BAB I PENDAHULUAN. orang sebagai proses yang dinamis dalam melahirkan kemampuan manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan Nasional (UU No. 20/2003),menyatakan: Manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) suatu bahan kajian terpadu yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUHAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

siswa yang memilih menyukai pelajaran fisika, sedangkan 21 siswa lagi lebih memilih pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan olahraga, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kong, dan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas merupakan segala kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia global. Namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dewasa

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus menjadi prioritas dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang

Irdes Hidayana Siregar dan Rita Juliani Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dan pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya dalam masyarakat.pendidikan diyakini banyak orang sebagai proses yang dinamis dalam melahirkan kemampuan manusia. Dalam pembangunan sektor pendidikan, guru merupakan pemegang peran yang amat sentral. Guru adalah jantungnya pendidikan, tanpa peran aktif guru, kebijakan perubahan pendidikan secanggih apapun akan tetap sia-sia, sebagus apapun dan semodern apapun sebuah kurikulum dan perencanaan strategis pendidikan dirancang, jika tanpa guru yang berkualitas tidak akan membuahkan sebuah hasil yang optimal, artinya pendidikan yang baik dan unggul tetap akan tergantung pada kondisi mutu guru. Seperti yang terdapat dalam pasal 40 ayat 2b Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu guru sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan sangat strategis dan menentukan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Posisi strategis guru dalam kegiatan pendidikan disebabkan karena yang terpenting dalam proses pendidikan itu adalah adalah interaksi antara guru dan siswa. Tentunya sebagai pihak yang berinteraksi langsung dengan siswa, guru harus mampu mengembangkan metode pembelajaran yang tepat untuk menciptakan suasana belajar yang menggairahkan. Kenyataan yang terjadi, pelaksanaan pendidikan yang baik dan unggul seperti yang diharapkan ternyata tidak didukung dengan keprofesionalan guru

dalam melakukan tugasnya sebagaimana diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang menggunakan metode konvensional dan teacher oriented (berpusat pada guru) yang menyebabkan siswa kurang mandiri dan membatasi daya kreatifitas siswa. Sering terjadi dalam proses belajar mengajar, guru berdiri didepan kelas dan mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran, siswa hanya sebagai penerima pelajaran secara pasifsehingga proses belajar menjadi monoton dan membosankan.guru hanya memberikan materi tanpa memperhatikan bagaimana kondisi siswa dalam menerima materi yang diajarkan, dengan kata lain guru hanya mengantarkan dunianya kepada siswa tanpa membawa dunia siswa kepada dunia guru. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran yang lebih mengutamakan pencapaian materi secara tidak langsung akan membuat siswa lebih memilih menghafal konsep daripada memahami konsep. Siswa terpaksa menghafal dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang dihafal tersebut. Kekurangan diatas penulis lihat sendiri ketika melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMP Negeri 2 Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir. Dimana dalam mengajarkan bidang studi IPS Ekonomi di kelas, guru masih mengandalkan metode konvensional seperti ceramah dan tanya jawab yang tentunya membuat proses belajar mengajar stagnan dan membosankan. Ini menyebabkan siswa merasa jenuh sehingga beberapa siswa mencuri kesempatan untuk melakukan keributan di kelas.dampaknya dapat dilihat dari hasil Ulangan Harian I IPS Ekonomi yang didapat siswa kelas VII A dengan topik bahasan Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Mahluk Ekonomi yang Bermoral, dari 26

siswa hanya tujuh orang atau sekitar 26,9% yang berhasil lulus tanpa remedial, selebihnya mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 65.Hal yang sama juga terjadi ketika siswa mengukuti Ujian Tengah Semester (UTS), dari 26 siswa hanya lima siswa atau sekiar 19,2% yang berhasil lulus tanpa remedial, selebihnya mendapat nilai dibawah KKM. Berikut data nilai ulangan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Lumbanjulu. Tabel 1.1 Data Hasil Belajar IPS Ekonomi Siswa Kelas VII A Semester Ganjil Tahun Pembelajaran 2013/2014 No. Tes KKM Siswa memperoleh nilai di atas KKM Siswa memperoleh nilai di bawah KKM Jumlah % Jumlah % 1 Ulangan Harian 1 65 7 26,9% 19 73% 2 Ulangan Harian 2 65 10 38,4% 16 61,5% 3 Ulangan Mid Sem. 65 5 19,2% 21 80,7% Jumlah 22 84,5% 56 215,2% Rata rata 7,3 28,1% 18,6% 71,7% Sumber :Guru mata pelajaran IPS Ekonomi kelas VII SMP Negeri 2Lumbanjulu. Berikut secara grafik juga dapat dilihat ketuntasan nilai ulangan harian 1, 2 dan mid semester siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Lumbanjulu:

Gambar 1.1 Grafik Nilai Ulangan Harian 1, 2, dan Mid T.P 2013/2014 25 20 15 10 TUNTAS TIDAK TUNTAS 5 0 UH I UH II MID Sumber :Guru mata pelajaran IPS Ekonomi kelas VII SMP Negeri 2Lumbanjulu. (Diolah) Melihat permasalahan di atas, perlu dilakukan perubahan dalam proses pengajaran dengan menggunakan suatu inovasi yang menjadikan pembelajaran menyenangkan, mengaktifkan dan menjanjikan hasil belajar siswa yang optimal.seperti yang dijelaskan dalam Sri Winarti (25 Januari 2014) yang mengatakan Kurangnya inovasi penunjang pembelajaran merupakan suatu kendala dalam proses pembelajaran, akibatnya pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik yang dapat berdampak pada hasil belajar siswa yang relatif rendah. Maka dibutuhkan suatu inovasi yang menuntut guru untuk melihat lebih jauh potensi siswa dan memanfaatkannya untuk menguatkan keinginan belajar mereka, serta mampu memasuki dunia siswa sehingga mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan informasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu penulis tertarik menawarkan suatu model pembelajaranaktif yaitu Quantum Teaching Tipe TANDUR.

Model pembelajaran Quantum Teachingmerupakan variasi belajar dalam sebuah pembelajaran dengan berbagai teknik pembelajaran, dengan melibatkan berbagai unsur pembelajaran yang dapat menantang siswa untuk belajar secara aktif. Menurut De Porter (2010: 34) Quantum Teachingmerupakan penggubahan bermacam-macam interaksi dengan segala nuansanya yang berfokus pada hubungan dinamis yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaksi tersebut mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa dan interaksi yang diharapakan akan mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Apapun materi pembelajarannya, Quantum Teaching Tipe TANDUR sangat cocok diterapkan karana tiap tahapan model ini dapat membantu guru dalam mengawali proses pembelajaran, dipertengahan, dan dibagian akhir pembelajaran. Qauntum Teaching bersandar pada konsep bawalah dunia mereka (siswa) ke dunia kita (guru), dan antarkan dunia kita ke dunia mereka (De Porter, 2010:34). Hal ini mengingatkan guru pentingnya memasuki dunia siswa sebagai langkah pertama dengan membangun jembatan autentik memasuki kehidupan siswa. Tindakan ini akan memberikan guru kesempatan untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yagn lebih luas. Tindakan ini dilakukan dengan cara mengaitkan apa yang guru ajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka.quantum Teaching juga menggunakan cara-cara efektif untuk

meningkatkan motivasi dan minat dengan menerapkan kerangka rancangan dikenal dengan TANDUR yang merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan (De Porter, 2010:127). Kerangka ini menjamin siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran. Kerangka ini juga memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan mencapai sukses.dengan model pembelajaran Quantum Teaching tipe TANDUR, keaktifan siswa akan ditingkatkan, membuat pelajaran lebih bermakna karena siswa diajak untuk mengalami sendiri makna pembelajaran. Uraian diatas menarik perhatian penulis untuk membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDUR Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Ajaran 2013/2014. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Mengapa guru dalam mengajar sering menggunakan metode konvensional? 2. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas VII di SMP Negeri 2Lumbanjulu 2013/2014? 3. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDURdapatmeningkatkan hasil belajar IPSEkonomisiswa kelasvii di SMP Negeri 2Lumbanjulu 2013/2014?

4. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi antar siklus pada siswa kelas VIIdi SMP Negeri 2LumbanjuluTahun Ajaran 2013/2014? 1.3. Rumusan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada pembatasan masalah, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Ajaran 2013/2014? 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi antar siklus melalui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching tipe TANDUR pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lumbanjulu Tahun Ajaran 2013/2014? 1.4.Pemecahan Masalah Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang, masalah yang ditemukan oleh penulis adalah rendahnya hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lumbanjulu karena aktivitas dalam proses belajar mengajar yang dimotori oleh guru kurang memberikan ruang bagi kelas agar terlibat dalam pembelajaran yang aktif dan hidup. Tanpa bermaksud menitik beratkan masalah yang ada pada guru, namun kemampuan guru dalam proses pembelajaran perlu ditingkatkan lagi. Sudah selayaknya guru untuk meninggalkan metode

konvensional dan beralih dengan menggunakan model-model pembelajaran inovatif yang sangat dianjurkan dalam era pendidikan sekarang ini. Menyikapi masalah yang ada, yaitu masih rendahnya hasil belajar IPS Ekonomi siswa, maka perlu dilakukan perubahan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, penulis melakukan komunikasi dan bekerjasama dengan guru mata pelajaran IPS Ekonomi di SMP Negeri 2 Lumbanjulu untuk menggunakan model pembelajaran aktif yaitu Quantum Teaching Tipe TANDUR. Model pembelajaran Quantum Teaching bersandar pada konsep membawa dunia siswa ke dunia guru dan dan mengantar dunia guru ke dunia siswa. Guru dianjurkan untuk memasuki dunia siswanya dalam melakukan pembelajaran dikelas agar memudahkan guru dalam memimpin dan menuntun mereka menuju kesadaran dan ilmu yang lebih luas. Kemudian dengan tahapan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan),Tumbuhkan minat siswa dengan menyertakan diri mereka, memikat siswa dengan memanfaatkan pengalaman mereka. Alami proses pembelajaran dengan memberikan siswa pengalaman belajar dan menumbukan kebutuhan untuk mengetahui. Namai, penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir dan strategi belajar. Demonstrasikan dengan memberikan siswa peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain, dan kedalam kehidupan mereka. Ulangi, pengulangan materi yang akan memperkuat pengetahuan siswa dan memastikan mereka sudah mengetahuinya. Rayakan, perayaan memberi rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan atas keberhasilan siswa dalam

menguasai pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini akan menjamin siswa tertarik dan berminat pada pelajaran IPS Ekonomi. Dari uraian diatas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas VII di SMP Negeri 2Lumbanjulu. 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS Ekonomi siswa dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDURdi kelas VIISMP Negeri 2LumbanjuluTahun Ajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Ekonomi antar siklus melalui penerapan model pembelajaranquantum Teaching Tipe TANDURpada siswa kelas VII SMP Negeri 2Lumbanjulu Tahun Ajaran 2013/2014. 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, kemampuan penulis dalam penggunaan model yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya guru bidang studi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi. 3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi Civitas Akademik Unimed khususnya Fakultas Ekonomi dan pihak lain dengan penelitaian yang sejenis.