DEKOPINWIL JABAR. Rully Indrawan*)

dokumen-dokumen yang mirip
- 1 - TUGAS DAN FUNGSI DALAM RANGKA REVITALISASI KOPERASI. Terwujudnya koperasi dengan kondisi kelembagaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

Renstra BKP5K Tahun

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

PROGRAM KERJA KELOMPOK KONTAK TANI NELAYAN ANDALAN (KELOMPOK KTNA) KOTA BUKITTINGGI TAHUN

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Pada Acara:

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

NASKAH AKADEMIK DAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB. X. JARINGAN USAHA KOPERASI. OLEH : Lilis Solehati Y, SE.M.Si

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

KEDUDUKAN, FUNGSI, PERAN DEKOPIN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PROFILE DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kemajuan suatu bangsa akan tercapai apabila bangsa

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi sebagai soko guru

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 4 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

PROGRAM KERJA FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tergolong padat penduduk. Dizaman

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Assalamualaikum Wr. Wb.

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

disampaikan oleh: Dr. H. Asli Nuryadin Kepala BAPPEDA Kota Samarinda

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

MODEL PENGEMBANGAN KADER PKK SEBAGAI MOTOR PEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

UKM di Indonesia. Perkembangan UKM di Indonesia

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran manajemen sumber daya manusia adalah menjaga dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menjadi tolok ukur Indeks. Pembangunan Manusia adalah umur harapan hidup. Faktor-faktor yang

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

Rencana Strategis (RENSTRA)

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan sebagai makhluk sosial (Zoon Politicon), yaitu makhluk. diri antar makhluk satu dengan yang lain dalam rangka pemenuhan

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

Transkripsi:

DEKOPINWIL JABAR Rully Indrawan*)

ANALISIS SWOT 1. Aspek Internal a. Kekuatan 1. DEKOPIN diakui sebagai Organisasi tunggal Aspirasi Gerakan Koperasi Indonesia 2.Eksistensi DEKOPIN cukup diakui olrh Gerakan Koperasi dan Masyarakat dalam memperjuangkan Perekonomian Rakyat 3.Jaringan Organisasi DEKOPINWIL telah menyebar keseluruh wilayah di 26 Kab/Kota se Jawa Barat 4.Fungsionaris DEKOPINWIL diakui oleh Pemerintah dan DPRD sebagai Mitra kerja yang handal dan eksistensi Lembaga Operasionalnya berdaya guna, nyata dalam membina Koperasi 5.Memiliki fasilitas kerja yang cukup baik

ANALISIS SWOT b. Kelemahan 1. Lemahnya sinergitas DEKOPINWIL dengan Instansi/Lembaga terkait baik Departemen maupun Lembaga Pemerintah Non Departemen 2. Kurangnya frekuensi, kontinuitas dan Intensitas pembinaan kepada para anggota dan Gerakan Koperasi secara luas 3. Lemahnya keterkaitan dan pola Manajemen untuk kegiatan sarana pendukung eksistensi dan kegiatan DEKOPINWIL 4. Belum optimalnya konsolidasi DEKOPINWIL dengan Koperasi Primer Tingkat Provinsi dan Pusgab 5. Sumber pendanaan organisasi yang terbatas 6. Terbatasnya kader muda militan

2. Aspek Eksternal a. Peluang ANALISIS SWOT 1. Dampak Gobalisasi dan kegagalan Ekonomi berbasis uang ke Ekonomi Riil merupakan kesempatan bagi pengembangan Koperasi 2. Perhatian Pemerintah pada pengembangan Ekonomi Rakyat cukup besar 3. Jawa Barat mendapatkan penghargaan sebagai Provinsi penggerak Koperasi yang dapat digunakan untuk membangun di Jawa Barat 4. Akses Jawa Barat yang relalatif dekat dengan pusat pertumbuhan dan pusat kekuasaan pemerintah pusat, Jakarta. 5. Barometer kehidupan koperasi karena dukungan historis, sumberdaya manusia dan fasilitas kerja

ANALISIS SWOT b. Tantangan 1. Citra kurang baik dari Publik terhadap Gerakan Koperasi 2. Perlu memposisikan Koperasi untuk mampu bersaing dalam era Globalisasi 3. Perubahan dalam tata sistem perekonomian dunia yang menuju Liberalisasi perdagangan disertai dengan dampak krisis Ekonomi moneter dan Ekonomi masih dirasakan berkepanjangan, hingga saat ini untuk semua pelaku usaha termasuk Koperasi di dalamnya 4. Kecenderungan peningkatan keluarga miskin dan pengangguran akan berdampak pada kegiatan usaha koperasi dan anggota 5. Sikap mendua dari pengambil kebijakan terhadap ekonomi kerakyatan. 6. Belum ditemukan sumber pendanaan organisasi yang memadai

VISI Menjadikan DEKOPINWIL Jawa Barat sebagai Akselerator pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat Tahun 2013

MISI a. Memperjuangkan dan menyalurkan Aspirasi Koperasi b. Meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat c. Melakukan pendidikan perkoperasian bagi anggota dan masyarakat d. Mengembangkan kerja sama antar Koperasi dan antara Koperasi dengan badan usaha lainnya e. Menghimpun dana Koperasi secara bersama-sama dalam bentuk Bank dan KSU/USP f. Mengembangkan jaringan usaha terpadu dari hulu sampai hilir

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN a. Pembangunan Koperasi yaitu pembangunan yang diarahkan untuk membangun sistem Koperasi yang bergerak ke orientasi tujuan Gerakan Koperasi a. Koperasi membangun yaitu pembangunan yang diarahkan kepada penggunaan kekuatan Gerakan Koperasi dalam rangka mensejahteraankan anggota Koperasi

PROGRAM DAN SASARAN a. Program Pendidikan dan Pelatihan Program ini diarahkan untuk meningkatkan kemampuan Pimpinan maupun anggota Gerakan Koperasi serta pengurus, karyawan dan anggota Koperasi baik dalam bidang Manajerial, kewirausahaan maupun bidang teknis dan administratif b. Program peningkatan partisipasi Gerakan Koperasi dalam perumusan kebijakan Ekonomi di daerah Program ini diarahkan agar DEKOPINWIL menjadi aktor ( Pelaku Utama ), yaitu turut serta secara aktif salam analisis dan pembentukan kebijakan Ekonomi daerah bukan sebagai obyek yang hanya menerima suatu kebijakan c. Program pemberdayaan DEKOPINWIL, DEKOPINDA, Koperasi Sekunder dan Koperasi Primer Provinsi Program ini diarahkan kepada aspek kepemimpinan dan kewirausahaan bagi para pimpinan dan calom-calon pemimpin Gerakan Koperasi di Tingkat Wilayah (Provinsi) dan daerah(kab/kota)

PROGRAM DAN SASARAN d. Program pengembangan Jaringan kemitraan Usaha Program ini diarahkan untuk mengembangkan jaringan kemitraan antara Koperasi secara terpadu mulai dari Koperasi secara terpadu mulai dari Koperasi produksi, distribusi, sampai ke Koperasi Konsumsi untuk saling mengisi dam memperkuat usaha Koperasi dan kemitraan usaha antara Koperasi dengan badan usaha swasta secara saling menguntungkan e. Pengembangan Koperasi di pedesaan di Bidang Agribisnis yang berwawasan Lingkungan Program percontohan pengembangan Koperasi terpadu di bidang Agribisnis, dijadikan sebagai program percontohan pengembangan Koperasi terpadu di bidang Agribisnis dengan wilayah yang akan difokuskan yaitu wilayah Jawa Barat Selatan dengan komoditi pangan, mulai dari pertanian, budi daya sampai pada industri pengolahan yang dapat dijadikan Ikon program

PROGRAM DAN SASARAN f. Program pengembangan kelembagaan pendanaan pangan (lumbung desa) dan sentra bisnis koperasi Program ini diarahkan untuk mendukung usaha Koperasi, anggota Koperasi produksi, distribusi maupun konsumsi g.program litbang dan sistem informasi Koperasi program ini diarahkan untuk mengadakan penelitian dan pengembagan yang berorientasi kepada pencapaian Visi, Misi, dan program serta pengembangan sistem informasi yang mendukung terhadap perencanaan Visi, Misi dan Program

Tema Nasional yang diusung pada Peringatan Hari Koperasi Ke-65 ini adalah : MEMBANGUN KOPERASI UNTUK KEMANDIRIAN NEGERI Sedangkan Tema Jawa Barat, adalah : MEMBANGKITKAN KOPERASI PEDESAAN SEBAGAI PENOPANG UTAMA KETAHANAN PANGAN NASIONAL

REALISASI PROGRAM DALAM HARKOP Program Kegiatan Mitra Pendidikan dan pelatihan Peningkatan partisipasi Gerakan Koperasi dalam perumusan kebijakan Ekonomi di daerah Pemberdayaan DEKOPINWIL, DEKOPINDA, Koperasi Sekunder dan Koperasi Primer Provinsi Pengembangan Jaringan kemitraan Usaha Pengembangan Koperasi di pedesaan di Bidang Agribisnis yang berwawasan Lingkungan Pengembangan kelembagaan pendanaan pangan (lumbung desa) dan sentra bisnis koperasi Seminar tentang Pembangunan SDM Seminar tentang Kebijakan Berfihak Lomba/Cooperative Fair/Bintek/Lintas Pelaku Usaha/Bazar Ramadhan FGD Cyber Koperasi Seminar Revitalisasi KUD dan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Seminar Pembiayaan Pendanaan Pangan Berbasis Budaya Lokal Unwir/Kopertis, UPI Dinas Pendidikan, KUMKM HU PR, DPRD Jabar, Dinas KUMKM Dinas KUMKM, BI, Pemkab/Pemkot Bappeda Jabar, Kemen UMKM, i-pasar, Dinas KUMKM Unsil Tasikmalaya, Kadin, Dinas KUMKM BI, Kementerian KUMKM, Paguyuban Pasundan, Litbang dan sistem informasi Koperasi Realisasi Cyber Koperasi Jabar Dinas KUMKM, 5 Dekopinda

Strategi Praktis Bagaimana kecenderungan koperasi Indonesia pasca amandemen: Terabaikan Citra: Sandyakalaning koperasi Kebutuhan kader militan Apakah kita sudah tidak butuh koperasi? Krisis ekonomi global: kebutuhan ekonomi rakyat Kebersamaan (konsolidasi) menuju Network Momentum harkop dan tahun koperasi Dunia Momentum Pilkada