ASPEK KEAMANAN ISI DAN FISIK DOKUMEN REKAM MEDIS DITINJAU DARI HUKUM KESEHATAN DI RSU RA KARTINI JEPARA TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

TINJAUAN TINGKAT KEJADIAN MISSFILE DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA DI FILING RSUD SUNAN KALIJAGA KABUPATEN DEMAK TRIWULAN I TAHUN 2013

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSU RA KARTINI TAHUN Dewi Indah Sari*),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILLING PUSKESMAS GUNUNGPATI SEMARANG. Rizqi Amalia *), Arif Kurniadi**)

Tinjauan Pelaksanaan Standar MKI 11 dan MKI 12 Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Kars 2012 di Bagian Filing Rawat Inap RSUD Majenang Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) DI FILING RAWAT INAP INAKTIF RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015.

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILLING RAWAT INAP RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2014 NOVIA WIJIASTUTI

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG

Evaluasi Pengelolaan Filing Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Islam Kendal Tahun 2016

ANALISIS PELAKSANAAN RETENSI DAN PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF FILING RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

TINJAUAN PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DISTRIBUSI REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MISSFILE DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS TAHUN 2013

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI REKAM MEDIS UNTUK KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 ABSTRAK

: Delay Repayment, Of Medical Record Documents, Assembling

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF UNTUK PERSIAPAN NILAI GUNA RS BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK

PANDUAN PERLINDUNGAN HAK PASIEN DAN KELUARGA TERHADAP KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN RS. CITRA HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

TINJAUAN PROSEDUR PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN TAHUN 2015 PARMEN ABSTRAK

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO NOMOR : 6/RSKM/SK_01/1.XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO

ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN MISSFILE DI BAGIAN FILLING RAWAT JALAN RSUD DR. M. ASHARI PEMALANG TAHUN 2015

TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DENGAN STANDAR AKREDITASI KARS MKI 12 DI FILING RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN WISN DI BAGIAN KODING INDEKSING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

Halaman Pengesahan. Artikel Ilmiah

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

BAB VI PENUTUP. dan Keruskan DRM, Hak Akses DRM dan Pemeliharaan dan. yang mengatur tentang Pemeliharaan dan Pengamanan DRM.

TINJAUAN PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam lemari maka akan timbul kesulitan besar pada saat nanti akan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

Tinjauan Tata Kelola Sistem Filing Rekam Medis Rawat Jalan di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2011

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

Please download full document at Thanks

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan.salah satu institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan bagi

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

PERNYATAAN PERSETUJUAN

GAMBARAN PENGENDALIAN MISSFILE

TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DOKUMEN REKAM MEDIS AKTIF KE IN AKTIF DI RUANG FILING RSUD DR.MOEWARDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. (3) peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (4)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit menurut Permenkes No. 1045/MENKES/PER/XI/2006

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENYERAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS DARI RAWAT INAP KE BAGIAN FILING DI RS PANTI WILASA DR.CIPTO SEMARANG TAHUN 2013

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA ASSEMBLING REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD DR.ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

TINGKAT KEJADIAN MISSFILE DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA DI BAGIAN FILING UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR.

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 2 No 1 - Januari 2015

KARYA TULIS ILMIAH. Zufron Yuda Prawira*);supriyono Asfawi**) *) Alumni D3 RMIK UDINUS **) Fakultas Kesehatan UDINUS

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

dimiliki oleh suatu instansi. Man yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) adalah petugas yang bertanggung jawab mengisi formulir / berkas.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

BAB I PENDAHULUAN. dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

BAB V PEMBAHASAN. organisasi sudah terstruktur dan menjalankan tugas dan fungsi masing-masing, Ekonomi, dan 2 orang lagi masih menjalani kuliah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit menyediakan pelayanan kuratif komplek, pelayanan gawat

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL TINJAUAN KEERGONOMISAN RUANG FILING RAWAT INAP DI RSUD KOTA SEMARANG. Disusun oleh : Khoerur Rozikin D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat. kesehatan yang optimal, hal itu di karenakan puskesmas mempunyai dua

ARTIKEL ILMIAH ANALISA KEBUTUHAN RAK FILE BERDASARKAN POLA PERTAMBAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILING RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

EVALUASI KINERJA ASSEMBLING DALAM PENGENDALIAN KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI ASSEMBLING RSUD UNGARAN TAHUN Devi Ayu Kumalasari*),

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

Transkripsi:

ASPEK KEAMANAN ISI DAN FISIK DOKUMEN REKAM MEDIS DITINJAU DARI HUKUM KESEHATAN DI RSU RA KARTINI JEPARA TAHUN 2015 Muhammad Husni Azam*); Jaka Presetya**) *)Alumni Fakultas Kesehatan UDINUS **)Staff Pengajar Fakultas Kesehatan UDINUS Email : namakuazam@gmail.com ABSTRACT Background : Document medical record is classified documents and election secrecy needs to be maintained with the security adequate.early in the survey conducted by building blocks because of frequent document loss occurs every day that is not detected in public hospitals ra kartini jepara interesting building blocks conducting research and is associated with health law or laws and regulations in force, then with this building blocks aims to understand how security aspects of the content and physical document medical record in terms of health law in public hospitals ra kartini jepara 2015. Method : The research is descriptive research with methods of observation and interviews with the approach of cross-sectional. The security of documents covering the management and storage of documents medical record as an object and the medical record to your filing and the head of medical record as the subject Result : The policy has not been implemented well because of limited facilities and infrastructure, procedure not implemented properly, characteristic of the officer did not according to the theory, the fund used in accordance with the policy of the hospital, methods used in accordance with the laws of health, tool use is not maximum so as to cause document medical record not safe. The filings expand the area and the addition of a rack the filings, give the understanding or socialization to officers against procedure, officers need to get the level of specific pedidikan with their field, make maximum use of by the device like the tracer and books expedition. The keywords : The laws of health, the document security, the physical security of documents 1

LATAR BELAKANG Dokumen rekam medis milik dokter, dokter gigi dan sarana playanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien. Yang dapat diberikan, dicatat atau di gandakan pasien adalah ringkasan rekam medis. Pasien berhak mengetahui isi rekam medis akan tetapi berkas keseluruhan rekam medis hanya dapat dipegang oleh petugas kesehatan / rekam medis yang berwenang dan tidak dapat meninggalkan lokasi fasilitas kesehatan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kerahasiaan medis (sebab informasi medis dapat disalahgunakan) serta mencegah rekam medis hilang atau rusak Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia, hanya diketahui dokter dan pasien. Dalam kondisi tertentu informasi dalam rekam medis dapat diungkapkan, antara lain : permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri; memenuhi permintaan penegak hukum atas perintah pengadilan; permintaan institusi/lembaga berdasarkan perundangundangan; untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien. (1) Dengan demikian pentingnya rekam medis dalam pengawasan petugas dan tidak sembarang orang bisa melihat bahkan meminjam, ketika melihat proses pelayanan di RSU RA Kartini Jepara utamanya dibagian pendaftaran rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat seringkali menyerahkan dokumen rekam medis kepada pasien atau keluarga pasien yang kemudian untuk diserahkan ke poliklinik/dokter yang dituju. Ini jelas tidak sesuai dengan apa yang ada di teori akademik maupun teori / kebijakan RSU RA Kartini Jepara. Kasus di TPPRI/TPPGD yaitu ketika keluarga pasien mendaftarkan pasien, petugas sering menitipkan dokumen rekam medis kepada pihak keluarga pasien yang mendaftar untuk menyerahkan dokumen kepada dokter jaga UGD. Untuk kasus di TPPRJ pasien yang sudah mendaftar dan mengantri kemudian dokumennya belum tersedia di poliklinik maka petugas poliklinik menyuruh pasien untuk menanyakan ke 2

bagian pendaftaran untuk mengambil DRM, ketika petugas mencari DRM dan ketemu maka petugas menyuruh pasien untuk menyerahkan dokumennya ke pihak perawat poliklinik. Tracer adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi penggunaan berkas rekam medis. Kartu ini diisi setiap akan diambil, kemudian disisipkan pada dokumen yang akan diambil tersebut sebagai petunjuk bahwa tersebut tidak sedang berada di tempat penyimpanan. Kegunaan tracer adalah untuk memudahkan pengembalian dokumen rekam medis yang telah selesai digunakan dan dikembalikan dibagian filing. Selain itu tracer juga berguna untuk melacak dokumen yang belum kembali atau hilang karena didalam tracer terdata kapan, siapa, dimana untuk apa dokumen digunakan. Kejadian yang sering terjadi adalah petugas filing RSU RA Kartini Jepara tidak pernah menyelipkan tracer ke rak penyimpanan. Dengan kejadian seperti ini seringkali petugas kepayahan dalam mencari dokumen yang hilang. (2) Kejadian seperti ini rentan sekali terjadinya kehilangan dokumen rekam medis karena letaknya yang diluar ruangan dan tidak dalam pengawasan intens dari petugas filling. Rak penyimpanan dokumen rekam medis seharusnya berada dalam ruangan khusus filling/penyimpanan dan tertutup dari akses petugas non rekam medis atau yang mempunyai kepentingan. Rak penyimpanan tidak seharusnya berada dalam jalur umum atau tempat umum seperti yang terjadi di RSU RA Kartini Jepara. Penulis pernah menjumpai kejadian ada perawat yang meminjam DRM tanpa izin dulu ke petugas dan langsung mencari sendiri tanpa melibatkan petugas filling di rak filling yang berada diluar ruangan. Kejadian seperti ini tidak benar karena perawat tidak menggunakan bon pinjam, tracer dan menulis di buku ekspedisi. Jika kejadian seperti masih berlanjut bukan tidak mungkin semakin 3

banyak dokumen yang akan lepas kendali dari petugas rekam medis utamanya petugas filling. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan data sebagai hasil penelitian. Metode yang digunakan observasi yaitu metode penelitian dengan meninjau langsung objek yang diteliti. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional dengan cara menganalisis variable-variabel penelitian bersifat sewaktu-waktu untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan tepat. Objeknya adalah pengelolaan dan penyimpanan, keamanan dan kerahasiaan di filing. Subjeknya adalah petugas rekam medis dibagian filing dan kepala rekam medis. Dalam penelitian ini analisa yang digunakan yaitu analisa deskriptif tentang aspek keamanan dengan menjabarkan, menggambarkan keadaan yang ada dilapangan untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang berlaku. HASIL Dalam wawancara kepada kepala instalasi rekam medis RSU RA Kartini Jepara terdapat kebijakan terkait keamanan yang meliputi penyimpanan dan peminjaman. 1. Prosedur Tetap Terkait Keamanan Dokumen Rekam Medis Peneliti dalam melakukan observasi dan wawancara kepada kepala rekam medis mengatakan ada 2 (dua) protap yang berkaitan dengan keamanan yaitu tentang penyimpanan dokumen rekam medis dan peminjaman : A. Penyimpanan Dokumen Rekam Medis 1) Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan a. Petugas penyimpanan rawat jalan menerima rawat jalan dari petugas poliklinik Petugas 4

penyimpanan dokumen a. Petugas penyimpanan rekam medis rawat jalan mencocokan jumlah rawat inap menerima rawat jalan yang disetor dengan jumlah yang tertera pada buku ekspedisi. rawat inap yang sudah lengkap dan benar b. Petugas penyimpanan b. Petugas penyimpanan mengisi identitas meneliti kelengkapan rawat jalan, c. Petugas penyimpanan mengelompokan dokumen rekam medis rawat jalan sesuai kategori nomor rekam medisnya, d. Petugas penyimpanan rawat inap yang berisi nomor rekam medis, nama pasien, diagnosa pulang dan tahun terakhir kunjungan, c. Petugas penyimpanan rawat inap memasukan rawat inap ke rak file rawat jalan memasukkan dengan penjajaran model sistem rawat jalan sesuai urutan alokasi tempat dengan angka langsunng. B. Peminjaman Dokumen Rekam model menggunakan penyimpanan system Medis 1. Peminjam mengajukan penjajaran langsung. bon pinjam / penyataan 2) Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap peminjaman dokumen 5

rekam medis kepada petugas. perawatan medis, kepentingan riset dan audit. 2. Peminjam mengisi Buku Pinjam Dokumen Rekam Medis dengan menulis tanggal pinjam, nama peminjam, ruang / bagian, keperluan, tanggal kembali dan paraf peminjam, 3. Pengembalian dokumen rekam medis dilakukan oleh petugas penyimpanan, dengan menulis tanggal pinjam, 2. Karakteristik Petugas Filing Tabel 4.2 Karakteristik responden Petugas Filing RSU RA Kartini Jepara No Nama Umur Jenis Pendidikan Kelamin Terakhir 1. Pak S 48 Pria SMA 2. Pak S 49 Pria SMA 3. Pak M 47 Pria SMA 4. Pak D 48 Pria SMA nama peminjam, keperluan dan tanggal kembali pada sampul Protap ini dijadikan acuan oleh petugas filing RSU RA Kartini Jepara untuk bertugas mengamankan dokumen kemudian melakukan pencarian kembali selain itu petugas melayani peminjaman dokumen rekam medis untuk kepentingan pelayanan Tugas pokok petugas filing adalah menerima yang telah lengkap dari assembling untuk rawat inap dan dari poliklinik untuk rawat jalan, mengelompokan dokumen rekam medis berdasarkan angka terakhir dari nomor rekam medis, menjajarkan berdasarkan Terminal Digit Filing (TDF), menyimpan 6

pada rak yang sesuai nomor rekam medis, melayani peminjaman dengan buku ekspedisi, menjaga kerahasiaan isi. kompetensi petugas filing tidak ada yang lulusan D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, ruang Filing RSU RA Kartini menggunakan metode penyimpanan dokumen rekam medis menggunakan sistem sentralisasi yaitu rawat jalan dan rawat inap berada dalam satu ruangan. Berdasarkan wawancara kepada petugas penyimpanan dokumen rekam medis apakah terjadi kendala dalam melakukan pengamanan dokumen rekam medis? petugas mengatakan untuk sampai saat ini tidak terjadi masalah dalam pengamanan dokumen rekam medis di ruang penyimpanan atau filing, 3. Dana Untuk Pengelolaan Dokumen Rekam Medis Dana yang dikeluarkan di ruang filing sesuai dengan tanggung jawab kebijakan rumah sakit dan ada anggaran sendiri yang hanya diketahui oleh pihak RSU RA Kartini Jepara. 4. Metode Pengelolaan, penyimpanan dan keamanan dokumen Sistem penjajaran yang diterapkan yaitu Terminal Digit Filing (TDF) yaitu mengurutkan nomor rekam medis diawali dari belakang, tengah dan depan. Di pintu masuk menuju ruang filing sudah tertulis Selain Petugas Rekam Medis Dilarang Masuk ini untuk meminimalisir orang yang masuk sembarangan ke ruang filing, ruang filing dijadikan satu dengan ruang unit rekam medis yang lain seperti Assembling, koding/indeksing, sensus, dan asuransi dengan pembatas dari triplek. 5. Alat Pengelolaan Keamanan Dokumen Rekam Medis Peneliti melakukan observasi dan wawancara terkait peralatan penunjang untuk keamanan dokumen 7

rekam medis yaitu pada tracer, rak dan buku ekspedisi. Karena 3 alat ini mempunyai peranan sangat penting dalam keamanan dokumen rekam medis. Kejadian di RSU RA Kartini Jepara sudah terdapat tracer yang disetorkan dari petugas pendaftaran kepada petugas filing akan tetapi tidak maksimal dalam penggunaanya karena petugas filing tidak menyelipkan tracer ke dalam rak ketika pengambilan dokumen rekam medis akan tetapi dimasukan ke dokumen dan diserahkan kembali ke petugas pendaftaran, karenanya petugas seringkali kesusahan ketika menjumpai yang hilang atau belum kembali dari poliklinik atau peminjaman dokumen. Petugas kesusahan karena tidak bisa melacak keberadaan dokumen rekam medis. Rak digunakan untuk menempatkan agar terlihat rapi dan tidak rusak sekaligus sebagai tempat pengamanan, yang peneliti lihat di ruang filing RSU RA Kartini Jepara dengan jumlah DRM yang bertambah setiap harinya hal itu memaksa menejemen rumah sakit khususnya instalasi rekam medis mengeluarkan kebijakan dengan menambah rak dan menempatkannya diluar ruang filing. Sehingga ini memperparah system keamanan karena rentan pencurian dokumen rekam medis karena peneliti pernah menjumpai perawat hendak meminjam dokumen namun karena kurangnya pemahaman prosedur peminjaman, perawat tersebut memlih sendiri di rak yang berada diluar ruang filing. Buku Ekspedisi merupakan kumpulan catatan dokumen rekam medis yang masuk dan keluar dalam peminjaman di filing, di RSU RA Kartini Jepara sudah terdapat buku ekspedisi namun hanya untuk rawat inap dan tidak digunakan untuk keperluan peminjaman dokumen 8

rekam medis rawat jalan, maka tak jarang menjumpai kehilangan dokumen karena masih berada di poliklinik yang belum dikembalikan ke petugas filing. Pembahasan 1. Tinjauan kebijakan Berdasarkan hasil wawancara bersama kepala instalasi rekam medis RSU RA Kartini Jepara mengatakan bahwa kebijakan sudah dilaksanakan namun ada beberapa kendala salah satunya yaitu terkait sarana dan prasarana yang overload atau kurang memadahi sehingga menyebabkan tidak maksimal dalam menjalankan kebijakan. 2. Protap Berdasarkan hasil penelitian di RSU RA Kartini Jepara tentang prosedur tetap sebagian besar sudah sesuai namun ada beberapa yang tidak sesuai seperti : a). Pada penyimpanan rawat jalan petugas penyimpanan tidak mencocokan jumlah dokumen yang keluar dengan jumlah dokumen yang dikembalikan dan petugas tidak meneliti kelengkapan dokumen rekam medis, b) Petugas penyimpanan dokumen rawat inap tidak mengisi identitas rawat inap yang berisi nomor rekam medis, nama pasien, diagnosa pulang dan tahun terakhir kunjungan, c). Bon pinjam hanya berlaku untuk dokumen rekam medis yang digunakan sebagai penelitian dan tidak berlaku untuk pelayanan medis seperi rawat jalan. 3. Karakteristik petugas Petugas mempunyai tanggung jawab yang penting untuk menjaga, memelihara, mengelola dokumen rekam medis, maka dari itu petugas berhak mendapatkan pendidikan yang berkelanjutan untuk meningkatkan ilmu pelayanan. Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan, disebutkan pada BAB V pasal 21 tentang standar profesi dan perlindungan hukum pada bagian satu sudah jelas bahwa setiap tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban 9

untuk mematuhi standar profesi tenaga kesehatan. (8) Pada pasal 22 diwajibkan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya harus : a. Menghormati hak pasien b. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan. d. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan. e. Membuat dan memelihara rekam medis. Dengan demikian pentingnya petugas rekam medis dalam melakukan pengamanan karena didalam rekam medis berisi dokumen-dokumen penting yang perlu dijaga kerahasiaannya sesuai dengan Permenkes no : 269/Menkes/Per/III/2008 tentang kerahasiaan rekam medis, informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokgter, tenaga kesahatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan, informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal : 1. Untuk kepentingan kesehatan pasien 2. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan 3. Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri 4. Permintaan instansi/lembaga berdasarkan ketentuan perundangundangan 5. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepenjang tidak menyebutkan identitas pasien (4) Berdasarkan pengakuan petugas dalam melakukan pengamanan dokumen rekam medis tidak mengalami kendala tapi tidak menutup kemungkinan kehilangan / pencurian dokumen rekam 10

medis bisa saja sewaktu-waktu terjadi tersebut tidak sedang berada di mengingat masih terdapat rak dokumen tempat penyimpanan (2) penggunaan yang berada di ruang filing Sementara itu untuk tugas pokok lainnya dilapangan sudah sesuai dengan kebijakan yang diterapkan oleh Rumah Sakit Umum RA Kartini Jepara. 4. Dana Untuk Pengelolaan Dokumen Rekam Medis Dana yang dikeluarkan untuk keperluan pengelolaan pengamanan di filing sudah sesuai dengan kebijakan RSU RA Kartini Jepara terbukti dengan laporan pertanggung jawaban yang setiap periodenya dilaporkan secara berkala oleh instalasi rekam medis. 5. Alat Pengelolaan Keamanan Dokumen Rekam Medis Tracer adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi penggunaan berkas rekam medis Kartu ini diisi setiap dokumen rekam medis akan diambil, kemudian disisipkan pada dokumen yang akan diambil tersebut sebagai petunjuk bahwa tracer yang tidak maksimal karena petugas filing RSU RA Kartini Jepara tidak menyelipkan tracer ke rak penyimpanan sehingga masih menjumpai tidak bisa dilacak keberadaanya ketika keluar untuk kepentingan pelayanan medis maupun lainya dan kejadian ini mengakibatkan petugas masih sering kepayahan dalam mencari dokumen yang keluar, hilang atau belum kembali. Dalam teori menjelaskan tentang kegunaan tracer adalah untuk memudahkan pengembalian yang telah selesai digunakan dan dikembalikan dibagian filing. Selain itu tracer juga berguna untuk melacak dokumen yang belum kembali atau hilang karena didalam tracer terdata kapan, siapa, dimana untuk apa dokumen digunakan. (2) pada teori menjelaskan terkait ruang penyimpanan Filing harus berada di tempat yang strategis terpisah dengan ruang lain supaya 11

terjaga kerahasiaannya. Ruang penyimpanan yang luas untuk menyimpan dokumen aktif maupun inaktif sesuai dengan peraturan yang ada. Dengan adanya rak penyimpanan yang berada diluar ruang penyimpanan merupakan salah satu pelanggaran dalam menjaga keamanan dan kerahasiaan DRM pasien karena tidak berada dalam jangkauan pengamanan petugas rekam medis. buku ekpedisi atau buku peminjaman dokumen sangatlah penting karena salah satu bentuk pengamanan dari kehilangan ialah setiap keluar dicatat dibuku peminjaman dengan meninjau kenyataan yang ada dilapangan untuk peminjaman khususnya rawat jalan tidak menggunakan buku ekspedisi sehingga bisa dikatakan dokumen rekam medis rawan hilang dan tidak terdeteksi. 6. Metode Pengelolaan dan Keamanan Dokumen Rekam Medis Dalam Permenkes No. 269 tahun 2008 dijelaskan bahwa, informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan (Permenkes, 2008). Sifat rahasia rekam medis ini tidak terbatas pada masa aktif, inaktif maupun statis. Hal ini kemudian yang membedakan antara rekam medis dengan jenis arsip lainnya. Meski dalam sudut pandang perundangundangan kearsipan yang baru, rekam medis tidak termasuk dalam arsip terjaga, tetapi rekam medis wajib dijaga kerahasiaan isi sehingga ia memiliki beberapa ketentuan untuk menjaga kerahasiaan informasinya, antara lain: a. Hanya petugas rekam medis yang diizinkan masuk ruang penyimpanan rekam medis. b. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medis untuk 12

badan-badan atau perorangan kecuali yang telah ditentukan oleh peraturan perundangundangan yang berlaku. c. Selama penderita dirawat, rekam medis menjadi tanggung jawab perawat ruangan dan menjaga kerahasiannya. Dengan demikian metode yang diterapkan di RSU RA Kartini Jepara sudah sesuai dengan kebijakan rumah sakit dan teori, hal ini bisa dibuktikan dengan a. petugas menerapkan aturan selain petugas rekam medis dilarang masuk b. menggunakan sistem penjajaran Terminal Digit Filing (TDF) c. memisahkan ruang penyimpanan dengan ruang yang ruang lainnya. Kesimpulan 1. RSU RA Kartini Jepara sudah melaksanakan kebijakan rumah sakit namun karena keterbatasan sarana 2. Sebagian besar sudah sesuai dengan protap namun ada 3 (tiga) poin yang tidak sesuai dengan apa yang ada di protap seperti yang sudah dijelaskan di bab IV pembahasan. 3. Dana yang dipergunakan untuk pengamanan sudah sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh rumah sakit. 4. Karakteristik petugas rekam medis di bagian penyimpanan dokumen rekam medis tidak sesuai dengan teori karena masih lulusan SMA 5. Metode yang diterapkan di RSU RA Kartini Jepara terkait keamanan dokumen yang meliputi pengelolaan dan penyimpanan dokumen rekam medis sudah sesuai dengan teori. 6. Peralatan penunjang keamanan di RSU RA Kartini Jepara tidak sesuai dengan teori karena penggunaannya yang tidak maksimal sehingga masih sering menyebabkan dokumen hilang tak terdeteksi keberadaanya dan prasarana mengakibatkan tidak maksimal dalam pengerjaannya 13

Saran 1. Penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan maksimal di bagian penyimpanan seperti memperluas area filing dan penambahan rak filing. 2. Memberikan pemahaman atau sosialisasi kepada petugas dengan harapan melaksanakan sesuai dengan protap RSU RA Kartini Jepara. 3. Petugas adalah sebagai ujung tombak pelayanan rumah sakit, maka keamanannya dengan mengganti rak yang dari kayu dengan menggunakan rak dari logam / besi yang terdapat tutupnya sehingga keamanan dokumen tetap terjaga dari pencurian. c. Melakukan sosialisasi penggunaan buku ekspedisi kepada petugas rekam medis di bagian filing, karena dengan buku ekspedisi dapat membantu petugas jika terjadi kehilangan dokumen rekam medis dalam mencari dokumen rekam medis tersebut. petugas perlu mendapatkan jenjang pedidikan yang spesifik dengan bidangnya. 4. Memaksimalkan penggunaan peralatan a. Menggunakan tracer sebagai acuan ketika sedang keluar atau dipinjam sehingga mengetahui keberadaan b. Jika memang keterbatasan ruang sehingga memaksa rak file ditempatkan diluar ruangan maka perlu diperhatikan tingkat 14