Presentasi Seminar Tugas Akhir Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS PERHITUNGAN KAPASITAS TOTAL DAYA PADA SISTEM LOADING FACILITY OVERLAND CONVEYOR BATU BARA DI SUNGAI PUTTING RANTAU KALIMANTAN SELATAN Nama : Langgeng Pangestu NRP : 2207 100 508 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. 2. Vita Lystianingrum BP, ST, M. Sc. Page 1
PENDAHULUAN Page 2
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Loading facility overland conveyor merupakan sistem tidak permanen digunakan sebagai media pendistribusian material batu bara. Pendistribusian material batu bara dilakukan dari lokasi stock pile hingga menuju dermaga. Kebutuhan daya sepenuhnya dipikul oleh generator dengan 3 pembangkitan yang terbagi pada 3 lokasi yang berbeda yang sistem kontrolnya motor digerakkan secara interlocking oleh sistem PLC. Page 3
PENDAHULUAN PERMASALAHAN Perencanaan Sistem Loading facility overland conveyor berdasarkan desain yang telah ada. Bagaimanakah menentukan pemilihan daya motor dengan mempertimbangkan faktor-faktor mekanis. Menentukan total pemakaian daya generator pada masingmasing pembangkitan saat starting dan saat kondisi normal. Page 4
PENDAHULUAN BATASAN MASALAH Sistem conveyor yang digunakan adalah looading facility overland conveyor di sungai putting-kalimantan selatan. Tipe motor yang digunakan adalah tipe out door water proof dengan merk Mareli, Sistem koneksi pada terminal motor terhubung delta dengan tegangan suplai 400 Volt 50 Hz. Tugas akhir ini hanya membahas perkiraan daya total pada generator yang dibutuhkan motor saat starting dan saat beban normal (steady state) tanpa membahas secara detail desain sistem mekanik conveyor. Saat starting motor sistem pengoperasian diasumsikan dalam keadaan berjalan normal, tidak mengalami gangguan operasional. Page 5
TUJUAN PENDAHULUAN Mengetahui pemilihan daya motor induksi yang dipakai agar didapat pembebanan yang aman, serta penentuan kapasitas total daya listrik yang dibutuhkan generator untuk menggerakkan belt conveyor. Memaksimalkan pemakaian dari generator pada masingmasing pembangkitan. Page 6
TEORI PENUNJANG Page 7
TEORI PENUNJANG Bagian bagian utama belt conveyor : Kerangka Merupakan bagian utama dari conveyor yang secara langsung menerima semua beban material batu bara, terdiri dari susunan dari banyak frame dan tiang penyangga (standart deck) yang dirangkai dan disambung sesuai dengan desain., proses penyambungan dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan bolt dan nut ataupun dengan metode pengelasan. Gambar bagian frame yang telah dirangkai Page 8
Drive pulley TEORI PENUNJANG Merupakan pulley yang berhubungan langsung dengan motor Induksi penggerak. Pada bagian poros dari drive pulley terhubungkan oleh shaft yang tergandeng dengan poros dari reducer (gear box Gambar. Drive pulley Page 9
TEORI PENUNJANG Belt Merupakan sabuk yang terbuat dari rubber dan berputar melingkar sepanjang conveyor hingga melingkar pada drum / pulley dan sepanjang lintasannya belt ditumpu oleh idler. Pada bagian ujung tail pulley kekencangan belt dapat diatur dengan ditambahkan oleh bagian take up gravity. Gambar Lapisan pada belt tipe sintetic polyester. Page 10
Tabel 2.1. Ukuran lapisan pada belt [1] TEORI PENUNJANG Jumlah minimum dan maksimum lapisan belt (i) yang dianjurkan (recommended) didasarkan lebar belt (B) adalah : Tabel Ukuran lapisan pada belt B (mm) 300 400 500 650 800 1000 1200 1400 1600 I 3-4 3-5 3-6 3-7 4-8 5-10 6-12 7-12 8-12 Page 11
TEORI PENUNJANG Idler roller Berupa sebuah silinder yang dapat berputar pada porosnya yang berfungsi untuk menumpu (supported) belt dan beban material. Idler terutama dipakai pada belt conveyor yang difungsikan untuk memindahkan material bentuk curah. Ditinjau dari letaknya, idler dibedakan mejadi idler atas (carrying idler) yang dipakai untuk menumpu belt dan beban dan idler bawah (return idler) untuk menumpu belt tanpa beban. Page 12
TEORI PENUNJANG Take up Adalah sistem yang difungsikan sebagai tarikan awal pada belt saat berputar. Saat belt berputar baik ada beban material maupun tanpa beban tarikan awal mengakibatkan take up menjadi naik dan kemudian level dari belt akan turun secara perlahan-lahan (smooth) sehingga kondisi belt tidak mengalami hentakan yang terlalu kasar,dikarenakan penurunan belt disebabkan oleh impact dari gaya tarik yang ditimbulkan oleh putaran belt saat belt berputar. Page 13
TEORI PENUNJANG Gambar take up Page 14
TEORI PENUNJANG Motor Induksi Pada prinsipnya motor induksi merupakan alat listrik yang mengkonversi energi dari energi listrik dirubah menjadi energi mekanik/putar untuk menggerakkan drive pulley pada belt. Pada loading facility overland conveyor disini menggunakan motor induksi tipe squirrel cage (sangkar bajing). Page 15
Starting Motor TEORI PENUNJANG Pada sistem loading facility overland conveyor disini metode starting motor menggunakan metode current limit ( soft starter ). Kurva karakateristik current limiting ( Soft starter ). Page 16
TEORI PENUNJANG Generator AC Reaksi jangkar Reaksi jangkar adalah pengaruh dari fluk jangkar pada fluk medan utama. Dalam sebuah generator, faktor daya beban sangat mempengaruhi reaksi jangkar. Reaktansi sinkron Dipengaruhi oleh : Drop resistansi jangkar I.Ra Drop reaktansi bocor jangkar I.XL Drop reaksi jangkar I.Xa Page 17
Hukum Newton III TEORI PENUNJANG Menyatakan bila suatu benda mengerjakan benda lain, maka benda kedua akan melakukan aksi, sebesar gaya yang diterimanya dan arahnya berlawanan. Makin besar F maka makin besar pula gaya gesek statis (fs), sampai akhirnya fs mencapai harga maksimum (fs max), pada waktu benda tepat bergerak. Besar gaya gesekan statis tergantung pada sifat permukaan benda dan bidang yang bersinggungan. Page 18
DATA TEKNIS Page 19
DATA TEKNIS Sistem Overland Conveyor Tabel. Data dari spesifikasi overland conveyor Spesifikasi Overland 1 Overland 2 Overland 3 Overland 4 Panjang Total 1309,7 meter 1039,4 meter 1309,7 meter 1260,7 meter Panjang Bagian datar 1187,9 meter 6830,1 meter 1174,9 meter 1126,3 meter Panjang Inclane 1 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter Panjang Inclane 2 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter Panjang Inclane 3 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter Panjang Inclane 4 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter Panjang Inclane 5 24 meter - 24 meter 24 meter Sudut Inclane 1 1 º 1 º 1 º 1 º Sudut Inclane 2 2 º 2 º 2 º 2 º Page 20
DATA TEKNIS Tabel. Data dari spesifikasi overland conveyor Sudut Inclane 3 3 º 3 º 3 º 3 º Sudut Inclane 4 4 º 4 º 4 º 4 º Sudut Inclane 5 5 º 3 º 5 º 5 º Sudut Inclane 6-2 º - - Sudut Inclane 7-1 º - - Sudut α Idler carrying Panjang idler carrying 45 º 45 º 45 º 45 º 420 mm 420 mm 420 mm 420 mm Panjang return idler 1400 mm 1400 mm 1400 mm 1400 mm Jarak antar frame idler 1200 mm 1200 mm 1200 mm 1200 mm Jarak return idler 2400 mm 2400 mm 2400 mm 2400 mm Tebal belt 10 mm 10 mm 10 mm 10 mm Panjang belt 2619 meter 2080 meter 2619 meter 2511 meter Density material 0,86 Ton/m3 0,86 Ton/m3 0,86 Ton/m3 0,86 Ton/m3 Page 21
DATA TEKNIS Tabel. Data penggerak motor overland conveyor Spesifikasi Overland 1 Overland 2 Overland 3 Overland 4 Type Motor B5C355Lb4 B5C355La4 B5C355Lb4 B5C355Lb4 Rated Power 315 KW 250 KW 315 KW 315 KW Rated Voltage 400 Volt 400 Volt 400 Volt 400 Volt Frequency 50 Hz 50 Hz 50 Hz 50 Hz Nominal Current 551 A 441 A 551 A 551 A Rated Speed 1490 rpm 1490 rpm 1490 rpm 1490 rpm IP 55 55 55 55 Insulation Class F F F F Cos Q 0,86 0,86 0,86 0,86 Page 22
DATA TEKNIS Sistem Barge Loading Conveyor Tabel. Data spesifikasi barge loading conveyor. Specification Barge loading conveyor Panjang Total 362,8 meter Panjang Bagian datar 239,9 meter Panjang Inclane 1 24 meter Panjang Inclane 2 24 meter Panjang Inclane 3 24 meter Panjang Inclane 4 24 meter Sudut Inclane 1 1 º Sudut Inclane 2 2 º Sudut Inclane 3 3 º Sudut Iclane 4 4 Sudut Iclane 5 5 Sudut α Idler carrying 45 º Panjang idler carrying 420 mm Panjang return idler 1400 mm Jarak antar frame idler 1200 mm Jarak return idler 2400 mm Tebal belt 10 mm Density material 0,86 Ton/m3 Page 23
DATA TEKNIK Tabel. Data penggerak motor barge loading conveyor Spesifikasi Type Motor Rated Power Rated Voltage Frequency Nominal Current Rated Speed Barge loading conveyor 315 S4 110 KW 400 Volt 50 Hz 193 A 1480 rpm IP 55 Insulation Class F Cos Q 0,86 Page 24
DATA TEKNIK Sistem Radial Stacker Conveyor Tabel. Data spesifikasi radial stacker conveyor Spesifikasi Radial stacker conveyor Panjang Total 52,0 meter Panjang Bagian datar - Panjang Inclane 1 52,0 meter Sudut Inclane 1 15 º Sudut α Idler carrying 45 º Panjang idler carrying 420 mm Panjang return idler 1400 mm Jarak antar frame idler 1200 mm Jarak return idler 2400 mm Tebal belt 10 mm Page 25
DATA TEKNIS Tabel. Data penggerak motor radial stacker conveyor Spesifikasi Type Motor Rated Power Rated Voltage Frequency Nominal Current Rated Speed Radial stacker conveyor B4C315S2 90 KW 400 Volt 50 Hz 157 A 1480 rpm IP 55 Insulation Class F Cos Q 0,86 Page 26
DATA TEKNIS Sistem On Ground Feeder. Tabel. Data bagian On ground feeder Specification On ground feeder 1 On ground feeder 2 On ground feeder 3 Panjang bagian tanjakan 50 meter 50 meter 50 meter Sudut tanjakan 15 º 15 º 15 º Sudut α Idler carrying 45 º 45 º 45 º Panjang idler carrying 420 mm 420 mm 420 mm Panjang return idler 1400 mm 1400 mm 1400 mm Jarak antar frame idler 1200 mm 1200 mm 1200 mm Jarak return idler 2400 mm 2400 mm 2400 mm Tebal belt 10 mm 10 mm 10 mm Page 27
DATA TEKNIS Tabel. Data penggerak motor sebagai berikut Specification Type Motor On Ground Feeder 1 On Ground Feeder 2 On Ground Feeder 3 B4C315S2 B4C315S2 B4C315S2 Rated Power 90 KW 90 KW 90 KW Rated Voltage 400 Volt 400 Volt 400 Volt Frequency 50 Hz 50 Hz 50 Hz Nominal Current 193 A 193 A 193 A Rated Speed 1480 rpm 1480 rpm 1480 rpm IP 55 55 55 Insulation Class F F F Cos Q 0,86 0,86 0,86 Page 28
DATA TEKNIS Tabel. Data berat Roller No. Deskripsi Berat Beban Perhitungan beban Kg/meter kg/joint 1. Carier Idler 135.0 135 kg/m/2 joint 67.5 2. Return Idler 22.5 22.5 kg/m/2 joint 11.3 Tabel. Data faktor tahanan bearing Kondisi bergerak Favourable Medium Karakteristik saat bergerak Operation in clean, dry premises in the absence of abrasive dust Operation in heated premises in the presence of a limited amount of abrasive dust, normal air humidity Factor w Flat/datar Factor w Troughing/naik 0,020 0,025 0,035 0,040 Tabel 3.4.4. Koefisien gesek terhadap µ dan Tipe pulley dan jenis pulley Faktor gesek terhadap sudut selimut drum pulley Terbuat dari baja, suhu kerja kering, berdebu 0.3 2.56 3.00 3.51 Page 29
DATA TEKNIS Tabel. Data generator Engine Cummins c 550 DSE Seri number 0095900491 Application Prime rated power Tegangan 380-400 Volt Output 500 KVA In 760 A Frekuensi 50 Hz Putaran 1500 rpm Power factor 0,85 Baterai 24 VDC Page 30
PERHITUNGAN MEKANIS Page 31
PERHITUNGAN MEKANIS Luasan Bidang Belt Luas bidang permukaan didapatkan dengan jalan mengilustrasikan kondisi material curah dalam keadaan beban penuh, ini bertujuan untuk mendapatkan luas bidang maksimum. Akan tetapi kenyatan yang ada dilapangan kondisi luas bidang permukaan tidak semua maksimum. Page 32
a b = PERHITUNGAN MEKANIS kecepatan dari conveyor Rugi-rugi belt Page 33
PERHITUNGAN MEKANIS Rugi gesekan akibat roller berbeban ( 3.12 ) Rugi gesekan akibat roller tak berbeban Berat beban per meter Page 34
PERHITUNGAN MEKANIS Tahanan gerak (W) dari belt untuk roller berbeban Tahanan gerak (W) dari belt untuk roller tanpa berbeban Tahanan gerak pada belt horizontal. Page 35
PERHITUNGAN ( 3.15 ) MEKANIS Tahanan gerak pada belt vertikal Page 36
PERHITUNGAN MEKANIS Tarikan efektif total dari belt (Wo) Daya motor conveyor. Page 37
ANALISA SIMULASI PROGRAM Page 38
ANALISA SIMULASI PROGRAM Tabel. Data daya motor hasil perhitungan No. Bagian Daya motor hasil perhitungan Pemilihan daya motor disesuaikan kataloq motor Faktor keamanan 1. Overland Conveyor 1 218,44 KW 315 KW 1,4 2. Overland Conveyor 2 202,20 KW 250 KW 1,2 3. Overland Conveyor 3 214,02 KW 315 KW 1,4 4. Overland Conveyor 4 205,18 KW 315 KW 1,5 5. Barge Loading Conveyor 83,74 KW 110 KW 1,3 6. Radial Stacker Conveyor 59,67 KW 90 KW 1,5 7. On Ground Feeder 1 57,10 KW 90 KW 1,5 8. On Ground Feeder 2 57,10 KW 90 KW 1,5 9. On Ground Feeder 3 57,10 KW 90 KW 1,5 Page 39
ANALISA SIMULASI PROGRAM Pemodelan Single line diagram pembangkitan Page 40
ANALISA SIMULASI PROGRAM Data beban pembangkit an III Sistem Motor Beban lampu Daya Overland 4 1 unit 315 KW Barge loading conveyor Radial conveyor 1 unit 110 KW 1 unit 90 KW Penerangan Oveland conveyor 4 Penerangan Barge loading conveyor 54 unit @ 400 Watt 12 unit @ 400 Watt 21,6 KW 4,8 KW Penerangan Radial conveyor 6 unit @ 400 Watt 2,4 KW Penerangan area dermaga Penerangan power house 12 Unit @ 1000 Watt 8 unit TL @ 40 Watt 12 KW 0,32 KW Page 41
ANALISA SIMULASI PROGRAM Motor current Radial conv. BLC Overland 4 Gen 1 Gen 2 Gen 3 Generator/Grid Current I ( % of FLA ) I ( % of FLA ) Time ( Sec ) Hasil keluaran arus starting motor pada pembangkitan III Time ( Sec ) Gambar. Hasil keluaran arus generator pada pembangkitan III Gen 1 Gen 2 Gen 3 Generator/Grid Reactif Power Output Gen 1 Gen 2 Gen 3 Generator/Grid Reactif Power Output M V A R M W Time ( Sec ) Gambar. Hasil keluaran daya reaktif generator (MVAR) pada pembangkitan III Time ( Sec ) Gambar. Hasil keluaran daya reaktif generator (MW) pada pembangkitan III Page 42
ANALISA SIMULASI PROGRAM Radial conv. BLC Overland 4 Bus Voltage Gen 1 Gen 2 Gen 3 Generator/Grid Reactif Power Output Vbus ( % of Bus Nominal kv ) PF ( % ) Time ( Sec ) Gambar. Hasil keluaran tegangan pada bus pada pembangkitan III Time ( Sec ) Gambar. Hasil keluaran Power faktor generator pada pembangkitan III Tabel hasil dari simulasi program arus starting motor. Pembangkitan III Motor Arus Saat starting Kondisi Normal Radial stacker Conveyor Barge loading Conveyor Overland conveyor 4 567,9 A 165,3 A 688,0 A 279,3 A 2010,6 A 561,8 A Page 43
ANALISA SIMULASI PROGRAM Pemodelan Single line diagram pembangkitan II Page 44
ANALISA SIMULASI PROGRAM Data beban pembangkitan II Sistem Motor Beban lampu Daya Overland 2 Overland 3 1 unit 1 unit 250 KW 315 KW Penerangan Oveland conveyor 2 Penerangan Oveland conveyor 3 54 unit @ 400 Watt 54 unit @ 400 Watt 21.6 KW 21.6 KW Penerangan house power 8 unit TL @ 40 Watt 0,32 KW Page 45
ANALISA SIMULASI PROGRAM Overland 3 Overland 2 Motor current Generator/Grid current Gen 1 Gen 2 Gen 3 I ( % of FLA ) I ( % of FLA ) Time ( Sec ) Hasil keluaran arus starting motor pada pembangkitan II Generator/Grid Reactive Power Output Gen 1 Gen 2 Gen 3 Time ( Sec ) Hasil keluaran arus tiap generator pada pembangkitan II Generator/Grid Real Power Output Gen 1 Gen 2 Gen 3 M V A R M W Time ( Sec ) Hasil keluaran daya reaktif generator (MVAR) pada pembangkitan II Time ( Sec ) Hasil keluaran daya aktif generator (MW) pada pembangkitan II Page 46
ANALISA SIMULASI PROGRAM Overland 3 Overland 2 Bus voltage Generator/Grid Power Factor Gen 1 Gen 2 Gen 3 Vbus ( % of Bus Nominal kv ) PF (%) Time ( Sec ) Hasil keluaran tegangan bus pada pembangkitan II Time ( Sec ) Hasil keluaran power faktor generator pada pembangkitan II Tabel hasil analisa dari simulasi program arus starting motor. Pembangkitan II Motor Arus Saat starting Kondisi Normal Overland conveyor 3 Overland conveyor 2 2010,6 A 572,0 A 1598.1 A 453,5 A Page 47
ANALISA SIMULASI PROGRAM Pemodelan Single line diagram pembangkitan I Page 48
ANALISA SIMULASI PROGRAM Data beban pembangkitan I Sistem Motor Beban lampu Daya On ground feeder 1 1 unit 90 KW On ground feeder 2 1 unit 90 KW On ground feeder 3 1 unit 90 KW Overland 1 1 unit 315 KW Penerangan conveyor overland conveyor 1 54 unit @ 400Watt 21.6 KW Penerangan house power 8 unit TL @ 40 Watt 0,32 KW Page 49
ANALISA SIMULASI PROGRAM Motor current Overland 1 OGF 1 Gen 1 Gen 2 Gen 3 Generator/Grid current I ( % of FLA ) I ( % of FLA ) Time ( Sec ) Hasil keluaran arus starting motor pada pembangkitan II Time ( Sec ) Hasil keluaran arus tiap generator pada pembangkitan I Gen 1 Gen 2 Gen 3 Generator/Grid Reactif Power Output Generator/Grid Real Power Output Gen 1 Gen 2 Gen 3 MVAR M W Time ( Sec ) Hasil keluaran daya generator (MVAR) pada pembangkitan I Time ( Sec ) Hasil keluaran daya generator (MW) pada pembangkitan I Page 50
ANALISA SIMULASI PROGRAM Overland 1 OGF1 Bus voltage Generator/Grid Power Factor Gen 1 Gen 2 Gen 3 Vbus ( % of Bus Nominal kv ) PF ( % ) Time ( Sec ) Hasil keluaran tegangan bus pada pembangkitan I Time ( Sec ) Hasil keluaran power faktor generator pada pembangkitan I Tabel hasil dari simulasi program arus starting motor. Pembangkitan I Motor Arus Saat starting Kondisi Normal Overland conveyor 1 On ground feeder 1 2053,0 A 553,6 A 628,5 A 160,4 A Page 51
ANALISA SIMULASI PROGRAM Pemakaian daya generator saat kondisi starting motor pada masing-masing pembangkitan. Motor Pembangkitan III Generator I Generator II Generator III P Q P Q P Q MW MVAR MW MVAR MW Radial stacker Conveyor 0.054 0.111 0.054 0.111 0.054 0.111 Barge loading Conveyor 0.095 0.149 0.095 0.149 0.095 0.149 Overland conveyor 4 0.206 0.365 0.206 0.365 0.206 0.365 MVA R Pemakaian daya generator saat normal hasil perhitungan pada pembangkitan III Generator I P Q S Cos Q ( MW) ( MVAR) ( MVA) 0.432 0.197 0.474 0.90 lagging Page 52
ANALISA SIMULASI PROGRAM Pemakaian daya generator saat kondisi starting motor pada masing-masing pembangkitan. Motor Overland conveyor 3 Overland conveyor 2 Pembangkitan II Generator I Generator II Generator III P Q P Q P Q MW MVAR MW MVAR MW MVAR 0.147 0.335 0.147 0.335 0.147 0.335 0.221 0.321 0.221 0.321 0.221 0.321 Pemakaian daya generator saat normal hasil perhitungan (beban penuh) pembangkitan II Generator I P Q S Cos Q ( MW) ( MVAR) ( MVA) 0.250 0.125 0.279 0.89 lagging Generator II P Q S Cos Q ( MW) ( MVAR) ( MVA) 0.250 0.100 0.269 0.92 lagging Page 53
ANALISA SIMULASI PROGRAM Pemakaian daya generator saat kondisi starting motor pada masing-masing pembangkitan. Motor Pembangkitan I Generator I Generator II Generator III P Q P Q P Q MW MVAR MW MVAR MW MVAR Overland conveyor 1 0.133 0.345 0.133 0.345 0.133 0.345 On ground feeder 1 0.160 `0.169 0.160 `0.169 0.160 `0.169 Pemakaian daya generator saat normal hasil perhitungan pada pembangkitan I Generator I P Q S Cos Q ( MW) ( MVAR) ( MVA) 0.431 0.197 0.473 0.90 lagging Page 54
KESIMPULAN Page 55
KESIMPULAN KESIMPULAN Pemilihan daya motor untuk penggerak conveyor didasarkan pada pendekatan-pendekatan perhitungan mekanis dari desain yang ada, kemudian dari hasil perhitungan ditentukan daya motor yang dipilih berdasarkan kataloq motor yang dipakai dengan mempertimbangkan faktor keamanan pada motor terhadap beban yang dipikul. Dari hasil analisa simulasi Etap ditunjukkan bahwa arus saat starting motor mengalami kenaikkan yang sangat tinggi, ini disebabkan karena nilai reaktansi XrLr (reaktansi locked rotor) memiliki harga yang lebih rendah, dibandingkan nilai XrFl (reaktansi Full load) dan nilai RrLr (resistansi locked rotor) yang lebih tinggi dibandingkan nilai RrFl (resistansi Full load). Dari hasil analisa simulasi Etap pengaruh slip pada motor sangat mempengaruhi terhadap nilai arus dan nilai Torsi gerak pada motor. Saat starting untuk motor Overland conveyor diperlukan 3 genset untuk mensuplai kebutuhan daya saat starting, akan tetapi saat kondisi beban sudah normal hanya 1 genset yang dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan operasional untuk pembangkitan III dan pembangkitan I, sedangkan untuk pembangkitan II dibutuhkan 2 unit generator dalam pengopersiannya. Hasil load flow mempresentasikan kondisi beban normal hasil dari perhitungan, akan tetapi dalam pengoperasiaanya beban batu bara yang dipikul oleh motor tidak selamanya dalam kondisi penuh di dalam belt dikarenakan bergantung pada kinerja dari alat berat yang beroperasi di area stock pile. Page 56
SARAN SARAN Diperlukan penambahan UPS pada sistem kontrol guna menjaga kinerja program PLC agar tidak terjadi Blanking program akibat drop tegangan sesaat pada waktu starting motor. Penambahan capasitor bank sangat diperlukan untuk menaikan cos Q saat starting motor overland conveyor. Page 57
TERIMA KASIH Page 58
Gambaran kondisi di lapangan Overland Page 59
KESIMPULAN Gambaran sebenarnya di lapangan Page 60