DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

KABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2012, No

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

Peraturan...

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

- 5 - k. memfasilitasi

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN:

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

- 5 - (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1692).

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

MENUJU ASN YANG PROFESIONAL BERBASIS SISTEM MERIT MELALUI PENGUATAN JABATAN FUNGSIONAL

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kep. MENPAN No. 7/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

by Opong-Sosialisasi Perka No. 2 Th 2017-Perpusnas 18 Juli 2017

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

KATA PENGANTAR Ketentuan yang mengatur tenaga fungsional penyuluh kehutanan adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 130/KEP/M.PAN

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

Transkripsi:

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional; 3. Peraturan Presiden Nomor 17 TH 2013 Tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Analis 4. Peraturan MENPAN Nomor PER/36/M.PAN/11/2006 Tentang Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan MENPAN Nomor PER/14/M.PAN/6/2008; 5. Peraturan Kepala BKN Nomor 67 TH 2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 33 TH 2007; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 1 TH 2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Analis 7. Peraturan Kepala BKN Nomor 2 TH 2009 Tentang Pedoman Penulisan Karya Tulis/ Karya Ilmiah Analis 8. Peraturan Kepala BKN Nomor 3 TH 2009 tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Analis 9. Peraturan Kepala BKN Nomor 26 TH 2011 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Analis Kepegawaian Keterampilan dan Angka Kreditnya; 10. Peraturan Kepala BKN Nomor 11 TH 2012 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Analis Kepegawaian Keahlian dan Angka Kreditnya; 11. Peraturan Kepala BKN Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Standar Kompetensi Kerja Analis Kepegawaian. INSTANSI PEMBINA : A. Badan Kepegawaian Negara selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian : 1. Instansi yang memiliki tugas untuk mengelola jabatan fungsional Analis Kepegawaian dalam rangka menjamin profesionalisme dan kontribusi jabatan dalam pencapaian tujuan organisasi serta pengembangan karir pejabat yang menduduki jabatan fungsional. 2. Tugas : a. Menyusun : 1) ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis Jabatan Fungsional Analis 2) standar kompetensi Jabatan Fungsional Analis 3) pedoman formasi Jabatan Fungsional Analis 1

4) pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah/Karya Tulis Inovasi di bidang tugas jabatan fungsional Analis 5) Kurikulum pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional/teknis Jabatan Fungsional Analis b. Menganalisis kebutuhan diklat fungsional/teknis di bidang tugas jabatan fungsional Analis c. Menyelenggarakan : 1) diklat fungsional/ teknis jabatan fungsional Analis 2) uji kompetensi; 3) Sertifikasi Profesi. d. Memfasilitasi : 1) Pelaksanaan tugas pokok Jabatan Fungsional Analis 2) Pembentukan Organisasi Profesi Jabatan Fungsional Analis 3) Penyusunan dan penetapan kode etik dan etika profesi Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian e. Melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian, ketentuan pelaksanaan, dan ketentuan teknisnya; f. Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka pembinaan karier pejabat fungsional Analis g. Mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Analis h. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian. B. PENGERTIAN : 1. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan manajemen PNS dan pengembangan system manajemen PNS; 2. Manajemen PNS adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian yang terdiri dari atas formasi dan pengadaan, mutasi, pendidikan dan pelatihan (diklat), gaji, tunjangan dan kesejahteraan, ketatausahaan kepegawaian, disiplin dan pengendalian kepegawaian, pemberhentian dan laporan; 3. Pengembangan sistem menajemen PNS adalah kebijakan manajemen PNS mencakup norma, standar, prosedur mengenai sistem pengadaan kepegawaian, sistem mutasi, sistem ketatausahaan kepegawaian dan sistem gaji, tunjangan dan kesejahteraan; 2

4. Analis Kepegawaian Keterampilan adalah Analis Kepegawaian yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu; 5. Analis Kepegawaian Keahlian adalah Analis Kepegawaian yang dalam pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu. C. TUGAS POKOK : Melakukan kegiatan manajemen PNS dan pengembangan sistem manajemen PNS sebagaimana diatur dalam Peraturan MENPAN Nomor PER/36/M.PAN/11/2006 tentang Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan MENPAN Nomor PER/14/M.PAN/6/2008. D. JENJANG JABATAN : 1. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Keterampilan yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, terdiri dari : a. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Pelaksana; Pengatur, golongan ruang II/c; dan Pengatur Tk. I, golongan ruang II/d. b. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan; dan Penata Muda, golongan ruang III/a dan Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b. c. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Penyelia. Penata, golongan ruang III/c; dan Penata Tk. I, golongan ruang III/d. 2. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Keahlian yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, terdiri dari : a. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Pertama; Penata Muda, golongan ruang III/a; dan Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b. b. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Muda; dan Penata, golongan ruang III/c dan Penata Tk. I, golongan ruang III/d. c. Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian Madya. Pembina, golongan ruang IV/a; Pembina Tk. I, golongan ruang IV/b; dan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. 3

E. TIM PENILAI : 1. Pengertian : Tim Penilai Angka Kredit adalah Tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang dan bertugas untuk menilai prestasi kerja Analis Kepegawaian. 2. Susunan Tim Penilai : a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis; b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota dari unsur kepegawaian; a. Seorang Sekretaris merangkap anggota; b. Paling kurang 4 (empat) orang anggota (paling kurang 2 (dua) orang dari Pejabat Analis Kepegawaian). 3. Kedudukan dan kewenangan Tim Penilai : a. Tim Penilai Pusat melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Analis Kepegawaian Madya di lingkungan BKN dan Instansi lain serta Instansi yang belum memiliki Tim Penilai; b. Tim Penilai Sekretaris Utama melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Analis Kepegawaian Pelaksana sampai dengan Analis Kepegawaian Penyelia dan Analis Kepegawaian Pertama sampai dengan Analis kepegawaian Muda di lingkungan BKN Pusat; c. Tim Penilai Kantor Regional BKN melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Analis Kepegawaian Pelaksana sampai dengan Analis Kepegawaian Penyelia dan Analis Kepegawaian Pertama sampai dengan Analis kepegawaian Muda di lingkungan Kantor Regional BKN masing-masing; d. Tim Penilai Instansi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Analis Kepegawaian Pelaksana sampai dengan Analis Kepegawaian Penyelia dan Analis Kepegawaian Pertama sampai dengan Analis kepegawaian Muda di lingkungan Instansi Pusat; e. Tim Penilai Provinsi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Analis Kepegawaian Pelaksana sampai dengan Analis Kepegawaian Penyelia dan Analis Kepegawaian Pertama sampai dengan Analis kepegawaian Muda di lingkungan Provinsi masingmasing; f. Tim Penilai Kabupaten/Kota melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Analis Kepegawaian Pelaksana sampai dengan Analis Kepegawaian Penyelia dan Analis Kepegawaian Pertama sampai dengan Analis kepegawaian Muda di lingkungan Kabupaten/Kota masing-masing; Apabila Tim Penilai belum terbentuk penilaian dan penetapan angka kredit bagi Analis Kepegawaian dapat dimintakan kepada Tim Penilai terdekat sesuai dengan Pasal 20 Peraturan MENPAN Nomor 4

PER-36/M.PAN/11/2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan MENPAN Nomor PER-14/M.PAN/6/2008. Pembentukan dan Susunan Anggota Tim Penilai harus mendapat rekomendasi dari Kepala BKN/Kepala Kantor Regional BKN (Pasal 8 Perka BKN Nomor 67 Tahun 2006) F. MEKANISME PENGANGKATAN : 1. Pengangkatan Pertama : a. Jenjang Analis Kepegawaian Terampil : 1) Berijazah paling rendah Diploma III (DIII) Bidang : Ilmu Kepegawaian, Ilmu Ekonomi, Manajemen SDM, Ilmu Manajemen Adminitrasi, Ilmu Administrasi Perkantoran, dan Ilmu Kesekretariatan; 2) Pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c; 3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan 4) Telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis Kepegawaian Keterampilan, kecuali yang memiliki ijazah DIII Kepegawaian. b. Jenjang Analis Kepegawaian Ahli : 1) Berijazah paling rendah Strata Satu (S1)/ Diploma IV (DIV) Kepegawaian. Strata Satu (S1) Bidang : Ilmu Kepegawaian, Ilmu Manajemen, Ilmu Politik, Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Adminitrasi Publik, Ilmu Hukum, Ilmu Pemerintahan, Ilmu Sosial Politik, Ilmu Kebijakan Publik, Ekonomi Manajemen SDM, Ilmu Sosiologi, dan Ilmu Humaniora; 2) Memiliki pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; 3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan; 4) Telah mengikuti dan lulus Diklat Fungsional Analis Kepegawaian Keahlian, kecuali yang memiliki ijazah DIV Kepegawaian. Pengangkatan Pertama sebagaimana dimaksud adalah pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi jabatan Analis Kepegawaian melalui pengangkatan CPNS. 2. Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan Analis Kepegawaian (perpindahan jabatan) a. Berijazah DIII atau S1 sesuai kualifikasi yang ditentukan; b. Memiliki pengalaman dalam kegiatan manajemen PNS/ pengembangan sistem manajemen PNS paling singkat 2 (dua) tahun; c. Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional Analis 5

d. Usia paling tinggi 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun dari jabatan terakhir yang didudukinya; dan e. Unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. 3. Pengangkatan Ketentuan Peralihan a. Untuk jenjang keterampilan : 1) Berijazah paling rendah SMA atau yang sederajat; 2) Memiliki pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c; 3) Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun; 4) Memiliki pengalaman di bidang Manajemen PNS paling singkat 3 (tiga) tahun; 5) Unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan 6) Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional Analis Kepegawaian Keterampilan. b. Untuk jenjang keahlian : 1) Berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Dilpoma IV (D.IV) sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan; 2) Memiliki pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; 3) Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun; 4) Memiliki pengalaman di bidang Manajemen PNS paling singkat 3 (tiga) tahun; 5) Unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; 6) Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional Analis Kepegawaian Keahlian. Pengangkatan dalam jabatan Fungsional Analis Kepegawaian ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat/Daerah setelah mendapat rekomendasi/surat pertimbangan Kepala BKN. 6

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 TH 1994 Tentang Jabatan Fungsional PNS Jo PP Nomor 40 Tahun 2010; 4. Keputusan Presiden Nomor 87 TH 1999 Tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS; 4. Peraturan MENPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian dan Angka Kreditnya; 5. Peraturan Kepala BKN Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Audit 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menpan dan RB Nomor 40 Tahun 2012; 7. Peraturan Kepala BKN Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyesuaian/Inpassing Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian. INSTANSI PEMBINA : A. Badan Kepegawaian Negara selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian : 1. Instansi yang memiliki tugas untuk mengelola jabatan fungsional Auditor Kepegawaian dalam rangka menjamin profesionalisme dan kontribusi jabatan dalam pencapaian tujuan organisasi serta pengembangan karir pejabat yang menduduki jabatan fungsional Auditor Kepegawaian. 2. Tugas : a. Menyusun : 1) Ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis Jabatan Fungsional Auditor 2) standar kompetensi Jabatan Fungsional Auditor 3) pedoman formasi Jabatan Fungsional Auditor 4) pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah/Karya Tulis Inovasi di bidang tugas jabatan fungsional Auditor 5) Kurikulum pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional/teknis Jabatan Fungsional Auditor b. Menganalisis kebutuhan diklat fungsional/teknis di bidang tugas jabatan fungsional Auditor 7

c. Menyelenggarakan : 1) diklat fungsional/teknis jabatan fungsional Auditor 2) uji kompetensi; 3) Sertifikasi Profesi. d. Memfasilitasi : 1) Pelaksanaan tugas pokok Jabatan Fungsional Auditor 2) Pembentukan Organisasi Profesi Jabatan Fungsional Auditor 3) Penyusunan dan penetapan kode etik dan etika profesi Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian e. Melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian, ketentuan pelaksanaan, dan ketentuan teknisnya; f. Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka pembinaan karier pejabat fungsional Auditor g. Mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Auditor h. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian. B. PENGERTIAN : 1. Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak untuk melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian (wasdalpeg) pada instansi pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 2. Auditor Kepegawaian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan wasdalpeg pada instansi pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan; 3. Wasdalpeg adalah seluruh proses kegiatan memeriksa, mengevaluasi, memantau dan melakukan tindakan korektif terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian yang dapat dilakukan secara reguler, reviu, dan investigasi. 4. Wasdalpeg kompleksitas rendah adalah pelaksanaan kegiatan wasdalpeg yang memerlukan analisis dan pertimbangan profesional yang rendah, disertai dengan supervisi yang ketat; 5. Wasdalpeg kompleksitas tinggi adalah pelaksanaan kegiatan wasdalpeg yang memerlukan analisis dan pertimbangan profesional yang tinggi, disertai dengan supervisi yang ketat 8

C. KUALIFIKASI AUDITOR KEPEGAWAIAN : Kualifikasi pelaksanaan tugas dan fungsi Auditor Kepegawaian mensyaratkan penguasaan pengetahuan peraturan perundangundangan di bidang kepegawaian, analisis permasalahan di bidang kepegawaian dengan menggunakan teknologi informasi D. TUGAS POKOK Melaksanakan pengawasan, pengendalian kepegawaian (wasdalpeg) sesuai dengan Peraturan MENPAN dan RB Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian dan Angka Kreditnya. E. JENJANG JABATAN Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, terdiri dari : 1. Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian Pertama; Penata Muda, golongan ruang III/a; dan Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b. 2. Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian Muda; dan Penata, golongan ruang III/c dan Penata Tk. I, golongan ruang III/d. 3. Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian Madya. Pembina, golongan ruang IV/a; Pembina Tk. I, golongan ruang IV/b; dan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. 4. TIM PENILAI: 1. Pengertian Tim Penilai Auditor Kepegawaian adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang dan bertugas untuk memberikan pertimbangan dan menilai prestasi kerja Auditor Kepegawaian. 2. Susunan Tim Penilai : a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis; b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; c. Seorang Sekretaris merangkap anggota dari unsur kepegawaian; d. Paling kurang 4 (empat) orang anggota (paling kurang 2 (dua) orang dari Pejabat Auditor Kepegawaian). 3. Kedudukan dan kewenangan Tim Penilai : 9

a. Tim Penilai Pusat melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Auditor Kepegawaian Madya pangkat Pembina TK. I golongan ruang IV/b dan Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c di lingkungan BKN dan Instansi lain; b. Tim Penilai Deputi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Auditor Kepegawaian Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Auditor Kepegawaian Madya pangkat pembina golongan ruang IV/a di lingkungan BKN Pusat; c. Tim Penilai Regional melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Auditor Kepegawaian Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Auditor Kepegawaian Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Kantor Regional BKN; d. Tim Penilai Instansi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Auditor Kepegawaian Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Auditor Kepegawaian Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Instansi masing-masing; e. Tim Penilai Provinsi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Auditor Kepegawaian Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Auditor Kepegawaian Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Provinsi; f. Tim Penilai Kabupaten/Kota melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Auditor Kepegawaian Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Auditor Kepegawaian Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Kabupaten/Kota; Apabila Tim Penilai belum terbentuk penilaian dan penetapan angka kredit bagi Auditor Kepegawaian dapat dimintakan kepada Tim Penilai terdekat sesuai dengan Pasal 25 ayat (1), (2) dan (3) Peraturan MENPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2012. 5. MEKANISME PENGANGKATAN : 1. Pengangkatan Pertama Kali a. Berijazah paling rendah Sarjana (S1)/ Diploma IV (DIV) bidang manajemen, hukum, administrasi, dan sosial politik; b. Paling rendah pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a; c. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; d. Telah lulus uji kompetensi; e. Paling lama 3 (tiga) tahun sejak diangkat harus mengikuti dan lulus diklat fungsional dibidang wasdalpeg. Pengangkatan pertama kali sebagaimana tersebut untuk mengisi lowongan formasi CPNS; 10

Jika CPNS belum diangkat dalam jabatan Auditor Kepegawaian dan telah diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, maka pengangkatan dalam jabatan ini dilakukan melalui pengangkatan dari jabatan lain. 2. Perpindahan Dari Jabatan Lain a. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam pengangkatan pertama dalam Jabatan Fungsional Auditor b. Tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional Auditor c. Memiliki pengalaman kerja dibidang kepegawaian paling kurang 3 (tiga) tahun; d. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun; e. Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional dibidang wasdalpeg. Pengangkatan dalam jabatan Fungsional Audiwan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat/Daerah setelah mendapat rekomendasi/surat pertimbangan Kepala BKN. 11

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 TH 1994 Tentang Jabatan Fungsional PNS Jo PP Nomor 40 Tahun 2010; 4. Keputusan Presiden Nomor 87 TH 1999 Tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS; 5. Peraturan Kepala BKN Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penilaian Kompetensi PNS; 6. Peraturan MENPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 41 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur dan Angka Kreditnya; 7. Peraturan Kepala BKN Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 41 Tahun 2012; 8. Peraturan Kepala BKN Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Manajerial; 9. Peraturan Kepala BKN Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Teknis; 10. Peraturan Kepala BKN Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 11. Peraturan Kepala BKN Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 12. Peraturan Kepala BKN Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur. INSTANSI PEMBINA : A. Badan Kepegawaian Negara selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur : 1. Instansi yang memiliki tugas untuk mengelola jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur dalam rangka menjamin profesionalisme dan kontribusi jabatan dalam pencapaian tujuan organisasi serta pengembangan karir pejabat yang menduduki jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur. 2. Tugas : a. Menyusun : 1) ketentuan pelaksanaan dan ketentuan teknis Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 2) standar kompetensi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 12

3) pedoman formasi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 4) pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah/Karya Tulis Inovasi di bidang tugas jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur; 5) Kurikulum pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional/teknis Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; b. Menganalisis kebutuhan diklat fungsional/teknis di bidang tugas jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur; c. Menyelenggarakan : 1) diklat fungsional/ teknis jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur; 2) uji kompetensi; 3) Sertifikasi Profesi. d. Memfasilitasi : 1) Pelaksanaan tugas pokok Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 2) Pembentukan Organisasi Profesi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; 3) Penyusunan dan penetapan kode etik dan etika profesi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur. e. Melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur, ketentuan pelaksanaan, dan ketentuan teknisnya; f. Melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka pembinaan karier pejabat fungsional Assessor SDM Aparatur; g. Mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; h. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur; PENGERTIAN 1. Assessor adalah Pegawai Negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan penilaian kompetensi manajerial; 2. Assessee adalah orang yang akan dinilai kompetensinya; 3. Jabatan Fungsional Assessor Sumber Daya Manusia Aparatur yang selanjutnya disebut Jabatan Fungsional Assessor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan penilaian kompetensi manajerial; 4. Penilaian kompetensi manajerial adalah suatu proses membandingkan kompetensi yang dimiliki PNS dengan kompetensi 13

jabatan yang dipersyaratkan dengan menggunakan metode penilaian tertentu; 5. Kompetensi manajerial adalah karakteristik yang mendasari individu dengan merujuk pada kriteria efektif dan/atau kinerja unggul dalam jabatan tertentu; 6. Alat ukur adalah alat untuk menguji atau mengukur kualitas; 7. Simulasi adalah alat ukur kompetensi dengan menggunakan persoalan yang menggambarkan situasi dan kondisi yang secara nyata mungkin muncul dalam tugas / pekerjaan sehari-hari; 8. Administrator adalah Assessor senior yang bertanggungjawab/ mengepalai pelaksanaan penilaian kompetensi dengan metode Assessment Center; 9. Assessment Center adalah metode terstandar yang dilakukan untuk menilai/mengukur kompetensi dan prediksi keberhasilan PNS dalam suatu jabatan dengan menggunakan alat ukur simulasi paling kurang 2 (dua) simulasi disamping alat ukur psikotes, kuesioner kompetensi, dan wawancara kompetensi berdasarkan persyaratan kompetensi jabatan dan dilakukan oleh beberapa Assessor; 10. Quasi Assessment Center adalah metode terstandar yang dilakukan untuk menilai/mengukur kompetensi dan prediksi keberhasilan PNS dalam suatu jabatan dengan menggunakan paling kurang 2 (dua) alat ukur yang salah satunya dapat berupa simulasi berdasarkan persyaratan kompetensi jabatan dan dilakukan oleh beberapa Assessor; 11. Psikotes adalah alat ukur yang menggunakan berbagai alat tes psikologi yang sudah terstandar untuk melihat kecenderungan potensi kecerdasan dan preperensi Assesse yang dapat dijadikan salah satu prediksi keberhasilan pegawai dalam suatu pekerjaannya; 12. Assessor meeting adalah pertemuan antar Assessor dan Administrator untuk membahas nilai kompetensi assesse yang dinilai oleh masing-masing Assessor untuk diintegrasikan dalam rangka memutuskan hasil akhir penilaian. B. KUALIFIKASI ASSESSOR SDM APARATUR : Kualifikasi pelaksanaan tugas dan fungsi Assessor SDM Aparatur mensyaratkan ilmu pengetahuan, metodologi, teknik analisis berdasarkan sertifikasi yang setara dengan keahlian yang ditentukan. C. TUGAS POKOK : Melakukan kegiatan penilaian kompetensi manajerial, yang meliputi pelaksanaan penilaian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan penilaian dan pemanfaatan hasil penilaian, serta pengembangan metode penilaian, sesuai dengan Peraturan MENPAN dan RB Nomor 41 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Assessor SDM Aparatur dan Angka Kreditnya. 14

D. JENJANG JABATAN : Jabatan Fungsional Assessor yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, terdiri dari : 1. Jabatan Fungsional Assessor Pertama; Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b 2. Jabatan Fungsional Assessor Muda; Penata, golongan ruang III/c dan Penata Tk. I, golongan ruang III/d. 3. Jabatan Fungsional Assessor Madya; dan Pembina, golongan ruang IV/a; Pembina Tk. I, golongan ruang IV/b; dan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. 4. Jabatan Fungsional Assessor Utama. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan Pembina Utama, golongan ruang IV/e. G. TIM PENILAI: 1. Pengertian Tim Penilai Jabatan Fungsional Assessor adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, yang bertugas menilai prestasi kerja Assessor. 2. Susunan Tim Penilai : a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis yang membidangi penilaian kompetensi manajerial; b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; c. Seorang Sekretaris merangkap anggota; d. Anggota paling sedikit 4 (empat) orang, (paling sedikit 2 (dua) orang dari Pejabat Fungsional Assessor). 3. Kedudukan dan kewenangan Tim Penilai : a. Tim Penilai Pusat melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor Madya pangkat Pembina TK. I golongan ruang IV/b sampai dengan Assessor Utama pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e di lingkungan BKN dan Instansi lain; b. Tim Penilai Unit Kerja melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor Pertama pangkat Penata Muda TK. I golongan ruang III/b sampai dengan Assessor Madya pangkat pembina golongan ruang IV/a di lingkungan BKN Pusat; c. Tim Penilai Instansi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor Pertama pangkat Penata Muda Tk. I 15

golongan ruang III/b sampai dengan Assessor Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Instansi masingmasing; d. Tim Penilai Provinsi melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor Pertama pangkat Penata Muda Tk. I golongan ruang III/b sampai dengan Assessor Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Provinsi; e. Tim Penilai Kabupaten/Kota melakukan penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor Pertama pangkat Penata Muda Tk. I golongan ruang III/b sampai dengan Assessor Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Kabupaten/Kota; Apabila Tim Penilai belum terbentuk penilaian dan penetapan angka kredit bagi Assessor dapat dimintakan kepada Tim Penilai terdekat sesuai dengan Pasal 21 ayat (1), (2) dan (3) Peraturan MENPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 41 Tahun 2012. H. MEKANISME PENGANGKATAN : 1. Pengangkatan pertama kali : a. PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Fungsional Assessor harus memenuhi syarat : 1) Berijazah paling rendah Sarjana (S1) dibidang psikologi dan bidang ilmu lainnya yang berada pada rumpun bidang ilmu humaniora (Ilmu Bahasa, Pendidikan, Sejarah, Ilmu Hukum, filsafat, Antropologi, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ilmu-ilmu Sosial yang bersifat humanistik) yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara. 2) Pangkat paling rendah Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b; 3) Telah mengikuti diklat dan lulus uji kompetensi fungsional Assessor; dan 4) Nilai prestasi kerja, paling sedikit bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. b. PNS yang diangkat sebagaiman dimaksud pada ayat (1) angka kreditnya ditetapkan paling kurang 150 (seratus lima puluh). c. Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan pada unsur utama, terdiri dari pendidikan dan tugas pokok. d. Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi dari calon PNS. e. Pengangkatan pertama kali dalam jabatan Fungsional Assessor dibuat menurut contoh formulir sebagaimana tercantum dalam 16

Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. 2. Pengangkatan dari Jabatan Lain a. PNS yang diangkat dari jabatan lain ke dalam Jabatan Fungsional Assessor dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Mengikuti proses seleksi dan dinyatakan memenuhi persyaratan kompetensi sebagai Assessor; 2) Memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1); 3) Bagi yang memiliki latar belakang pendidikan lintas kualifikasi pendidikan yang ditetapkan sebelumnya akan ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan pertimbangan instansi Pembina; 4) Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun,; 5) Tersedianya formasi untuk Jabatan Fungsional Assessor. b. Pangkat yang ditetapkan bagi PNS sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) sama dengan pangkat yang dimilikinya, dan jenjang jabatan ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. c. Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang. d. Angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah angka kredit yang diperoleh berdasarkan penilaian sejak melaksanakan tugas dibidang penilaian kompetensi manajerial, sepanjang bukti fisik lengkap dan butir kegiatan yang diusulkan sesuai dengan tugas pokok Jabatan Fungsional Assessor. Pengangkatan dalam jabatan Fungsional Assessor ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat/Daerah setelah mendapat rekomendasi/surat pertimbangan Kepala BKN. 17