BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkannya lagi terhadap masyarakat. Adanya proses globalisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga intermediasi berlomba untuk meningkatkan kinerjanya dalam menghimpun dana dan menyalurkannya lagi terhadap masyarakat. Adanya proses globalisasi membawa kecendrungan pada sektor perbankan dalam kondisi persaingan terbuka dimana kehadiran Bank asing di Indonesia merupakan konsekuensi dari keterbukaan pasar tersebut. Persoalan penting yang dialami perbankan pada saat ini adalah persaingan untuk mendapatkan nasabah yang tidak hanya dengan sesama Bank daerah, Bank swasta dan Bank BUMN namun juga dengan Bank asing yang telah mulai mengembangkan kegiatan usahanya di Indonesia. Rasio kecukupan modal dan meningkatnya jumlah kredit bermasalah merupakan masalah yang harus cepat diselesaikan. Karena bila kondisi ini terus berlangsung perbankan berada dalam posisi kesulitan untuk meningkatkan profitnya. Kompleksitas masalah yang terjadi membuat penulis tertarik untuk mempelajari mengenai Dana Pihak Ketiga, Penyaluran Kredit dan kualitas Kredit terhadap Bank Jabar Banten. Sebagai Bank milik Pemerintah Provinsi/ Kota dan Kabupaten Jawa Barat dan Banten, Bank BJB dituntut untuk dapat menjalankan misi dan fungsi sebagai pendorong terciptanya tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat, pemegang kas daerah dan atau penyimpan uang daerah, serta sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada tahun 2008 hingga 2012 kinerja Bank BJB mulai menunjukan perkembangan yang kurang mengembirakan yang tercermin antara lain dari menurunnya Profitabilitas yang SURVEY PADA JABAR BANTEN

ditandai dengan menurunnya Net Interest Margin (NIM) dan Return On Asset (ROA), menurunnya Capital Adequacy Ratio (CAR), menurunnya Loan to Deposit Ratio (LDR), meningkatnya Non Performing Loans (NPL) dan meningkatnya rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Berdasarkan hasil riset dan penelusuran lapangan diperoleh informasi bahwa tingkat profitabilitas Bank memang menurun hal tersebut dapat dilihat dari data data dan laporan keuangan Bank BJB yang di publikasikan dari tahun 2008-2012. Hal ini sehubungan dengan masalah krisis ekonomi global yang terjadi berdampak terhadap penurunan permintaan kredit yang disebabkan oleh turunnya prospek usaha nasabah dan tingginya tingkat suku bunga pinjaman. Melemahnya daya beli masyarakat berakibat terhadap kesulitan untuk memenuhi kewajibannya terhadap perbankan. Disamping itu BJB masih berfungsi secara konvensional yaitu hanya sebagai lembaga intermediary belum belum mengembangkan potensinya di bidang lain, misalnya dari fee based income ataupun dari transaksi sekuritas sebagaimana yang telah dilakukan oleh Bank asing dan swasta lainnya. Sumber dana perbankan berdasarkan statistik perbankan yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) terdiri dari Dana Pihak Ketiga (DPK) serta sumber dana lain, yaitu pinjaman antar Bank dan surat berharga. Dalam menghimpun DPK Bank memiliki konsekuensi untuk memberikan balas jasa kepada pemilik dana atau nasabah berupa bunga. Jenis DPK yang membutuhkan biaya dana paling rendah yaitu simpanan giro, sedangkan simpanan tabungan membutuhkan biaya dana lebih tinggi dibandingkan simpanan giro, tetapi simpanan deposito merupakan sumber DPK dengan biaya dana paling tinggi. SURVEY PADA JABAR BANTEN

Sumber pendapatan Bank yang utama adalah pendapatan bunga yang diperoleh dari aktiva produktif (umumnya kredit dan investasi), serta pendapatan tambahan yang berasal dari jasa-jasa Bank. Sedangkan biaya yang harus dibayar Bank utamanya berasal dari biaya bunga yang dibayarkan kepada nasabah (giro, tabungan deposito). Hal ini dikemukakan oleh Peter S. Rose dan Sylvia C. Hudgins, yaitu : The principal source of Bank revenue is the interest income generated by the earning assets-mainly loans and investment. Additional revenue is provided by fees charged for specific services. The major expenses incurred in generating this revenue include interest paid out to depositors. (2008:145). Pihak manajemen Bank dalam mengelola aset yang dimilikinya untuk mengoptimalkan profit menempatkan dana dalam aktiva produktif dengan komposisi yang tepat. Selain penempatan dana melalui penyaluran kredit (konsumtif dan produktif). Penanaman asset dalam beragam jenis aktiva produktif ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan, menjaga likuiditas, diversifikasi untuk mengurangi risiko, dan penempatan sementara dari penghasilan pajak, menstabilkan keuntungan, dan menyediakan pendapatan tambahan apabila sumber pendapatan (khususnya yang berasal dari penyaluran kredit) berkurang. Hal ini disampaikan oleh Peter S. Rose dan Sylvia C. Hudgins yaitu:...the asset portfolios of financial firms, providing income, liquidity, diversification, and a shelter for at least a portion of earning from taxation. Investment also tend to stabilize earnings, providing supplemental income when other sources of revenue are in decline (2008:310). SURVEY PADA JABAR BANTEN

Kelangsungan hidup sebuah Bank ditentukan oleh kualitas kredit karena itu berbagai regulasi dibidang perkreditan diterbitkan oleh pemerintah, Bank indonesia ataupun oleh pihak internal Bank untuk meminimalkan resiko kredit agar kelancaran usaha Bank tidak terganggu. Permasalahan kredit tidak akan pernah hilang, baiknya kebijakan dan sistematis analisis terhadap permohonan kredit tidak dapat menghindarkan kredit itu untuk tidak macet. Untuk itu perbankan akan bereaksi untuk memperketat pemberian pinjaman dan bahkan Hasil yang didapat dari penyaluran kredit adalah peningkatan asset dan perolehan laba. Namun hal tersebut dapat berjalan dengan baik jika kredit yang diberikan tetap berada dalam kualitas yang baik atau lancar. Tetapi bila kualitas kredit menurun akan menjadi bumerang sendiri bagi Bank karena dengan menurunnya kualitas kredit sudah pasti meningkatkan pencadangan yang harus dilakukan. Seperti apa yang di ungkapkan oleh Frederick S. Mishkin bahwa Bank memperoleh keuntungan utama mereka dengan mengeluarkan kredit dan umumnya menghasilkan lebih dari setengah pendapatan Bank. Kredit merupakan kewajiban bagi individu atau perusahaan, tapi aset untuk Bank karena memberikan pendapatan Bank. Kredit biasanya kurang likuid dibandingkan aset lain karena tidak dapat berubah menjadi uang tunai sampai Kredit jatuh tempo. Bank make their profits primary by issuing loans and in recent years they have generally produced more than half of Bank revenues. a loan is a liability for the individual or coorporation receiving it, but an assets for a Bank, because it provides income to the Bank. loans are typically less liquid than other assets because the cannot be turned into cash until the loan matures (2007:203). SURVEY PADA JABAR BANTEN

Pertumbuhan kredit suatu Bank tidak terlepas dari kinerja yang dihasilkan. Peningkatan kinerja keuangan mempunyai dampak yang luar biasa kepada usaha menjaga kepercayaan nasabah agar tetap setia menggunakan jasa Bank. Rasio yang digunakan dalam perbandingan Kinerja Keuangan Bank yang meliputi: Rasio permodalan yang diwakili CAR (Capital Adequacy Ratio), penyaluran kredit yang diwakili oleh rasio LDR( loan to Deposit Ratio), Rasio kualitas Kredit yang diwakili NPL (Non Performing Loan), Rasio efisiensi Bank yang diwakili oleh variable BOPO, dan Net Interes Margin (NIM). Peranan modal sangat penting karena selain digunakan untuk kepentingan ekspansi juga digunakan untuk menyerap kerugian kegiatan usaha. CAR adalah rasio yang menunjukan sampai sejauh mana kemampuan Bank untuk mampu menyerap resiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi sehingga semakin tinggi angka rasio ini, maka menunjukan Bank tesebut semakin sehat begitu juga dengan sebaliknya. Angka rasio yang ditetapkan Bank Indonesia adalah minimal 8%. Jika rasio CAR dibawah 8 % berarti Bank tersebut tidak mampu menyerap kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan usaha Bank. Ketersediaan dan sumber dana Bank pada saat ini dan masa yang akan datang dimaksudkan agar Bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban - kewajiban yang harus dibayarnya, pengaturan likuiditas ini dapat diproksikan dengan LDR. Rasio ini digunakan dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh Bank terhadap Dana Pihak Ketiga. Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80 % hingga 110 %. Jika angka rasio LDR suatu Bank berada pada angka dibawah 80% maka dapat disimpulkan bahwa Bank tersebut belum optimal dalam penyaluran dana yang dihimpunnya. Kemudian jika rasio LDR melebihi 110% berarti total kredit Bank tersebut melebihi total dana yang dihimpunnya. SURVEY PADA JABAR BANTEN

Seperti halnya perusahaan pada umumnya, bisnis perbankan juga dihadapkan pada berbagai resiko, salah satunya adalah resiko kredit. rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur resiko kredit adalah NPL. Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen Bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan Bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas Bank. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia adalah kurang dari 5%. Efisiensi akan lebih jelas dengan membandingkan output dan input. Dalam kasus perbankan merupakan perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi (BOPO). Rasio BOPO bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional, rasio ini jika semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan Bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasioanlnya yang dapat menimbulkan kerugian. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90 %, jika melebihi 90% dan mendekati 100 % dapat dikategorikan Bank ini tidak efisien. Berdasarkan ketentuan BI No. 5/2003, salah satu proksi dari resiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasar dapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman diberikan (lending) didalam dunia perbankan dinamakan dengan NIM. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen Bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6 % ke atas. SURVEY PADA JABAR BANTEN

Sehubungan hal tersebut diatas berikut ini perkembangan komposisi Dana Pihak Ketiga, Kredit, Kualitas Kredit, Rasio Profitabilitas yang diwakili oleh CAR, NIM, ROA, NPL Gross, BOPO dan LDR Bank Jabar Banten periode 31 Desember 2008 s.d. 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Tabel Komposisi DPK, Komposisi Kredit, Kualitas Kredit dan Rasio Profitabilitas Bank Jabar Banten: KETERANGAN 2008 2009 2010 2011 2012 Aktiva Produktiv Kredit Yang 16.129.069 19.631.968 23.669.719 28.764.701 38.332.712 Diberikan Penempatan 3.851.875 6.944.571 12.748.488 7.889.010 8.013.850 Pada Bank Lain SSB termasuk 4.373.542 2.628.916 2.412.822 11.401.759 4.142.992 SBI Dana Pihak Ketiga (DPK) Giro 7.405.206 8.272.288 7.610.327 11.168.241 14.527.781 Tabungan 3.139.322 3.802.574 4.876.716 6.270.783 8.739.254 Deposito 7.802.522 11.644.050 19.466.419 21.603.753 24.365.828 Berjangka Kualitas Aktiva Produktiv Lancar 23.545.084 31.289.487 36.845.094 45.029.998 57.299.810 Dalam 23.545.084 31.289.487 36.845.094 45.029.998 57.299.410 SURVEY PADA JABAR BANTEN

Perhatian Khusus Kurang Lancar 494.838 183.986 258.640 571.126 1.049.922 Diragukan 19.860 30.259 68.618 666.039 118.598 Macet 101.124 180.229 312.327 204.351 470.126 Profitabilitas CAR 15.06% 21.20% 22.85% 18.36/% 18.11% NIM 8.45% 7.63% 7.32% 6.89% 6.76% ROA 3.31% 3.24% 3.15% 2.65% 2.46% NPL 0.78% 1.97% 1.86% 1.21% 2.07% BOPO 75.41% 77.30% 76.60% 80.02% 80.02% LDR 89.44% 82.47% 71.54% 72.95% 74.09% Berbeda dengan penelitian sebelumnya, kali ini penulis melakukan penelitian di Bank BJB dengan variabel yang diteliti yaitu Dana Pihak ketiga, Penyaluran Kredit dan Kualitas Kredit; serta Profitabilitas berupa Net Interest Margin (NIM). Hal ini dilatar belakangi oleh fenomena yang terjadi yaitu adanya perubahan komposisi DPK dari tahun ke tahun yang lebih didominasi oleh deposito. Disisi lain, terjadi perubahan penyaluran kredit, dan kualitas kredit pada Bank BJB. Perubahan komposisi DPK, penyaluran kredit dan kualitas kredit ini menghasilkan biaya bunga dan pendapatan bunga yang akan mempengaruhi profitabilitas Bank dalam hal ini yaitu Net Interest Margin (NIM) dan Return on Assets (ROA). Hal ini dapat dilihat bahwa Net Interest Margin BJB mengalami penurunan dari tahun 2008 sebesar 8.45% menjadi 6.76% di tahun 2012, dan terjadi penurunan ROA dari 3.31% di tahun 2008 menjadi 2.46 % di tahun 2012. Berdasarkan penelitian penelitian sebelumnya yang berkaitan peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian untuk mengetahui pengaruh yang terjadi dari dana pihak ketiga, penyaluran kredit dan kualitas kredit yang diberikan tersebut terhadap profitabilitas Bank. Penelitian ini mengambil bahan penelitian berupa lampiran neraca tahunan yang diteliti SURVEY PADA JABAR BANTEN

dalam kurun waktu 2008 2012. Judul tesis yang diambil adalah pengaruh DPK, Penyaluran Kredit dan Kualitas Kredit terhadap Profitabilitas Bank. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Uraian diatas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Perkembangan Dana Pihak Ketiga di Bank Jabar Banten periode 2008-2012? 2. Bagaimana Perkembangan Penyaluran Kredit di Bank Jabar Banten periode 2008 2012? 3. Bagaimana Perkembangan Kualitas Kredit Bank Jabar Banten periode 2008 2012? 4. Bagaimana Perkembangan Profitabilitas Bank Jabar Banten Periode 2008 2012? 5. Bagaimana pengaruh secara simultan dan parsial dana pihak ketiga, Penyaluran kredit dan Kualitas Kredit terhadap profitabilitas pada Bank Jabar Banten? 1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap tingkat Profitabilitas di Bank Jabar Banten periode 2008 2012 2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pengaruh Penyaluran Kredit terhadap tingkat Profitabilitas di Bank Jabar Banten pada periode 2008 2012 SURVEY PADA JABAR BANTEN

3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pengaruh Kualitas Kredit terhadap Profitabilitas di Bank Jabar Banten pada periode 2008-2012 4. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial Dana Pihak Ketiga, Penyaluran Kredit dan Kualitas Kredit terhadap Profitabilitas Bank Jabar Banten 2008 2012. 1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan realitas Dana Pihak Ketiga, Penyaluran Kredit dan Kualitas Kredit demi meningkatkan wawasan praktis yang selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan kebijakan Bank dalam upaya untuk meningkatkan layanan kepada nasabahnya. dari apa yang dirumuskan dalam fokus penelitian ini, tersirat kegunaan penelitian sebagai berikut. 1.4.1 Kegunaan Ilmiah hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk mengembangkan wawasan mengenai Dana Pihak Ketiga, Penyaluran Kredit, Kualitas Kredit dan Profitabilitas Bank, khususnya. dan umumnya tentang kualitas pelayanan profesional Bank dalam mekanisme menghimpun dana dan pemberian kredit untuk menghindari kolektibilitas macet. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menyempurnakan sistem perbankan dalam menghimpun dana dan pemberian kredit, sehingga dapat membantu menghindari kolektibilitas yang dapat merugikan pihak perbankan secara keseluruhan SURVEY PADA JABAR BANTEN