IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Kadikma, Vol. 5, No. 3, hal 9-18, Desember 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Dwi Septi 25,Hobri 26, Arika Indah K. 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Rini Tri Irianingsih 47

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Herdika Lestiyaningsih 6, Hobri 7, Arika Indah 8

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

Zunita Khuna Triani 12, Hobri 13, Toto BaraS. 14

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

Key Words: Accelerated learning, student s achievement, Linier Program

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI METODE COLEGA MEDIASI. Titin Hartini 18

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

masih rendah. Rendahnya prestasi belajar tersebut ditandai dengan masih banyakya

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Key Words: Cooperative learning model with Mind Mapping technic, fraction, student s activity, student s mistakes, effectiveness

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN OPERASI ALJABAR. EDI MULYADIN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

Key Words : cooperative learning two stay two stray, interactive cd, student learning achievement, cylinder and cone.

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Arynda 28, Susanto 29, Dafik 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

Key Words: Missouri Mathematics Project, students test result, students activities

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

Kata Kunci: Numbered Heads Together (NHT), media mading, motivasi belajar, hasil belajar siswa.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Desi Wahyuningtyas 16, Didik Sugeng Pambudi 17, Dinawati Trapsilasiwi 18

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

Oleh: Tiaranita Dekriati * ) Japet Ginting ** ) Sakur *** ) ABSTRACT


Yayuk Jatining Rahayu 4

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

Oleh. Danuri ( ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNGBENTUK ALJABAR DI KELAS VIIB SMP NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 Ninik Dwi Nur 59, Dinawati Trapsilasiwi 60, Nurcholif D.S.L 61 Abstract : NHT is a learning method with numbering system, and NHT is a combination of reinforcement. The aims of this research is to know implementation of giving reinforcement in Cooperatif Learning Type NHT to increasing result of mathematic study and student s activity to the students of class VII. Type of research is Classroom Action Research (CAR) and the study design used was a model scheme Kemmis dan Taggart study research design were consists of 4 phases include planning, action, observation, and reflection. The object of this research is VII B students of SMP Negeri 4 Jember and material was chosen operation of algebra. The method to collect the data are observation, interview, documentation, and test. According the result of research, the teacher activities in implementation of model cooperative learning type NHT and activities in giving reinforcement is increasing from cycle 1 to cycle 2, so with the student and group activity. Although the learning achievement at cycle 1 dodn t reach the target with percentage 40,6 %, at the test cycle 2 it can reach the target with percentage 75 %. The result shows that the completeness of student s activity and result learning has increased well. Key Words : Cooperative Learning type NHT, Reinforcement PENDAHULUAN Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus menguasai materi yang diajarkan dan menerapkan keterampilan mengajar. Selain menerapkan keterampilan mengajar, guru juga perlu mempertimbangkan hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan penggunaan keterampilan mengajar tersebut, sehingga tujuan dari proses belajar mengajar dapat tercapai secara optimal. Berdasarkan wawancara awal dengan guru bidang studi matematika kelas VIIB SMP Negeri 4 Jember, siswa sering mengalami kesulitan pada materi aljabar terutama dalam perhitungan aljabar. Hasil ulangan harian tahun-tahun sebelumnya juga tampak bahwa nilai pada materi aljabar lebih rendah dibandingkan dengan materi yang lain. Disamping itu, model pembelajaran yang selama ini diterapkan guru adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Hasil observasi pada saat pembelajaran menunjukkan 59 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jember 60 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jember 61 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jember

210 Pancaran, Vol. 2, No. 1, hal 209-216, Februari 2013 bahwa pemberian penguatan yang dilakukan guru hanya sebatas penguatan verbal, sedangkan penguatan nonverbal kurang diperhatikan. Kesulitan yang dialami siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, penerapan dalam model pembelajaran dan keterampilan mengajar guru. Penerapan model pembelajaran ceramah, tanya jawab, dan penugasan membuat guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi kurang aktif. Keterampilan mengajar yang dapat dilakukan oleh guru salah satunya adalah dengan memberikan penguatan. Pemberian penguatan baik penguatan verbal maupun nonverbal dapat diberikan guru pada saat pembelajaran. Penguatan mempunyai pengaruh yang positif terhadap proses belajar mengajar siswa dan bertujuan untuk: meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan kegiatan belajar, serta membina tingkah laku siswa yang produktif (Usman, 2005:81). Selain itu pemberian penguatan dalam kelas juga bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam belajar. Hal ini dikarenakan pemberian penguatan yang dilakukan oleh guru akan membuat peserta didik merasa dihargai sehingga muncul perasaan senang yang akan mendorong untuk belajar hal-hal baru. Selain memberikan penguatan seorang guru juga harus menerapkan model pembelajaran yang tepat sehingga memudahkan siswa dalam menerima materi yang diajarkan. Model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi aktif dan menyenangkan, diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan pencapaian tersebut adalah pembelajaran kooperatif (Johnson et al., 2000). Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat mencapai tujuan diatas adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Empat hal pokok yang terdapat pada tipe pembelajaran NHT yaitu 1) Penomoran (Numbering); 2) Pengajuan pertanyaan (Questioning); 3) Berpikit bersama (Head Together); 4) Pemberian jawaban (Answering) dan 5) memberikan penghargaan (Reward). Peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT karena pada akhir pembelajaran guru akan memanggil nomor siswa secara acak, sehingga setiap siswa dalam kelompok memiliki

Ninik dkk : Implementasi Pemberian Penguatan dalam Pembelajaran 211 tanggung jawab untuk memahami materi. Dengan adanya hal tersebut diharapka n dapat memacu aktivitas belajar siswa selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Peneliti mengimplementasikan pemberian penguatan dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hal ini bertujuan untuk menampakkan penguatan individu dan penguatan kelompok yang ada pada NHT serta memunculkan pemberian penguatan dalam bentuk penghargaan yang merupakan tahap terakhir dari NHT. Dari uraian di atas, maka peneliti akan mendeskripsikan 1). implementasi pemberian penguatan dalam pembelajaran kooperatif NHT, 2). persentase aktivitas belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa setelah implementasi pemberian penguatan dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 pembelajaran, pembelajaran 1 membahas operasi penjumlahan dan pengurangan aljabar sedangkan pembelajaran 2 membahas operasi perkalian aljabar. Siklus II juga terdiri dari dua pembelajaran, pembelajaran 3 membahas operasi pembagian aljabar dan pembelajaran 4 membahas operasi perpangkatan aljabar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMPN 4 Jember yang berjumlah 32 siswa. Siswa laki-laki berjumlah 12 siswa sedangkan perempuan 20 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi sebelum penelitian dan pada saat pembelajaran, wawancara kepada siswa dan guru bidang studi matematika, dokumentasi untuk mendapatkan data berupa foto kegiatan, dan tes yang diberikan pada akhir siklus I dan siklus II. Analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisa data kualitatif pada penelitian ini adalah analisa data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang dimulai dari kegiatan pendahuluan sampai siklus berakhir. Sedangkan analisa data kuantitatif pada penelitian ini adalah data yang berupa angkaangka yang diperoleh dari hasil tes pada akhir siklus serta pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN

212 Pancaran, Vol. 2, No. 1, hal 209-216, Februari 2013 Pembelajaran dengan implementasi pemberian penguatan dalam model kooperatif tipe NHT ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Selain itu dari pembelajaran ini juga dapat diketahui aktivitas guru dalam mengimplementasikan pemberian penguatan dan aktivitas guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Aktivitas siswa terdiri dari aktivitas siswa secara individu dan aktivitas siswa secara kelompok. Aktivitas siswa secara individu seperti pada Gambar 1 berikut: 93,2% 100 85,9% 83,3% 77,6% 80 66,14% 66,7% 67,2% 61,46% 60 40 20 0 Keterangan: 1 2 3 4 1. Memperhatikan penjelasan guru/teman 2. Partisipasi mengerjakan LKS 3. Bertanya antara siswa dengan guru/teman 4. Menyampaikan pendapat/ide siklus I siklus II Gambar 1. Aktivitas Siswa Secara individu Berdasarkan data tersebut terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut karena siswa lebih memperhatikan penjelasan guru/teman, mulai berani bertanya dan menyampaikan pendapat/idenya ketika diskusi kelompok, setiap anggota kelompok aktif dalam mengerjakan LKS, dan siswa mulai terbiasa dengan pemberian penguatan dalam pembelajaran kooperatif NHT. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa secara kelompok seperti pada Gambar 2 berikut: 100 80 60 40 20 0 93,2% 83,3% 62,5% 35% 37,5% 27,1% 1 2 3 Gambar 2. Aktivitas Siswa Secara Kelompok

Ninik dkk : Implementasi Pemberian Penguatan dalam Pembelajaran 213 Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa aktifitas siswa pada saat mengerjakan LKS, ketika menanggapi jawaban presentator meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan siswa mulai berani mengemukakan pendapat pada saat teman mereka presentasi dan pada saat mengerjakan LKS sudah banyak jawaban benar. Tetapi pada indikator presentasi mengalami penurunan dari siklus I ke siklus II. Penurunan ini disebabkan karena ketika presentasi terdapat beberapa wakil kelompok yang ditunjuk kurang jelas dalam mempresentasikan jawaban. Pada siklus I aktivitas guru dalam mengimplementasikan pemberian penguatan sudah optimal sebesar 80%, sedangkan pada siklus II sebesar 75%. Pada siklus II ini aktivitas guru menurun karena ada beberapa indikator yang tidak muncul, seperti guru tidak mendekati siswa pada saat membagikan pre tes (penguatan pendekatan tidak muncul), guru hanya membagi pre tes didepan kelas. Ketika pembentukan kelompok guru tidak menjelaskan cara membentuk kelompok (penguatan gerak isyarat tidak muncul) karena menganggap siswa sudah mengerti. Aktivitas guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif NHT sangat aktif sesuai dengan desain pembelajaran yang telah dibuat. Persentase aktivitas guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus I sebesar 88,35% sedangkan pada siklus II 91,65%. Keaktifan guru dari setiap siklus mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan guru mempertahankan hal-hal yang sudah baik pada pembelajaran sebelumnya dan memperbaiki kekurangan yang ada. Selama pembelajaran dengan implementasi pemberian penguatan dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT ini diadakan 2 kali tes yang dilaksanakan pada akhir sikus. Tes 1 dilaksanakan pada akhir siklus I dengan materi penjumlahan, pengurangan dan perkalian aljabar. Tes 1 terdiri dari 5 soal dan tertinggi yang diperoleh pada tes 1 adalah 100 dan terendah adalah 30. Pada tes 1 ini siswa yang tuntas ada 13 anak dan yang belum tuntas 19 anak, tetapi pada tes 1 belum mencapai ketuntasan klasikal dengan persentase 40,6%. Tes 2 dilaksanakan pada akhir siklus II yang terdiri dari 5 soal uraian dengan materi operasi pembagian dan perpangkatan aljabar. Tes 2 juga terdiri dari 5 soal uraian dengan nilai terendah yang diperoleh adalah 30 dan tertinggi adalah 100, tetapi pada tes 2 ini nilai siswa sudah banyak peningkatan dibandingkan tes 1 sehingga pada tes 2 dapat mencapai ketuntasan klasikal dengan persentase 75%. Pada tes 2 ini siswa yang belum tuntas ada 8 anak sedangkan yang tuntas ada 24 anak.

214 Pancaran, Vol. 2, No. 1, hal 209-216, Februari 2013 Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru bidang studi matematika. Wawancara kepada siswa diberikan kepada 1 siswa yang tuntas dan 1 siswa yang tidak tuntas hasil belajarnya. Wawancara ini dilakukan setelah siklus I dan siklus II berakhir. Hasil wawancara dengan siswa yang belum tuntas menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan pada saat pembelajaran karena ketika guru menjelaskan materi dia tidak memperhatikan, dan pada saat mengerjakan LKS ada teman sekelompoknya yang mendominasi tetapi jawabannya tidak diterangkan pada teman sekelompoknya. Sedangkan menurut siswa yang tuntas, implementasi pemberian penguatan dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT sangat bermanfaat karena dapat memacu semangat untuk lebih aktif dalam pembelajaran, apalagi guru sering memberikan penguatan dan diakhir pembelajaran guru juga memberikan hadiah kepada kelompok yang dapat mempresentasikan jawabannya dengan benar. Selain itu siswa tidak bosan diterangkan terus menerus karena guru juga memberi kesempatan untuk diskusi kelompok, dengan diskusi kelompok dapat bertukar pendapat dengan teman yang lain. Hasil wawancara sebelum penelitian menyatakan bahwa selama ini guru belum pernah menerapkan model pembelajaran kooperatif NHT, guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran. Menurut guru bidang studi matematika materi aljabar dirasa sulit oleh siswa hal ini tampak pada ulangan harian tahun-tahun sebelumnya masih sedikit siswa yang tuntas. Selama pembelajaran penguatan juga diberikan tetapi hanya penguatan verbal (dalam bentuk pujian). Sedangkan wawancara setelah penelitian menyatakan bahwa, implementasi pemberian penguatan dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT pada sub pokok bahasan operasi hitung aljabar berlangsung dengan lancar. Siswa tampak senang dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran, siswa juga lebih memahami materi pada saat berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Setiap pembelajaran guru selalu memberikan pre tes dan pos tes. Pre tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum materi diajarkan, sedangkan pos tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah materi diajarkan. Dari pre tes dan pos tes guru dapat menentukan skor perkembangan siswa/individu dan penghargaan bagi setiap kelompok. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan jumlah masing-masing skor perkembangan individu yang didapat dari setiap anggota, kemudian hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah anggota kelompok.

Ninik dkk : Implementasi Pemberian Penguatan dalam Pembelajaran 215 Penghargaan kelompok ini diberikan agar siswa termotivasi dalam belajar sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selama diskusi kelompok, guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lainnya untuk mengawasi jalannya diskusi dan memberikan bimbingan jika ada kelompok yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal. Selain itu guru juga senantiasa mengingatkan siswa agar aktif dalam kelompoknya. Pada tahap ini, terlihat masing-masing kelompok saling berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS. Setiap jenis penguatan yang diberikan oleh guru tidak sama jumlahnya. Hal itu disesuaikan dengan langkah-langkah dari setiap fase dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian dalam pemberian penguatan, frekuensi dari penguatan yang diberikan seperti pada Gambar 3 berikut: 10 8 6 4 2 0 3 5 9 7 10 8 1 2 3 4 5 Keterangan: 1. Penguatan verbal 2. Penguatan gerak isyarat 3. Penguatan pendekatan 4. Penguatan berupa simbol/benda 5. Penguatan tidak penuh 3 2 2 3 Siklus I Siklus II Gambar 3. Rekapitulasi Hasil penilaian dalam pemberian penguatan Berdasarkan Gambar 3 diatas jenis penguatan yang paling sering diberikan adalah penguatan pendekatan. Penguatan pendekatan ini paling sering diberikan guru karena dapat menghangatkan suasana belajar anak, dan dapat menjadikan suasana yang kaku dan tegang menjadi lebih kondusif. Jenis penguatan kedua yang paling sering diberikan adalah penguatan gerak isyarat. Siswa yang menerima penguatan gerak isyarat diharapkan akan senang dan lebih termotivasi dalam belajar. Penguatan berupa simbol/benda dan penguatan tidak penuh merupakan jenis penguatan yang sedikit diberikan. Penguatan berupa simbol pada pembelajaran kooperatif tipe NHT hanya diberikan kepada siswa yang

216 Pancaran, Vol. 2, No. 1, hal 209-216, Februari 2013 mempresentasikan jawaban dengan benar dan pada kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Bagi siswa yang mendapat hadiah (benda) penguatan tersebut akan mendorong untuk lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya, sedangkan bagi siswa lain yang belum mendapat hadiah akan lebih bersemangat lagi dalam belajar, karena hadiah melambangkan prestasi bagi mereka. Penguatan tidak penuh hanya diberikan ketika siswa menjawab salah/kurang benar. Pemberian penguatan tidak penuh dilakukan agar siswa tidak merasa malu dan tersinggung, sehingga pada kesempatan berikutnya dapat menjadi lebih baik. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Implementasi pemberian penguatan dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT pada penelitian ini berjalan lancar meskipun terdapat beberapa kekurangan pada siklus I tetapi dapat diperbaiki pada siklus II. Kekurangan tersebut diantaranya ketika pembelajaran pertama suasana kelas menjadi ramai karena mereka sibuk mencari teman kelompoknya, pada pembelajaran ketiga guru tidak mendekati siswa pada saat membagikan pre tes, guru hanya membagi pre tes didepan kelas. 2) Aktivitas siswa secara individu telah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, tetapi aktivitas siswa secara kelompok pada indikator presentasi masih mengalami penurunan. Siswa masih mengalami kesulitan pada materi perkalian dan pembagian aljabar sehingga ketika presentasi beberapa presentator belum memberikan jawaban yang benar. 3) Pembelajaran dengan penerapan pemberian penguatan dalam kooperatif tipe NHT pada siklus I belum mencapai ketuntasan klasikal karena siswa masih kesulitan pada materi perkalian aljabar dan siswa belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran kooperatif NHT. Pada siklus II pembelajaran lebih baik dari siklus I sehingga telah dicapai ketuntasan klasikal dengan persentase 75%. DAFTAR PUSTAKA Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara Usman, M. U. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.