Penggunaan Maltodektrin Untuk Meningkatkan Masa Simpan Likopen Buah Semangka (Citrullus Vulgaris Schard) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN TOMAT AFKIRAN UNTUK PRODUKSI LIKOPEN

Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : ISSN: Maret 2016

PENENTUAN MASA KADALUARSA LIKOPEN DARI BUAH TOMAT (Lycopersicum pyriforme) TERCAMPUR MALTODEKSTRIN DALAM KEMASAN KAPSUL

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(2): ISSN: Agustus 2014

Pemanfaatan Likopen Tomat (Lycopersicum esculentum MILL) Dalam Sediaan Soft Candy Sebagai Suplemen Antioksidan

METODELOGI PENELITIAN

Kandungan Likopen Buah Tomat (lycopersicum esculentum l.) terhadap Waktu dan Suhu Pemanasan

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Peluang Aplikasi Mikroenkapsulat Vitamin A dan Zat Besi sebagai. Chance of Microencapsulat Application of Vitamin A and Iron as

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya

Pewarna Alami untuk Pangan MERAH BIT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

4. PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Pendahuluan Penentuan Konsentrasi Mikroenkapsulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi penyebab

Bab IV Hasil dan Analisa 4.1 Ekstraksi likopen dari wortel dan pengukurannya dengan spektrometer NIR

Tabel 1. Kandungan gizi buah tomat segar (matang) tiap 180 gram bahan. Kebutuhan per hari (%)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

I. PENDAHULUAN. poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional yang

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tomat atau dalam bahasa latin disebut Lycopersicum esculentum

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

SHELF LIFE OF Spirulina BISCUIT WITH DIFFERENT PACKAGING By: ABSTRACT

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK PANGAN

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

RETENSI FENOLAT BUBUR INSTAN FUNGSIONAL SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

Gambar 6. Kerangka penelitian

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MI INSTAN DARI PATI SAGU DENGAN METODE AKSELERASI

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Waktu dan Tempat

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

Bab III Bahan dan Metode

KAJIAN RETENSI KAROTEN KAPANG ONCOM MERAH DARI TONGKOL JAGUNG SELAMA PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN MIE INSTAN FUNGSIONAL

IV. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Mochamad Nurcholis, STP, MP. Food Packaging and Shelf Life 2013

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 11,4 juta ton dan 8 juta ton sehingga memiliki kontribusi dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

I. PENDAHULUAN. Tananam manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan salah satu buah asli

UJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. bawang putih, dan asam jawa. Masing-masing produsen bumbu rujak ada yang

EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN ( LIKOPEN ) DARI BUAH TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN SOLVEN CAMPURAN, n HEKSANA, ASETON, DAN ETANOL

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB 3 METODE PENELITIAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

Sintesis partikel Fe 0. % degradasi. Kondisi. Uji kinetika reaksi

Transkripsi:

Penggunaan Maltodektrin Untuk Meningkatkan Masa Simpan Likopen Buah Semangka (Citrullus Sukriadi 1, Mappiratu 2,Nurhaeni 2 1 Alumni Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Tadulako 2 Lab Penelitian Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Tadulako 3 Lab Kimia Dasar Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Tadulako ABSTRACT Research using maltodextrin as the coating in order to increase the shelf life of watermelon lycopene has been done. This study aims to estimate the shelf life of watermelon lycopene capsules in packaging with the addition of maltodextrin coating. Achievement of the goals has been the separation of lycopene from watermelon flesh, followed by drying the product of lycopene using solar dryers, extraction of pure lycopene lycopene separation using a solvent mixture of N coarse-hekasana: Aceton with a ratio of 2: 1, followed by mixing pure lycopene with adsorbent maltodextrin with a ratio of 25: 75% and storage in an oven at 40 and 50oC. Lycopene levels are determined every 24 hours for 10 days using the spectrophotometric method. The resulting data is used to predict the shelf life of lycopene in capsule packaging. The results obtained indicate a shelf life of lycopene at 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, and 60 C are 631, 549, 478, 416, 362, 315, 276, 240, 209 and 181 days respectively. Keywords : Lycopene, Watermelon, Maltodextrin, Self Life, Reaction Kinetics Models ABSTRAK Penelitian penggunaan maltodekstrin sebagai penyalut dalam upaya meningkatkan masa simpan likopen buah semangka telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menduga umur simpan likopen buah semangka dalam kemasan kapsul dengan penambahan penyalut maltodekstrin. Pencapaian tujuan telah dilakukan pemisahan likopen dari daging buah semangka, dilanjutkan dengan pengeringan produk likopen menggunakan alat pengering surya, proses ekstraksi pemisahan likopen murni dari likopen kasar menggunakan solven campuran N-Hekasana : Aceton dengan perbandingan 2 : 1, dilanjutkan dengan pencampuran likopen murni dengan adsorben maltodekstrin dengan perbandingan 25 : 75 % dan penyimpanan dalam oven pada suhu 40 dan 50 o C. Kadar likopen ditentukan setiap 24 Jam selama 10 Hari menggunakan metode spektrofotometri. Data yang dihasilkan digunakan untuk menduga umur simpan likopen dalam kemasan kapsul. Hasil yang diperoleh menunjukan umur simpan likopen pada suhu 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60 o C berturut-turut adalah 631, 549, 478, 416, 362, 315, 276, 240, 209 dan 181 hari.

Kata Kunci : Likopen, Buah Semangka, Maltodekstrin, Umur Simpan, Model Kinetika Reaksi I. LATAR BELAKANG Semangka (Citrullus vulgaris Schrad) termasuk salah satu tanaman buah-buahan yang tumbuh merambat dan termasuk dalam family buah labu-labuan (Cucurbitaceae). Daging buah semangka berwarna kuning sampai merah dan mengandung biji yang bentuknya memanjang. Warna daging buah disebabkan oleh adanya kandungan pigmen terutama pigmen dari kelompok karotenoid, yakni likopen. Menurut Suhanda (2009) buah semangka mengandung likopen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan buah tomat, bahkan terindikasi merupakan buah penghasil likopen tertinggi. Semangka mengandung likopen 6 ppm, sedangkan tomat mengandung likopen antara 3 5 ppm (Wenli et al., 2001; Sunarmani, 2008; Suhanda, 2009, dalam Anggraini, 2011). Likopen dalam industri pangan digunakan sebagai pewarna alami yang selain berfungsi sebagai pewarna, juga berfungsi sebagai antioksidan. Dengan fungsi tersebut, likopen digunakan untuk mencegah kerusakan pangan yang disebabkan oleh oksidasi (Boham dan Bitsch, 1999; Koski et al., 2002; Montesano et al., 2006 dalam Israwati, 2009). Likopen dalam industri kosmetik digunakan sebagai pencegah kerusakan kulit yang disebabkan oleh pengaruh oksigen dan cahaya yang bersifat toksik (DiMascio et al., 1989). Di dalam tubuh, likopen antara lain disimpan dalam hati, paru-paru, usus besar dan kulit (Winanto dan Lentera, 2004). Menurut Rao dan Agarwal (1998), likopen berperan mencegah penumpukan kolesterol pada pembuluh darah dan mencegah terjadinya kanker prostat dan kanker payudara. Geovannuci (1999) dalam Israwati (2009) melaporkan likopen dapat menurunkan resiko kanker prostat sebesar 21 % pada pria yang mengkonsumsi likopen dalam jumlah besar. Agarwal dan Rao (1998) menemukan pada pemberian 60 mg likopen selama tiga bulan terhadap 30 orang, kepadatan plasma kolesterol LDL di dalam pembuluh darah mengalami penurunan. Asupan likopen sebesar 40 mg per hari dapat menurunkan oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein) secara bermakna dan menurunkan kemungkinan terkena penyakit kanker sebesar 50 % (Agawal dan Rao, 1998). Levy et al., 36

(1995) dalam Israwati (2009) menyatakan likopen mampu menghambat pertumbuhan kanker payudara dan kanker paru-paru dengan aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan beta karoten. Dengan luasnya peranan likopen dalam kesehatan, maka perlu ada upaya produksi likopen yang dapat dijadikan sebagai suplemen terutama untuk pencegahan berbagai jenis penyakit dan penunda ketuaan dini. Produksi likopen dari buah semangka dalam kemasan kapsul serta uji daya simpannya dilakukan oleh Mappiratu. et al(2012). Kelemahan yang ditemukan adalah likopen yang dihasilkan kemurniannya masih rendah (2,5%) serta waktu simpannya relatif singkat (kurang dari 2 bulan pada suhu ruang). Hal tersebut diduga disebabkan oleh adanya komponen lain yang berperan mempercepat kerusakan likopen. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian lanjut tentang penggunaan bahan tambahan/adsorben atau bahan penyalut. Maltodekstrin termasuk salah satu bahan tambahan atau bahan penyalut yang banyak digunakan dalam proses mikroenkapsulasi (Kristiani, 1997) dalam Anonim (2010). Selain sebagai penyalut, maltodekstrin juga banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman seperti roti, biscuit, minuman susu bubuk, minuman berenergi dan minuman probiotik (Blancard dan Katz, 1995, dalam Anonim, 2010). Maltodekstrin juga banyak digunakan dalam industri farmasi sebagai niosom pembawa obat dan sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet (Anwar, 2004). Berdasarkan hal itu, penyerapan atau penyalutan likopen dalam meningkatkan kadar dan memperpanjang masa simpan digunakan maltodekstrin. II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan utama dalam penelitian ini adalah buah semangka siap panen dengan tahapan perlakuan sebagai berikut: 1. Tahap Pemisahan Likopen dari Buah Semangka Pemisahan likopen dari daging buah semangka dilakukan mengikuti cara Mappiratu et al., (2011) yang dimodifikasi sebagai berikut : buah semangka yang diperoleh dari Desa Maranata Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi dibelah dan dipisahkan dagingnya yang berwarna merah dan ditimbang, kemudian bijinya dipisahkan, selanjutnya ditambahkan air dengan rasio air terhadap daging (rasio air/daging) 1,5 : 1 atas dasar volume/berat (v/b). Daging buah semangka dihancurkan dengan blender, kemudian dipanaskan pada suhu 70 o C selama 60 menit, selanjutnya disaring dan ampas atau residu 37

yang dihasilkan dikeringkan dalam alat pengering surya. Residu daging buah semangka kering adalah likopen kasar, dihaluskan dengan blender dan ditimbang untuk mengetahui rendemennya. 2. Tahap Penyalutan/Pencampuran dengan Maltodekstrin Pelaksanaan penyalutan likopen dengan Maltodekstrin diawali dangan ekstrasi likopen hasil pemisahan dari buah semangka menggunakan pelarut campuran heksana/aseton 2:1 atas dasar volume/volume (v/v) sehingga semua likopen terekstrak (residunya tidak lagi berwarna). Ekstrak likopen yang dihasilkan dipisahkan pelarutnya secara vakum dengan rotari vakum evaporator, selanjutnya dicampurkan dengan maltodeksrtin dan dikeringkan dalam oven vakum suhu 50 o C. Produk yang dihasilkan dinyatakan sebagai likopen tersalut maltodekstrin atau likopen-maltodekstrin. 3. Penentuan waktu simpan Penentuan waktu simpan likopen maltodeksrtin diawali dengan pengemasan kedalam kapsul ukuran 0 dengan volume, kemudian ditimbang untuk mengetahui berat rata-rata likopen maltodeksrtin per kapsul (berat kapsul berisi likopen maltodeksrtin kapsul kosong), selanjutnya dianalisis kandungan likopennya. Selain itu juga disimpan dalam oven suhu 40ºC dan 50ºC selama 10 hari, dan setiap hari (24 jam) dianalisis kandungan likopennya sebanyak 2 kapsul. Data yang diperloleh digunakan untuk menentukan waktu simpan likopen pada suhu 40ºC dan suhu 50ºC menggunakan persamaan orde reaksi 1 : Regresi linier sesuai dengan orde reaksi, yaitu Y = ax + b, dimana a = tetapan laju reaksi, x = waktu simpan, b = konsentrasi awal likopen dan Y = konsentrasi likopen ketika dinyatakan kadaluarsa, yakni 30 % dari konsentrasi awal atau retensi likopen mencapai 30 %. Waktu simpan 40 dan 50ºC digunakkan untuk memprediksi waktu simpan likopen pada berbagai suhu menggunakkan persamaan : Q 10 = = Q 10 δ/10 = ts T Q 10 ts T+10 Di mana : Q 10 ts (T) kec. reaksi pada T + 10 kec raksi pada T waktu simpan pada T waktu simpan pada T + 10 =Laju penurunan mutu (kadar likopen) =Umur simpan atau Masa kadaluarsa jika disimpan pada suhu T ts(t+10) =Masa kadaluarsa jika disimpan pada suhu T + 10 38

III. ANALISIS DATA 1. Analisis rendemen likopen Rendemen likopen yang diekstrak dari buah semangka ditentukan menggunakan persamaan berikut : Rendemen Likopen = Berat likopen kasar Berat daging buah semangka x 100% 2. Analisis kadar likopen Kadar likopen dalam produk hasil produksi dan likopen dalam kapsul selama penyimpanan ditentukan menggunakan metode spektrofotometri (Sharma, 1996). Produk likopen awal dan dalam kemasan kapsul dengan jumlah tertentu diekstrak dengan pelarut heksana/aseton 2 : 1 atas dasar volume/volume (v/v) beberapa kali di atas mesin kocok agitasi 250 rpm hingga semua likopen terekstrak (ekstraknya tidak lagi berwarna). Ekstrak likopen yang dihasilkan dilewatkan pada natrium sulfat anhidrat untuk membebaskan air yang terikut, kemudian diuapkan pelarutnya secara vakum menggunakan rotari vakum evaporator. Ekstrak likopen selanjutnya ditambahkan pelarut heksana hingga volumenya mencapai 100 ml, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum, selanjutnya ditentukan konsentrasinya menggunakan persamaan : C = A 1% E xb 1 cm Dimana : C = Konsentrasi (g/100 ml), A = Absorban, b = Tebal Kuvet (cm) dan E 1% 1cm = 3,450. Sedangkan kadar likopen ditentukan dengan persamaan: Kadar likopen = berat likopen berat produk likopen x 100% Dimana : Berat Likopen = nilai C x V Ekstrak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Rendemen likopen kasar dan kadar likopen dalam maltodekstrin Semangka termasuk salah satu jenis buah - buahan yang mengandung likopen, bahkan merupakan buah yang kandungan likopennya paling tinggi. Hasil pemisahan likopen dari daging buah semangka yang dilakukan oleh Mappiratu et al (2012) menemukan bahwa kandungan likopen dalam produk pemisahan (likopen kasar) relative rendah, yakni sekitar 2,5 %. Kandungan ini belum baik digunakan sebagai suplemen dalam kemasan kapsul, sebab setiap kapsul hanya berisi sekitar 1 g bahan, yang berarti setiap kapsul hanya mengandung likopen sekitar 0,025 g. Mappiratu et al (2012) juga menemukan waktu simpan likopen kasar dalam 39

kemasan kapsul pada suhu ruang relative singkat, yakni kurang dari dua bulan. Upaya untuk meningkatkan kandungan likopen dalam bahan suplemen serta meningkatkan masa simpan, dilakukan pemisahan likopen dari buah semangka mengikuti cara Mappiratu et al (2012), yang diikuti dengan ekstraksi likopen dalam likopen kasar serta pencampuran ekstrak likopen dengan maltodekstrin. Hasil pemisahan likopen dari buah semangka diperoleh rendemen likopen kasar sebesar 1,6 %, yang berarti pengolahan 1 kg daging buah semangka, menghasilkan likopen kasar sebesar 16 g. Hasil analisis likopen dalam produk pencampuran dengan maltodekstrin (kadar likopen dalam likopen maltodekstrin) menunjukkan likopen maltodekstrin mengandung likopen 37,41 %, yang berarti terjadi peningkatan kadar likopennya sekitar 15 kali dibandingkan likopen kasar hasil pemisahan dari daging buah semangka. Mengacu pada perbandingan ekstrak likopen terhadap maltodekstrin, yakni 1 : 3 atas dasar volume per berat (v/b), maka konsentrasi likopen dalam likopen maltodekstrin hanya sekitar 25 %. Temuan kadar likopen di atas 25 %, yakni 38,37 % memberikan indikasi ekstrak likopen yang dihasilkan masih mengandung pelarut yang ketika dikeringkan dalam oven vakum pelarutnya (heksana) menguap secara sempurna. 2. Kadar Likopen Maltodekstrin dalam Kemasan Kapsul pada Suhu 40 dan 50 o C Likopen termasuk kelompok karotenoid yang berperanan mencegah berbagai jenis penyakit terutama penyakit kanker dan jantung koroner (Levy et al., 1995) dalam Anggraini (2011). Peranan tersebut disebabkan karena likopen berfungsi sebagai antioksidan. Dengan fungsinya itu, likopen mudah mengalami kerusakan pada penyimpanan terutama kerusakan yang disebabkan oleh oksidasi dengan cahaya, oksigen dan logam tembaga, besi dan logam mangan (Allen et al., (2003) dalam Anggraini (2011). Kerusakan tersebut akan berakibat terhadap penurunan kadar likopen relative terhadap waktu simpan. Menurut Koswara (2002), waktu simpan adalah waktu dimana mutu produk tidak dapat diterima konsumen atau produk telah kehilangan fungsinya. Untuk produk likopen, waktu simpannya adalah waktu dimana retensi likopen mencapai 30 % atau produk telah mengalami kerusakan likopen sebesar 70 % (Mappiratu et al., (2012). Penentuan waktu simpan likopen maltodekstrin pada berbagai suhu diawali dengan penentua nilai Q10, sedangkan 40

Konsentrasi likopen (%) Konsentrasi likopen (%) Jurnal Natural Science Vol. 2.(1) 35-45 ISSN: 2338-0950 nilai Q10 dapat ditentukan jika terdapat waktu simpan pada dua daerah suhu. Untuk maksud tersebut dilakukan penentuan waktu simpan likopen maltodekstrin pada suhu 40 dan 50 o C. Hasil pengukuran kadar likopen produk likopen maltodekstrin dalam kemasan kapsul yang disimpan pada suhu 40 o C (Gambar 4.1 Tabel Lampiran 1) menunjukkan kadar likopen menurun dengan meningkatnya waktu simpan. Pada waktu simpan 10 hari, kadar likopen mencapai 30,06 % dimana sebelum penyimpanan (waktu simpan nol hari) kadarnya 37,41 %, yang berarti retensi likopen pada penyimpanan 10 hari suhu 40 o C adalah 80,35 %. Gambar 1. Kurva kadar likopen pada berbagai waktu simpan suhu 40 o C Hasil pengukuran kadar likopen produk likopen maltodekstrin dalam kemasan kapsul yang disimpan pada suhu 50 o C (Gambar 4.2 Tabel Lampiran 2) menunjukkan 3937.41 y = -0.631x + 35.63 37 35.25 R² = 0.868 33.72 35 32.81 32.12 32.27 31.76 33 30.79 30.51 30.58 30.06 31 29 27 25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu Simpan (Hari) penurunan kadar likopen terhadap waktu simpan lebih besar dibandingkan dengan suhu 40 o C. Pada waktu simpan 10 hari, kadar likopen 27,34 % atau retensi likopen mencapai 73,08 %. 4037.41 y = -0.799x + 35.48 R² = 0.905 33.89 35 32.695 33.215 31.985 31.44 30.11 29.62 29.355 29.27 30 27.34 25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu Simpan (hari) Gambar 2. Kurva kadar likopen pada berbagai waktu simpan suhu 50 o C. Masa kadaluarsa atau waktu simpan likopen dalam kemasan kapsul tercapai, jika retansi likopen telah mencapai 30 % atau kadar likopen sebesar 11,223 %. Waktu simpan ditentukan melalui persamaan regresi Y = ax + b, dimana Y adalah kadar likopen ketika mencapai waktu simpan (kadar likopen 11,223 %), X adalah waktu simpan. Persamaan regresi tersebut ditentukan setelah diketahui keberlakuan orde reaksi perubahan likopen dalam kemasan kapsul. Untuk itu dilakukan pengujian menggunakan orde nol dan orde satu. Hasil yang diperoleh (Gambar 4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4) menunjukkan nilai R 2 pada kurva hubungan antara ln konsentrasi terhadap waktu (orde satu) pada suhu 40 o C adalah 0,887 relative lebih besar dibandingkan dengan nilai R 2 pada kurva 41

Ln Konsentrasi Likopen Ln Konsentrasi Likopen Jurnal Natural Science Vol. 2.(1) 35-45 ISSN: 2338-0950 hubungan antara konsentrasi terhadap waktu simpan (orde nol) suhu 40 o C sebesar 0,868. Demikian pula pada suhu 50 o C untuk orde satu nilai R 2 adalah 0,922 relatif lebih besar dibandingkan nilai R 2 untuk orde nol sebesar 0,905. Dengan demikian perubahan likopen dalam kemasan kapsul mengikuti reaksi orde satu, sebab makin tinggi nilai R 2 semakin mengikuti persamaan linier. Hal yang sama ditemukan oleh Ibrahim (2012) dalam mappiratu (2012) pada penentuan keberlakuan orde reaksi bagi likopen dari tomat dalam kemasan kapsul yang mengikuti orde reaksi satu. Demikian pula yang ditemukan oleh Mappiratu et al (2012) dalam penentuan keberlakuan orde reaksi likopen hasil pemisahan dari buah semangka dalam kemasan kapsul, yang menemukan orde reaksi satu. 3.7 3.6 3.5 3.4 3.3 y = -0.019x + 3.574 R² = 0.887 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu Simpan (Hari) Gambar 3 Kurva hubungan ln Konsentrasi Likopen terhadap waktu simpan pada suhu 40 o C. 3.7 3.6 3.5 3.4 3.3 3.2 Gambar 4 Kurva hubungan antara ln Konsentrasi likopen terhadap waktu 50 o C. Pada Gambar 3 simpan pada suhu memperlihatkan hubungan antara ln konsentrasi likopen terhadap waktu reaksi mengikuti persamaan Y = - 0,019 X + 3,574 yang berarti persamaan regresi perubahan likopen dalam kemasan kapsul pada suhu 40 o C adalah Y = - 0,019 X + 3,574, sedangkan pada suhu 50 o C (Gambar 4.4) persamaan regresinya Y = - 0,025 X + 3,571. Dengan memasukkan nilai Y = ln 11,223 ke dalam persamaan Y = - 0,019 X + 3,574 diperoleh waktu simpan (X) atau masa kadaluarsa likopen dalam kemasan kapsul pada suhu 40 o C sebesar 315,32 hari. Demikian pula dengan memasukkan nilai Y = ln 11,223 ke dalam persamaan Y = - 0,025 X + 3,571 diperoleh waktu simpan (X) atau masa kadaluarsa likopen dalam kemasan kapsul pada suhu 50 o C sebesar 239,52 hari. 3. Umur Simpan Likopen Maltodekstrin dalam Kemasan Kapsul pada Berbagai Suhu Penyimpanan y = -0.025x + 3.571 R² = 0.922 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu Simpan (Hari) 42

Pendugaan umur simpan suatu produk termasuk produk likopen dalam kemasan kapsul didasarkan atas nilai Q10 yang dinyatakan sebagai laju penurunan mutu produk pada suhu T + 10 terhadap laju penurunan mutu pada suhu T. Oleh karena laju penurunan mutu sebanding dengan umur simpan produk, maka nilai Q10 dapat pula dinyatakan sebagai umur simpan suatu produk pada suhu T terhadap umur simpan produk pada suhu T + 10. Mengacu pada umur simpan produk likopen pada suhu 40 o C sebesar 315,32 hari dan pada suhu 50 o C sebesar 239,52 hari, maka nilai Q10 untuk produk likopen maltodekstrin dalam kemasan kapsul adalah hari/hari sama dengan persamaan Q 10 yang ditrapkan di atas, yakni Q 10 = Umur simpan pada suhu T/umur simpan pada suhu T + 10, hanya dapat diterapkan pada perbedaan suhu 10 o C, Penentuan perbedaan suhu yang lebih rendah dan lebih tinggi dari 10 o C didasarkan pada persamaan diperoleh umur simpan produk likopen dalam kemasan kapsul pada berbagai suhu disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Umur simpan produk likopen pada berbagai suhu penyimpanan Suhu Umur simpan No. penyimpanan (hari) ( 0 C) 1. 15 631 2. 20 549 3. 25 478 4. 30 416 5. 35 362 6. 40 315 7. 45 276 8. 50 240 9. 55 209 10. 60 181 Anwar, (2004) menjelaskan bahwa semakin banyak kandungan maltodekstrin dalam formula sediaan obat, maka pengikatan terhadap partikel komponen lain semakin kuat, sehingga sediaan akan semakin kuat. Hal ini diasumsikan bahwa likopen terlindungi dari proses oksidasi yang menyebabkan likopen rusak pada waktu penyimpanan, sehingga dapat meningkatkan umur simpan likopen. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa suhu 15 o C sangat cocok digunakan sebagai suhu penyimpanan untuk likopen, karena masa kadaluarsa lebih lama yaitu 631 hari. V. KESIMPULAN 1. Konsentrasi likopen dalam likopen maltodekstrin adalah 38,37 % sebelum penyimpanan dinyatakan hari 0, sedangkan dalam likopen kasar konsentrasinya 1,6 %, dengan 43

konsentrasi likopen mengikuti reaksi orde satu. 2. Waktu simpan likopen dalam kemasan kapsul pada suhu 40 o C adalah 315 hari, pada suhu 50 o C atau adalah 240 hari dan pada suhu penyimpanan 60 o C adalah 181 hari. DAFTAR PUSTAKA Agarwal S. Rao AV. 2000. Role Of Antioxydant Lycopene In Cancer and Heart Diseases. Journal of the american College of Nutrition, Vol. 19, No.5, 563-569. Anggraini M. 2011. Penerapan Model Kinetika Reaksi Untuk Menduga Umur Simpan Likopen dari Buah Semangka (Citrullus vulgaris Schrad) dalam Kemasan Kapsul. Skrisi. Universitas Tadulako. Palu. Anonim, http://dudimuseind.blogspot.com/: diakses tanggal 12 November 2012. Anwar. E, Joshita. D, dan Anton Bahtiar, 2004, Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien Dalam Formulasi Sediaan Tablet dan Niosom, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. 1, No. 1 : 34 46. Arab. L dan S. Steck,2000, Lycopene and Cardiovaskular Disease. Am. J. Clin. Nutr. 71 : 1691-1695. Dinda, N., Ishadi, F., Najibul, H., Kurniawan, M., 2010, Nata Daging Buah Semangka (Nata de citrullus) Sebagai Alternatif Makanan Sehat Penderita Hipertensi, Program Kreativitas Mahasiswa. Universitas Negeri Malang. Direktorat Gizi DEPKES RI. Daftar komposisi Bahan Makanan.Jakarta, 1996. Israwaty, I. 2009. Kajian Ekstraksi Likopen Dari Tomat Afkiran. Skrisi. Universitas Tadulako. Palu. Kiswanto, Y, et al, 2004, Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Air Kelapa Terhadap Produksi Nata de Coco, Lab. INTAN Yogyakarta dan Lab. Pengendalian Mutu SMK Negeri 1 Jepara. Koski, A., E. Psomiadou., M. Tsimidou., A. Hopia., P. Kafalas., K. Wahala dan M. Heinonen, 2002, Oxidative stability and minor constituents of virgin olive oil and cold-pressed rapeseed oil, Eur. Food Res. Technol, 214 : 294 298. Koswara, S. 2002. Penerapan Persamaan Arhenius Untuk Menduga Umur Simpan Produk dan Bahan Pangan. Jurnal Teknol. Dan Industri Pangan, Vol. XIII, No.2 : 197-198. Mappiratu, Nurhaeni dan Ila Israwaty, 2010, Pemanfaatan Tomat Afkiran untuk Produksi Likopen, Media Litbang Sul Teng Vol 3 No. 1 : 64 69. Di Mascio, P.D., S. Kaiser dan H. Seis, 1989, Lycopene as the most efficient biological carotenoid singlet oxygen quencher, Arch. Biochem, Biophys. 274 : 532 538. Mappiratu, 2012. Teknologi Pangan, Untad Press. Palu. Montesano, D., L.Cossignani, G., D Arco.,M.S.Simonetti dan P.Damiani., 2006, Pure Licopene 44

from Tomato Preserves Extra Virgin Olive Oil from Natural Oxidative Events During Storage. JAOCS. 83 (11) : 933 941. Sharma SK. 1996. Sharma SK and Le Maguer in Tomatoes and Tomato Pulp Fractions, Ital J Food Sci 2: 107-113. Subekti D. 2008. (http:// dudimuseind.blogspot.com). diakses tanggal 01 Maret 2012 Wenli, Y., Z. Yaping., X. Zhen., J. Hui dan W. Dapu, 2001, The antioxidant properties of lycopene concentrate extracted from tomato paste. Winanto. W. P. Dan Tim Lentera. 2004. Manfaat Tanaman Sayur Untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Winarno, F.G. 1995. Enzim Pangan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 45