BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. lain yaitu faktor usia, faktor generasi penerus, dan faktor pemasaran batik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjalankan usaha industri genteng. a. Kesulitan mencari tenaga kerja. dalam proses produksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengingat hampir sebagian besar penduduk Indonesia masih tinggal di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Potensi fisik Karangasri meliputi: kondisi hidrologi, aksesibilitas,

BAB I PENDAHULUAN. Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah ini sangatlah dinamis melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Karakteristik faktor-faktor produksi pada usaha industri slondok

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Jenis kelamin yang bekerja sebagai penambang bijih timah yang paling

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perkembangan Fisik Pasar Tempel Lima Tahun Terakhir

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui harga pokok produksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Pendekatan, dan Konsep Geografi. kewilayahan dalam konteks keruangan (Suharyono dan Muh.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan perhitungan dan dibantu dengan data-data sekunder dari

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN MANISAN CARICA CV YUASAFOOD KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Penentuan WPP menurut analisis spasial dilakukan dengan mencari nilai

BAB V PENUTUP. terdiri dari pengrajin, pekerja, pemasok, pengepul, dan pihak pabrik. Relasi yang

DAFTAR PUSTAKA. Abdulsyani Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi reliefnya secara umum berupa dataran rendah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Persepsi Mahasiswa terhadap Pelayanan Pendidikan. kecenderungan jawaban responden sebagian besar pada kategori baik

PELUANG EKSPOR PECI BANTEN DI MUSIM HAJI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan Tingkat Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengetahui strategi pemasaran seperti apa dan bagaimana. perusahaan-perusahaan yang memuaskan kebutuhan pelanggan yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

Model Inovasi Motif dan Produk Dalam Membangun Sentra Industri Batik Berbasis Kreativitas Pada Pengrajin Batik Gedhog di Kabupaten Tuban

TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA TENAGA KERJA PEREMPUAN INDUSTRI BATIK DI DESA TRUSMI KULON KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY Kecamatan Kretek Dalam Angka. Yogyakarta: Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi DIY

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGEMBANGKAN KLASTER INDUSTRI KULIT DI KABUPATEN GARUT TUGAS AKHIR. Oleh : INDRA CAHYANA L2D

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Perancangan motif teratai dapat dikolaborasikan dengan lurik karena memiliki

BAB II KAJIAN TEORI. (Semlok) Ikatan Geograf Indonesia di Semarang Tahun 1988/1989. Geography seeks to explain how the subsystems of the physical

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

POTENSI SENTRA PANDE BESI BANTEN DALAM KEUNGGULAN BERSAING MEMASUKI PASAR GLOBAL JAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka

STRATEGI PEMASARAN DHL EXPRESS / PT. BIROTIKA SEMESTA DI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS JASA PENGIRIMAN DI ERA PASAR BEBAS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil dari penelitian terhadap Pelaksanaan UKS di Sekolah Dasar Negeri

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN, SEKTOR UNGGULAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KOTA MALANG TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. PUSTAKA SETIA, Bandung, 2013, hlm Lili M. Sadeli dan Bedjo Siswanto, Akuntansi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2004,

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR)

STRATEGI PEMASARAN DALAM PRODUK TAPLUS MUDA PADA PT. BANK BNI Tbk. CABANG KEDIRI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB IV PENUTUP. di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

PENGARUH MODAL DAN TENAGA KERJA USAHA PENGRAJIN BATIK TULIS KLASIK TERHADAP TINGKAT PRODUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS SWOT USAHA TANAMAN HIAS DI KIOS BUNGA MEKARSARIE ART KOTA CIREBON. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi serta bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Oleh. yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol.

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

DAFTAR RUJUKAN. dan Kebijakan Publik Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. terhadap Kepuasan Nasabah pada Bank Muamalat Tulungagung.

BAB V PENUTUP. Fenomena batik lukis di indonesia, diawali di Yogyakarta, kemudian. merebak di Surakarta. Tahun 1970-an, Tanto Suheng merupakan seorang

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BALADO UCI DIKOTA PADANG. Oleh: MIKE YOLANDA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. I. Pendahuluan Latar Belakang Proyek. Batik sudah berabad abad tumbuh dan berkembang dari jaman ke

BAB V PENUTUP. wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di BMT Arjuna. Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan tentang Daur Hidup produksi

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data hubungan Lingkungan Keluarga,

KARYA TULIS ILMIAH HASIL SURVEI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) pada restoran Depot Jogja

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT. 2.1 Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang terus meningkat. negeri. Untuk menopang perekonomian suatu negara, UMKM memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang perlu digali, dipelihara dilestarikan, dan dilindungi secara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. a. Kondisi demografis, sebelum bencana banjir lahar hujan jumlah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. orang tua terhadap prestasi belajar pada siswa kelas IV SD se Gugus

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Sanusi, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum. Indonesia, Tarsito, Bandung, 1991.

ANALISIS PENDAPATAN PENGRAJIN AKSESORIS REOG DI KABUPATEN PONOROGO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGUSAHA KECIL MELALUI CAPACITY BUILDING DI DAERAH TUJUAN WISATA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global Malang, 17 Mei

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

STRATEGI PELAYANAN NASABAH DI PEGADAIAN CABANG MOJOKERTO SKRIPSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, PENANAMAN MODAL ASING, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Akan tetapi terkendala dari segi tata kelola pertunjukan di panggung, kemampuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan. kelayakan usaha industri rumahan RGG Product dari aspek:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

DAFTAR PUSTAKA. Afrillyanna Purba, S.H., M.H., Perlindungan Hukum Seni Batik Tradisional

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DI KOTA BATU TAHUN (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu) SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA. A. A Islahi, 1997, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah, PT Bina Ilmu, Surabaya

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis pada bab IV dan penelitian dilapangan maka dapat disimpulkan: 1. Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan jumlah perajin batik antara lain yaitu faktor usia, faktor generasi penerus, dan faktor pemasaran batik yang tidak stabil, dilihat dari segi harga bahan baku dan harga batik 2. Hambatan-hambatan yang dihadapi para pelaku usaha industri kerajinan batik di Desa Gemeksekti adalah faktor pemasaran, ketersediaan modal, harga bahan baku, kualitas SDM, kebijakan Pemerintah yang merugikan perajin, belum ada hak cipta motif batik, sulitnya mencari generasi penerus, dan persaingan dengan perajin daerah lain. Keterbatasan modal akan mempengaruhi jumlah produksi, mahalnya bahan baku disaat-saat tertentu mengharuskan perajin (pelaku usaha) mengurangi jumlah produksinya. Usaha untuk mengatasi hambatan pemasaran, modal serta bahan baku yaitu dengan menjalin kerjasama dengan instansi, mengadakan promosi melaui media cetak dan elektronik, aktif mengikuti pameran, menjalin kemitraan dan menjaga kualitas (mutu). 3. Upaya pengembangan sentra industri kerajinan batik yaitu dapat diuraikan dalam strategi-strategi yang merupakan perpaduan unsur kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O) dan ancaman (T) dari hasil analisis di sentra 108

109 Industri kerajinan batik Desa Gemeksekti. Ada 22 strategi yang dapat diharapkan dapat menjadi pertimbangan pemerintah daerah Kabupaten Kebumen dalam menyusun kebijakan program selanjutnya. B. Saran 1. Untuk perajin (pelaku usaha) batik di Desa Gemeksekti a. Aktif, tanggap dan terbuka terhadap berbagai informasi terutama yang berkaitan dengan pengembangan kerajinan batik b. Menjaga serta meningkatkan kualitas produk agar dapat menjaga eksistensi dan kepercayaan pasar. c. Memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk mengembangkan usahanya, seperti mengikuti berbagai pelatihan dan pameran produk batik. 2. Untuk Pemerintah Desa Gemeksekti dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen a. Pemerintah desa diharapkan selalu aktif menyampaikan informasi kepada perajin terkait dengan upaya pengembangan industri kerajinan batik. b. Pemerintah desa diharapkan mampu menjadi penampung serta penyampai segala aspirasi terkait dengan permasalahan serta pengembangan industri kerajinan batik.

110 c. Peran serta perajin batik, pemerintah desa, organisasi kelompok sentra serta masyarakat umum terkait dengan pengembangan desa khususnya eksistensinya sebagai wilayah sentra industri batik. d. Pemerintah daerah diharapkan terus memfasilitasi wilayah-wilayah sentra sebagai wilayah yang potensial dalam membantu membuka lapangan pekerjaan, salah satunya pada sentra industri kerajinan batik di Desa Gemeksekti.

DAFTAR PUSTAKA Bintarto dan Surastopo. (1991). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES Benyamin Lakitan. (1994). Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas. KBBI Edisi Ketiga. (2000). Jakarta: Balai Pustaka. Dian Livtiani. (2011). Strategi Pengembangan Usaha Industri Kerajinan Keramik Di Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Yogyakarta: FISE UNY Dinas SDA dan ESDM Kabupaten Kebumen. (2011). Daftar Laporan Curah Hujan. Kebumen: Dinas SDA dan ESDM Eko Wahyudi. (2011). Bathik (Kebumen) Aja Mung Dilirik. Majalah Djaka Lodang No. 36. 5/2/2011. Halm. 34 dan 43 Freddy Rangkuti. (2005). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. Cet.12. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum Hamzuri. (1985). Batik Klasik. Jakarta: Jambatan Ida Nurdalia. (2006). Kajian dan Analisis Peluang Penerapan Produksi Bersih Pada Usaha Kecil Batik Cap. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana UNDIP. (Pdf, diakses tanggal 2 Februari 2012 pukul 13.39 WIB) Irsan Azhari Saleh. (1986). Industri Kecil, Suatu Tindakan Perbandingan. Jakarta: LP3ES Ismunandar, RM. (1985). Teknik & Mutu Batik Tradisional-Mancanegara. Semarang: Dahara Prize Isyanti Dkk. (2003). Sistem Pengetahuan Kerajinan Tradisional Tenun Gedhog di Tuban Propinsi Jawa Timur. Yogyakarta : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Iwan Hermawan. (2009). Geografi Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing Lutfi Muta ali. (2003). Teknik Penyusunan Rencana Strategis Dalam Pembangunan Wilayah (RAA, Analisis Situasi, SWOT, Renstra). Program Studi Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM 111

112 Mahmud Machfoedz. (2005). Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Media Industri No. 02. 2009. Laporan Utama, Krisis Keuangan Global Momentum dan Tantangan P3DN. Halm. 7-9 Mulyadi S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Pabundu Tika, Moh. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara Pande Raja Silalahi. (2008). Industri Kecil Menengah. Majalah Figur Edisi XXI/TH.2008. Halm. 17 18 Philip Kristanto. (2004). Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi. PLPBK KEBUMEN. (http://plpbkkbm.wordpress.com/profile-kabupaten/lokasiplpbk-kab-kebumen/, diakses tanggal 13 April 2012 pukul 15.30 WIB Putri Soraya. (2011). Studi Industri Kerajian Serat Agel di Desa Salamrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo. Skripsi. Yogyakarta: FISE UNY Sanapiah Faisal. (2010). Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Soedarso Sp. (1998). Seni Lukis Batik Indonesia Batik Klasik Sampai Kontemporer. Yogyakarta: Taman Budaya Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, IKIP Negeri Yogyakarta Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Sri Rusdiati S, dkk. (2000). Membatik. Jurusan Pendidikan Keluarga. FT UNY. (Diktat Kuliah) Suharyono dan Moch. Amien. (1994). Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Syarif Nurhidayat. (2010). Eksistensi dan Perlindungan Karya Cipta Motif Batik Kebumen sebagai Kekayaan Intelektual Tradisional. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana UNDIP. (pdf, diakses 2 Mei 2011 pukul 13.50 WIB) Tulus TH Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat Undang Undang No.5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian (Pdf). (http://www.penataanruang.net/taru/hukum/uu_no5-1984.pdf, diakses tanggal 7 Oktober 2011 pukul 10.40 WIB)