BAB I PENDAHULUAN. luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, pendidikan agama semakin dibutuhkan oleh manusia, terutama

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan dan nilai-nilai luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram. Masalah pendidikan merupakan, masalah yang dinamik seiring dengan perkembangan zaman dan budaya manusia. Derasnya arus informasi sekarang ini mengakibatkan dunia seakan-akan semakin sempit dan menggelobe, sehingga menjadikan persaingan individu dan kelompok semakin menjadi cepat, sehingga mengakibatkan, lenturnya nilai-nilai keagamaan, kepribadian individu, masyarakat dan bangsa. 1 Pendidikan sebagai upaya membangun sumber daya manusia yang bermutu tidak cukup dengan hanya memperhatikan aspek intelektualitasnya (IQ) saja, tetapi harus seimbang dengan pembangunan kualitas aspek emosi (EQ) dan aspek spiritual (SQ). Aspek moral, akhlak mulia dan kehidupan beragama juga harus menjadi perhatian dalam penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah dalam rangka membentuk pola pikir, pola sikap dan pola tindak peserta didik yang mengarah pada hal-hal yang terpuji. Ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar RI-1945 pasal 31 ayat 3 yang berbunyi: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlaq 1 Benni Setiawan, manifesto pendidikan di Indonesia, (Yogyakarta,Arus Media, 2006), 11 12 1

2 mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Pasal 3 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab Dalam masa seperti ini dibutuhkan suatu kualitas individu da masyarakat yang kokoh, dalam arti individu dan masyarakat yang sehat, mandiri, beriman dan bertaqwa, serta cakap dalam kehidupan manusia. Untuk hal tersebut menjadi tugas dari pendidikan untuk mewujudkannya. 2 Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau anak (orang) yang melakukan aktifitas belajar. Dengan demikian disiplin siswa adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. 2 Benni Setiawan, 22

3 Pengembangan ekstrakurikuler dipandang sebagai elemen vital dalam system pendidikan. Untuk menambah wawasan siswa maka diadakan kegiatan ekstrakulikuler sholat dhuha agar tercipta kedisiplinan siswa. Dalam kondisi demikian penulis bergerak hati untuk mengadakan penelitian tentang berbagai persoalan yang muncul tentang pengaruh kegiatan ekstrakulikuler sholat dhuha terhadap kedisiplinan siswa di MTs Bustanul Arifin Kokop Bangkalan. Kegiatan sholat dhuha ini merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah. Khususnya guru agama dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa. Sekarang ini telah memasuki era baru, pemerintah telah mengeluarkan undang-undang tahun 1997 nomor 22 dan 25 tentang otonomi daerah, termasuk dalam hal ini menyangkut otonomi dalam bidang pendidikan. Dengan demikian maka pengelolaan pendidikan yang semula wewenang pusat sekarang menjadi wewenang daerah atau kabupaten. Termasuk kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan di MTs Bustanul Arifin Kokop Bangkalan dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswanya. Proses pembelajaran PAI di sekolah harus diberikan melalui 2 (dua) program, yaitu program intrakurikuler dan ekstrakurikuler, agar tujuan dan kompetensi PAI dapat dicapai sesuai standar yang diharapkan. Namun demikian, prestasi dan kompetensi peserta didik di lembaga pendidikan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam saat ini umumnya belum mencapai tingkat kompetensi yang menggembirakan. Indikasinya antara lain adalah rendahnya kejujuran, kerjasama, kasih sayang, toleransi, disiplin, termasuk

4 juga dalam aspek integritas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.Peserta didik pada tingkat satuan pendidikan ini juga terindikasi banyak melakukan penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan norma agama, norma hukum, dan norma susila, seperti terlibat narkoba, minum-minuman keras, tawuran, dan pergaulan bebas yang terkesan menjadi trend kehidupan anak remaja. Kemampuan mereka dalam hal praktek peribadatan, membaca, hafalan (tahfidz), dan menulis huruf Al Qur'an juga umumnya masih rendah. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penulis memberikan beberapa rumusan masalah skripsi ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler sholat Dhuha di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan? 2. Bagaimanakah kedisiplinan siswa di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan? 3. Adakah pengaruh kegiatan ekstrakulikuler Sholat Dhuha terhadap kedisiplinan siswa di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan?. C. Tujuaan Penelitian Untuk menghindari adanya ketidaksesuaian antara topik pembahasan yang mungkin terjadi, maka rumusan diatas yang menjadi tujuan penyusunan skripsi ini adalah :

5 1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler sholat dhuha siswa di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan. 2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan. 3. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakulikuler Sholat Dhuha terhadap kedisiplinan siswa di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan. D. Kegunaan Penelitian Setiap penelitian tentunya mempunyai arti, makna, dan manfaat, adapun manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah : 1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai bekal teoritis dan praktis dalam mengimplementasikan pengaruh kegiatan ekstrakulikuler pengaruh kegiatan ekstrakulikuler Sholat Dhuha terhadap kedisiplinan siswa di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan. 2. Bagi sekolah yang di teliti, dapat dijadika bahan dalan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler terhadap kedisiplinan siswa. 3. Bagi praktisi pendidikan, dapat memberikan pemahaman dalam memberikan kegiatan ekstrakulikuler, pemecahan masalah dalam kegiatan ekstrakulikuler terhadap kedisiplinan siswa serta dapat memberikan kontribusi pemikira bagi dunia pendidikan pada umumnya.

6 E. Hipotesis Penelitian Istilah hipotesis berasal dari dua penggal kata yaitu hipo yang berarti dibawah dan dan thesa yang artinya kebenaran. Jadi hipotesa berarrti jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti data terkumpul. Adapun dalam penelitian ini ada dua hipotesa yang penulis pergunakan, yaitu hipotesa keja (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) adalah sebagai berikut : Ha : menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, atau adanya perbedaan dua kelompok yaitu antara ekstrakulikuler shalat dhuha terhadap kedisiplinan siswa siswa di MTs. Bustanu Arifin Kokop Bangkalan Ho : menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua kelompok atau tidak adanya pengaruh antara variabel X dan Variabel Y, yaitu ekstrakulikuler shalat dhuha terhadap kedisiplinan siswa di MTs. Bustanu Arifin Kokop Bangkalan Jika (Ho) terbukti setelah di uji maka (Ho) diterima dan (Ha) di tolak. Namun begitupun sebaliknya jika (Ha) diterima maka (Ho) di tolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja yang berbunyi (Ha) yang berbunyi : ada pengaruh kegiatan ekstrakulikuler shalat dhuha terhadap kedisiplinan siswa siswa di MTs. Bustanu Arifin Kokop Bangkalan

7 F. Definisi Operasional Berdasarkan judul penelitian, maka peneliti perlu memberikan definisi operasional yang dimaksudkan untuk memberikan penjelasan terhadap tiaptiap variabel. Sehingga diharapkan akan terdapat kesamaan pandangan dalam memahami permasalahan dan hasil penelitian yang diperoleh.definlisi operasional adalah penentuan construct (sifat yang akan diperoleh) sehingga menjadi variabel yang dapat di ukur. Untuk ii peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang berkuasa atau yang berkekuatan. 3 2. Kegiatan Kegiatan adalah proses dilakukannya suatu aktifitas, dalam hal ini adalah pelaksanaan aktifitas Sholat Dhuha di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan. 3. Ekstrakulikuler Ekstrakulikuler adalah merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk memperluas wawasan atau kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran Ekstrakulikuler adalah kegiatan tambahan diluar yang berkaitan dengan kurikulum yang ada. 3 Poerwo Darminto, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), 731

8 4. Sholat Dhuha Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan pada waktu matahari sedang naik, sekurang-kurangnya sholat dhuha ini adalah dua rakaat, empat rakaat, enam rakaat, enam rakaat, dan delapan rakaat. Waktu Sholat Dhuha ini kira-kira matahari sedang naik setinggi kurang lebih 7 hasta (pukul tujuh sampai masuk waktu dhuhur). 5. Kedisiplinan Kedisiplinan adalah sikap yang dengan kesadaran dan keinsafannya mematuhi peraturan-peraturan atau larangan yang ada terhadap sesuatu hal, karena mengert betu tentang pentingnya perintah dan larangan tersebut dengan berusaha dengan sebaik-baiknya. 4 6. Murid / siswa Siswa adalah orang yang menginginkan maksudnya dan juga menghendaki mendapatkan sebuah pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kepribadian. 7. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bustanul Arifin Adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang tingkatannya di atas madrasah Ibtidaiyah dan dibawahnya Madrasah Aliyah Kokop Bangkalan. G. Asumsi Penelitian Asumsi atau anggapan dasar adalah sesuatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas 5 4 Hafi Anshori, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya, 1983) 66 5 Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:rineka Cipta, 2006), cet. Ke 13 h. 68

9 Oleh kerena itu peneliti perlu merumuskan asumsi atau anggapan dasar : 1. Agar dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti. 2. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatiannya. 3. Guna menentukan dan merumuskan Hipotesis Dalam kaitan ini, asumsi yang di ajukan adalah kegiatan ekstrakulikuler Sholat Dhuha mempengaruhi siswa di MTs. Bustanul Arifin. H. Keterbatasan Penelitian Agar memperoleh gambaran yang jelas dan tepat serta terhindar dari adanya interpretasi dan meluasnya masalah dalam memahami isi penelitian ini, maka penulis memberi batasan ruang lingkup permasalahan sebagai berikut : 1. Penelitian ini membicarakan tentang pengaruh kegiatan ekstrakulikuler Sholat Dhuha di MTs. Bustanul arifin Kokop Bangkalan. 2. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas satu, dua dan tiga di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan. 3. Penelitian ini membatasi pada kegiatan ekstrakulikuler Sholat Dhuha di MTs. Bustanul arifin Kokop Bangkalan. 4. Kesimpulan hasil penelitian ini hanya berlaku di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan, jika bisa diterapkan di sekolah lain adalah yang memiliki kesamaan sesuai dengan penelitian ini dilaksanakan.

10 I. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan skripsi yang penulis pergunakan adalah sebagai berikut : BAB I : Dalam bab ini dipaparkan tentang pendahuluan yang berisi tentang latar, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian, alasan memilih judul, hipotesis penelitian, definisi operasional, asumsi penelitian, keterbatasan penelitian serta sitematika pembahasan. BAB II : Landasan teori yang menguraikan tentang urusan teoritis yang meliputi diskripsi tentang kegiatan Sholat Dhuha dan dilanjutkan tentang kedisiplinan siswa di MTs. Bustanul Arifin Kokop Bangkalan. BAB II : Metodologi Penelitian. Yang berisi tentang jenis penelitian, populasi penelitian, tekhnik pengumpulan data, dan analisis data. BABIV : Laporan hasil penelitian. Yang menguraikan tentang latar belakang objek penelitian, penyajian data, dan sekaligus menganalisa BAB V : penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dari seluruh pembahasan ini sekaligus saran-saran

11