[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 6 Gorontalo didirikan pada tahun 1951 dan mulai beroperasi pada tahun 1979.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

Disusun Oleh : PROGRA

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SINDROM PRA MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 KEJURUAN MUDA TAHUN STIKes Bina Nusantara ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Gorontalo mulai 5 Mei sampai dengan 5 juni

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

TERAPI RELAKSASI TERHADAP NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG. Jl. Kedungmundu Raya no.18 Semarang, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PERILAKU REMAJA PUTERI DALAM MENGATASI DISMENORE (STUDI KASUS PADA SISWI SMK NEGERI 11 SEMARANG )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan. Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE PADA SISWI SMPN I DOLOPO Hery Ernawati Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Abstrak. Sebagai wanita pada saat menstruasi mengalami nyeri menstruasi, atau dismenore, terjadi karena berbagai faktor diantaranya faktor fisik dan psikologi, termasuk fisik yang lemah, kurang gerak dan stres. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Small Group Discussion Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Dismenore. Rancangan penelitian ini menggunakan True- Eksperimental pada dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kontrol, dengan jumlah masing-masing 15 responden. Uji Statistik yang dipergunakan uji Mann Whitney. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan pada kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan hasil uji statistik p value 0,01 sehingga ada pengaruh diskusi kelompok kecil terhadap tingkat pengetahuan tentang dismenore pada siswi kelas I SMP N I Dolopo Kata Kunci : Pengetahuan, Dismenorea, Small Group Discussion PENDAHULUAN Setiap manusia dalam masa hidupnya pasti mengalami masa remaja, atau adolesence. Pada remaja terjadi perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa dewasa terutama organ reproduksinya yaitu perubahan alat kelamin dari tahap anak-anak ke dewasa. Bagi remaja putri, kematangan organ reproduksi ditandai dengan datangnya menstruasi. Sebagai wanita pada saat menstruasi mengalami nyeri menstruasi, atau dismenore, terjadi karena berbagai faktor diantaranya faktor fisik dan psikologi, termasuk fisik yang lemah, kurang gerak dan stres. Oleh karena nyeri yang dialami, wanita sering berupaya untuk mendapatkan perawatan melalui konsultasi pada tenaga kesehatan dan mencari perawatan atas keluhan yang dialami. Nyeri ini dirasakan sebelum dan selama menstruasi disertai dengan rasa mual, pusing dan lemas. Nyeri ini sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan harus meninggalkan pekerjaannya dan cara hidupnya sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari (Wiknjosastro.2007). Sebanyak 50% wanita mengalami dismenore primer, 10% wanita mengalami nyeri hebat selama menstruasi sehingga membuat mereka tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari selama 1-3 hari setiap bulannya. (Reeder & Martin, 2011). Beberapa penelitian menunjukkan prevalensi dismenore yang cukup tinggi pada remaja (12-17 tahun). Studi epidemiologi di Amerika Serikat menyatakan bahwa prevalensi dismenore Page 47

pada remaja perempuan sekitar 20-90 % (15%-nya mengalami dismenore berat) (Proctor, 2006). Puncak insiden dismenore primer terjadi pada akhir masa remaja (Adolescence) dan diawal usia 20-an,insiden dismenore pada remaja dilaporkan sekitar 92% dan menurun seiring dengan bertambahnya usia dan meningkatnya kelahiran.di Swedia dilaporkan dismenore terjadi pada 90% wanita yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67% wanita yang berusia 24 tahun. Insidensi, prevalensi, dan angka kesakitan dismenore pada remaja di Indonesia sebesar 64,25%. Diantara penelitian yang sudah dilakukan yaitu didaerah Jakarta, didapatkan angka kejadian dismenore 31,6 % mengenai anak SMU di Kecamatan Pulau Gadung. Dikota Surakarta adalah 87,7 %.Delapan puluh tujuh koma tujuh persen remaja tetap beraktivitas saat terjadi dismenore dan 12,2% yang menggunakan analgetika untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi (Widjanarko, 2006; Amini, 2009). Rasa ketidaknyamanan jika tidak diatasi akan mempengaruhi fungsi mental (seperti kurang mood, mudah marah, sensitif) dan fisik (seperti malas beraktivitas, mual, muntah, pusing dan lain-lain) individu sehingga mendesak untuk segera mengambil tindakan/terapi secara farmakologi atau non farmakologi (Ernawati:2010). Tidak semua remaja mempunyai mekanisme koping baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang cukup tentang dismenore. Pemberian pendidikan kesehatan melalui diskusi kelompok kecil diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan remaja sehingga remaja-remaja yang sudah menstruasi, baik yang mengalami dismenore atau tidak mengalaminya, tidak lagi kebingungan bila ada masalah dismenore. Small Group Discussion (SGD) atau diskusi kelompok kecil merupakan elemen belajar secara aktif. Dengan aktivitas kelompok kecil, siswa akan belajar : menjadi pendengar yang baik, memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif, menghormati pendapat orang lain, mendukung pendapat dengan bukti dan lainlain. Aktivitas diskusi kelompok dapat berupa membangkitkan ide, menyimpulkan poin penting, mengakses tingkat skill dan pengetahuan, memungkinkan memproses outcome pembelajaran pada akhir kelas, dan dapat menyelesaikan masalah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (experiment research) dengan tujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya suatu perlakuan tertentu. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan True- Eksperimental dengan Post-test Only Control Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pada penelitian ini tidak dilakukan pre test, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, hanya dilakukan post test setelah perlakuan pada kelompok eksperimen dan observasi pada kelompok kontrol tanpa perlakuan Page 48

(Arikunto, 2006). Menurut Sugiyono (2009) desain penelitian tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut ini : Gambar 3.1 Desain post-test Only Control Design Keterangan : O 1 = Nilai post test pada kelompok eksperimen setelah perlakuan O 2 = Nilai post test pada kelompok kontrol tanpa adanya perlakuan X = Perlakuan yang diberikan. R = Pemilihan responden secara random atau acak Uji statistic yang digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan pengetahuan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan menggunakan uji Mann Whitney. HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Kategori Frekuensi Persentase Umur 13 Tahun 17 Orang 56,7 % 14 Tahun 13 Orang 43,3 % Haid Belum 1 Orang 3,3 % Sudah Usia Menarche R X O 1 R O 2 29 Orang 97,3% 9 Tahun 1 Orang 3,3 % 11 Tahun 7 Orang 23,3 % 12 Tahun 11 Orang 36,7 % 13 Tahun 2 Orang 6,7 % Nyeri haid Belum menstruasi 1 Orang 3,3 % Tidak nyeri 8 Orang 27,7 % Nyeri 21 Orang 70 % Informasi Belum pernah 3 Orang 10 % Pernah 27 Orang 90 % Sumber Informasi Guru 21 Orang 70 % Orang tua 5 Orang 16,7 % Teman 1 Orang 3,3 % Petugas Kesehatan 10 Orang 30 % Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 30 orang, yang berumur yang berumur 13 tahun berjumlah 17 orang (56,7 %), dan yang berumur 14 orang berjumlah 13 orang (43,3%). Responden yang sudah menstruasi sebanyak 29 orang ( 97,3% ), Usia pertama kali haid usia 12 tahun ( 36,7% ), Yang mengalami nyeri saat haid sebanyak 21 orang (70% ), hampir seluruhnya sudah mendapatkan informasi ( 27 orang ) dengan sumber informasi terbanyak dari guru sebanyak 21 orang ( 70% ). Perbedaan Tingkat Pengetahuan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Tabel 4.4 Distribusi tingkat pengetahuan antara kelompok intervensi dengan kelompok control Tingkat Pengetahuan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumla Prosenta Juml Prosenta Page 49

h se (%) ah se (%) Kurang 0 0 % 0 0 % Cukup 1 6,7 % 2 20 % Baik 4 26,7 % 12 80 % Sangat Baik 10 66,7 % 0 0 % Jumlah 15 100 % 15 100 % Berdasarkan tabel diatas pada kelompok kontrol tingkat pengetahuan responden mayoritas baik yaitu berjumlah 12 orang (80%) sedangkan pada kelompok intervensi tingkat pengetahuan responden mayoritas sangat baik yaitu berjumlah 10 orang (66,7%). Analisis Mann Whitney merupakan salah satu uji statistic non parametric yang digunakan untuk menguji adanya perbedaan antar dua kelompok subyek yang berbeda. Dalam penelitian ini, didapatkan hasil dari uji Mann Whitney sebesar 0,01 (P value < 0,05) yang berarti bahwa Ho ditolak. PEMBAHASAN 1. Tingkat Pengetahuan Responden Pada Kelompok Eksperimen Berdasarkan dari tabel 4.2 bahwa pengetahuan responden pada kelompok eksperimen sebagian besar sangat baik ( 66,7 % ). Hal ini dipengaruhi oleh faktor pernah mendapat informasi dan sumber informasi serta adanya pengalaman sebelumnya tentang nyeri haid atau dismenorhe. Menurut Novia (2008) bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya dari ketiga faktor yang telah disebutkan tadi. Responden sebagian besar sudah pernah mendapatkan informasi tentang nyeri haid dengan sumber informasi dari guru dan petugas kesehatan. informasi yang tepat akan membuat informasi yang ditranfer ke responden akan lebih akurat dibandingkan dari sumber teman atau media massa. Selain itu sebagian besar responden juga sudah ada pengalaman/ mengalami nyeri haid sebelumnya, sehingga orang yang sudah terpapar suatu pengalaman akan lebih mudah menerima informasi yang bertema sama. 2. Tingkat Pengetahuan Responden Pada Kelompok Kontrol Pengetahuan responden pada kelompok kontrol sebagian besar baik ( 80) tentang nyeri haid, dan tidak ada satupun yang memiliki pengetahuan sangat baik. Hal ini dikarenakan informasi yang didapatkan bersumber dari sesame teman yang kebenaran informasi tersebut masih diragukan. Selain itu proses transfer informasi hanya sepihak yaitu tanpa ada suatu proses diskusi. Hal ini mengakibatkan kedalaman informasi yang diterima juga masih kurang dan mengakibatkan pengetahuannya tentang nyeri haid juga hanya dalam kategori baik. 3. Perbedaan Pengetahuan antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan dari tabel 4.4, didapatkan hasil dari uji Mann Whitney sebesar 0,01 (P value < 0,05) yang berarti bahwa Ho ditolak Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain tingkat pendidikan, pengalaman dan informasi. Informasi bisa didapatkan melalui beberapa cara antara lain dengan pendidikan kesehatan/penyuluhan, melalui media elektronik dan lain lain. Salah satu cara pendidikan kesehatan yang mampu meningkatkan pengetahuan adalah dengan Page 50

small group discussion (SGD) atau diskusi kelompok kecil. Metode diskusi kelompok kecil hampir sama dengan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Diskusi kelompok kecil mempunyai beberapa keuntungan antara lain melatih peserta didik dalam berkomunikasi, menumbuhkan suasana akrab, pernuh perhatian terhadap pendapat orang lain, dapat menghimpun berbagai pendapat dalam waktu yang singkat serta mampu menstimulai pikiran dan mendorong tidap anggota untuk berpartisipasi dalam diskusi dengan membuat suatu pernyataan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pengetahuan responden tentang nyeri haid lebih baik pada kelompok eksperimen dibandingkan pada kelompok kontrol. Berdasarkan dari uji statistic dengan menggunakan uji Mann Whitney sebesar 0,01 (P value < 0,05) yang berarti bahwa Ho ditolak. Saran dari penelitian ini diharapkan pihak Puskesmas Dolopo, orangtua, dan guru saling memberikan informasi terkait dengan kesehatan reproduksi remaja pada umumnya sehingga remaja bisa menjaga kesehatan reproduksinya secara bertanggung jawab. DAFTAR PUSTAKA Amini, Raisa. Effect of Passive Smoking on The Incidence of Primary Dysmenorrhea. Jurnal Kedokteran Indonesi, Vol. 1/NO. 2/JULI/2009: 161-165. Ernawati, Tri Hartiti dan Idris Hadi. 2010. Prosiding Seminar Nasional Unimus 2010. Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. Notoadmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Novia, Ika& Nunik Puspitasari. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer. The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 4, No. 2, Maret 2008: 96-104. Proctor, M. 2006. Diagnosis And Manajemen of Dysmenorrhea. BMJ. Reeder & Martin. 2011. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga, Volume 1, Edisi 18. Jakarta : EGC. Widjanarko, Bambang. Dismenore, Tinjauan Terapi Pada Dismenore Primer. Majalah Kedokteran Damianus. Vol. 5, No. 1, Januari 2006: 1-10. Wiknjosastro, Hanif. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP. Page 51