LAMPIRAN : 1. Data Primer a. Analisis Teks I Luna si gadis biasa, lincah alami, rambut lurus diikat, mata bulat sambil tersenyum riang dengan memakai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipakai di tempat kerja, di kantor, bengkel, toko, atau di mal-mal.

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tampilan Bahasa Tubuh Wanita dalam Iklan Sabun Lux pada. Iklan sabun Lux adalah tanda dasar (ground) berupa produk sabun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Simbol kecantikan dalam iklan Vaseline Body Serum. kemudian muncul suatu ideologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimilikinya, Keinginan manusia terkait dengan pemenuhan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Di era reformasi ini pers Indonesia memang mendapat angin segar dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan juga sebagai pengguna terbesar media massa. Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN KONDOM SUTRA VERSI GOYANG KAMASUTRA JULIA PEREZ SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan teknologi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji label halal pada beberapa kemasan makanan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Semiotika Pragmatik (Charles Sanders Pierce)

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH. Industri rokok di Indonesia tergolong sebagai industri yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MEDIA & CULTURAL STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB III ANALISIS OBJEK

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN. penting mengenai peran serta posisi seseorang di kehidupan sosial.

MITOLOGI CANTIK DALAM IKLAN MEDIA CETAK SKRIPSI

BAB IV TINJAUAN KARYA. Dalam pengkajian Tugas Akhir ini saya melakukan kajian dengan menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media yang memiliki peran besar dalam

BAB IV Desain Scrapbook

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan film, pasti mengharapkan filmnya ditonton orang sebanyakbanyaknya.

BAB III METODE PENELITIAN

Sayangnya, bukan karena faktor-faktor positifnya. Gang Eyeri-Headburry terkenal sebagai gang terkumuh di kota Headburry. Terkotor, terbobrok, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN BABI. Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2004:5-8) menyatakan bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga. berpola dari manusia dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Larva ditayangkan RCTI. Program Larva sendiri berasal dari Korea Selatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fungsi bahasa pada umumnya adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuannya dalam menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Sehingga tidak

BAB V PENUTUP. dilakukan. Merujuk pada fokus penelitian yang terkait bagaimana bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

PERSEPSI SEBAGAI INTI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut maka perusahaan dapat dikenal luas. visi perusahaan. Logo PT. Yamaha Music Manufacturing Indonesia yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1.1 Pendekatan komunikasi (pendekatan visual dan verbal)

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

LAMPIRAN : 1. Data Primer a. Analisis Teks I Luna si gadis biasa, lincah alami, rambut lurus diikat, mata bulat sambil tersenyum riang dengan memakai baju putih panjang tertutup. Ringkas cerita Luna menemukan batu berwarna ungu yang ternyata sebuah sabun. Setelah Luna mandi memakai sabun Lux tampilan Luna berubah. Dandanan mencolok, rambut kriting seksi, baju dengan dada yang superrendah, rok mini, berjalan dengan berlenggak-lenggok. Luna wanita biasa menjadi pusat perhatian laki-laki dan membuat seorang kakek hampir terkena serangan jantung bahkan hewan jantan seperti beruang dan tupai terpesona melihat kecantikan Luna.

Gambar I Femina No.II/ XXXVI, Maret, 13-19 2008, hal 27-28

b. Analisis Teks II Lux Slik Nourisment menjadi kemewahan baru bagi kelembutan sutra di kulit cantikmu setiap hari. Tambahkan Lux Slik Nourishment Shower Crem pada peti harta karun kecantikanmu dan awali kecantikan kulitmu penuh kemewahan mulai dari Shower. Tampilan visual menempatkan tubuh wanita dalam peti harta karun yang penuh kemewahan dengan pesona kulit tubuh yang bersinar yaitu didukung dengan warna pakaian model yang bersinar (bersinar identik dengan warna kuning keemasan, putih, dan pink), sepatu dengan warna yang bersinar dan rambut model yang ikut bersinar, kulit tubuh wanita tersebut memancarkan cahaya keemasan.

Gambar II Kartini No. 2172, Agustus, 17-31 2006, hal 18-19

2. Data Sekunder 1. Saussure (dalam Sobur, 2004: 46) tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (Signified). Dengan kata lain, penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa: apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa. Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda. Sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau ditangkap lepas dari penanda. penanda dan petanda merupakan kesatuan seperti dua sisi dari sehelai kertas. 2. Peirce ( dalam Sobur, 2002: 115) sesuatu yang digunakan agar tanda dapat berfungsi, oleh Peirce disebut ground konsekuensinya, tanda (representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadic, yakni ground, objek, dan interpretant. Salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Yang dikupas teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. 3. Bakhtin (Pilliang, 2003: 192) sebuah teks atau karya parodi biasanya menekankan aspek penyimpangan atau pelesetan dari teks atau karya rujukan yang biasanya bersifat serius. Parodi sebagai satu bentuk representasi, akan tetapi representasi yang lebih ditandai oleh pelencengan, penyimpangan, dan pelesetan makna- representasi palsu. 4. (Sobur, 2002:37) wanita, sebagaimana digambarkan Herliany, begitu dekat dengan idiom-idiom seperti keterkungkungan, ketertindasan, dan bahkan pada konsep yang terlanjur diterima dalam cultural masyarakat bahwa wanita adalah objek dan bukan subjek. Hal ini dapat dilihat bagaimana wanita diproyeksikan dalam media iklan, halaman muka berbagai tabloid dan majalah hiburan, masih banyak yang memakai

wajah dan bentuk badan wanita sebagai daya tarik. Tubuh wanita dimuati dengan modal simbol ketimbang sekedar modal biologis. Erotisasi tubuh wanita di dalam media adalah dengan mengambil fragmen-fragmen tubuh tersebut sebagai penanda (signifier) dengan berbagai posisi, serta dengan berbagai asumsi makna. Tubuh wanita secara sosial dan cultural sebagai objek, yaitu objek yang dipuja (sekaligus dilecehkan?) karena dianggap mempunyai kekuatan pesona (rangsangan, hasrat, citra) tertentu. 5. Kumar (2004: 9) mendefenisikan bahasa tubuh sebagai sinyal komunikasi nonverbal. Seseorang dapat menyampaikan pesan atau mengekspresikan diri melalui gerakan secara sadar atau bawah sadar, gerakan tubuh menjadi bahasa pengganti langsung dari bahasa verbal dan berfungsi sebagai penggambaran, atau sebagai media untuk menyembunyikan maksud yang sebenarnya.