BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam penyediaan pangan, pangsa pasar, dan hasil produksi.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri kecil merupakan usaha bagi sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa antara lain ditentukan oleh

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak.

I. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

Kata Kunci: Perempuan pengrajin batik, gender, sosial ekonomi keluarga

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN , pada RPJMNtahap-3 ( ), sektor pertanian masih. menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni yang hanya

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik. Berbagai jenis pekerjaan dijalani untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat. Secara historis

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan laki-laki, ataupun dengan lingkungan dalam konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam di sektor pertanian dan perkebunan. Adapun produksi di

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB IX KESIMPULAN. bagaimana laki-laki dan perempuan diperlakukan dalam keluarga. Sistem nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang sosial, kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal, dan kekacauan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan tenaga kerja. Keterlibatan SDM dalam pembangunan tidak hanya, pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan

KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (STUDI KASUS DI PASAR LEGI KOTA SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang

Keyword: The development, creative economy, economic contribution

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengurangi kemiskinan. Namun pertumbuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak serta kewajibannya (Abdulsyani, 2007:92) lain, hal ini sangat mempengaruhi peranannya dalam masyarakat.

2016 EKSISTENSI MAHASISWI D ALAM BERORGANISASI D I LINGKUNGAN FAKULTAS PEND ID IKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. gagasan anti poligami (Lucia Juningsih, 2012: 2-3). keterbelakangan dan tuntutan budaya.

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat perempuan di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Kreatifitas pengrajin bambu ini sangat identikdengan masalah-masalah sosial terutama di bidang sosial ekonomi. Kehidupan sosial ekonomi yang sulit dialami masyarakat tani di desa ini mendorong kaum perempuan menjadi pengrajin bambu untuk menopang kehidupan perekonomian keluarga mereka. Dengan posisi perempuan menjadi pengrajin bambu, maka diharapkan pendapatan perekonomian keluarga mereka akan bertambah. Pada umumnya pekerjaan masyarakat Desa Timbang Lawan adalah bertani, tetapi dengan kurangnya pendapatan dari usaha tani, sehingga para perempuan berpikir untuk membuat suatu kreatifitas yang dapat membantu ekonomi keluarga mereka yang lemah. Hal ini juga merupakan faktor yang mempengaruhi keterlibatan perempuan untuk membantu pendapatan ekonomi rumah tangga. Para perempuan ini lebih memposisikan dirinya sebagai pengrajin bambu ketimbang bekerja di pertanian dan lain-lain, karena pekerjaan pengrajin ini dikerjakan di rumah-rumah (home industri), sehingga tidak meninggalkan pekerjaan yang domestik. Keterlibatan perempuan dalam produksi bambu ini menggunakan curahan waktu, nilai baik (upah) produksi dan kapabilitas diri terhadap jenis pekerjaan. 9

Desa Timbang Lawan merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani,dan sebagian besar perempuannya bekerja sebagai pengrajin bambu yang sering disebut masyarakat dengan industri rumah tangga gunauntuk menambah penghasilan keluarga mereka. Mereka memposisikan dirinya menjadi pengrajin bambu karena bambu mudah diolah. Bambu tersebut merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya yang memiliki banyak jenis dan sangat gampang didapatkan dari tempat tinggal mereka, bahkan diantara mereka ada yang menanam bambu karena pertumbuhan yang sangat cepat. Keunggulan desa ini dibanding desa lain ialah, sebagian besarkaum perempuannya berperan dalam menambah penghasilan setiap keluarga. Namun secara sosial, mereka (pengrajin bambu) yang menggeluti profesi ini ialah masyarakat dengan perekonomian menengah ke bawah. Ada perempuan yang lebih memilih profesi pengrajin ini menjadi penghasilan utamanya dan ada juga perempuan yang menjalankan profesi ini sebagai penghasilan sampingan karena adanya lahan yang ia jadikan sebagai penghasilan utamanya. Pendidikan masyarakat didesa ini masih tergolong rendah yaitu, SMA, SMP, SD. Dalam kehidupanmasyarakat pedesaan di Timbang Lawan, bambu memegang peranan sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar 10

pemukiman pedesaan. Bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan. Di Desa Timbang Lawan muncul suatu komunitas perempuan dalam membangun perekonomian, ini merupakan fenomena yang sangat menarik untuk dicermati. Komunitas perempuan ini melihat bahwa mereka dapat terlibat dalam melakukan suatu aktifitas-aktifitas yang terkait dengan masalah-masalah sosial ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan bambu untuk diolah menjadi suatu kerajinan dan menghasilkan nilai ekonomi. Sedangkan alasan pilihan untuk memanfaatkan bambu adalah karena bambu merupakan hasil potensi alam yang dapat diperoleh dan dekat dari lingkungan tempat tinggal mereka. Sebagian besar masyarakat Desa Timbang Lawan tersebut mayoritasnya adalah bertani, beternak dan sebagian perempuan atau kaum wanita mempunyai kesibukan tersendiri, yaitu sebagai pengrajin bambu guna untuk meningkatkan ekonomi bagi keluarga mereka. Itu merupakan warisan dari orangtua mereka yang sejak dahulu digeluti, dan mereka jadikan hasil pengrajin tersebut sebagai penghasilan sampingan mereka, sementara penghasilan utama ialah hasil dari pertanian suami mereka. Kehidupan pengrajin perempuan di Desa Timbang Lawan tidak hanya sebagai pekerjaan yang menopang perekonomian keluarga tetapi juga ikut langsung terlibat dalam proses produksi pemanfaatan potensi sumber daya alam. Pekerjaan pengrajin bambu ini sudah menjadi budaya atau kebiasaan turun temurun bagi masyarakat Desa Timbang lawan. Hal ini disebabkan karena kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehingga sampai saat ini mereka masih melakukan kegiatan mereka setiap hari. Keikutsertaan perempuan dalam sektor publik dengan bekerja sebagai pengrajin bambu di Desa Timbang lawan, menjadikan perempuan memiliki strategi membangun ekonomi rumah tangga. 11

Perempuan di Desa Timbang Lawan yang bekerja menempatkan kaum perempuan ini untuk mempunyai peran yang seimbang dengan laki-laki dalam membangun kehidupan rumah tangga. Ini membuat nilai kemampuan seorang perempuan tidak hanya tinggi di mata keluarga akan tetapi, juga di mata masyarakat. Industri rumah tangga dapat dianggap sebagai respon terhadap berbagai perubahan struktur pendapatan pedesaan. Pada umumnya saat penyempitan lahan terjadi dimana-mana dan kesempatan kerja menjadi semakin terbatas, industri rumah tangga dalam berbagai bentuknya merupakan reaksi langsung terhadap kemunduran itu. Industri rumah tangga kemudian memberikan alternatif pekerjaan dan pendapatan sebagai tambahan yang diperoleh dari sektor pertanian. Para pekerja industri kerajinan pada umumnya masih terkait dengan sektor pertanian. Dalam hal tertentu, kegiatan industri rumah tangga lebih bersifat diverfikasi kegiatan yang fungsional bagi ekonomi rumah tangga secara langsung. Industri rumah tangga ini sebagai industri kecil dipedesaan, dapat dilihat dari tiga perspektif. Pertama, industri rumah tangga dapat dilihat sebagai ciri khusus dari suatu kegiatan ekonomi, yang memiliki sistem kerja yang khusus, terutama menggunakan rumah tangga sebagai bisnis produksi. Hal ini tidak hanya mengandung pengertian bahwa segala aktifitas berlangsung dirumah atau disekitar rumah, tetapi juga melibatkan tenaga kerja rumah tangga didalam operasinya. Industri rumah tangga sebagai industri kecil berkaitan dengan ciri usaha yang tidak terorganisir dengan baik, dilakukan tanpa pembukuan yang baik dan dikerjakan secara tidak efisien. Kedua, industri rumah tangga pula dipandang sebagai bibit dari tumbuhnya kegiatan ekonomi pedesaan yang merupakan basis bagi perkembangan ekonomi secara meluas. Implikasinya dari keberadaan industri 12

rumah tangga tidak hanya terlihat pada sumbangan ekonomi yang diberikan oleh kegiatan ini, tetapi juga berkaitan dengan peran industri rumah tangga dalam menumbuhkan kegiatan pasar dan peredaran barang dipedesaan. Industri rumah tangga yang demikian merupakan pemicu didalam memunculkan berbagai bentuk kegiatan ekonomi. Ketiga, industri rumah tangga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur ekonomi pedesaan dimana keberadaannya memiliki hubungan fungsional didalam peningkatan kesejahteraan penduduk desa dalam keutuhan sistem ekonomi pedesaan. Oleh karena itu industri rumah tangga merupakan indikator penting dalam melihat kesejahteraan masyarakat desa. Keberadaan industri rumah tangga disini dapat dilihat sebagai kegiatan alternatif dalam usaha masyarakat dalam upaya memaksimalkam kesejahteraan (Suratiyah, 1996: 6 ). Alasan yang yang melatar belakangi perempuan bekerja menjadi pengrajin, yaitu kebiasaan atau budaya masyarakat daerah, yang bermayoriras suku melayu tersebut, pengetahuan dan keahlian yang rendah dan keterbatasan lapangan pekerjaan formal bagi kalangan perempuan. Peran dan partisipasi perempuan dalam menopang kegiatan ekonomi terlihat dari aktifitas perempuan yang bekerja sebagai pengrajin bambu dengan melakukan produksi dan distribusi yang memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran perempuan pengrajin bambu dalam meningkatkan ekonomi keluarga dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. 13

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana peran perempuan pengrajin bambu dalam meningkatkan ekonomi keluarga di Desa Timbang Lawan? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui peran perempuan pengrajin bambu dalam meningkatkan ekonomi keluarga di Desa Timbang Lawan. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.4.1. Manfaat teoritis 1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu sosiologi, seperti sosiologi gender dan sosiologi pedesaan. 2. Untuk menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa sosiologi selanjutnya. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Menjadi sumbangan pemikiran untuk para pekerja perempuan. 2. Meningkatkan kemampuan maupun pengetahuan penulis dalam membuat karya tulis. 14

1.5. Defenisi Konsep 1.5.1. Peran Peran ialah bagian yang kita mainkan pada setiap keadaan, dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri kita dengan keadaan. 1.5.2. Peran Perempuan Peran perempuan dalam banyak komunitas adat di Indonesia sangat penting. Mereka melahirkan dan turut membesarkan generasi, menanamkan nilainilai, sampai berkontribusi dalam perekonomian keluarga. Istilah "peran" kerap diucapkan banyak orang. Sering kita mendengar kata peran dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang. Atau "peran" dikaitkan dengan "apa yang dimainkan" oleh. Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi normanorma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. 1.5.3. Sumber Daya Alam Lokal Sumber daya alam merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya. 15

1.5.4. Peran Publik Perempuan. Suatu peran yang dikonstruksiksan secara sosial terhadap perempuan yang memilikiperan dalam sektor formal, yang terkait dengan kerja produksi. Dimana perempuan juga memiliki peran dalam membantu suami mencari nafkah. 1.5.5. Peran Domestik Perempuan. Suatu peran yang dikonstruksikan secara sosial terhadap perempuan yang memiliki peran dalam mendidik anak, merawat dan mengelola kebersihan dan keindahan rumah tangga, yang dianggab sebagai kodrat perempuan. 1.5.6. Ekonomi Keluarga. Ekonomi keluarga adalah penghasilan yang didapat oleh anggota keluarga guna untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. 1.5.7. Penghasilan Utama. Penghasilan utama merupakan pendapatan yang paling di nomor satukan dan diandalkan oleh keluarga 1.5.8. Penghasilan Sampingan. Penghasilan sampingan yaitu pendapatan yang yang dikelola oleh masyarakat sebagai hasil tambahan. 16