PENGARUH ELEKTROLIT HNO3 DAN HCl TERHADAP RECOVERY LOGAM Cu DENGAN KOMBINASI TRANSPOR MEMBRAN CAIR DAN ELEKTROPLATING MENGGUNAKAN SEBAGAI ION CARRIER

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VOLTASE DAN WAKTU TERHADAP PENGENDAPAN LOGAM MANGAN DAN SENG PADA LEMPENG TEMBAGA MENGGUNAKAN METODE ELEKTROPLATING

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

Indo. J. Chem., 2010, 10 (1), 69-74

TRANSPOR ION TEMBAGA (II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

Recovery logam dengan elektrolisis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SINTESIS ASAM EUGENOKSI ASETAT (EOA) DARI EUGENOLUNTUK EKSTRAKTAN LOGAM BERAT DAN RECOVERY KROM DARI LIMBAH ELEKTROPLATING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PENGARUH PENGGUNAAN SENYAWA PENGEMBAN GABUNGAN TERHADAP PEMISAHAN LOGAM PERAK DENGAN TEKNIK SLM (SUPPORTED LIQUID MEMBRANE)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Program Studi

ZAT PEMBAWA OKSIN DAN SDS SEBAGAI ADITIF MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Laboratorium Analitik, Universitas Hasanuddin Kampus UNHAS Tamalanrea, Makassar, *

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

logam-logam berat diantaranya adalah logam berat tembaga yang terdapat pada limbah

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Sulistyani, M.Si.

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

PEMULIHAN (RECOVERY) DAN PEMISAHAN SELEKTIF LOGAM BERAT (Zn, Cu dan Ni) DENGAN PENGEMBAN SINERGI MENGGUNAKAN TEKNIK SLM

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Elektrokimia. Sel Volta

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

KIMIA ELEKTROLISIS

Penentuan Kondisi Optimasi Transpor Ion Cu (Ii) Melalui Teknik Membran Cair Fasa Ruah Secara Simultan Dengan Oksin Sebagai Pembawa

4 Hasil dan Pembahasan

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

MODUL SEL ELEKTROLISIS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA PENGOMPLEKS PADA FASA PENERIMA TERHADAP PEMISAHAN LOGAM PERAK DENGAN TEKNIK SLM (SUPPORTED LIQUID MEMBRANE)

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSTRAKSI ION LOGAM Zn(II) MENGGUNAKAN SENYAWA PEMBAWA TANIN TERMODIFIKASI DENGAN METODE MEMBRAN CAIR RUAH

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

W, 2016 PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH KOROSI DAN PELAPISAN LOGAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari - Juli tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemisahan dengan Pengendapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si

PENGARUH BAHAN ELEKTRODE PADA PENGAMBILAN Cu DAN Cd SECARA ELEKTROKIMIA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

EFEKTIFITAS SURFAKTAN DAN RECOVERY MEMBRAN DALAM DIFUSI FENOL ANTAR FASA TANPA ZAT PEMBAWA. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh KHAIRUNNISSA NO.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.

Indo. J. Chem. Sci. 4 (1) (2015) Indonesian Journal of Chemical Science

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia saat ini berlangsung sangat pesat seiring

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

LABORATORIUM ANALITIK INSTRUMEN

Transkripsi:

PENGARUH ELEKTROLIT HNO3 DAN HCl TERHADAP RECOVERY LOGAM Cu DENGAN KOMBINASI TRANSPOR MEMBRAN CAIR DAN ELEKTROPLATING MENGGUNAKAN ASAM p-t-butilkaliks[]arena-tetrakarboksilat SEBAGAI ION CARRIER Andi Dzulviana Dewi H31199 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 1 Makassar Indonesia ABSTRAK Penelitian pengaruh elektrolit HNO 3 dan HCl terhadap recovery logam Cu telah dilakukan dengan kombinasi transpor membran cair dan elektroplating menggunakan asam p-t-butilkaliks[]arena-tetrakarboksilat sebagai ion carrier. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh larutan elektrolit HNO 3 dan HCl, konsentrasi larutan elektrolit pada fasa target, konsentrasi ion logam Cu + di fasa sumber dan waktu pada proses recovery logam Cu serta menentukan kondisi optimum dan efisiensi pengendapan Cu. Kondisi optimum dan efisiensi pengendapan ditentukan melalui pengukuran bobot logam yang terendapkan di katoda pada berbagai variabel percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis serta konsentrasi elektrolit, konsentrasi ion logam Cu + di fasa sumber, dan waktu pengendapan sangat berpengaruh pada proses recovery logam Cu. Kondisi optimum recovery logam Cu untuk elektrolit HNO 3 adalah; konsentrasi elektrolit,5% untuk konsentrasi logam Cu,1 M, waktu pengendapan 1 menit dengan efisiensi pengendapan 8,9%. Sedangkan pada elektrolit HCl dicapai pada konsentrasi elektrolit,5% untuk konsentrasi logam Cu,1 M, waktu pengendapan 1 menit dengan efisiensi pengendapan,7%. Kata kunci: asam p-t-butilkaliks[]arena-tetrakarboksilat, Cu, elektrolit, transpor membran cair, recovery. PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perkembangan industri yang sangat pesat, untuk memenuhi kehidupan manusia. Namun dengan kemajuan ini pula akan membawa ancaman bagi keseimbangan lingkungan hidup maupun terhadap kelestarian lingkungan. Salah satunya adalah pencemaran air laut yang diakibatkan oleh buangan limbah industri, limbah rumah tangga, dan alat transportasi yang menggunakan bahan bakar (Frank, 1995). Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak tersebut harus dapat dikendalikan, karena bila tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Pencemaran di lingkungan perairan ini banyak disebabkan oleh keberadaan logam berat. Tembaga adalah salah satu jenis logam berat yang bernilai ekonomis tinggi. Tembaga merupakan logam penghantar listrik yang baik. Logam ini banyak digunakan sebagai peralatan elektronik, untuk konstruksi, industri mesin, dan lain-lain. Peningkatan penggunaan tembaga dalam berbagai kegiatan industri, menghasilkan beragam produk yang berguna, akan tetapi juga menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan bila tidak dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Tembaga terakumulasi dalam tubuh melalui beberapa jalur yaitu melalui makanan, minuman, dan pernafasan. (Widowati dkk., 8). Salah satu metode pemisahan yang terbilang baru adalah transpor ion melalui membran cair yaitu metode pemisahan yang selektif, efisien, dan sederhana (Harimu dkk., 1). Teknik pemisahan ion logam berat dengan membran cair merupakan salah satu pengembangan metode ekstraksi pelarut yang dapat digunakan untuk recovery ion logam berat dari air limbah (Misra and Gill, 1996). Teknik transpor membran cair melibatkan tiga fasa cair yaitu fasa sumber andidzulvianadewi@yahoo.co.id 1

mengandung bahan yang akan dipisahkan, fasa membran yang berisi ligan selektif dalam pelarut organik dan fasa target mengandung agen pelucut (pendekompleksasi) berupa asam (Utami, 8). Pada metode transpor membran cair dengan pengemban ion, pemisahannya berlangsung secara reversible dan waktu optimum pemisahan relatif lama sehingga pemisahan ion logam tidak maksimal (Maming dkk., 7). Sehubungan dengan hal tersebut, agar pemisahan ion logam dapat berlangsung secara irreversible dalam waktu yang singkat dengan hasil maksimal maka metode transpor membran cair perlu dimodifikasi, misalnya mengkombinasikan dengan metode elektroplating atau pengendapan. Elektroplating merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit (Affandi dkk., 9). Efisiensi pengendapan logam pada proses recovery dengan kombinasi transpor membran cair dan elektroplating juga dipengaruhi oleh senyawa pendekompleksasi yang digunakan pada fasa target, dan penggunaan HNO 3 dan HCl sebagai senyawa pendekompleksasi belum pernah dilaporkan. Dalam tulisan ini dilaporkan hasil penelitian mengenai pengaruh elektrolit HNO 3 dan HCl, konsentrasi elektrolit pada fasa target, konsentrasi ion logam pada fasa sumber dan waktu terhadap recovery logam Cu, serta efisiensi pengendapan pada kondisi optimum. METODE PENELITIAN Bahan Larutan CuSO anhidrat, H SO, senyawa asam p-t-butilkaliks[]arena-tetrakarboksilat, lempeng tembaga sebagai katoda, kawat platina sebagai anoda, kloroform p.a sebagai membran, HNO 3 p.a 7%, dan HCl p.a 37% sebagai elektrolit, aluminium foil, tissue roll, akuades. Alat Sel transpor pipa gelas berbentuk U ( = 1,5 cm, volume = 5 ml), timbangan analitik, pengaduk magnet 1 cm, adaptor, dan peralatan gelas yang biasa digunakan dalam laboratorium. Desain alat sel transpor-elektroplating ditunjukkan pada Gambar 1 berikut : Prosedur Kerja Pembuatan Larutan 1. Larutan Membran Senyawa ion carrier asam p-tbutilkaliks[]arena-tetrakarboksilat sebanyak,88 gram dilarutkan dalam CHCl 3 sebanyak 5 ml sehingga diperoleh larutan membran dengan konsentrasi ion carrier sebesar, 1 - M.. Larutan CuSO Larutan induk CuSO 1, M dibuat dengan cara melarutkan 7,975 gram padatan CuSO dalam 5 ml akuades. Selanjutnya, larutan CuSO dengan konsentrasi,1 M,,5 M, dan,1 M dibuat dengan cara mengencerkan masing-masing 1 ml, 5 ml, dan 1 ml larutan CuSO 1, M sampai volume 1 ml. 3. Larutan Elektrolit Larutan Elektrolit HNO3 Larutan elektrolit HNO 3 konsentrasi 1% dibuat dengan cara mengencerkan 1, ml larutan HNO 3 7% dengan akuades sampai volume 1 ml. Kemudian dibuat larutan HNO 3 dengan konsentrasi,1,,5, 1, dan 1,5%, masing-masing dibuat dengan cara mengencerkan 1, 5, 1 dan 15 ml larutan HNO 3 1% dengan akuades sampai volume 1 ml. andidzulvianadewi@yahoo.co.id

Larutan Elektrolit HCl Larutan elektrolit HCl konsentrasi 1% dibuat dengan cara mengencerkan,7 ml larutan HCl 37% dengan akuades sampai volume 1 ml. Kemudian dibuat larutan HCl dengan konsentrasi,1,,5 dan,1%, masing-masing dibuat dengan cara mengencerkan 1, 5 dan 1 ml larutan HCl 1% dengan akuades sampai volume 1 ml. Proses Transpor Fasa membran sebanyak 6 ml dimasukkan ke dalam sel transpor yang sebelumnya sudah dimasukkan pengaduk magnet. Pada salah satu ujung sel dimasukkan fasa sumber (larutan ion) sebanyak 1 ml dan fasa target (larutan elektrolit) sebanyak 1 ml pada ujung yang lain. Sistem diaduk pada kecepatan 15 rpm. Proses Elektroplating Lempeng tembaga yang akan digunakan sebagai katoda diberikan perlakuan awal meliputi butting (proses penghalusan permukaan bahan yang akan dielektroplating), degrading (proses pembersihan dari kotoran, minyak dan cat ataupun lemak dengan menggunakan basa), dan pickling (bahan dicelupkan ke dalam larutan H SO encer). Setelah perlakuan awal tersebut, lempeng tembaga ditimbang menggunakan timbangan analitik. Anoda (kawat platina) dan katoda (lempeng tembaga) dicelupkan ke dalam fasa target pada sel transpor, kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah. Proses transpor-elektroplating dilakukan dengan variasi larutan elektrolit, waktu, konsentrasi logam pada fasa sumber, dan konsentrasi larutan elektrolit pada fasa target. Variasi larutan elektrolit HNO 3, dan HCl, waktu 1 menit dengan rentang menit; variasi konsentrasi logam,1,,5 dan,1 M; dan variasi konsentrasi elektrolit,5% 1,5% dengan rentang,5% untuk elektrolit HNO 3 dan,1,,5 dan,1% untuk elektrolit HCl. Semua percobaan dilangsungkan pada suhu kamar. Setelah proses transpor-elektroplating selesai, lempeng tembaga tersebut ditimbang untuk mengetahui jumlah logam yang terendapkan pada katoda. Analisis Data Recovery ion logam dengan kombinasi proses transpor dan elektroplating ditentukan berdasarkan jumlah ion logam yang terplating pada katoda dibandingkan dengan berat awal dari fasa sumber. bobot endapan Cu Recovery (%)= [Cu] Volume Larutan Ar Cu 1 % HASIL DAN PEMBAHASAN Metode transpor membran cair yang dikombinasikan dengan elektroplating dengan menggunakan senyawa ion carrier merupakan proses yang digunakan pada penelitian ini untuk recovery logam tembaga. Dalam penelitian ini, digunakan sistem pengendapan logam Cu yang tertranspor dari fasa sumber menuju fasa target melalui proses elektroplating. Pada proses elektroplating di fasa target terjadi proses elektrolisis yang melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi. Pada katoda ion Cu + direduksi menjadi endapan Cu sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi H O, sebagaimana pada Persamaan berikut: Cu + + e - Cu H O H + + O + e - Cu + + H O Cu + H + + O Pengaruh Konsentrasi Elektrolit HNO3 dan HCl Terhadap Pengendapan Logam Cu Pengaruh konsentrasi elektrolit yang digunakan sebagai agen pelucut dalam proses TME terhadap logam Cu, dipelajari dengan memvariasikan konsentrasi elektrolit HNO 3 dan HCl. Konsentrasi HNO 3 yang digunakan yaitu,1% - 1,5% dengan rentang,5% dan,1% -,1% dengan rentang,5% untuk elektrolit HCl dengan konsentrasi kaliks sebagai pengemban x x x1 andidzulvianadewi@yahoo.co.id 3

Bobot endapan Cu Bobot endapan Cu Bobot endapan Cu 1 - M di dalam fasa membran. Dari hasil penelitian diketahui bahwa konsentrasi elektrolit HNO 3 berpengaruh terhadap jumlah logam Cu yang mengendap di katoda, sebagaimana ditampilkan oleh Gambar.,1,5 1, 1,5 Konsentrasi HNO 3 (%),1,5 1, 1,5 Konsentrasi HNO 3 (%) (c),1,5 1, 1,5 Konsentrasi HNO 3 (%) 6 8 1 1 Gambar. Pengaruh variasi konsentrasi elektrolit HNO 3 terhadap berat endapan Cu. Kondisi percobaan: konsentrasi Cu +,1 M, konsentrasi Cu +,5 M, (c) konsentrasi Cu +,1 M, waktu transpor - 1 menit. Pola peningkatan jumlah endapan Cu secara umum meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi elektrolit pada fasa target kemudian turun atau konstan setelah mencapai kondisi optimum. Pada semua jenis konsentrasi logam Cu + di fasa sumber, jumlah endapan optimum pada konsentrasi elektrolit,5%. Hal ini menandakan bahwa kecepatan dekomposisi kompleks Cu ion carrier di fasa target dipengaruhi oleh konsentrasi elektrolit yang digunakan. Pada konsentrasi elektrolit yang rendah jumlah proton (H + ) yang berdifusi dari fasa target ke fasa sumber relatif sedikit sehingga ion logam lebih efektif membentuk kompleks dengan ion carrier, sedangkan pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi optimum kekuatan pelucutan bertambah tetapi protonasi senyawa pengemban yang digunakan pada sisi fasa target tidak mungkin putus. Sama halnya pada elektrolit HCl dengan konsentrasi ion logam di fasa sumber,1 M, pola peningkatan jumlah endapan Cu meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi elektrolit kemudian turun setelah kondisi optimum. Namun pada konsentrasi Cu +,5 M dan,1 M, jumlah endapan Cu meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi elektrolit di fasa target sebagaimana yang ditampilkan oleh Gambar 3. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi elektrolit HCl yang semakin tinggi rapat dan daya hantar ion-ion semakin baik, sehingga jumlah pengendapan logam Cu juga meningkat. andidzulvianadewi@yahoo.co.id

3 3 1 1 1% 5%.1% Konsentrasi HCl 1% 5%.1% Konsenrasi HCl 8 (c) 6 Ket: Waktu (menit) 1% 5%.1% Konsentrasi HCl 6 8 1 1 Gambar 3. Pengaruh variasi konsentrasi elektrolit HCl terhadap berat endapan Cu. Kondisi percobaan: konsentrasi Cu +,1 M, konsentrasi Cu +,5 M, (c) konsentrasi Cu +,1 M, waktu transpor - 1 menit. Pengaruh Konsentrasi Logam pada Fasa Sumber Terhadap Pengendapan Logam Cu Jumlah Cu yang mengendap di katoda pada berbagai konsentrasi ion logam di fasa sumber untuk elektrolit HNO 3 dapat dilihat pada Gambar. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa jumlah endapan logam Cu berbanding terbalik dengan konsentrasi logam Cu di fasa sumber. Pada konsentrasi elekrolit,1%,,5% dan 1,% pola perubahan jumlah endapan logam Cu cenderung menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi ion logam di fasa sumber. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi logam yang tinggi menyebabkan gaya tarik antar molekul logam besar sehingga difusi ion Cu dari fasa sumber ke fasa membran berlangsung lambat. Fenomena tersebut berbeda untuk konsentrasi elektrolit 1,5%, dimana pola perubahan pengendapan Cu sangat terpengaruh oleh waktu transpor. Pada menit 6 jumlah endapan Cu meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi ion logam di fasa sumber dan turun setelah kondisi optimum, sedangkan pada menit 8-1 turun pada konsentrasi ion logam,5 M kemudian mengalami peningkatan pada konsentrasi,1 M sebagaimana yang ditampilkan oleh Gambar d. Sedangkan untuk elektrolit HCl, pada konsentrasi,1% (Gambar 5a) jumlah endapan Cu secara umum meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi logam di fasa target kemudian turun setelah kondisi optimum. Pada konsentrasi,5% jumlah endapan logam Cu berbanding terbalik dengan konsentrasi logam di fasa sumber pada menit ke- dan, sedangkan pada menit ke-6 sampai 1 jumlah endapan logam Cu menurun pada konsentrasi,5 M kemudian mengalami peningkatan pada konsentrasi,1 M. Selanjutnya untuk konsentrasi,1% jumlah endapan Cu berbanding lurus dengan konsentrasi logam di fasa sumber sebagaimana ditampilkan oleh Gambar 5. andidzulvianadewi@yahoo.co.id 5

,1,5,1,1,5,1 Ket: Waktu (menit) (c),1,5,1 6 8 1 1 1.6 1..8.,1,5,1 (d) Gambar. Pengaruh variasi konsentrasi logam Cu + terhadap berat endapan Cu. Kondisi percobaan: konsentrasi HNO 3,1%, konsentrasi HNO 3,5%, (c) konsentrasi HNO 3 1,%, (d) konsentrasi HNO 3 1,5%, waktu transpor - 1 menit.. 3. 1 5.1 1 5.1 7 6 5 3 1 1 5.1 (c) Ket: Waktu (menit) 6 8 1 1 Gambar 5. Pengaruh variasi konsentrasi logam Cu + terhadap berat endapan Cu. Kondisi percobaan: konsentrasi HCl,1%, konsentrasi HCl,5%, (c) konsentrasi HCl,1%, waktu transpor - 1 menit. andidzulvianadewi@yahoo.co.id 6

Pengaruh Waktu terhadap Jumlah Pengendapan Logam Cu Jumlah logam Cu yang tertranspor dari fasa sumber menuju fasa target yang melalui membran cair dipengaruhi oleh waktu transpor. Penentuan waktu optimum perlu dilakukan untuk mengetahui berapa waktu yang diperlukan agar terjadi pengendapan secara maksimal pada katoda atau efisiensi recovery pada proses transpor membranelektroplating. 6 8 1 1 Waktu (menit) Kons. Logam,1 M,5 M,1 M Gambar 6. Pengaruh variasi waktu terhadap berat endapan Cu untuk elektrolit HNO 3 Gambar 6 menunjukkan bahwa pada semua konsentrasi logam untuk elektrolit HNO 3, jumlah endapan logam yang tertranspor cendrung meningkat sampai menit ke-1 dan mulai turun pada menit 1. Sedangkan pada elektrolit HCl waktu optimum yang diperlukan sehingga terjadi pengendapan secara maksimal pada katoda untuk kosentrasi logam,1 M,,5 M dan,1 M pada fasa sumber masing-masing adalah 6, 8 dan 1 menit, dan setelah waktu optimum tersebut jumlah endapan logam Cu pada katoda konstan kemudian turun seperti yang ditampilkan oleh Gambar 7. 8 7 6 5 3 1 6 8 1 1 Waktu (menit) Kons. Logam,1 M,5 M,1 M Gambar 7. Pengaruh variasi waktu terhadap berat endapan Cu untuk elektrolit HCl. Pada waktu optimum berlangsung proses difusi/distribusi, kompleksasi, dan dekompleksasi yang maksimal sehingga jumlah endapan Cu yang terbentuk di katoda semakin banyak seiring dengan peningkatan waktu. Proses pengendapan logam Cu yang konstan bahkan turun setelah waktu optimum disebabkan karena terjadinya perubahan kesetimbangan yang disebabkan karena peningkatan jumlah proton yang berdifusi dari fasa target menuju fasa sumber sehingga ion logam tidak dapat membentuk kompleks secara efektif dengan ion carrier (Maming, 8). Pengaruh Elektrolit HNO3 dan HCl terhadap Efisiensi Pengendapan Proses transpor membran cair yang dikombinasikan dengan elektroplating untuk logam Cu sangat dipengaruhi oleh jenis larutan elektrolit yang digunakan. Untuk mengetahui pengaruh jenis andidzulvianadewi@yahoo.co.id 7

% Pengendapan Cu % Pengendapan Cu elektrolit yang digunakan sebagai agen pelucut pada proses transpor membran cair terhadap logam Cu, dilakukan transpor dengan variasi konsentrasi larutan elektrolit HNO 3 dan HCl. Besarnya nilai efisiensi pengendapan pada masing-masing elektrolit dapat dilihat pada Gambar 8. 5 5 3 3 Kons. Logam 1 6 8 1 1 Waktu (menit) 1 6 8 1 1 Waktu (menit),1 M,5 M,1 M Gambar 8. Pengaruh variasi elektrolit terhadap persentase endapan Cu. elektrolit HNO 3 dan elektrolit HCl. Dari Gambar 8 terlihat bahwa elektrolit HNO 3 memiliki efisiensi optimum pada konsentrasi logam,1 M yaitu 8,9%, sama halnya pada elektrolit HCl yang memiliki efisiensi yang optimum pada konsentrasi logam,1 M yaitu,7%. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi ion logam yang rendah proses difusi ion dari fasa antarmuka ke elektroda lebih cepat karena gaya tarik antar molekul pada konsentrasi ion yang rendah relatif lemah sehingga dengan adanya voltase kerja dan konsentrasi elektrolit yang sesuai, menyebabkan ion logam yang terendapkan pada katoda relatif tinggi. Besarnya nilai efisiensi pengendapan logam Cu pada elektrolit HCl lebih tinggi jika dibandingkan dengan elektrolit HNO 3. Hal ini disebabkan karena perbedaan afinitas anion yang dimiliki oleh kedua elektrolit tersebut. Afinitas - NO 3 lebih besar dibanding Cl -. Anion dengan afinitas yang lebih tinggi memberi efek pendekompleksasi yang lebih kecil dibanding anion dengan afinitas lebih rendah (Maming, 8). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa proses transpor membran cair sangat dipengaruhi oleh jenis larutan elektrolit yang digunakan, dalam artian elektrolit HCl lebih efektif digunakan dibandingkan dengan HNO 3. Hal ini terlihat jelas oleh besarnya efisiensi pengendapan yang dapat dihasilkan oleh masing-masing elektrolit. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dengan kombinasi TME menggunakan asam p-t-butilkaliks[]arenatetrakarboksilat sebagai ion carrier di atas maka dapat disimpulkan: 1. Jumlah endapan Cu yang terbentuk di katoda secara umum berbanding lurus terhadap peningkatan konsentrasi elektrolit, konsentrasi ion logam dan waktu pengendapan dalam rentang tertentu hingga keadaan optimum, kecuali untuk elektrolit HNO 3 dimana endapan Cu berbanding terbalik dengan konsentrasi ion logam di fasa sumber.. Kondisi optimum recovery Cu untuk elektrolit HNO 3 masing-masing dicapai pada konsentrasi,5% untuk setiap konsentrasi logam pada menit ke-1, sedangkan untuk elektrolit HCl dicapai pada konsentrasi,5% untuk konsentrasi ion Cu,1 M pada menit ke-1 andidzulvianadewi@yahoo.co.id 8

dan,1% untuk,5 M dan,1 M masingmaisng pada menit ke-6 dan 8. 3. Efisiensi pengendapan Cu tertinggi adalah 8,9% untuk elektrolit HNO 3 dan,7% untuk elektrolit HCl masing-masing dicapai pada konsentrasi ion di fasa sumber,1 M pada menit ke-1. DAFTAR PUSTAKA Affandi, A., Prabowo, D. S., Purnomo, D., Prayitno, E., dan Rohman, F., 9, Rancang Bangun dan Optimalisasi Elektroplating, Proyek Tugas Akhir Program Studi Diploma III, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UNDIP, Semarang. Frank, C., 1995, Toksikologi Dasar, Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko, UI-Press, Jakarta. Harimu, L., Matsjeh, S., Siswanta, D., dan Santoso, S. J., 1, Pemisahan Ion Logam Berat Fe(III), Cr(III), Cu(II), Ni(II), Co(II), dan Pb(II) menggunakan Pengemban Ion Poli(Asam Eugenil Oksiasetat) dengan Metode Transpor Membran Cair, Indo. J. Chem, 1(1), 69-7. Maming, Jumina, Siswanta, D., and Sastrohamidjojo, H., 7, Transport of Cr 3+, Cd +, Pb +, and Ag + Ions Trough Bulk Liquid Membrane Containing p-tert-butylcalix[]arene-tetracarboxilic Acid as Ion Carrier, Indo. J. Chem, 7(1), 17-179. Maming, 8, Transport Cr (III), Cd (II), Pb(II), dan Ag(I) Melalui Membran Cair Ruah yang Mengandung Turunan Karboksilat, Ester dan Amida p-t-butilkaliks[]arena sebagai Pengemban Ion, Disertasi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia, FMIPA, UGM, Yogyakarta. Misra, B. M., and Gill, J. S., 1996, Supported Liquid Membrane In Metal Separation, J. Am. Chem. Soc., 361-368. Utami, T. W., 8, Recovery Ion Logam Cu +, Cd + dan Cr 3+ dengan Polieugenoksi Asetil Tiopen Metanolat (PEATM) sebagai Carrier menggunakan Teknik Membran Cair Ruah (BLM), Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, UNDIP, Semarang. Widowati, W., Sastiono, A., dan Jusuf, R., 8, Efek Toksik Logam, Andi, Yogyakarta. andidzulvianadewi@yahoo.co.id 9