KEBIJAKAN PENGATURAN PERIMBANGAN KEUANGAN DALAM KONSEPSI DAN PERSPEKTIF KEADILAN

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH SEBAGAI BENTUK TRANSPARANSI PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Keywords: Position, Authority, Governor, Local Government Administration

Keywords : Local Authorities, The Principle of Decentralization, Natural Resource

h. 17. h.1. 4 Ibid, h C.S.T Kansil dan Christine S.T., 2008, Hukum Tata Negara Republik Indonesia (Pengertian

MEKANISME PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PUSAT DAN KEUANGAN DAERAH YANG DILAKUKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) ABSTRACT

BAGIAN HUKUM PEMERINTAHAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA. Abstrak :

ANALISIS YURIDIS TERKAIT PEMEKARAN DAERAH BERDASARKAN PRINSIP OTONOMI DAERAH

ABSTRAK. Kata Kunci: Obligasi Daerah, Kewenangan, Pemerintahan Daerah. viii

PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN DANA ALOKASI UMUM PADA KABUPATEN TABANAN

KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM MENETAPKAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

(The Decentralization of Investment: a Legal Study based on the Law Number 25 of 2007 regarding the Investment)

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN PEMERINTAH KECAMATAN DI KOTA DENPASAR MENURUT UNDANG UNDANG NO.32 TAHUN 2004 DAN PERDA NO.9 TAHUN 2008

FUNGSI LEGISLASI DPD-RI BERDASARKAN PASAL 22D UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA LANGSUNG

PENDEKATAN DINAMIS PRINSIP OTONOMI DAERAH TERHADAP KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Oleh Febriansyah Fredi Alsabah Siluh Putu Dawisni Manik Pinatih Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

HUBUNGAN DESENTRALISASI PEMBERIAN PERSETUJUAN DAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DENGAN OTONOMI DAERAH

PENDAPATAN ASLI DAERAH BERDAMPAK PADA KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH. Rosmiaty Tarmizi. Abstract

AKIBAT HUKUM ATAS DIBATALKANNYA PERATURAN DAERAH MELALUI KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI

PROSES DAN TAHAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

PELAKSANAN PENYALURAN DANA BANTUAN SOSIAL KEMASYARAKATAN DI PROVINSI BALI

PENGADAAN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK) DALAM FORMASI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014

NARKOTIKA JENIS KATINON DALAM PERSPEKTIF ASAS LEGALITAS

TINJAUAN TENTANG KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN APABILA ADA PERLAWANAN DARI DEBITUR WANPRESTASI

ASPEK YURIDIS PENYERAHAN WEWENANG DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH DALAM HAL PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

: Central Government Transfer, Tax Effort, Local Revenu

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA PADA ERA REFORMASI

PERANAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN DI KOTA DENPASAR YANG BERDASARKAN ASAS GOOD GOVERNANCE

PENGAWASAN PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 5 KABUPATEN TANGERANG

PENGAWASAN APARATUR NEGARA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME

ABSTRAK PERANAN PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SUKABUMI

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI)

PENGATURAN PENYUSUNAN DATABASE PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

BATASAN PEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE/GUNTAI

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

viii Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI PERDA NO 7 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH DALAM MENUNJANG OTONOMI DAERAH DI KOTA TANGERANG SELATAN

SISTEM PEWARISAN APABILA PEWARIS DAN AHLI WARISNYA MENINGGAL DUNIA PADA SAAT BERSAMAAN DITINJAU BERDASARKAN KITAB UNDANG -UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya, dalam arti daerah diberikan

Keywords : Hukum Acara, Peradilan Administrasi, Paradigma.

PEMUNGUTAN PAJAK PADA RESTORAN YANG TIDAK MEMILIKI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KAWASAN KINTAMANI BANGLI

KEWENANGAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA DENPASAR

TINJAUAN YURIDIS INFORMED CONCENT BAGI PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Oleh : I Putu Sabda Wibawa I Dewa Gede Palguna Program Kekhususan: Hukum Pemerintahan, Universitas Udayana

HARMONISASI KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP BANK INDONESIA

KAJIAN TERHADAP LEMBAGA PENGAWAS PENGELOLAAN DANA DESA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM KEUANGAN NEGARA

PERAN KEPALA DAERAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

Kata Kunci: Kedudukan, Kewenangan, Pemerintah Kecamatan ABSTRACT

PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI PEMERINTAHAN DESA

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

PENGATURAN BERINVESTASI ALAT PELEDAK DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN BERBEDA AGAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

Keywords: Abortion, Victims, Rape, Criminal Code, Law No. 36 of 2009.

TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI SEBAGAI KOMISI NEGARA DALAM PENYIDIKAN ANAK AGUNG PUTU WIWIK SUGIANTARI

ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

I Ketut Partha Cahyadi I Made Arya Utama Kadek Sarna. Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana. Abstract

ABSTRACT. Keywords: PAD, DAU, ABD. vi Universitas Kristen Maranatha

Keyword: Profesi Bidan, Hak Asasi Manusia, Perbedaan Gender

KEWENANGAN PEMBATALAN PRODUK HUKUM DAERAH OLEH PEMERINTAH DITINJAU DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA RI.TAHUN 1945

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Penelitian Aspek-Aspek Hukum Tentang. Ketentuan AMDAL Dalam Pembangunan Industri, Departemen

ABSTRAK. Kata Kunci : Hukum Agraria, Hak Milik Atas Tanah, Perjanjian Nominee, WNA ABSTRACT

PERUBAHAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

ARTIKEL ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan. Dalam Ilmu Hukum. Oleh: RUBY QUMAIRI NIM.

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

PENGATURAN MENGENAI PENGENDALIAN, PEREDARAN, DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN A DI KOTA DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA NORMA HUKUM DENGAN ASAS HUKUM

ANALISIS YURIDIS KEBEBASAN BERSERIKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PARTAI POLITIK

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah akhir-akhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dilakukan yaitu penggantian sistem sentralisasi menjadi

TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MELINDUNGI KEBERADAAN AIR TANAH DI KOTA DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMENANG LELANG TERKAIT KEPEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE

PERKEMBANGAN ASAS PARTISIPASI DALAM PERATURAN USAHA PENYEDIAAN SARANA WISATA TIRTA

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP AKTIVITAS PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

PENGATURAN PEMBERIAN DANA BANTUAN SOSIAL DI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BALI BERDASARKAN PERATURAN GUBERNUR NOMOR 67 TAHUN 2012

ANALISIS KINERJA PENDAPATAN DAN BELANJA BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA TOMOHON

PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA OLEH PEMERINTAH DAERAH (SUATU STUDI DI PROVINSI BALI)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN E-COMMERCE DAN EKSISTENSI ELECTRONIC SIGNATURE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Poerwadarminta W.J.S, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, h.741.

BAB I PENDAHULUAN. penuh atas kehidupan bangsa nya sendiri. Pembangunan nasional yang terdiri

UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG MEMUNGUT BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

LUH PUTU SWANDEWI ANTARI

PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG DEMOKRATIS

BAB IV AKIBAT HUKUM TERHADAP HASIL PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA YANG TELAH MELALUI PROSES EXECUTIVE REVIEW

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KONSULTAN HUKUM DALAM KEGIATAN PASAR MODAL

OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA DENPASAR

PERBANDINGAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

IMPLIKASI BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

EKSISTENSI LEMBAGA PERKREDITAN DESA SETELAH DIKELUARKANNYA UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

PEMBERLAKUAN ASAS RETROAKTIF DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA

KAJIAN YURIDIS PERKAWINAN DI BAWAH UMUR BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

PERTENTANGAN SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 DENGAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 34/ PUU-XI/ 2013 TERKAIT PENINJAUAN KEMBALI

Transkripsi:

KEBIJAKAN PENGATURAN PERIMBANGAN KEUANGAN DALAM KONSEPSI DAN PERSPEKTIF KEADILAN Oleh : I Putu Wijaya Ni Luh Gede Astariyani Program Kekhususan: Hukum Pemerintahan, Universitas Udayana Abstrak Indonesia memiliki peraturan dasar mengenai perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yang diatur dalam Undang-undang nomor 33 tahun 2004. Terdapat permasalahan yaitu mengenai perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam konsepsi dan persepektif keadilan. Metode penulisan yang digunakan adalah metode penelitian normatif. Kesimpulan yang diperoleh adalah konsepsi keadilan terletak pada asas yang terakhir, yakni asas pemisahan antara yang baik dan yang buruk, sebab keempat asas yang pertama selalu bertentangan, sehingga penyeimbang dalam menentukan keadilan adalah asas yang terakhir. Dalam perspektif keadilan, perimbangan keuangan memperhatikan teori keadilan, yaitu hendaknya semua daerah diberlakukan bagi hasil dengan persentase yang sama untuk seluruh sektor pendapatan, dengan begitu tidak ada daerah yang merasa didiskriminasi karena memang mendapatkan alokasi dana berdasarkan penghasilan dari sumber daya alam yang ada di daerahnya, sehingga akan tercapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kata kunci: Perimbangan Keuangan, Konsepsi Keadilan, Perspektif Keadilan Abstract Indonesia has the basic rules regarding the financial balance between central governments and local governments which are regulated in Law No. 33 year 2004. There are problems that the want financial balance between central government and local governments in the conception and justice perspectives. Writing method used is the method of normative research. The conclusion is the conception of justice lies in the latter last principle, namely the principle of separation between the good and the bad, for the first four principles are contradicts always at odds, so that the determining balance of justice is a principle in the final. In the perspective of fairness, financial balance attentied theory of justice, should be applied to all areas with the same percentage of income for the entire sector, so there is no area feels discriminated because it is the allocation of funds based on the income from natural resources in the region, so thus achieved social justice for all Indonesian people. Keywords : Fiscal Balance, Conception of Justice, Justice Perspective I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Lahirnya perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah dikarenakan adanya pemencaran kekuasaan secara vertical dalam negara, pemencaran ini 1

mengakibatkan pemerintah daerah/regional juga harus mempunyai dana dalam penyelenggaraan kekuasaan atau kedaulatan itu sendiri, maka perlu diatur perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah merupakan subsistem keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara pemerintah pusat dan daerah. Perimbangan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem keuangan negara. 1 Dua peraturan yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 saat ini menjadi dasar bagi penerapan struktur politik dan administrasi pemerintahan, khususnya keuangan di Indonesia. UU No. 32 Tahun 2004 mengatur pelimpahan penyelenggaraan sebagian besar urusan pemerintahan menjadi kewenangan daerah, sementara UU No. 33 Tahun 2004 menata kebijakan perimbangan keuangan sebagai konsekuensi atas pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dengan adanya peraturan tersebut, diharapkan dapat tercapainya suatu keadilan khususnya dalam perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan daerah. Akan tetapi terjadi ketidakadilan sehingga muncul ketidakpuasan daerah yang berakibat pada disintegrasi bangsa, selain itu urbanisasi yang tinggi ke daerah perkotaan, hal ini terjadi karena terkonsentrasinya pertumbuhan ekonomi dan memancing lebih banyak orang untuk pindah agar mendapatkan perbaikan secara ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh sebab itu diperlukan suatu kebijakan pengaturan perimbangan keuangan dalam konsepsi dan perspektif keadilan untuk mengatur hal tersebut sehingga dalam perimbangan keuangan antara pemeritah pusat dan daerah tidak terjadi ketidakadilan atau diskriminasi. 1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan kebijakan pengaturan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah yang bagaimanakah yang dapat mencerminkan keadilan dan kepastian dalam pembagian sumber-sumber pendapatan antara pusat dengan daerah-daerah. Sehingga daerah-daerah tidak perlu lagi mempunyai 1 C.S.T. Kansil at. Al. 2009, Hukum Administrasi Daerah, Jala Permata Aksara, Jakarta, h. 263. 2

ketergantungan yang kuat kepada kebijakan pemerintah pusat dalam hal pembiayaan keuangan daerahnya. II. Isi Makalah 2.1 Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normative. Penelitian hukum normatif terdiri dari penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum dan taraf sinkronisasi hukum. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan undang-undang (statue approach) yaitu mempelajari dan menelaah dasar ontologis lahirnya dan landasan filosofis undang-undang dan ratio legis dari ketentuann undang-undang. 3 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam Konsepsi Keadilan Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah ini ditandai dengan adanya dana perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pemerintah pusat yang dialokasikan kepada pemerintah daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, yang terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil dari penerimaan pajak dan sumber daya alam. Prof. Sudikno Mertokusumo menjelaskan bahwa keadilan ada pada pemisahan yang baik dan buruk, konsepsi ini berdasarkan posisi lima asas universal dalam ilmu hukum yang dikemukakan oleh Paul Scholten, kelima asas tersebut adalah kepribadian, persekutuan, kesamaan, kewibawaan dan pemisahan antara baik dan buruk. 4 Menurutnya keadilan terletak pada asas yang terakhir, yakni asas pemisahan antara yang baik dan yang buruk, sebab keempat asas yang pertama selalu bertentangan, asas pertama bertentangan dengan asas kedua, asas ketiga bertentangan dengan asas yang keempat, sehingga penyeimbang dalam menentukan keadilan adalah asas yang terakhir. 5 2 Bambang Sunggono, 2009, Metodologi Penelitian Hukum, Rajagrafindo Persada, Jakarta, h. 41. 3 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana Persada Media, Jakarta, h. 102. 4 Sudikno Mertokusumo, 1999, Mengenal Hukum : Suatu Pengantar, cet. II, Liberty, Yogyakarta, h. 36-37. 5 17 Shidarta Sakirno, 2008, Konsep Diskriminasi dalam Perspektif Filsafat Hukum dalam Sri Rahayu Oktoberina dan Niken Savitri (edt.), Butir-butir Pemikiran dalam Hukum, Refika Aditama, Bandung, h. 119. 3

Secara gasris besar perimbangan keuangan pusat dan daerah dilakukan dengan beberapa tujuan. 6 Pertama, pembelanjaan daerah untuk melayani masyarakatnya. Kedua, mendorong upaya oleh pemerintah daerah untuk menjalankan program-program pembangunan yang disesuaikan dengan kebijaksanaan nasional. Ketiga, merangsang perumbuhan ekonomi daerah, baik untuk membantu pertumbuhan maupun untuk mengurangi ketimpangan antar wilayah. Keempat, mengendalikan pengeluaran regional, kelima, memantapkan standar pelayanan atau pembangunan yang lebih adil. Keenam, mengembangkan wilayah-wilayah yang kapasitas fiskalnya rendah, dan ketujuh adalah untuk membantu wilayah dalam mengatasi keadaan-keadaan darurat. 2.2.2 Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Dalam Perspektif Keadilan Hubungan keuangan antara pemerintaha pusat dan daerah dapat diartikan sebagai mengatur bagaimana caranya sejumlah dana dibagi di antara berbagai tingkat pemerintah, serta bagaimana caranya mencari sumber-sumber pembiayaan daerah untuk menunjang kegiatan-kegiatan sektor publiknya. 7 Di Indonesia hal tersebut masih jauh dari yang diharapkan karena persoalan pokok dalam perimbangan keuangan pusat dan daerah terdapat dalam pembagian sumber-sumber pendapatan maupun kewenangan pengurusan dan pengelolaannya yang menyangkut tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatankegiatan tertentu. 8 Daerah-daerah yang berada di pulau Jawa bisa memaksimalkan pajak daerahnya dan mendapatkan Dana Bagi Hasil yang besar dari Pajak Bumi dan Bangunan. Sementara itu, bagi daerah yang pada umumnya di luar Jawa Pajak Bumi dan Bangunan tidak terlalu besar karena belum bisa maksimal Dana Bagi Hasil yang kecil dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan. UU No. 33 Tahun 2004 memberikan porsi yang kecil bagi daerah, Secara otomatis kalau di komulasikan semuanya maka daerah-daerah luar jawa akan mendapatkan dana bagi hasil yang sedikit dibandingkan daerah luar Jawa. 6 Kenneth Davey, 1988, Pembiayaan Pemerintah Daerah : Praktek-praktek Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga, terj. Amanullah, dkk. UI Press, Jakarta, h. 202. 7 W. Riawan Tjandra, 2009, Hukum Keuangan Negara, cet. II, Grasindo, Jakarta, h. 105. 8 Muhammad Fauzan, 2006, Hukum Pemerintahan Daerah; Kajian tentang Keuangan Daerah antara Pusat dan Daerah. UII Press, Yogyakarta. h. 16. 4

Melihat keadaan demikian, hendaknya semua daerah diberlakukan bagi hasil dengan persentase yang sama untuk seluruh sektor pendapatan, dengan begitu tidak ada daerah yang merasa didiskriminasi karena memang mendapatkan alokasi dana berdasarkan penghasilan dari sumber daya alam yang ada di daerahnya sehingga terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. III. Kesimpulan Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam konsepsi keadilan ini berdasarkan posisi lima asas universal dalam ilmu hukum. Konsepsi keadilan terletak pada asas yang terakhir, yakni asas pemisahan antara yang baik dan yang buruk, sebab keempat asas yang pertama selalu bertentangan, sehingga penyeimbang dalam menentukan keadilan adalah asas yang terakhir. Sedangkan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam perspektif keadilan yaitu hendaknya semua daerah diberlakukan bagi hasil dengan persentase yang sama untuk seluruh sektor pendapatan, dengan begitu tidak ada daerah yang merasa didiskriminasi karena memang mendapatkan alokasi dana berdasarkan penghasilan dari sumber daya alam yang ada di daerahnya, sehingga akan tercapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Buku: C.S.T. Kansil at. Al. 2009, Hukum Administrasi Daerah, Jala Permata Aksara, Jakarta. Davey, Kenneth, 1988, Pembiayaan Pemerintah Daerah : Praktek-praktek Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga, terj. Amanullah, dkk. UI Press, Jakarta. Fauzan, Muhammad, 2006, Hukum Pemerintahan Daerah; Kajian tentang Keuangan Daerah antara Pusat dan Daerah. UII Press, Yogyakarta. Marzuki, Peter Mahmud, 2005, Penelitian Hukum, Kencana Persada Media, Jakarta. Mertokusumo, Sudikno, 1999, Mengenal Hukum : Suatu Pengantar, cet. II, Liberty, Yogyakarta. Sakirno, Shidarta, 2008, Konsep Diskriminasi dalam Perspektif Filsafat Hukum dalam Sri Rahayu Oktoberina dan Niken Savitri (edt.), Butir-butir Pemikiran dalam Hukum, Refika Aditama, Bandung. Sunggono, Bambang, 2009, Metodologi Penelitian Hukum, Rajagrafindo Persada, Jakarta. Tjandra, W. Riawan, 2009, Hukum Keuangan Negara, Grasindo, cet. II, Jakarta. Undang-Undang: Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 5