MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK - 164/MBU/2012 TENTANG

MENTERI N EGA RA BADAN USAHA MILIK NEGARA

Ini Dia Keputusan Dahlan Iskan yang Diprotes Anggota DPR

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG KOMITE PRIVATISASI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;

NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR PER-18/MBU/10/2014 TENTANG

- 2 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

2015, No dengan tetap memperhatikan akuntabilitas, perlu untuk melakukan penyempurnaan terhadap pengaturan khususnya mengenai perubahan penggu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

MENTERI BA.DAN USA.HA. MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

2012, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

M E M U T U S K A N : Menetapkan

R1 BADAN USAHA l.1li NF.CIAR<.. REPUBL.1K INDON ESI A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-103/MBU/2002 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2003 TENTANG PELIMPAHAN KEDUDUKAN, TUGAS DAN KEWENANGAN MENTERI KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL

MEN I.FRI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-20/MBU/2012 TENTANG

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT BIO FARMA (PERSERO)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Yth. : Para Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milk Negara di - Tempat

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

MENTERI BADAN USAIIA MIEIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LEMBAGA KANTOR BERITA NASIONAL ANTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERIKANAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERIKANAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LEMBAGA KANTOR BERITA NASIONAL ANTARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun MEMUTUSKAN :

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LEMBAGA KANTOR BERITA NASIONAL ANTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2004 TENTANG PENGURANGAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI)

KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP- 59 /MBU/2004

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERIKANAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang

MENTERI BADAN USALIA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-07/MBU/05/2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER- 03 /MBU/2012 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTER1 BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. KEUANGAN. BUMN. Perusahaan Umum (PERUM). Perusahaan Umum (PERUM) Pembangunan Perumahan Nasional.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PEMBANGUNAN PERUMAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 04/MBU/2011 TENTANG

2016, No Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas; d. bahwa sel

MEISTER( BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER- 21/MBU/2012 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP- 102/M-BUMN/2002 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 442/KMK.011/2011 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE VERIFIKASI PEMBERIAN PEMBEBASAN ATAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DI BIDANG PENGELOLAAN ASET

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

SALINAN KEPUTUSAN NOMOR : KEP- 236/MBU/2011 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN DAN/ATAU PEMBERIAN KUASA SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH SELAKU PEMEGANG SAHAM/RUPS PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DAN PERSEROAN TERBATAS SERTA PEMILIK MODAL PADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) KEPADA DLREKSI, DEWAN KOMISARIS/DEWAN PENGAWAS DAN PEJABAT ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar Perusahaan, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara memiliki kedudukan, tugas dan kewenangan sebagai wakil Pemerintah selaku pemegang saham/rups pada Perusahaan Perseroan (Persero) dan Perseroan Terbatas serta pemilik modal pada Perusahaan Umum (Perum); b. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas pengurusan BUMN, perlu mendelegasikan dan/atau memberikan kuasa atas sebagian kewenangan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara sebagaimana dimaksud pada huruf a kepada Direksi, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Pejabat Eselon I di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; c. bahwa kewenangan yang didelegasikan dan/atau dikuasakan kepada Direksi dan/atau Dewan Komisaris/Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada huruf b, disamping karena pertimbangan efektifitas, juga karena pertimbangan bahwa hal-hal tersebut dianggap tidak "sangat strategis"; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c tersebut di atas, perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara tentang Pendelegasian Sebagian Kewenangan dan Pemberian Kuasa Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sebagai Wakil Pemerintah Selaku Pemegang Saham/RUPS Pada Perusahaan Perseroan (Persero) dan Perseroan Terbatas serta Pemilik Modal pada Perusahaan Umum (Perum) Kepada Direksi, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Pejabat Eselon I Di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor : 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor : 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 4305); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Priatisasi Perusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4528) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2009 (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5055); 4. Peraturai4

MENETAPKAN : KESATU KEDUA KETIGA -2-4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Perubahan Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4554); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4555); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN); (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4556) ; 7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2011; 8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 9. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN DAN/ATAU PEMBERIAN KUASA BADAN USAHA MILIK NEGARA SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH SELAKU PEMEGANG SAHAM/RUPS PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DAN PERSEROAN TERBATAS SERTA PE1VHLIK MODAL PADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) KEPADA DIREKSI, DEWANKOMISARIS/DEWAN PENGAWAS DAN PEJABAT ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut Menteri, mendelegasikan sebagian kewenangan dan/atau memberi kuasa sebagai wakil Pemerintah selaku pemegang saham/rups pada Persero dan Perseroan Terbatas serta pemilik modal pada Perum kepada : 1. Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian BUMN sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan Menteri ini; 2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan Menteri ini; dan 3. Direksi BUMN sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Keputusan Menteri ini. Berdasarkan pendelegasian kewenangan dan/atau pemberian kuasa sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, Pejabat Eselon I mewakili Menteri mengambil keputusan atas nama Menteri selaku Pemilik Modal Perum, mengenai hal-hal yang didelegasikan dan/atau dikuasakan kepadanya. Dalam hal seluruh saham Persero dimiliki oleh Negara, berdasarkan pendelegasian kewenangan dan/atau pemberian kuasa sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, Pejabat Eselon I mewakili Menteri untuk menghadiri dan mengambil keputusan dalam RUPS, bertindak selaku RUPS, atau mengambil keputusan di luar RUPS yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Keputusan RUPS, mengenai hal-hal yang didelegasikan dan/atau dikuasakan kepadanya. KEEMPAT.../3 dei#1/

KEEMPAT KELIMA KEENAM KETUJUH KEDELAPAN KESEMB ILAN KESEPULUH -3- Bagi Persero yang tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara dan Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Negara, berdasarkan pendelegasian kewenangan dan/atau pemberian kuasa sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, Pejabat Eselon I mewakili Menteri untuk menghadiri dan mengambil keputusan dalam RUPS atau mengambil keputusan di luar RUPS yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Keputusan RUPS, mengenai hal-hal yang didelegasikan dan/atau dikuasakan kepadanya. Kewenangan Pejabat Eselon I berdasarkan pendelegasian dan/atau pemberian kuasa sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dapat dikuasakan/disubstitusikan kepada Pejabat Eselon I lain atau Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian BUMN berdasarkan surat kuasa khusus atau keputusan Pejabat Eselon I yang bersangkutan. Pendelegasian kewenangan dan/atau pemberian kuasa kepada Pejabat Eselon I sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, sekaligus merupakan persetujuan Menteri kepada para Pejabat Eselon I untuk langsung mengambil keputusan terhadap hal-hal yang didelegasikan dan/atau dikuasakan kepadanya. Pejabat Eselon I, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi yang menerima pendelegasian sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, wajib memberikan laporan berkala kepada Menteri setiap bulan Juli tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya, atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. Dengan pendelegasian kewenangan dan/atau pemberian kuasa kepada Direksi sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, maka Direksi dapat langsung mengambil keputusan atau melaksanakan kegiatan yang didelegasikan dan/atau dikuasakan kepadanya, tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN dan/atau RUPS/Menteri. Dengan pendelegasian kewenangan dan/atau pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, maka Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dapat langsung mengambil keputusan tanpa meminta persetujuan RUPS/Menteri. 1) Dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar mengenai kewenangan RUPS/Menteri untuk melakukan pengurangan pembatasan atau penentuan pembatasan lain kepada Direksi, setelah pendelegasian dan/atau pemberian kuasa diberlakukan berdasarkan Keputusan Menteri ini, dalam rangka tertib administrasi maka setiap Anggaran Dasar BUMN disesuaikan dengan Keputusan Menteri ini. 2) Dalam hal Anggaran Dasar BUMN tidak mengatur kewenangan RUPS/ Menteri untuk mengurangi atau menambah pembatasan tindakan Direksi yang diatur dalam Anggaran Dasar BUMN, maka pendelegasian kewenangan kepada Direksi dan/atau Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri ini, tidak berlaku sepanjang Anggaran Dasarnya belum disesuaikan. KESEBELAS.14 /in

-4- KESEBELAS Dengan adanya pendelegasian kewenangan dan/atau pemberian kuasa kepada Direksi dan/atau Dewan Komisaris/Dewan Pengawas berdasarkan Keputusan Menteri ini, maka permintaan persetujuan yang telah disampaikan kepada dan belum diputuskan oleh Menteri, diproses sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Menteri ini. KEDUABELAS : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan di dalamnya akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Presiden Republik Indonesia; 2. Wakil Presiden Republik Indonesia; 3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 4. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi; 5. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 6. Menteri Keuangan; 7. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian BUMN; 8. Para Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian BUMN; 9. Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : 15 Noember 2011 ttd. Salinan sesuai dengan4tslinya Kepala Biro Hukum, DAHLAN ISKAN Herman Hidayat NIP 19590709 198003 1 001

Lampiran I (1/4) Tanggal : 15 Noember 2011 KEWENANGAN BUMN YANG DIDELEGASIKAN/DIKUASAKAN KEPADA PEJABAT ESELON I (SEKRETARIS KEMENTERIAN BUMN/SES, DEPUTI TEKNIS/DT, DAN DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI DAN PERENCANAAN STRATEGIS BUMN/DRPS) NO KEWENANGAN MENTERI YANG DIDELEGASIKAN/ DIKUASAKAN 1. Penetapan auditor eksternal untuk pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. 2. Persetujuan perubahan anggaran dasar Persero. 3. Persetujuan pembelian kembali saham (buy back) bagi BUMN non-tbk. 4. Penyampaian. rencana pemberhentian dan menerima pembelaan diri anggota Direksi dan Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas yang akan diberhentikan sewaktu-waktu. 5. Pengesahan Rencana Jangka Panjang (RJP). 6. Pengesahan RKAP BUMN yang tingkat kesehatannya 2 (dua) tahun berturut-turut tidak mencapai kategori sehat (AA). 7. Persetujuan perubahan RKAP BUMN yang tingkat kesehatanya 2 (dua) tahun berturut-turut tidak mencapai kategori sehat (AA). 8. Persetujuan untuk melakukan tindalcan-tindakan yang belum ditetapkan dalam RKAP, bagi BUMN yang RKAP-nya disetujui oleh RUPS. 9. Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PKBL BUMN yang tingkat kesehatannya 2 (dua) tahun berturut-turut tidak mencapai kategori sehat (AA), dan perubahannya. DIDELEGASIKAN /DIKUASAKAN KEPADA SES DT DRP S... Seleksi auditor eksternal dilakukan oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. Sebelum menetapkan perubahan anggaran dasar, Sekretaris Kementerian BUMN berkoordinasi dengan Deputi Teknis terkait. Dalam setiap keputusan pengesahan RKAP BUMN, dicantumkan klausul pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas untuk mengesahkan perubahan RKAP, sepanjang perubahan tersebut tidak melebihi 10 % (sepuluh persen) dari total nilai RKAP atau kegiatan yang tidak bersifat strategis. Sebelum menetapkan pengesahan RKA PKBL, Deputi Teknis berkoordinasi dengan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN. AN

Lampiran I (2/4) Tanggal : 15 Noember 2011 NO KEWENANGAN MENTERI YANG DIDELEGASIKAN/ DIKUASAKAN 10. Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan, serta penetapan penggunaan laba bersih. 11. Persetujuan Laporan Tahunan PKBL. 12. - Persetujuan penerbitan obligasi dan surat utang lainnya oleh Persero/Perum. - Penetapan alokasi dana PKBL per proinsi. 13. Penetapan auditor eksternal untuk mengaudit neraca penutup Persero/Perum hasil perubahan bentuk badan hukum. 14. Pelaksanaan tindak lanjut penambahan dan pengurangan penyertaan modal negara (PMN) pada Persero dan Perseroan Terbatas yang telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah. 15. Penetapan penyertaan modal negara (PMN) pada Persero/Perum dan Perseroan Terbatas yang berasal dan kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya. 16. Penetapan besar dan jenis penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas. 17. Pengalihan atau menjadikan jaminan utang aktia tetap Persero/Perum yang kurang dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Persero/Perum dalam 1 (satu) transaksi atau lebih dalam 1(satu) tahun, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, namun memiliki ekuitas negatif. DIDELEGASIKAN /DIKUASAKAN KEPADA SES DT DRPS '.' Sebelum menetapkan persetujuan Laporan Tahunan PKBL, Deputi Teknis berkoordinasi dengan Wakil Menteri dan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN. Sebelum menetapkan alokasi dana PKBL per proinsi, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN berkoordinasi dengan Wakil Menteri. Mengingat penambahan modal pada prinsipnya adalah perubahan anggaran dasar, maka penetapannya dilakukan bersama oleh Sekretaris Kementerian BUMN (terkait dengan aspek legal) dan Deputi Teknis (terkait dengan substansi). Mengingat penambahan modal pada prinsipnya adalah perubahan anggaran dasar, maka penetapannya dilakukan bersama oleh Sekretaris Kementerian BUMN (terkait dengan aspek legal) dan Deputi Teknis (terkait dengan substansi). Sebelum menetapkan besar dan jenis penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas, Deputi Teknis berkoordinasi dengan Wakil Menteri dan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN. Sebelum menetapkan pengalihan atau menjadikan jaminan utang aktia tetap dimaksud, Deputi Teknis berkoordinasi dengan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN. dor

Lampiran I (3/4) Tanggal : 15 Noember 2011 NO KEWENANGAN MENTERI YANG DIDELEGASIKAN/ DIKUASAKAN 18. Pengalihan atau menjadikan jaminan utang aktia tetap Persero/Perum yang nilainya di atas Rp 500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) dalam 1 (satu) transaksi atau lebih dalam 1(satu) tahun, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. 19. Persetujuan penyertaan modal pada perusahaan lain, pendirian anak perusahaan/perusahaan patungan, dan pelepasan penyertaan modal pada anak perusahaan/ perusahaan patungan, dengan nilai penyertaan di atas Rp 500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah). 20. Persetujuan untuk melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, dan pembubaran anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan. DIDELEGASIKAN /DIKUASAKAN KEPADA SES DT DRPS...0 Sebelum mengalihkan atau menjadikan jaminan utang aktia tetap dimaksud, Deputi Teknis berkoordinasi dengan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN. Sebelum menetapkan penyertaan, pendirian, dan pelepasan modal dimaksud, Deputi Teknis berkoordinasi dengan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN. 21. Persetujuan untuk melakukan kerja sama dengan jangka waktu di atas 10 (sepuluh) tahun {berupa kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerj a Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate TransferIBOT), Bangun Milik Serah (Build Own TransferIBOwT), Bangun Serah Guna (Build Transfer OperateIBTO)}. Sebelum menetapkan persetujuan kerja sama dimaksud, Deputi Teknis berkoordinasi dengan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN. 4w/

Lampiran I (4/4) Tanggal : 15 Noember 2011 NO KEWENANGAN MENTERI YANG DIDELEGASIKAN/ DIKUASAKAN DIDELEGASIKAN /DIKUASAKAN KEPADA SES DT DRPS 22. Penunjukan likuidator Persero/Perum...0 Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : 15 Noember 2011 ttd. Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum, DAHLAN ISKAN otamoild/ Herman Hidayat NIP 19590709 198003 1 001

Lampiran II (1/2) Tanggal : 15 Noember 2011 KEWENANGAN BUMN YANG DIDELEGASIKAN/DIKUASAKAN KEPADA DEWAN KOMISARIS DAN DEWAN PENGAWAS NO KEWENANGAN MENTERI YANG DIDELEGASIKAN/DIKUASAKAN 1. Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) BUMN yang tingkat kesehatannya 2 (dua) tahun berturut-turut dikategorikan sehat (minimal AA) dan perubahannya. 2. Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PKBL BUMN yang tingkat kesehatannya 2 (dua) tahun berturut-turut sehat (minimal AA) dan perubahannya. 3. Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi Perum. 4. Persetujuan pengalihan atau menjadikan jaminan utang aktia tetap Persero/Perum yang nilainya sampai dengan Rp 500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah) dalam 1 (satu) transaksi atau lebih dalam 1 (satu) tahun, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Kewenangan ini dapat dilaksanakan oleh Dewan Pengawas, apabila Menteri tidak menetapkan pembagian tugas dan kewenangan anggota Direksi. Ketentuan ini berlaku sepanjang nilai Rp 500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah) tersebut tidak melebihi 50% (lima puluh persen) dari kekayaan bersih BUMN dan sepanjang ekuitas Perusahaan tidak negatif (karena menjadi kewenangan RUPS/Menteri) yang didelegasikan kepada Deputi Teknis. 5. Persetujuan penghapusbukuan aktia tetap karena kondisi tertentu (hilang, musnah, total lost, biaya pemindahtanganannya lebih besar daripada nilai ekonomis yang diperoleh dari pemindahtanganan tersebut, dibongkar, tidak lagi menjadi milik atau dikuasai oleh perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap). 6. Persetujuan untuk melakukan penyertaan modal pada perusahaan lain, mendirikan anak perusahaan/ perusahaan patungan, dan melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaan/perusahaan patungan, dengan nilai penyertaan sampai dengan Rp 500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah).

Lampiran II (2/2) Tanggal : 15 Noember 2011 NO KEWENANGAN MENTERI YANG DIDELEGASIKAN/DIKUASAKAN 7. Persetujuan untuk mengikat perusahaan sebagai penjamin (borg atau aalist). 8. Persetujuan untuk mengadakan kerja sama dengan jangka waktu 5 (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) tahun {berupa kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate TransferIBOT), Bangun Milik Serah (Build Own TransferIBOwT), Bangun Serah Guna (Build Transfer OperateIBTO)}. 9. Persetujuan untuk menetapkan blue print organisasi perusahaan. 10. Persetujuan untuk menetapkan dan mengubah logo perusahaan. 11. Persetujuan untuk melakukan tindakantindakan yang belum ditetapkan dalam RKAP, bagi BUMN yang RKAP-nya disetujui oleh Dekom/Dewas. 12. Persetujuan untuk membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan yang dapat berdampak bagi perusahaan. 13. Persetujuan untuk pembebanan biaya perusahaan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. 14. Persetujuan untuk pengusulan wakil perusahaan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada perusahaan dan/atau bernilai strategis. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : 15 Noember 2011 Salinan sesuai dengan slinya Kepala Biro Hukum, ttd. DAHLAN ISKAN Herman Hidayat NIP 19590709 198003 1 001

Lampiran III (1/1) Tanggal : 15 Noember 2011 KEWENANGAN BUMN YANG DIDELEGASIKAN/DIKUASAKAN KEPADA DIREKSI BUMN NO KEWENANGAN MENTERI YANG DIDELEGASIKAN/DIKUASAKAN 1. Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi Persero. 2. Persetujuan untuk melakukan kerja sama dengan jangka waktu sampai dengan 5 (lima) tahun {berupa kerja sama lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO), Bangun Guna Serah (Build Operate TransferIBOT), Bangun Milik Serah (Build Own TransferIBOwT), Bangun Serah Guna (Build Transfer OperateIBTO)). - Pendelegasian ini hanya berlaku untuk Persero. - Kewenangan ini dapat dilaksanakan oleh Direksi, apabila RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan kewenangan anggota Direksi. - Dalam melaksanakan kewenangan ini, Direksi berkonsultasi dengan Dewan Komisaris. Dengan ketentuan ini, maka Direksi tidak perlu lagi meminta persetujuan Dewan Komisaris maupun RUPS. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal : 15 Noember 2011 ttd. Salinan sesuai dengan. slinya Kepala Biro Hukum, DAHLAN ISKAN go#44041/ Herman Hidayat NIP 19590709 198003 1 001