IMPLEMENTASI ASSAF TERHADAP CAPAIAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA. Achmad Samsudin

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH BUTIR SOAL DALAM FORMAT ANIMASI TERHADAP HASIL TES PEMAHAMAN KONSEP PEMBIASAN CAHAYA.

Pengaruh Butir Soal Dalam Bentuk Animasi Terhadap Hasil Tes Pemahaman Konsep Pembiasan Cahaya

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR FISIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN MEKANISTIK DAN METODE PEMBELAJARAN ANIMASI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

PENGARUH FORMAT SOAL DALAM BENTUK ANIMASI TERHADAP VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES PEMAHAMAN KONSEP PEMBIASAN CAHAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

DAFTAR ISI PENDAHULUAN BAB I

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPOSITORY BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 21 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Kata kunci: umpan balik (feedback), model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL), penguasaan konsep.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi ajar masih menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA PHYSICROUND PADA MATERI CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

MODEL PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DAN STRATEGI PROBLEM SOLVING UNTUK PERKULIAHAN FISIKA DASAR II

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

KOMPARASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DILENGKAPI MEDIA VIRTUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SMA/MA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal

- Kata Kunci : model pembelajaran direct instruction, media animasi, hasil belajar fisika.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MACROMEDIA FLASH INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TEKNIK

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN RELASIONAL DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TESIS

Unnes Physics Education Journal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan internet sebagai alat bantu. Dalam penelitian ini software

Anggita Stefany K.D dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

Randika Gustina, Gustimal Witri, Eddy Noviana

PENGARUH METODE PRAKTIKUM MENGGUNAKAN KIT OPTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRABUMULIH

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENERAPAN METODE EXAMPLES NONEXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 1, Nomor 4, Agustus 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

Army Rejanti dan Prabowo Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan terhadap variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata,

Transkripsi:

IMPLEMENTASI ASSAF TERHADAP CAPAIAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA Achmad Samsudin Dosen Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, Bandung email: achmadsamsudin@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh ASSAF (Assessment Animation Format) terhadap hasil tes pemahaman konsep siswa di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung pada materi Cahaya. Kajian difokuskan pada hasil tes pemahaman konsep cahaya dan kuantitas miskonsepsi siswa terhadap penggunaan butir soal ASSAF. Data untuk menarik kesimpulan hasil penelitian, dikumpulkan melalui pemberian tes pemahaman konsep siswa yang dilakukan sesudah pelaksanaan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut digunakan metode penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian Randomized posttest-only control group. Subjek penelitian ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok kontrol berupa paper and pencil test dan kelompok eksperimen berupa ASSAF. Data pemahaman konsep yang akan diperoleh dari kedua kelompok tersebut dicari rata-ratanya dan diolah dengan menggunakan Uji Hipotesis nonparametrik (Uji Wilcoxon). Setelah dilakukan uji perbedaan melalui uji wilcoxon didapatkan bahwa nilai Z hitung lebih besar daripada nilai Z tabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis alternatif pertama (H 1 : m e >m k ) diterima, sekaligus memiliki pengertian bahwa hasil tes pemahaman konsep kelas eksperimen lebih baik secara signifikan dibandingkan kelas kontrol. Selain itu diperoleh data bahwa persentase rata-rata posttest pemahaman konsep untuk kelas eksperimen sebesar 67,96 % dan persentase rata-rata posttest pemahaman konsep untuk kelas kontrol sebesar 44,62%. Kata Kunci: ASSAF, paper and pencil test, pemahaman konsep, dan cahaya. ABSTRACT This research is purposed to see the influence of ASSAF (Assessment Animation Format) through the test result of the student s comprehension concept in the one of State Junior High School in Bandung city on the light matery. The study focused on the test result of light comprehension and student s missed conception through the using of the grain matter of ASSAF. The data to collect conclusion of the research result are collected by giving test of students concept comprehension which is done after learning process. To achieve that purpose, the quasy experiment is used with the research design Randomized postest-only control group. This subject research involved two groups, those are control group like paper, and pencil test and experiment group like ASSAF. The comprehension data that will be gain from two groups above is reached its mean and is managed by using the non-parametric hypotesis (Wilcoxon test). After difference test is held by using Wilcoxon then is gain that Z hitung score is bigger than Z tabel. This case showed that the first alternative hypotesis (H 1 : m e >m k ) is received, also has the meaning that the result test of comprehension concept experiment class is better significantly than control class. Besides that, the data precentace is gain that mean of post test precentace comprehension concept for experiment class is 67,96% and post test precentace comprehension concept for control class is 44,62%. Keywords: ASSAf, paper and pencil test, comprehension concept, and light. PENDAHULUAN Instansi pendidikan dalam rangka mengukur kualitas pembelajaran dan capaian belajarnya menggunakan instrumen berupa tes hasil belajar maupun tes prestasi belajarnya. Sering kali prestasi belajar siswa saja yang dijadikan rujukan penelaian, sebagai contoh: UN (Ujian Nasional) dijadikan salah satu penentu kelulusan siswa selama mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut. Bertolak dari hal tersebut, tes merupakan instrumen yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, sangat perlu kiranya untuk mengetahui bagaimana kualitas dan karakter dari alat ukur penilaian yang diberikan kepada siswa-siswi tersebut. Secara tradisional butir-butir soal tes dikemas dalam bentuk paper and pencil test. Hal ini diperkuat oleh Kusumah (2010) yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan penilaian hasil belajar di sekolah terdapat kecenderungan dari guru untuk mengutamakan penggunaan tes (paper and pencil test) sebagai satu-satunya alat ukur yang terpenting dalam proses pembelajaran. Kebutuhan akan alternatif 196

format penilaian yang lain menjadi sangat penting untuk diketahui dan diteliti guna mereduksi kelemahan format penilaian yang sudah ada. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis teknologi komputer menawarkan alternatif lain dari sebuah format penilaian. Salah satu keunggulan dari teknologi komputer adalah adanya kemampuan menganimasikan suatu objek sehingga menghasilkan citra gerak. Dengan kemampuan ini memungkinkan gambar statik dalam format soal paper and pencil test dapat diubah menjadi gambar yang dinamis dalam format soal animasi. Terdapat indikasi bahwa untuk persoalan-persoalan yang terkait dengan fenomena dinamis seperti fenomena gerak benda, maka butirbutir soal tes akan sangat menguntungkan jika dikemas dalam format tes animasi (Dancy, Riber, dan Beichner, dalam Suhandi et al., 2009). Selanjutnya format tes animasi ini dinamakan sebagai ASSAF (Assessment Animation Format). Terdapat bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa untuk memahami fenomena-fenomena yang terkait dengan gerak suatu objek, para siswa membutuhkan bantuan animasi yang relevan (Nur, 2009). Pemilihan konsep Cahaya ditujukan karena konsep ini memiliki banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak bagi siswa SMP, misalnya: konsep penggambaran jalannya sinar pada proses pembentukan bayangan untuk cermin dan lensa. Oleh karena itu akan lebih menguntungkan jika konsepkonsep ini dikemas dalam ASSAF sesuai dengan fenomena sesungguhnya. Artikel ini memaparkan tentang implementasi ASSAF terhadap hasil tes pemahaman konsep siswa di kalangan siswa SMP pada konsep cahaya. METODE Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh penggunaan butir soal ASSAF terhadap hasil tes pemahaman konsep cahaya dan kuantitas miskonsepsi jika dibandingkan dengan butir soal format paper and pencil. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan desain penelitiannya menggunakan The Randomized Posttest-Only Control Group Design. Tes pemahaman konsep disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban (A, B, C, dan D). Tes pemahaman konsep untuk kelas eksperimen dikemas dengan bentuk ASSAF sedangkan untuk kelas kontrol instrumen tesnya dikemas dalam format paper and pencil test. Animasi yang ditampilkan pada setiap alternatif jawaban soal dalam butir soal dalam ASSAF, digunakan sebagai pengganti gambar statis dalam butir-butir soal dalam format paper and pencil test. Pembuatan gambar-gambar animasi pada butir soal dalam ASSAF menggunakan bantuan software Macromedia Flash. Jumlah butir soal yang digunakan baik pada ASSAF maupun format paper and pencil test adalah sebanyak 18 butir, yang mencakup konsep- konsep esensial pada pemantulan cermin datar, pemantulan cermin lengkung, fenomena pembiasan, dan pembiasan lensa tipis. Contoh butir soal animasi ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Contoh butir soal tes pemahaman konsep cahaya dalam ASSAF 197

Untuk mendapatkan data berupa skor pemahaman konsep siswa pada materi cahaya untuk kelas kontrol diberikan tes objektif sebanyak 18 soal dengan empat pilihan jawaban dalam bentuk paper and pencil test. Data berupa skor pemahaman konsep siswa kelas kontrol diberikan tes objektif sebanyak 18 soal dengan empat pilihan jawaban dalam bentuk animasi. Tes diberikan setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Langkahlangkah yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 2. STUDI PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH DAN PERTANYAAN PENELITIAN STUDI LITERATUR PEMBUATAN KISI-KISI INSTRUMEN PAPER AND PENCIL TEST INSTRUMEN PERANCANGAN STORYBOARD ASSAF PEMBUATAN ASSAF JUDGEMENT MELAKUKAN UJI COBA ANALISIS HASIL UJI COBA REVISI KELAS KONTROL TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN ANALISIS DATA PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan uji hipotesis, data penelitian ini dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas yang dimaksud untuk mengetahui kenormalan distribusi data skor tes dari dua kelompok. Uji normalitas distribusi data dengan uji χ 2 dilakukan dengan bantuan software Microsoft Office Excel KESIMPULAN Gambar 2. Bagan Alur Penelitian Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep 2007. Ketentuan untuk uji χ 2 adalah data berdistribusi normal bila χ 2 lebih besar dari tabel χ 2 dan data tidak berdistribusi normal bila hitung χ 2 lebih kecil dari tabel χ2. Dalam penelitian hitung ini digunakan taraf keberartian α = 0,05. Hasil analisis uji normalitas data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada Tabel 1. Kelompok χ 2 hitung χ 2 tabel Kesimpulan Eksperimen 28,805 5,991 Tidak berdistribusi normal Kontrol 31,772 7,815 Tidak berdistribusi normal 198

Berdasarkan kriteria pengujian normalitas, ternyata data posttest untuk sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berdistribusi normal. Sehingga uji homogenitas tidak perlu dilakukan baik untuk data posttest kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Diagram perbandingan skor rata-rata posttest pemahaman konsep cahaya antara siswa yang mendapatkan butir soal dalam ASSAF dan siswa yang mendapatkan butir soal dalam bentuk paper and pencil test ditunjukkan pada Gambar 2. Persentase (%) 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 44.62 Kontrol 67.96 Eksperimen Gambar 2 Persentase skor rata-rata posttest pemahaman konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan persentase skor rata-rata posttest tinggi dibandingkan persentase skor ratarata posttest siswa yang menggunakan butir pemahaman konsep seperti pada Gambar 2, diketahui bahwa persentase skor rata-rata soal format paper and pencil test. Dan hal posttest pemahaman konsep siswa kelas ini sejalan dengan penelitian Dancy dan eksperimen sebesar 67,96 % dari skor ideal Beichner (2006) menyatakan bahwa hasil tes yaitu 100% (dari total keseluruhan soal yang pemahaman konsep gerak untuk butir soal berjumlah 18 butir), sementara persentase yang dikemas dalam ASSAF dapat lebih skor rata-rata posttest pemahaman konsep meningkat dibanding penggunaan tes format siswa kelas kontrol sebesar 44,62 % dari soal statis (paper and pencil test). skor ideal 100%. Hasil uji statistik dengan Persentase skor rata-rata posttest pemahaman menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan konsep cahaya antara siswa yang mendapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan soal-soal dalam ASSAF dan siswa yang pada rata-rata skor tes pemahaman konsep mendapatkan soal-soal dalam bentuk antara siswa yang menggunakan butir soal paper and pencil test pada setiap konsepkonsep esensial yaitu: konsep pemantulan animasi dengan siswa yang menggunakan butir soal paper and pencil test. Dari data di cermin datar, pemantulan cermin lengkung, atas dapat disimpulkan bahwa persentase skor fenomena pembiasan, dan pembiasan lensa rata-rata posttest siswa yang menggunakan tipis dapat dilihat pada Gambar 3. butir soal ASSAF secara signifikan lebih Gambar 3. Persentase skor rata-rata posttest pemahaman pada masing-masing konsep untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol 199

Pada Gambar 3 didapatkan data perolehan skor rata-rata posttest pemahaman siswa pada sub konsep Pemantulan cermin datar untuk kelas eksperimen sebesar 71,11% dan untuk kelas kontrol sebesar 51,11% dari skor ideal. Sedangkan perolehan skor rata-rata posttest pemahaman siswa pada konsep pemantulan cermin lengkung untuk kelas eksperimen sebesar 72,50% dan untuk kelas kontrol sebesar 42,50% dari skor ideal. Kemudian perolehan skor rata-rata posttest pemahaman siswa pada konsep fenomena pembiasan untuk kelas eksperimen sebesar 55,33% dan untuk kelas kontrol sebesar 28,67% dari skor ideal. Dan terakhir perolehan skor rata-rata posttest pemahaman siswa pada konsep pembiasan lensa tipis untuk kelas eksperimen sebesar 73,89% dan untuk kelas kontrol sebesar 56,11% dari skor ideal. Dari hasil analisis data pemahaman siswa pada setiap konsep diketahui bahwa persentase rata-rata skor posttest kelas eksperimen yang menggunakan butir soal dalam ASSAF lebih tinggi daripada kelas kontrol yang menggunakan butir soal format paper and pencil test. Konsep pemantulan cahaya pada cermin datar dan cermin lengkung serta konsep pembiasan pada lensa tipis dapat dipahami siswa dengan cukup baik. Hal ini terbukti dari persentase nilai siswa di atas 70%. Konsep pada fenomena pembiasan, cukup sulit dipahami oleh siswa dikarena pada konsep ini banyak ditemukan permasalahan konseptual yang jarang ditemui oleh siswa, seperti jalannya sinar pembiasan antar medium yang berbeda. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian dan hasil analisisnya dapat disimpulkan bahwa skor hasil tes pemahaman konsep cahaya siswa yang mendapatkan butir soal dalam ASSAF (kelas eksperimen) secara signifikan lebih baik dibanding dengan skor hasil tes pemahaman konsep siswa yang mendapatkan butir soal format paper and pencil test (kelas kontrol). Hal ini didukung oleh uji hipotesis (uji Wilcoxon) dengan hasil Z hitung (4,45) lebih besar dari Z tabel (1,96) pada taraf kepercayaan 5 %. DAFTAR PUSTAKA Dancy, M.H. dan Beichner, R. (2006). Impact of Animation on Assessment on Conceptual Understanding in Physics. The American Physical Society. 2, (7), 1-7. Kusumah, Y.S. (2010). Model Pembelajaran Matematika Berbasis Teknologi Informasi untuk Siswa Sekolah Menengah, dalam Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. Bandung: FPMIPA UPI. Nur, M. (2009). Peranan Asesmen Dengan Butir Soal Dalam Format Animasi Terhadap Hasil Tes Pemahaman Konsep Pembiasan Cahaya. Tesis UPI: tidak diterbitkan. Suhandi, A. et al. (2009). Efektivitas Penggunaan Media Simulasi Virtual pada Pendekatan Pembelajaran Konseptual Interaktif dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Meminimalkan Miskonsepsi. Jurnal Pengajaran MIPA. 13, (2), 35-47. 200