REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kita melihat dari sisi pandang seorang penikmat sastra tulis. Cerpen ataupun

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

NILAI KARAKTERR BANGSA KERJA KERAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian Representasi Budaya Populer dalam Novel B-Jell Cheers Karya

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak sekadar merealisasikan kata-kata, melainkan dengan sendirinya kata-kata itu mengandung

KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

REPRESENTASI PANDANGAN DUNIA PENGARANG PADA NOVEL LANANG KARYA YONATHAN RAHARDJO DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI SASTRA

BAB 1 PENDAHULUAN. tanda ini disebut semiotik. Oleh karena itu, analisis semiotik itu tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB V PENUTUP. dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial. Karya sastra pada umumnya bersifat dinamis, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kajian Pustaka

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah sebuah karya mini objek yang dicipta oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni. Peristiwa yang dialami

STUDI KOMPARATIF NOVEL DJODO KANG PINASTI KARYA SRI HADIDJOJO DAN NOVEL GUMUK SANDHI KARYA POERWADHIE ATMODIHARDJO

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya, dengan kata-kata agar tertangkap oleh pembaca (Noor, 2005:31). Salah

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

Transkripsi:

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Angga Hidayat Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI anggadoanx10@rocketmail.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh karya sastra sebagai cermin dari kenyataan. Cerpen dalam antologi Senyum Karyamin, cerpen yang dipilih merupakan cerpen yang mengandung kritik sosial dan merepresentasikan kenyataan. Adapun rumusan masalah adalah 1) bagaimana struktur teks dalam antologi cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari?, 2) bagaimana representasi kritik sosial? dan, 3) bagaimana model representasi? Pengkajian struktur cerpen menggunakan analisis dari Tzevan Todorov, yakni analisis aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek verbal. Pendekatan sosiologi sastra digunakan dalam menganalisis representasi kritik sosial yang menghubungkan karya sastra dengan kemyataan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka. Kata Kunci: kumpulan cerpen Senyum Karyamin, sosiologi sastra, representasi kritik sosial. PENDAHULUAN Penelitian ini berpijak pada pengertian sastra sebagai cerminan kenyataan. Sebuah karya sastra pada dasarnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan; dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial (Damono, 1978: 1). Sastra sebuah media subjektif yang mencoba mengangkat persoalan-persoalan realitas yang ada di masyarakat. oleh karena itu, karya sastra dan masyarakat terjadi hubungan yang saling mempengaruhi. Sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan subjektif manusia. Karya sastra tentu, adalah suatu yang mewakili sebuah pikiran, gagasan dan pemahaman penciptanya. Setiap guratan katanya yang imajinatif dapat mengandung sebuah permasalahan yang dituju atau menjadi sasaran penciptanya. Ian Watt dalam Damono (1978: 3) mengemukakan bahwa pandangan sosial pengarang harus diperhitungkan apabila kita menilai karya sastra sebagai cermin masyarakat. maka dari itulah, lewat filtrasi, imajinasi, dan pandangan sosial inilah pengarang mengemukakan pandangan, penilaian, dan gagasan sebagai bentuk kritik terhadap suatu permasalahan. Karya sastra yang tentu menghadirkan konflik adalah cerpen (cerita pendek). Cerpen dapat memuat berbagai persoalan hidup. Pengarang seringkali menjadikan cerpen sebagai media kritik. Kritik dalam sebuah karya sastra adalah bentuk kepedulian pengarang terhadap situasi kehidupan sosial atau masyarakat

yang tidak sesuai dengan norma yang seharusnya, yang oleh pengarang dianggap kebenaran. Pengarang yang cerpennya banyak mengangkat persoalan kehidupan yang dirasa adalah sebuah kritik untuk masyarakat, salah satunya adalah Ahmad Tohari. Cerpen-cerpen karya Ahmad Tohari dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin banyak mengangkat tema kehidupan masyarakat pedesaan, persoalan sosial, dan kemunafikan. Cerpen-cerpen tersebut secara keseluruhan mengangkat permasalahan sosial dengan latar sosial masyarakat miskin. bagaimana para tokoh menghadapi persoalan-persoalan (proses yang terjadi di masyarakat) yang terjadi dalam cerita memiliki kesamaan, tentang perilaku orang miskin mengatasi masalah, menyikapi kemiskinan, moral, dan kritik atas gagasan yang mencerminkan kenyataan. Oleh sebab itu, apakah masalah sosial tersebut merepresentasikan kenyataan adalah menarik untuk dijawab. Dengan demikian, penelitian ini akan mengurai tentang representasi kritik sosial dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Adapun landasan teoretis yang dipakai adalah sosiologi sastra untuk merepresentasikan kritik sosial dan pendekatan struktural Todorov dan Nurgiyantoro dalam menganalisis struktur teksnya. Analasis struktural dilakukan untuk mengurai teks kemudian ditemukan unsur-unsur yang menggambarkan representasi kritik sosial. Adapun langkah penelitian berupa Menganalisis struktur teks cerpen mencakup alur, tokoh, latar, tema dan penceritaan. Berdasarkan analisis struktur peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen maka dicari gagasan refresentasi kritik sosial apa yang terkandung di dalamnya. Tahap selanjutnya menentukan model representasi dengan menyimpulkan indikasi yang teranalisis. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Cerpen Jasa-jasa buat Sanwirya Dari analisis struktur didapat reprensentasi kritik sosial berupa ketertindasan penderes oleh tengkulak dan kurangnya kesadaran masyarakat desa akan dunia medis. Masalah sosial tersebut didapat melalui analisis struktur meliputi tokoh, latar dan penceritaan. Pengaluran dalam cerpen Jasa-jasa buat Sanwirya terdiri atas 34 sekuen, semuanya berjalan secara realitas, bila digambarkan melalui bagan berupa garis linier dengan tanda panah. 34 sekuen tersebut merupakan sekuen gagasan dalam bentuk dialog tokoh sekunder. Dialog tersebut berisi tentang rencana jasa untuk Sanwirya. Adapun bentuk ketertindasan tengkulak ditemukan dalam dialog yang mengisahkan penderes di latar sosialnya. Alur dalam cerpen ini terdiri atas 15 fungsi utama, semuanya memiliki hubungan kausalitas, artinya fungsi utama yang telah diurutkan memiliki hubungan sebab-akibat satu dengan lainnya. Penokohan cerpen Jasa-jasa buat Sanwirya, meliputi tokoh utama, tokoh sekunder. Semuanya mempunyai perwatakan berbeda, namun memiliki kehidupan sosial sama, yakni sebagai orang miskin. Tokoh utama dalam cerpen adalah sosok yang memantik munculnya permasalahan-permasalahan yang mencerminkan permasalahan sosial dalam kenyataan. Adapun analisis setting meliputi latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Dalam analisis penceritaan, cerpen ini

menggunakan pencerita intern, artinya pencerita ikut berperan sebagai tokoh dalam cerita. Representasi kritik sosial dalam cerpen didapat melalui analisis peristiwa, tokoh dan setting. Melalui analisis tersebut tergambar kehidupan penderes nira kelapa yang tidak berdaya mendapat ketidak-adilan. Bentuk ketidak-adilan tersebut tidak secara peristiwa dimunculkan dalam cerpen, melainkan dalam dialog rencana jasa oleh tokoh sekunder. Kemudian representasi tentang kurangnya kesadaran masyarakat desa akan dunia medis tergambar pada awal cerita, pemilihan dukun sebagai orang yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit merupakan bentuk masalah sosial yang memiliki hubungan sebab-akibat dengan biaya kesehatan yang tinggi. Masalah yang tergambar tersebut merepresentasikan kenyataan sosial masyarakat Indonesia. Ketidakadilan yang tergagas dalam cerpen merepresentasikan para petani gula nira kelapa di daerah Banyumas jawa tengah, seperti dalam blog slamet-nusakambangan.blogspot.com (4 mei 2011). Artikel tersebut menceritakan tentang kehidupan penderes yang hidup dalam kemiskinan, memiliki hutang kepada tengkulak yang mengikat mereka. Sehingga tidak berdaya mendapat ketidakadilannya dalam bentuk penentuan harga gula secara sepihak. Kemudian masalah sosial pola pikir tentang kepercayaan masyarakat yang lebih memilih dukun sebagai orang yang dapat menyembuhkan penyakit. Masalah tersebut merepresentasikan seperti dalam artikel vivanews.com (1 januari 2010). Artikel tersebut menceritakan bagaimana ribuan orang sakit rela berdesakan demi untuk mendapat pengobatan dari dukun cilik Ponari yang memiliki batu petir mistis. Dalam merepresentasikan kritik sosial tersebut, pengarang tidak sekadar menggambarkan seperti apa adanya. Namun, pengarang berupaya memberi tanggapan terhadap masalah sosial yang digambarkannya. Masalah sosial tersebut tercermin dalam tema, tokoh, latar, serta sudut pandang yang digunakan oleh pengarang. Dengan demikian ditentukan bahwa model representasi kritik sosial, merupakan model aktif, indikasinya berupa penggambaran tokoh, latar, dan peristiwa yang saling menjalin kemudian memunculkan masalah sosial yang merepresentasikan kenyataan. 2. Cerpen Si Minem Beranak Bayi Dari analisis struktur didapat reprensentasi kritik sosial berupa pernikahan di usia muda. Masalah sosial tersebut didapat melalui analisis struktur meliputi tokoh, latar dan penceritaan. Pengaluran dalam cerpen Si Minem Beranak Bayi terdiri atas 17 sekuen berupa sekuen ingatan dan sekuen bayangan. Sekuen 4 dan 7 berupa sekuen ingatan, kemudian sekuen 10 berupa sekuen bayangan. Keseluruhan sekuen merupakan peristiwa tentang perjalanan tokoh Kasdu yang hendak melaporkan perihal Minem yang melahirkan prematur terhadap mertuanya. Adapun bentuk masalah sosial pernikahan di usia muda ditemukan dalam tokoh beserta peristiwa yang dialaminya. Alur dalam cerpen ini terdiri atas 7 fungsi utama, semuanya memiliki hubungan kausalitas, artinya fungsi utama yang telah diurutkan memiliki hubungan sebab-akibat satu dengan lainnya.

Penokohan cerpen Si Minem Beranak Bayi, meliputi tokoh utama dan tokoh sekunder. Semuanya mempunyai perwatakan berbeda, namun memiliki kehidupan sosial sama, yakni sebagai orang miskin. Tokoh utama dalam cerpen adalah sosok memunculnya permasalahan-permasalahan yang mencerminkan permasalahan sosial dalam kenyataan. Adapun analisis setting meliputi latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Dalam analisis penceritaan, cerpen ini menggunakan pencerita ekstern, artinya pencerita berperan sebagai narrator diluar cerita. Representasi kritik sosial dalam cerpen didapat melalui analisis peristiwa, tokoh dan setting. Melalui analisis tersebut tergambar bagaimana kehidupan seorang tokoh. Tokoh utama dan sekunder yang menikah di usia muda, pernikahan tersebut kemudian berdampak negatif. Tokoh Minem melahirkan secara prematur. Dalam kenyataan pernikahan serupa didasari beberapa faktor, salah satunya material, namun ditemukan bahwa faktor yang mendasari pernikahan di usia muda dalam cerpen tersebut merupakan pola pikir masyarakat tradisional. Pola pikir tersebut didapat pada masyarakat desa, orang tua menikahkan anaknya dengan tujuan mengurangi beban ekonomi keluarga. Masalah yang tergambar tersebut merepresentasikan kenyataan sosial masyarakat Indonesia mengenai pola pikir orangtua yang seringkali menjodohkan dan menikahkan anaknya di usia sangat muda. Gagasan yang tergambar dalam cerpen tersebut memiliki kesamaan dengan beberapa kasus dalam artikel. Salah satunya dalam okezone.com (5 februari 2013). Artikel tersebut menceritakan tentang anak perempuan yang menikah di usia 13 tahun, hamil kemudian keguguran dan bayinya meninggal. Pernikahan tersebut merupakan paksaan dan dilaksanakan secara adat pada tanggal 23 januari 2013. Dalam merepresentasikan kritik sosial tersebut, pengarang tidak sekadar menggambarkan seperti apa adanya. Namun, pengarang berupaya memaknai masalah sosial yang digambarkannya. Masalah sosial tersebut tercermin dalam tema, tokoh, latar, serta sudut pandang yang digunakan oleh pengarang. Dengan demikian ditentukan bahwa model representasi kritik sosial, merupakan model aktif, indikasinya berupa penggambaran tokoh, latar, dan peristiwa yang saling menjalin kemudian memunculkan masalah sosial yang merepresentasikan kenyataan. 3. Cerpen Blokeng Dari analisis struktur didapat reprensentasi kritik sosial berupa Diskriminasi Masyarakat Menyikapi Masyarakat Miskin. Masalah sosial tersebut didapat melalui analisis struktur meliputi tokoh, latar dan penceritaan. Pengaluran dalam cerpen Blokeng terdiri atas 34 sekuen, diantaranya 2 sekuen ingatan. Yakni, Sekuen 9 dan 32. Keseluruhan sekuen merupakan peristiwa tentang tokoh Blokeng seorang perempuan miskin yang melahirkan bayi tanpa diketahui siapa yang menghamilinya. Adapun bentuk masalah sosial berupa diskriminasi masyarakat sosial terhadap tokoh Blokeng yang timbul karena kelahiran bayinya. Alur dalam cerpen ini terdiri atas 14 fungsi utama, semuanya memiliki hubungan kausalitas, artinya fungsi utama yang telah diurutkan memiliki hubungan sebab-akibat satu dengan lainnya.

Penokohan cerpen Blokeng, meliputi tokoh utama dan tokoh sekunder. Semuanya mempunyai perwatakan berbeda, namun memiliki kehidupan sosial sama, yakni sebagai orang miskin. Tokoh utama dalam cerpen adalah sosok memunculnya permasalahan-permasalahan yang mencerminkan permasalahan sosial dalam kenyataan. Adapun analisis setting meliputi latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Dalam analisis penceritaan, cerpen ini menggunakan pencerita ekstern, artinya pencerita berperan sebagai narrator diluar cerita. Representasi kritik sosial dalam cerpen didapat melalui analisis peristiwa, tokoh dan setting. Melalui analisis tersebut tergambar bagaimana kehidupan seorang tokoh Blokeng yang mendapat diskriminasi masyarakat sosial dalam cerpen. diskriminasi tersebut tidak secara langsung, namun dengan sikap dalam bentuk berusaha keras untuk tidak menjadi tertuduh sebagai orang yang menghamili tokoh Blokeng. Usaha keras menghindari tuduhan tersebut didasari oleh stigma negatif terhadap Blokeng, yang digambarkan sebagai seorang yang buruk dari segi fisik maupun kondisi sosialnya. Masalah sosial tersebut merepresentasikan kenyataan sosial masyarakat Indonesia mengenai diskriminasi terhadap orang-orang kecil. Salah satu diskriminasi yang ada, tergambar dalam artikel psikologizone.com (18 juni 2011). Artikel tersebut melaporkan tentang 18 anak pemulung yang ditolak masuk sekolah karena alasan administratif. Adapun artikel lain yang membahas mengenai diskriminasi terhadap pemulung berupa tempelan papan di depan suatu jalan masuk perkampungan yang bertuliskan pemulung dilarang masuk (http://feriawan.wordpress.com). Bentuk diskriminasi tersebut merupakan salah satu yang menjadi gagasan dalam cerpen Blokeng. Dalam merepresentasikan kritik sosial tersebut, pengarang tidak sekadar menggambarkan seperti apa adanya. Namun, pengarang berupaya memaknai masalah sosial yang digambarkannya. Masalah sosial tersebut tercermin dalam tema, tokoh, latar, serta sudut pandang yang digunakan oleh pengarang. Dengan demikian ditentukan bahwa model representasi kritik sosial, merupakan model aktif, indikasinya berupa penggambaran tokoh, latar, dan peristiwa yang saling menjalin kemudian memunculkan masalah sosial yang merepresentasikan kenyataan. SIMPULAN DAN SARAN Hasil dari penelitian ini menjawab rumusan masalah tentang struktur, representasi kritik sosial dan model representasi kritik sosial dalam cerpen Jasajasa buat Sanwirya, Si Minem Beranak Bayi, dan Blokeng. akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Cerpen Jasa-jasa buat Sanwirya merepresentasikan kritik sosial tentang ketertindasan penderes oleh tengkulak dan kurangnya kesadaran masyarakat desa akan dunia medis. Penggambaran tersebut didapat dari analisis struktur meliputi tokoh, peristiwa, latar dan penceritaan. Masalah tersebut merepresentasikan kenyataan dalam artikel slametnusakambangan.blogspot.com dan vivanews.com. kemudian ditentukan model representasinya adalah model aktif indikasinya berupa penggambaran unsur

intrinsik cerpen yang memunculkan masalah yang merepresentasikan kenyataan. 2) Cerpen Si Minem Beranak Bayi merepresentasikan kritik sosial tentang pernikahan di usia muda. Penggambaran tersebut didapat dari analisis struktur meliputi tokoh, peristiwa, latar dan penceritaan. Masalah tersebut merepresentasikan kenyataan dalam artikel psikologizone.com kemudian ditentukan model representasinya adalah model aktif indikasinya berupa penggambaran unsur intrinsik cerpen yang memunculkan masalah yang merepresentasikan kenyataan. 3) Cerpen Blokeng merepresentasikan kritik sosial tentang diskriminasi masyarakat menyikapi msyarakat miskin. Penggambaran tersebut didapat dari analisis struktur meliputi tokoh, peristiwa, latar dan penceritaan. Gagasan yang menjadi masalah tersebut merepresentasikan kenyataan dalam artikel psikologizone.com. kemudian ditentukan model representasinya adalah model aktif indikasinya berupa penggambaran unsur intrinsik cerpen yang memunculkan masalah yang merepresentasikan kenyataan. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan adanya penelitian lanjutan mengenai fakta sosial atau fakta kemanusiaan yang tidak menjadi fokus penelitian ini, dengan harapan adanya pemahaman lebih dalam mengenai hubungan karya sastra dengan kenyataan. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Nenden Lilis. 1997. Representasi Ideologi Gender dalam Cerpen Cerpen Karya Wanita pada Cerpen Pilihan Kompas 1992-1996. Bandung: UPI. Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkah. Jakarta: Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Budaya. Damono, Sapardi Djoko. 1983. Kesusastraan Indonesia Modern. Jakarta: Gramedia. Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Saini, K.M. 1994. Protes Sosial dalam Sastra. Bandung: Angkasa. Tohari, Ahmad. 2005. Senyum Karyamin. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Todorov, Tzevtan. 1985. Tata Sastra. Jakarta: Djambatan. Sumber dari Internet Amri, Arfi Bambani, Dkk. 2010. Ponari dan Batu Ajaibnya. http://m.news.viva.co.id/news/read/117861-si_batu_petir_dari_jombang. Diakses pada kamis, 18 juli 2013 00.17. Feriawan. 2010. Apakah Semua Pemulung Adalah Pencuri. http://feriawan.wordpress.com/2008/11/14/apakah-semua-pemulungadalah-pencuri/. Diakses pada Rabu, 17 Juli 2013 jam 08.15. Hendra, Andi. 2011. Jangan Mendiskriminasikan Pemulung. http://andihendra.com/2011/03/23/jangan-mendiskriminasikan-pemulung/. Diakses pada Rabu, 17 Juli 2013 jam 08.10.

Ihsan, M. 2011. Anak Pemulung Ditolak Masuk Sekolah. http://www.psikologizone.com/anak-pemulung-ditolak-masuksekolah/065112259. Diakses pada 18 Juli 2013 00.30. Sasono, Hery. 2011. Saatnya Peduli Pada yang Lemah. http://herisasono.blogspot.com/2011/08/saatnya-peduli-pada-yanglemah_15.html?m=1. Diakses pada Rabu, 17 Juli 2013 jam 08.20.