BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan tulang punggung bagi. bertahan. Disarnping itu, peran yang sangat penting dari UKM adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

I. PENDAHULUAN. Pangan yang memiliki protein hewani antara lain daging, telur, susu, ikan dan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi yang tumbuh semakin pesat merupakan harapan bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler mempunyai prospek yang cukup baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berskala kecil, menengah, dan besar yang diharapkan untuk bisa maju

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

I. PENDAHULUAN Kebijakan otonomi daerah yang bersifat desentralisasi telah merubah

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN. a) Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional. sedang kotorannya dipakai sebagai pupuk.

PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

Perkiraan Ketersediaan Dan Kebutuhan Pangan Strategis Periode Hbkn Puasa Dan Idul Fithri 2017 (Mei-Juni)

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang pesat pada saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis berkembang yang semakin ketat dan membuat

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan bisnisnya. Padahal perindustrian sektor konsumsi

I, PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempakan sektor yang masih menduduki posisi sangat

PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang

I. PENDAHULUAN. dalam bidang pertanian. Bidang peternakan sangat potensial dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PENDAHULUAN. anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak. Hal ini

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan. Pemanfaatan teknologi sistem informasi dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Perusahaan perikanan merupakan salah satu pelaku dalam. pembangunan perekonomian nasional. Walaupun didukung oleh sumberdaya

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INVESTOR PRESENTATION FY Jakarta, 14 April 2015

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

Investasi saham sebagai salah satu altematif investasi bagi investor sudah

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

LAPORAN PENELITIAN: Bahasa Indonesia

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengemukakan suatu kesimpulan serta saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB I. Pendahuluan. digunakan manajemen dalam mengetahui kondisi bisnis dan membantu

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dan kemajuan teknologi sangat di butuhkan dalam semua proses bisnis.

Impor sapi (daging dan sapi hidup) maupun bakalan dari luar negeri terns. meningkat, karena kebutuhan daging sapi dalam negeri belum dapat dipenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. populasi, produktifitas, kualitas, pemasaran dan efisiensi usaha ternak, baik

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

Dalam era globalisasi, persaingan antar perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasamya tidak terbatas pada kemampuan untuk

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara. terus menerus ke arah yang lebih baik dari keadaan semula. Dalam kurun

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh beberapa negara di Asia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan tulang punggung bagi perekonornian suatu negara. Pada masa krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini, UKM telah membuktikan diri sebagai model usaha yang lebih mampu bertahan. Disarnping itu, peran yang sangat penting dari UKM adalah menyediakan banyak lapangan pekerjaan dan sumber penghidupan bagi sebagian besar penduduk negara ini (Saragih, 2000). Jenis-jenis usahanya meliputi pertanian, petemakan, pengolahan hasil pertanian, kerajinan tangan, perdagangan, berbagai jenis usaha jasa, dan sebagainya. Salah satu jenis UKM yang banyak dipilih pada masa krisis ini adalah bidang petemakan. Jenis usaha ini dinilai memiliki keunggulan karena berkaitan langsung dengan upaya pemenuhan salah satu kebutuhan terpenting manusia, yaitu pangan. Usaha petemakan menawarkan berbagai ha1 yang dianggap merupakan faktor-faktor positif yang memberikan daya tarik bagi banyak orang untuk terlibat di dalamnya. Proses produksi atau budi daya petemakan yang relatif tidak terlalu rumit, dana investasi yang tidak terlalu besar, serta pemasaran hasil produksi yang relatif tidak terlalu sulit merupakan bagian dari faktor-faktor yang menjadi daya tarik. Tanpa mengabaikan berbagai aspek positif tersebut, ada berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh para peternak ini. Keterbatasan dan permasalahan yang mum menimpa para pengusaha UKM ini terjadi juga pada para petemak

kecil ini. Menurut Saragih (2000) kelemahan pada manajemen menjadi salah satu kelemahan utama UKM. Kelemahan-kelemahan lain adalah : rendahnya kemampuan dan profesionalisme sumberdaya manusia, kekurang mampuan dalam memanfaatkan akses pasar, kelemahan pada modal dan akses dana, dan kelemahan dalam penguasaan teknologi. Dalam kasus petemakan ayam pedaging salah satu bentuk kelemahan manajemen adalah ketidakmdmpuan memisahkan antara aktivitas usaha dan rumah tangga (Rasyaf,1995). Pengelolaan keuangan yang kurang baik tercermin dari tidak adanya pemisah antara biaya rumah tangga dan biaya produksi untuk usaha peternakan. Pemanfaatan berbagai sumberdaya usaha tidak bisa teridentifikasi dengan jelas apakah seluruhnya untuk keperluan usaha atau ada sebagian yang terpakai untuk keperluan rurnahtangga. Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada usaha petemakan ayam skala kecil adalah pada aspek pengelolaan keuangan. Banyak catatan-catatan mengenai keluar masuk uang dan barang tidak terdokumentasi dengan baik. Kalaupun ada pencatatan yang lengkap, maka masalahnya kemudian adalah pada sistematika pencatatan datanya. Pengelompokan (klasifikasi) sering tidak tepat sehingga memberikan gambaran yang keliru tentang kondisi usaha kepada para petemak yang memiliki usahanya. Sebagai akibatnya, maka terjadi kekeliruan dalam mengambil keputusan yang sering bersifat strategis, sehingga mengganggu kelangsungan usahanya. Permasalahan yang dihadapi oleh sektor UKM dalam petemakan ayam pedaging, pada dasarnya serupa dengan berbagai jenis usaha lain baik yang

berskala besar maupun kecil. Proses pengamatan liigkungan (Environmental Scanning) baik bersifat internal maupun ekstemal merupakan langkah yang wajib dilakukan untuk dapat mengenali kondisi perusahaan maupun lingkungannya (Wheelen dan Hunger,2000). Persoalan yang telah disebutkan sebelumnya merupakan fakta-fakta yang didapatkan dari proses pengamatan perusahaan secara internal. Sedangkan pergerakan harga-harga faktor produksi, harga jual ayam, kondisi pasar dan pesaing merupakan data yang diperoleh dari pengamatan secara ekstemal. Tantangan yang dihadapi sektor usaha ini baik secara internal maupun eksternal menggambarkan bahwa suatu bentuk usaha kecil pada dasarnya memerlukan penanganan yang sungguh-sungguh dimana prinsip-prinsip manajemen baik yang bersifat umum maupun strategis harus diapliiasikan. Penerapan prinsip-prinsip manajemen yang benar diharapkan akan dapat membantu para peternak kecil dalam menjalankan usahanya secara menguntungkan dan bertahan dalam waktu yang lama. Salah satu aspek manajemen yang sangat penting untuk dibenahi adalah pengelolaan keuangan. Pemanfaatan prinsip-prinsip manajemen keuangan dan akuntansi secara benar akan mampu memberikan gambaran yang lebih baik mengenai kondisi keuangan yang sebenarnya, dan mendorong para petemak untuk mengambil keputusan yang lebih tepat dan hat.

Tabel 1. Daftar Harga Rata-rata DOC, Pakan dan Harga Jual Ayam Broiler untuk Wilayah Jabotabek dari Desember 2001 sld Desember 2002. Sumber : PIPP (Pelayanan Informasi Pengembangan Petemakan), Direktorat Pengembangan Petemakan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Petemakan. Salah satu bagian penting dari manajemen keuangan adalah masalah analisa pergerakan biaya dan harga jual serta darnpaknya terhadap keuntungan usaha. Untuk kasus petemakan ayam pedaging harga-harga faktor produksi dan

harga jual produk pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor ekstemal yang mempengaruhi hukum penawaran dan permintaan (supply and demand). Faktor-faktor ekstemal tersebut dapat berupa hari-hari besar keagamaan seperti hari raya Idul Fitri, Bulan Puasa, Natal, Tahun Baru, atau Imlek, serta kejadiankejadian khusus seperti kegagalan panen akibat hama penyakit hewan, banjir, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi permintaan ataupun pasokan (lihat Tabel 1). Oleh karena itu, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga jual ayam pedaging ini pada dasarnya merupakan hasil negosiasi petemak dengan pembeli, dengan memperhatikan berbagai faktor eksternal pada saat itu. Namun jika dilihat lebih jauh maka posisi para petemak pada saat menjual produknya lebih mirip sebagai price taker, dimana mereka hanya dapat menjual dalam kisaran harga yang sempit dengan median harga yang telah terbentuk oleh pasar pada saat itu. Analisa pergerakan biaya dan harga jual ayam pedaging serta dampaknya terhadap keuntungan usaha yang diperoleh para petemak secara akuntansi manajemen dimulai dengan menghitung semua biaya-biaya yang timbul dari usaha petemakan ayam pedaging tersebut. Pengelompokan biaya dilakukan dengan memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Perhitungan dilakukan dengan menghitung seluruh biaya untuk kegiatan proddsi maupun non produksi. Setelah dihitung total biaya untuk setiap ekor pada berbagai harga produksi, maka dihitung laba yang diperoleh dengan menghitung selisihnya dengan harga jual setiap ekor. Harga jual per ekor pada setiap periode produksi juga berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar pada saat itu.

Prakiraan harga jual dapat juga dihitung terlebih dahulu. Apabila para peternak telah memiliki gambaran rnengenai besaran harga jual produknya sebelum melakukan negosiasi penjualan, maka mereka akan dapat memperkirakan kisaran harga jual yang masih memberikan keuntungan. Disamping itu dengan meliat pada besaran angka-angka pada komponen biaya, dapat dilakukan analisa terhadap berbagai aktivitas yang terjadi dalam usaha petemakan mereka. Biayabiaya yang tirnbul untuk membiayai berbagai aktivitas tersebut dapat dievaluasi efektivitasnya. Berbagai aktivitas yang memberikan nilai tarnbah dapat dipisahkan dari aktivitas-aktivitas yang tidak memberi nilai tambah. Disamping itu untuk setiap aktivitas yang memberi nilai tambah, dapat dilakukan analisa terhadap besar biaya yang dihabiskannya. Sedangkan terhadap aktivitas-aktivitas yang tidak memberi nilai tambah dilihat kemungkinan untuk menghilangkannya. Dari hasil analisa terhadap seluruh biaya tersebut, dapat dibuat suatu model struktur biaya yang mampu memberikan keuntungan maksimal bagi para petemak. Para petemak dapat memanfaatkannya sebagai acuan dalam melakukan perencanaan-perencanaan bisnis ke depan, sehingga mampu membuat usahanya bertahan dalam jangka panjang dan memberikan keuntungan yang baik bagi mereka. Disamping itu dengan melakukan analisa secara berulang terhadap pergerakan harga faktor-faktor produksi dan harga jual, maka para petemak akan dapat menilai apakah laba usaha yang diperolehnya sebanding dengan berbagai pengorbanan yang mereka lakukan serta memperkirakan pada kondisi bagaimana usaha ini masih memberikan keuntungan.

1.2 Identifikasi Masalah Dengan melihat pada berbagai keterbatasan dan permasalahan yang dihadapi para peternak, dilakukan identifikasi terhadap berbagai masalah yang dihadapi pada saat ini. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah : 1. Keterbatasan dalam pengetahuan dan kemampuan manajemen merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh para petemak skala kecil. 2. Pengelolaan keuangan yang baik dan penerapannya secara disiplin belum banyak diaplikasikan pada tingkat petemak kecil. 3. Tidak dilakukannya perhitungan dan penggolongan biaya secara tepat menyulitkan para petemak dalam memperoleh gambaran mengenai kondisi usaha mereka saat ini dan perencanaan usaha di masa depan. 4. Fluktuasi berbagai biaya dan harga jual menyulitkan para peternak dalam melakukan perhitungan terhadap laba di masa depan. 5. Para petemak tidak memiliki dasar perhitungan yang akurat dalam memperkiiakan tingkat harga jual yang masih memberikan laba, dikaitkan dengan berbagai tingkat biaya usaha. 6. Banyak aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah membuat keuntungan para petemak menjadi berkurang. 7. Biaya untuk berbagai aktivitas yang memberikan nilai tambah, banyak yang melebiihi dari yang seharusnya.

8. Langkah-langkah yang diambil untuk masa mendatang tidak didasarkan atas berbagai pilihan terbaik yang tersedia, karena tidak adanya proses penyusunan altematif tindakan. 1.3 Batasan Masalah Dari berbagai permasalahan yang dihadapi para petemak ayam pedaging diatas, maka masalah yang akan diteliti dibatasi sebagai berikut: 1. Tidak dilakukannya perhitungan dan penggolongan biaya secara tepat menyulitkan para peternak dalam memperoleh gambaran mengenai kondisi usaha mereka saat ini dan perencanaan usaha dimasa depan. 2. Para peternak tidak memiliki dasar perhitungan yang akurat dalam mempe~kirakan tingkat harga jual yang masih memberikan laba, diiaitkan dengan berbagai tingkat biaya usaha. 3. Langkah-langkah yang diambil untuk masa mendatang tidak didasarkan atas berbagai pilihan terbaik yang tersedia, karena tidak adanya proses penyusunan alternatif tindakan.

1.4 Rumusan Masalah Dengan mengacu pada apa yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian dan identifkasi berbagai masalah yang mungkin timbul, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana menentukan batas-batas pergerakan harga faktor-faktor produksi dan harga jual ayam pedaging yang masih mampu memberikan keuntungan dan kelangsungan usaha bagi para petemak ayam pedaginglusaha peternakan khususnya yang berskala kecil? 2. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk dapat mengendalikan dampak dari pergerakan harga faktor-faktor produksi dan harga jual ayam pedaging sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian? 3. Faktor-faktor apa yang paling berpengaruh terhadap laba usaha perusahaan peternakan ayam pedaging tersebut? 4. Bagaimana pengaruh dari berbagai komposisi modal dan kapasitas terhadap tingkat keuntungan perusahaan? 1.5 Tujuan Penelitian Suatu penelitian pada dasarnya dilakukan dengan harapan agar hasilhasilnya akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh pergerakan harga faktor-faktor produksi dan harga jual ayam pedaging terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh.

2. Membuat model yang mampu memberikan dasar pengambilan keputusan yang lebih baik kepada para peternak, dengan menganalisa tingkat harga jual yang masih memberikan laba pada berbagai tingkat biaya usaha. 3. Mengidentifiiasi faktor-faktor yang paling berpengaruh pada laba usaha perusahaan. 4. Mengevaluasi berbagai komposisi dalam permodalan dalam rangka memperoleh kondisi yang memberikan tingkat laba terbaik. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Memberikan acuan bagi para peternak ayam pedaging skala kecil atzupun calon investor dalam bidang usaha ini dalam menentukan aktivitasaktivitas pokok dalam usaha peternakan ayam pedaging serta biaya-biaya standarnya. 2. Dengan melakukan analisis yang tepat terhadap semua biaya yang ada, diharapkan para peternak ayam pedaging skala kecil akan mampu meningkatkan keuntungan usahanya. 3. Dengan memberikan berbagai pilihan pembiayaan dan skenario harga diharapkan dapat diperoleh acuan bagi langkah-langkah manajemen yang perlu diambil dimasa depan.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan terbatas pada aspek akuntansi manajemen khususnya langkah-langkah analisa pergerakan harga faktor-faktor produksi dan harga jual produk ayam pedaging, dimana obyek penelitiannya pada salah satu usaha petemakan ayam pedaging di Lido, Sukabumi. Pengolahan data dilakukan terhadap semua biaya yang timbul selama usaha petemakan tersebut pada tahun 2002. Skala usaha dari petemakan ini tergolong kecil, dengan kapasitas berkisar dari 6000 ekor s/d 12.000 ekor. Aspek-aspek ataupun fakta-fakta yang tidak berhubungan dengan masalah yang diteliti tidak dijadikan variabel dalam proses pengolahan datanya. Oleh karena itu berbagai aspek yang tidak memiliki relevansi tersebut diasumsikan sebagai konstanta.