BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bandar Lampung, yang ditunjukkan dari harga t hitung sebesar 7,460 dengan signifikansi = 0,00 < 0,05. Variabel gaya kepemimpina kepala sekolah memberikan kontribusi 26,8 % terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bandar Lampung. Ini berarti bahwa semakin baik gaya kepemimpinan yang ditunjukan kepala sekolah maka akan semakin tinggi pula kinerja guru. 2. Ada pengaruh positif dan signifikan Iklim sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bandar Lampung, ditunjukkan dari harga t hitung sebesar 5,410 dan taraf signifikansi sebesar 0,00< 0,05. Variabel Iklim sekolah memberikan kontribusi 16,1% terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bandar Lampung. Ini berarti semakin kondusif iklim sekolah maka semakin tinggi pula kinerja guru. 3. Ada pengaruh positif dan signifikan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bandar Lampung, ditunjukkan dari harga t hitung sebesar 9,771 dan taraf signifikansi sebesar 0,00< 0,05. Variabel motivasi
berprestasi memberikan kontribusi sebesar 38,6 %. terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bandar Lampung. Ini berarti semakin tinggi motivasi berprestasi guru maka semakin tinggi pula kinerja guru. 4. Ada pengaruh positif dan signifikan Gaya kepemimpinan kepala sekolah, Iklim sekolah dan Motivasi berprestasi terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bandar Lampung, yang ditunjukkan dari F hitung sebesar 46,313 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Variabel-variabel bebas tersebut memberikan kontribusi sebesar 48,1% terhadap kinerja guru SMK Negeri di Bandar Lampung, sedangkan sisanya sebesar 51,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini 5.2 Implikasi Kinerja guru adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang bermutu melalui kecakapan dan ketrampilan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kinerja guru di sekolah ditunjukkan oleh komitmen guru sebagai pengajar, pengabdian guru yang tulus, penguasaan dan memahami materi pelajaran dan metoda belajar, menggunakan sumber belajar yang relevan, melakukan tes dan mengoreksinya kembali, disipin dalam mengajar dan patut untuk menjadi panutan siswa, mengajar berupaya memotivasi siswa dan berinteraksi dengan baik, melakukan bimbingan kepada siswa terutama pada siswa yang mengalami kesulitan belajar, selalu ingin mengembangkan kemampuan keguruan, mampu mengajar dan mengelola kelas dengan baik, sadar akan tanggung jawabnya sebagai pengajar, mempunyai
sumbangan pikiran untuk mengembangkan sekolah dan tertib administrasi pengajaran. Implikasi hasil penelitian pada masalah gaya kepemimpinan kepala sekolah, Iklim sekolah dan motivasi berprestasi dalam hubungannya dengan kinerja guru ialah bahwa ketiga variabel tersebut ternyata berhubungan erat dengan kinerja guru. Dengan iklim sekolah yang kondusif, dimana hubungan antar warga sekolah terjalin dengan harmonis, seorang kepala sekolah dapat melaksanakan fungsi sebagai pemimpin dengan mengandalkan situasi organisasi dan beorientasi pada para guru sebagai bawahan. Kepala sekolah dapat melakukan strategi untuk mengarahkan guru, memberi perintah, mendorong guru untuk berprestasi, dan mengikut sertakan guru dalam pengambilan keputusan. Sementara itu guru juga dapat memotivasi diri mereka sendiri untuk bekerja mencapai puncak prestasi. Hal ini disebabkan guru mempunyai kebanggaan kepada organisasi dan profesi, guru berkeinginan untuk berhasil dengan melakukan pekerjaan sebaik mungkin, guru mempunyai tanggung jawab yang tinggi, guru bekerja dengan berorientasi ke masa depan, serta guru berani memikul resiko. Orientasi untuk berprestasi ini akan mendorong guru untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah prilaku yang ditunjukan kepala sekolah dalam usahanya untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru dengan melakukan pendekatan sesuai situasi tertentu dan tingkat kematangan (kedewasaan) para bawahan yang dipimpin. Adanya gaya kepemimpinan yang baik dari kepala sekolah, iklim sekolah yang kondusif dan motivasi berprestasi yang berasal dari lubuk hati guru
maka guru akan terpenuhi harapannya, kepuasannya dan kesadarannya dalam meningkatkan kinerja. Dengan demikian faktor gaya kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah dan motivasi berprestasi memberi sumbangan terhadap kinerja guru, disamping faktor lainnya. Kepala Sekolah hendaknya dapat memilih gaya kepemimpinan yang tepat. Dalam hal ini Kepala Sekolah dapat menerapkan gaya kepemimpinan situasional dengan strategi yang efektif dalam mendorong guru berprestasi, dalam memberi perintah maupun petunjuk, dalam memberikan dorongan dan semangat guru, serta dalam pimpinan ikut berpartisipasi dengan bawahan dalam rangka memperoleh informasi dan pengambilan keputusan yang disesuaikan dengan situasi tertentu dan kematangan (kedewasaan) bawahan/pengikut. Kepala Sekolah ketika memberikan penjelasan tugas-tugas kepada kelompok bisa melakukan gaya direktif, pada saat menunjukkan hal yang dapat menarik minat anggotanya maka ia dapat bergaya suportif, sedang ketika ia merumuskan tujuan kelompok maka ia bisa bergaya partisipatif, selain itu ia juga dapat membawa arah kepemimpinanya menuju prestasi agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kegiatan belajar mengajar yang efektif akan tercapai jika guru punya komitmen pada tugas, menguasai dan mengembangkan metode pembelajaran, bertanggung jawab pada siswa, disiplin dalam bertugas, memotivasi siswa, obyektif dalam membimbing siswa, berpikir yang sistematis dan paham akan administrasi pengajaran dengan mempersiapkan dan merencanakan pengajaran dengan baik. Iklim sekolah adalah suasana dalam organisasi sekolah yang diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku. Iklim sekolah mempengaruhi motivasi para
anggota organisasi. Ada juga sistem organisasi yang justru memadamkan motivasi untuk berprestasi. Iklim sekolah yang kurang mendukung, misalnya terbentuknya kelompok-kelompok atau klik akan mengganggu kinerja sistem. Iklim organisasi yang kondusif dapat mengembangkan potensi diri guru, sehingga mereka akan giat dalam bekerja, lebih-lebih dengan adanya motivasi berprestasi memungkingkan mereka dapat meningkatkan prestasi kerja guru yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa. Iklim sekolah yang baik terlihat adanya keakrapan, kerukunan, saling bantu membantu diantara anggota organisasi. Dalam organisasi persekolahan, jika guru dalam bekerja merasa tenang, aman, puas, maka guru akan senang bekerja sehingga dalam proses belajar megajar mempunyai dampak positif terhadap prestasi siswa. Pola hubungan antar pribadi tersebut dapat meliputi hubungan antar guru dengan murid, guru dengan guru, antara murid dengan murid dan antara guru dengan pimpinan sekolah. Baikburuknya iklim kerja sama di sekolah dapat diketahui melalui ciri-ciri sebagai berikut : (1) Mempunyai sikap terbuka terhadap kepala sekolah dengan guru lain dalam melaksanakan tugas, (2) mengikuti semua keputusan yang diambil secara bersama, dan (3) sikap saling menghargai. Motivasi berprestasi guru adalah dorongan seorang guru untuk berprestasi dengan melakukan tindakan dan mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Motivasi berprestasi merupakan faktor pendukung pada kinerja. Guru mengajar karena punya motif, guru mengajar karena adanya motivasi yang mendasari dirinya untuk mengajar. Motivasi bisa terjadi jika kebutuhan guru untuk berprestasi dipenuhi seperti dengan cara
mendorong guru untuk meningkatkan karirnya; meningkatkan kesejahteraan guru, memberikan reward/penghargaan kepada guru yang berhasil, membuat suasana kekeluargaan di sekolah, dan komunikasi yang terbuka maka akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja guru. Selanjutnya motivasi berprestasi bisa terjadi karena di dalam diri guru itu sendiri mempunyai dorongan untuk berprestasi, dorongan ini untuk memenuhi kebutuhan berprestasi guru. 5.3 Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan implikasinya maka penulis mengajukan rekomendasi sebagai berikut: 5.3.1 Rekomendasi untuk Kepala sekolah 1. Gaya kepemimpinan situasional dapat diterapkan oleh kepala sekolah sebagai langkah dalam melaksanakan kepemimpinan pendidikan. Kepala sekolah dapat menerapkan gaya kepemimpinan dengan mendasarkan pada situasi organisasi dan kondisi pengikut (guru) maka penerapan yang tepat adalah kombinasi dari gaya supotif, partisipatif, direktif dan berorientasi kepada prestasi. 2. Kepala sekolah dalam hal ini selaku pemimpin sekolah harus mampu berkomunikasi yang baik dengan guru dan bersikap terbuka dengan berperilaku mengarahkan yang jelas, terarah dan disertai pengawasan. selain itu kepala sekolah berperilaku mendukung bawahan dengan
melakukan pujian, mau mendengarkan keluhan guru dan membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi guru. 3. Kepala sekolah harus berusaha untuk membuat situasi dan kondisi organisasi / Iklim sekolah yang stabil dan timbul rasa kekeluargaan antar anggota organisasi, sebab guru akan mempunyai motivasi berprestasi jika mereka bergaul dan bekerja sama yang baik diantara mereka. 4. Kepala sekolah hendaknya menciptakan suasana yang kondusif sehingga tidak terjadi gejolak ketidak puasan guru. Suasana yang kondusif bisa terjadi seperti manajemen pendidikan yang terbuka, dinamis, tidak terlalu formal, dan peraturan yang fleksibel, demokrasi berlaku, adanya saling menghargai dan mendukung diantara warga sekolah. Dengan demikian maka guru akan respek dengan keputusan yang berasal dari kepala sekolah. Untuk itu selaku pemimpin, kepala sekolah dapat berlaku bijak, terbuka dan mampu berkomunikasi secara efektif kepada guru. 5.3.2 Rekomendasi untuk Guru 1. Motivasi berprestasi merupakan motivasi yang didasarkan pada kekuatan yang ada dalam diri manusia. Oleh karena itu guru hendaknya mempunyai keinginan yang kuat untuk berprestasi mengingat akan tugas guru yang erat kaitannya dengan keberhasilan belajar (keberhasilan pendidikan). 2. guru harus memahami tuntutan standar profesi yang ada jika ingin meningkatkan profesionalismenya. Ini harus menjadi prioritas utama
karena sebagai tenaga profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belajar secara terus menerus sepanjang hayat dengan kata lain guru harus selalu mengembangkan diri dengan meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilannya. 3. Guru harus aktif mengikuti kegiatan-kegiatan MGMP dalam rangka memperluas wawasan, pengetahuan keterampilan dan mengembangkan daya imajinatif, inisiatif dan kreativitas. Kegiatan-kegitan MGMP ini hendaknya selalu mengangkat topik yang bersifat aplikatif sehingga hasil pertemuan dapat digunakan secara langsung untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Dan sebaiknya topik pembicaraan merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh guru sendiri. 4. Guru hendaknya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dengan sesama guru melalui jaringan kerja atau networking. Melalui jaringan kerja ini guru dapat belajar dari pengalaman dan kesuksesan rekannya. Guru juga dapat memperoleh akses terhadap inovasi-inovasi di bidang profesinya
5.3.3 Rekomendasi untuk Dinas Pendidikan Nasional Kota Bandar Lampung 1. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, hendaknya pihak Dinas Pendidikan Nasional Kota Bandar Lampung lebih sering memberikan pelatihan-pelatihan bagi guru, sesuai dengan bidang studi agar dapat meningkatkan kompetensinya. 2. Memberikan dukungan dan memfasilitasi pada kegiatan organisasi profesi seperti MGMP sehingga secara intensif guru dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilannya. 3. Melakukan pembenahan sistem perencanaan rekrutmen kepala sekolah, dan pelatihan kepemimpinan kepala sekolah yang lebih fungsional untuk menjamin dihasilkannya kualitas profesional kepala sekolah. Dilihat dari posisi dan peran kepala sekolah yang sangat fital terhadap peningkatan kinerja guru, kepala sekolah memerlukan kompetensi pribadi dan profesi agar mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di lapangan dan bisa menjadi teladan bagi guru. 4. Dalam setiap kebijakan hendaknya memperhatikan secara riil kebutuhan sekolah dan melakukan dukungan sosial yang cukup bermakna dengan memberikan perhatian baik moral maupun material.