohanian atau spiritual. Aspek persaudaraan diharapkan akan dapat membantu seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat, aspek olahraga dan beladiri akan membantu seseorang untuk 2000), hlm. 8 6 Pandji Oetojo,Pencak Silat, (Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan, 3

mendapatkan kesehatan jasmani, semangat dan pemberani, aspek seni berkaitan dengan estetika, hal ini dapat membuat jiwa menjadi indah, sedangkan aspek spiritual dapat meningkatkan religiusitas. Jadi setiap aspek yang terkandung pada pencak silat sangat penting artinya untuk melengkapi upaya pembentukan karakter generasi muda. Bertolak dari pemikiran tersebut bukanlah suatu hal yang tidak mungkin kalau pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) sebagai seni beladiri dengan multi aspeknya dijadikan sarana untuk membina moral dan tingkah laku manusia. Pada saat ini sudah ada beberapa madrasah yang menyelenggarakan ekstrakulikuler pencak silat PSHT, salah satunya adalah Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang. di situ peran ekstra kurikuler pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) sangat berpengaruh dalam memasukkan nilai-nilai kedisiplinan akhlak sehingga siswa-siswa dapat mengerti tentang akhlak yang baik disamping bisa membentengi dirinya melalui bela diri. Anak-anak menjadi lebih berhati-hati dalam bersikap karena mereka tahu bahwa berbuat tidak baik kepada orang lain itu dilarang dan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui bagaimana cara penerapan disiplin pada peserta didiknya, baik penyampaian teknik beladiri pada latihan, maupun proses penanaman nilai-nilai moralitas pada anak didiknya melalui ajang ke-sh-an, yang 4

mempunyai peranan penting pada pembentukan watak dan kedisiplinan peserta didik. Untuk itu peneliti tertarik untuk membahas dan mengkaji tentang pengaruh ekstra kurikuler pada Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) itu sendiri. Maka dari itu peneliti mengangkat tema skripsi yang berjudul Pengaruh Kegiatan Ekstra Kurikuler Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terhadap Kedisiplinan Siswa Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang Tahun 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Adakah pengaruh kegiatan ekstra kurikuler pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terhadap kedisiplinan siswa Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang Tahun 2015/2016? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh ekstra kurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan siswa Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang Tahun 2015/2016 menaati peraturan sekolah. 5

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Untuk melestarikan salah satu budaya Indonesia melalui kegiatan Pencak Silat. b. Sebagai sarana untuk mengembangkan bakat dan minat siswa. 2. Bagi Guru a. Sebagai alternatif untuk membentuk kedisiplinan seseorang selain melalui lembaga pendidikan madrasah. b. Untuk membangun kerangka berfikir aplikatif yang bersesuaian dengan kondisi saat ini 3. Bagi Lembaga a. Sebagai sumbangan pemikiran tentang pendidikan islam melalui kegiatan ekstra kurikuler pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang. b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang. 4. Bagi Peneliti a. Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti, serta tambahan pengetahuan. b. Untuk mengembangkan pengetahuan peneliti dengan landasan dan kerangka teoritis yang ilmiah. 6